tag:blogger.com,1999:blog-47966536071846147482024-03-13T11:20:13.197+07:00KOLEKSI LAGU LAGU TOPANSelamat menikmati lagu-lagu dari TOPANTOPANhttp://www.blogger.com/profile/06335848741466992625noreply@blogger.comBlogger6125tag:blogger.com,1999:blog-4796653607184614748.post-27573063766118257932009-12-20T23:57:00.002+07:002009-12-21T00:14:56.584+07:00SAMSONSAku<br />oleh: Samsons<br /><br />Ingin kubuat tanah ini tertawa<br />Di saat topangan kakiku berpijak<br />Di antara bumi tercipta<br />Dan langit terhampar<br />Mencoba tuk pahami arti hidup ini<br /><br />Dapatkah kurubah sari yang tlah ada<br />Dalam genangan masa yang terlarutkan<br />Dirikupun terkapar membuai semu<br />Mencoba tuk pahami arti hidup ini<br /><br />Reff:<br />Aku akupun kan merasa bangga<br />Aku akupun kan bahagia<br />Jika kudapat memahami hidup ini<br />Bila kudapat meraih segala yang kuinginkan <br /><blockquote></blockquote><br /><br />Bahasa Cinta<br />oleh: Samsons<br /><br />Jika mencintaiku sayang tak seperti ini<br />Seperti yang kau tunjukkan<br />Jika menyayangiku sayang tak seperti ini<br />Seperti yang kau perbuat<br />Apa yang kau pikirkan<br />Apa yang ada di dalam hatimu<br /><br />Jika mengasihiku sayang tak seperti ini<br />Seperti yang kau lakukan<br />Jika memilikiku sayang tak seperti ini<br />Seperti yang kau berikan<br />Apa yang kau pikirkan<br />Apa yang ada di dalam hatimu<br /><br />Reff:<br />Bahasa cinta terus mengalun<br />Di dalam kesunyian<br />Bahasa cinta terus menyapa<br />Di tengah keheningan<br /><br />Back to *, Reff<br /><br />Apa yang kau pikirkan<br />Apa yang ada di dalam hatimu<br />Bahasa<br /><blockquote></blockquote><br /><br />Abadilah Cinta<br />oleh: Samsons<br /><br />Jauh aku berjalan<br />Aku melangkah untuk mencari<br />Tambatan hati yang kuharapkan<br />Seperti yang ada di dalam mimpiku<br /><br />Lama aku menunggu<br />Aku menanti untuk temukan<br />Pujaan hati yang 'kan mendekapku<br />Dan menghangatkanku di setiap peluknya<br /><br />Reff:<br />Kini ku temukan<br />Cinta yang ku cari<br />Tuhan abadikan setiap kisahku<br />Yang tercipta ini<br />Abadilah cinta<br />Abadilah cinta 3x<br /><blockquote></blockquote><br /><br />Akhir Rasa Ini<br />oleh: Samsons<br /><br />Terlarut aku<br />Dalam kesendirian<br />Saat aku menyadari<br />Tiada lagi dirimu kini<br /><br />Sampai kapankah<br />Aku mampu bertahan<br />Tertatih aku jalani<br />Semua kisah hidupku ini<br /><br />Chorus :<br />Tak akan terganti<br />Setiap kenangan yang telah terukir<br />Yang terendap indah<br />Dan melekat di hati<br /><br />Akankah berakhir<br />Semua rasa yang telah tercipta<br />Didalam benakku<br />Dan didalam asa-ku <br /><blockquote></blockquote><br /><br />Bukan Diriku<br />oleh: Samsons<br /><br />Setelah kupahami aku bukan yang terbaik<br />Yang ada di hatimu<br />Tak dapat kusangsikan<br />Ternyata dirinyalah yang mengerti kamu<br />Bukanlah diriku ..<br /><br />Kini maafkanlah aku<br />Bila aku menjadi bisu kepada dirimu<br />Bukan santunku terbungkam<br />Hanya hatiku berbatas 'tuk mengerti kamu<br />Maafkanlah aku..<br /><br />Chorus :<br />Walau ku masih mencintaimu<br />Ku harus meninggalkanmu<br />Ku harus melupakanmu<br />Meski hatiku menyayangimu<br />Nurani membutuhkanmu<br />Ku harus merelakanmu<br /><br />Dan hanyalah dirimu<br />Yang mampu memahamiku<br />Yang dapat mengerti aku<br /><br />Ternyata dirinyalah<br />Yang sanggup menyanjungmu<br />Yang ramah menyentuhmu<br />Bukanlah diriku..<br /><blockquote></blockquote><br /><br />Cinta<br />oleh: Samsons<br /><br />Semua yang kucari<br />T'lah tertutup kini<br />Semua yang teringin<br />Tak ter-ingin kini<br /><br />Bilakah kan berakhir<br />Semua rasa ini<br /><br />Chorus :<br />Cinta<br />Kemana aku harus mencari<br />Bagian diriku yang t'lah hilang<br />T'lah membeku seperti tak bersisa<br />Cinta<br />Haruskah aku tetap mencari<br />Semua yang seharusnya kuberikan<br />Kupersembahkan kepada yang tercinta<br /><br />Apa yang berarti<br />Tak terasa kini<br />Segala yang tersentuh<br />Tak teraba kini<br /><br />Bilakah kan berakhir<br />Semua rasa ini<br /><blockquote></blockquote><br /><br />Dan<br />oleh: Samsons<br /><br />Dan sekujur tubuhku membeku<br />Mengingat yang tlah usai<br />Hidupku tlah jatuh<br />Terpuruk di dalam asaku<br />Kurapuh kulemah melihat<br />Yang tlah tertuliskan<br />Nafasku mulai tertatih<br />Tersesat hampa dan merajam dada<br />Saat ku merasakan hatiku kini tak peka<br />Tlah tergores luka di dalam hatiku<br /><br />Dan semua yang tlah tercipta<br />Tlah sirna tertutupi pedihku<br />Dirimu tlah hilang tersamar di dalam benakku<br />Bayangmu meraba satu sisi<br />Kehidupanku yang tlah kucoba lupakan<br />Dari khayalku dan dari rinduku<br />Saat ku membayangkan apa yang tlah kauberikan<br />Hanyalah semu dan pernah nyata<br /><br />Kuharus menapak sgala yang kurasa<br />Kuharus mencari sanggahan dirimu<br />Perjalanan hidup tak akan pernah hilang<br />Kuharus melangkah mencari arti hidup ini <br /><blockquote></blockquote><br /><br />Dengan Nafasmu<br />oleh: Samsons<br /><br />Dengan nafasmu aku hidup<br />Karena tawamu aku bahagia<br />Hidup di dunia<br /><br />Bersama dirimu aku tegar<br />Karena hatimu adalah yang terbaik<br />Untuk dimiliki<br /><br />Dan biarkan aku mencintaimu<br />Karena dirimu yang berarti<br />Dan izinkan aku menyayangimu<br />Hanyalah dirimu yang berharga<br /><br />Reff:<br />Ketika kau ada di sampingku<br />Hidupku pun terasa damai<br />Seperti yang t'lah terbayangkan dalam benakku<br />Saat hatiku ada di hatimu<br />Dunia pun menjadi indah<br />Karena hatimulah yang aku inginkan<br />Karena hadirmu ku bermakna<br />Jadikan hidupku seakan di nirwana<br />Di alam dunia<br /><br />Back to Reff<br /><br />Ketika kau ada di sampingku<br />Hidupku pun terasa damai<br />Seperti yang t'lah terbayangkan dalam benakku<br />Di saat hatiku ada di hatimu<br />Dunia pun menjadi indah<br />Karena hatimulah yang aku inginkan<br /><br />Back to #, Reff<br /><br />Dengan nafasmu<br />Hidupku damai bersamamu<br />Hatimu yang kuinginkan<br />Karna tawamu<br />Karna hatimu<br />Karna hadirmu<br />Aku bahagia<br /><blockquote></blockquote><br /><br />Devil's Box<br />oleh: Samsons<br /><br />I've been living in devil's box 'till today<br />I want to go out, I want to break free<br />Crawling desperately for mercy,<br />for blessing from above<br />Yes, I've been addicted<br />Yes, I can't denied<br />That I just want to survive, survive<br /><br />Save me,<br />Oh.. somebody please pull me out from inside<br />Save me,<br />Release me now, extract me out<br />Save me,<br />Oh.. somebody please take me out<br />Save me,<br />Just want to feel alive<br /><br />Reff :<br />Hear me screaming<br />Crushed into the bone<br />Crying<br />'Till the last drop, 'till the last tear drop<br />find me wondering<br />When this pain's going to end<br />Watch me bleeding<br />'till death comes by<br /><br />Sind and lust just makes me blined<br />Now I end up begging and whining<br />Living soul I became so pricy when you wan it back<br />And yes, I'm full of regrets<br />And yes, I wish I could turn back time now<br />I just want to survive, survive <br /><blockquote></blockquote><br /><br />Di Penghujung Muda<br />oleh: Samsons<br /><br />T'lah kau ketuk pintu hatiku<br />Dan kau pantikkan cahaya kehidupanku<br />Hingga aku berpijar<br /><br />Kau masuki gerbang hidupku<br />Dan kau buat aku mengerti<br />Makna cinta sejati<br /><br />Chorus :<br />Di penghujung mudaku<br />T'lah kupilih dirimu<br />Sebagai pendamping hidupku<br /><br />Sampai akhir lajangku<br />T'lah kau yakinkan aku<br />Untuk kuhabiskan hidupku bersamamu<br /><br />T'lah aku jelajahi dunia<br />Dan aku terhenti karena sosok dirimu<br />Yang meruntuhkan ego-ku<br /><br />Kau biuskan aku cintamu<br />Dan kau buat aku rasakan<br />Makna cinta sejati<br /><blockquote></blockquote><br /><br />Enyah<br />oleh: Samsons<br /><br />Semua yang kulakukan tak kau indahkan<br />Segala yang kutunjukkan tak kau hargai<br />Apa pun yang kuberikan tak kau terima<br />Apa pun yang kusampaikan tak kau rasakan<br /><br />**<br />Semua yang kupaparkan tak kau maknai<br />Semua yang kukatakan tak kau dengarkan<br />Apa pun yang kuinginkan tak kau berikan<br />Apa pun yang kubutuhkan tak kau penuhi<br /><br />Reff:<br />Tak perlu kau anggapku lagi<br />Tak perlu kau milikku lagi<br />Enyahlah dari pikiranku<br />Enyahlah dari hadapanku<br /><br />Semua yang kulakukan tak kau indahkan<br />Segala yang kutunjukkan tak kau hargai<br /><br />Back to Reff<br /><br />Semua yang kulakukan<br />Semua yang kupaparkan<br />Semua yang kukatakan<br />Semua...<br /><blockquote></blockquote><br /><br />For You<br />oleh: Samsons<br /><br />Seems you wanna fall then I hold your hand<br />Seems you wanna cry then I catch up your tear down<br />Seems you wanna be loved then I'll be by there by your side<br /><br />Keep me and take me as your lover<br />I'll be there for you<br />I'll be watching you<br /><br />It's all about the things called love<br />Make me do everything for you<br /><br />Seems you wanna share then I will be next to you<br />Seems you want to be glow then I will light up your life<br />Seems you want a love than I'll be right there by your side <br /><blockquote></blockquote><br /><br />Hening<br />oleh: Samsons<br /><br />Andaikan Kau Masih Ada<br />Berdiri Mendampingiku<br />Ku Ingin Kau Pun Tahu<br />Betapa Ku Menyayangimu<br /><br />Andai Kan Ku Sanggup Untuk<br />Memutar Kembali Waktu<br />Tak Pernah Sekejap Pun<br />Ku Alihkan Engkau Dari Perhatianku<br /><br />Reff :<br /><br />Selama Hidupku Hanyalah Dirimu<br />Yang Sanggup Menyinggahi Ruang Ruang Hidupku<br />Selama Hidupku Hanyalah Dirimu<br />Yang Sanggup Menempati Ruang Ruang Hatiku<br /><br />Andaikan Kau Masih Ada<br />Berdiri Mendampingiku<br />Ku Ingin Kau Pun Tahu<br />Betapa Ku Menyayangimu<br /><br />Andai Kan Ku Sanggup Untuk<br />Memutar Kembali Waktu<br />Tak Pernah Sekejap Pun<br />Ku Alihkan Engkau Dari Perhatianku<br /><blockquote></blockquote><br /><br />Hey Gadis<br />oleh: Samsons<br /><br />hey gadis tinggalkan kekasihmu<br />karena aku jauh lebih baik darinya<br />hey gadis lupakan kekasihmu<br />karena aku lebih layak untuk memelukmu<br /><br />hey gadis tunjuklah diriku<br />oh karena aku pujangga terhebat untukmu<br />hey gadis pilihlah diriku<br />oh karena aku memang sempurna untuk dirimu<br /><br />andaikan saja kau tahu<br />aku mencintaimu menyayangimu lebih dari siapapun<br />meskipun engkau miliknya<br />aku akan bertahan tak akan menyerah<br />tuk dapatkan hatimu<br /><br />hey gadis tinggalkan kekasihmu<br />karena aku jauh lebih baik darinya<br />hey gadis lupakan kekasihmu<br />karena aku lebih layak untuk memelukmu<br /><br />andaikan saja kau tahu<br />aku mencintaimu menyayangimu lebih dari siapapun<br />meskipun engkau miliknya<br />aku akan bertahan tak akan menyerah<br />tuk dapatkan hatimu<br /><br />hey gadis<br />hey gadis<br /><br />aku tak pernah peduli kau telah dimiliki<br />aku tak pernah mengerti kau memilih dia<br />lepaskan saja dia dan sambutlah aku<br />kan kuberikan semua yang kau inginkan<br /><br />aku tak pernah peduli dan menyayangimu<br />aku tak pernah mengerti apa yang kau cari<br />dan minta saja padaku dan peluklah aku<br />kan kuberikan semua yang kau inginkan<br /><br />takkan pernah menyerah tetap mencintaimu<br />aku akan bertahan tuk mendapatkan hatimu<br />takkan pernah menyerah tetap mencintaimu<br />aku tetap bertahan tuk mendapatkan hatimu<br />hey… <br /><blockquote></blockquote><br /><br />Jika Ku Harus Bermimpi<br />oleh: Samsons<br /><br />Jika ku harus bermimpi untuk memilikimu<br />Jangan pernah sadarkan aku dari mimpi indahku<br /><br />Jika ku harus bermimpi tuk dapat memandangmu<br />Jangan pernah bangunkan aku dari lelap mimpiku<br /><br />Hanya di hatimu lah tempat terindah<br />Tuk ku semayamkan seluruh jiwaku<br />Ku temukan cinta terindah darimu<br />Meski takkan pernah engkau sadari<br /><br />Jika ku harus bermimpi tuk tetap bersamamu<br />Jangan pernah pindahkan aku dari alam mimpiku<br /><br />Jika ku harus bermimpi tuk dapat menggenggam mu<br />Jangan pernah hidupkan aku dari alam mimpiku<br /><br />Hanya di hatimu lah tempat terindah<br />Tuk ku semayamkan seluruh jiwaku<br />Ku temukan cinta terindah darimu<br />Meski takkan pernah engkau sadari <br /><blockquote></blockquote><br /><br />Kau<br />oleh: Samsons<br /><br />Kau adalah pengisi dalam ruang hidupku<br />Di saat aku inginkan rasa indah<br /><br />Sejuta bungapun bersemi melukiskan isi hatiku<br />Kan ku hidupkan sebuah terang dalam hatimu<br /><br />Kau himpunkan kau rangkaikan<br />Seluruh kepingan hidupku yang tlah hilang<br /><br />Kau sematkan, kau lekatkan seluruh bayangmu<br />Kau luluhkan, kau cairkan sluruh kebekuan hatiku yang lampau<br />Kau bangkitkan kau hidupkan auraku<br />[2x] <br /><blockquote></blockquote><br /><br />Kehadiranmu<br />oleh: Samsons<br /><br />Kehadiranmu menggugah hidupku<br />Ajarkan aku bijaksana<br />Membaca lembaran hidupku di dunia<br /><br />Keberadaanmu di dalam kisahku<br />Tunjukkan aku bahagia<br />Dalam perjalanan hidup yang tersulit<br /><br />Saat ku terjatuh<br />Kau slalu mendampingi aku<br />Dan tetap setia untukku<br />Saat ku terpuruk<br />Kau slalu ada disampingku<br />Dan memahamiku di setiap waktuku<br /><br />Ku t'lah luruh oleh waktu<br />Yang membawaku menelusuri<br />Perjalanan hati<br />Dan hadirmu ..<br />Menyempurnakan akhir<br />Pencarian hidupku<br /><br />Keramahanmu tedukan jiwaku<br />Menyejukkan satu sisi hati<br />Di setiap tautan waktuku yang bergulir<br /><br />Kehangatan yang kau cipta untukku<br />Memberikan aku cermin hati<br />Tuk melihat seluruh putihnya kasihmu<br /><br />Saat ku terjatuh<br />Kau slalu mendampingi aku<br />Dan tetap setia untukku<br />Saat ku terpuruk<br />Kau slalu ada disampingku<br />Dan memahamiku di setiap waktuku<br /><br />Ku t'lah luruh oleh waktu<br />Yang membawaku menelusuri<br />Perjalanan hati<br />Dan hadirmu ..<br />Menyempurnakan akhir<br />Pencarian hidupku <br /><blockquote></blockquote><br /><br />Kenangan Terindah<br />oleh: Samsons<br /><br />Aku yang lemah tanpamu<br />Aku yang rentan karena<br />Cinta yang t'lah hilang<br />Darimu yang mampu menyanjungku<br /><br />Selama mata terbuka<br />Sampai jantung tak berdetak<br />Selama itu pun aku mampu<br />Untuk mengenangmu<br /><br />Darimu kutemukan hidupku<br />Bagiku kaulah cinta sejati<br /><br />Chorus :<br />Bila yang tertulis untukku<br />Adalah yang terbaik untukmu<br />Kan kujadikan kau<br />Kenangan yang terindah dalam hidupku<br />Namun takkan mudah bagiku<br />Meninggalkan jejak hidupku<br />Yang t'lah terukir abadi<br />Sebagai kenangan yang terindah<br /><br />Darimu kutemukan hidupku<br />Bagiku kaulah cinta sejati<br /><blockquote></blockquote><br /><br />Kisah Tak Sempurna<br />oleh: Samsons<br /><br />Aku memang tak berhati besar<br />Untuk memahami<br />Hatimu disana<br /><br />Aku memang tak berlapang dada<br />Untuk menyadari<br />Kau bukan milikku lagi<br /><br />Chorus:<br />Dengar dengarkan aku<br />Aku akan bertahan sampai kapanpun<br />Sampai kapanpun<br />Wow.. wow<br /><br />Maafkan aku<br />Yang tak sempurna tuk dirimu<br />Usailah sudah kisah yang tak sempurna<br />Untuk kita kenang<br /><br />Andai aku dapat merelakan<br />Setiap kepingan<br />Ukiran kenangan indah<br /><br />Andai aku sanggup menjalani<br />Setiap detik<br />Dan waktu mendatang<br /><br />Lihat-lihatlah aku<br />Aku akan bertahan<br />Sampai kapanpun <br /><blockquote></blockquote><br /><br />Kutemukan Cinta<br />oleh: Samsons<br /><br />Seperti kau bahagiakan aku<br />Seperti itulah kasihku kepadamu<br />Sesungguhnya aku merindukan cinta<br />Sampai kau hadir memberiku harap<br /><br />Chorus :<br />Kutemukan cinta<br />Di palung hatimu<br />Izinkanlah aku<br />Untuk menyelami yang terdalam<br /><br />Terangi jalanku<br />Untuk menggapai cintamu<br />Untuk kulabuhkan<br />Separuh jiwaku hanya untukmu <br /><blockquote></blockquote><br /><br />Luluh<br />oleh: Samsons<br /><br />Saat terindah saat bersamamu<br />Begitu lelapnya aku pun terbuai<br />Sebenarnya aku t'lah berharap<br />Ku kan memiliki dirimu selamanya<br /><br />Segenap hatiku luluh lantak<br />Mengiringi dukaku yang kehilangan dirimu<br />Sungguh 'ku tak mampu 'tuk meredah kepedihan hatiku<br />Untuk merelakan kepergianmu<br /><br />Ingin 'ku yakini cinta 'ta kan berakhir<br />Namun takdir menuliskan kita harus berakhir<br /><br />Segenap hatiku luluh lantak<br />Mengiringi dukaku yang kehilangan dirimu<br />Sungguh 'ku tak mampu 'tuk meredah kepedihan hatiku<br />Untuk merelakan kepergianmu<br /><br />Owhh...owhh...<br />Ku tak sanggup merelakanmu..<br />Owhh...owhh...owhh..<br />Segenap hatiku luluh lantak<br />Mengiringi dukaku yang kehilangan dirimu<br />Sungguh 'ku tak mampu ;tuk meredam kepedihan hatiku <br /><blockquote></blockquote><br /><br />Masih Mencintainya<br />oleh: Samsons<br />Aku (aku)<br />Masih mencintainya (mencintainya)<br />Masih menyayanginya<br />Meski telah ada kamu<br /><br />Aku (Aaa…)<br />Masih ingin memilikinya (Aaa…)<br />Masih ingin mendekapnya<br />Meski telah ada kamu<br />Kekasihku<br /><br />Reff:<br />Ohh..Maafkanlah aku<br />Bukan ku tak mencintaimu<br />Tetapi hati berkata berbeda<br />Ohh..Ampunilah aku<br />Ku tak bisa mencintaimu<br />Sepenuh hatiku lagi<br /><br />Aku (Aaa…)<br />Masih ingin memeluknya (Aaa…)<br />Masih ingin menciumnya<br />Meski telah ada kamu<br />Kekasihku<br /><blockquote></blockquote><br /><br />Naluri Lelaki<br />oleh: Samsons<br /><br />Aku adalah Lelaki<br />Yang tak pernah lelah<br />Mencari wanita<br /><br />Aku adalah Lelaki<br />Yang selalu gundah<br />Menunggu wanitaku<br /><br />Aku adalah lelaki<br />Yang pantang menyerah<br />Memikat wanita<br /><br />Aku adalah lelaki<br />Yang selalu pingin<br />Dibuai wanitaku<br /><br />Tolong dekati aku<br />Tolong hampiri aku<br />Tolong jamahi aku<br />Agar aku bijaksana<br />Agar aku bahagia<br />Agar aku merasakan cintamu<br /><br />Chorus :<br />Naluriku sebagai lelaki<br />Membuatku menginginkan<br />Berjuta wanita di sisiku<br />Naluriku sebagai lelaki<br />Membuatku merindukan<br />Pujaan dari wanita<br /><br />Aku adlah lelaki<br />Yang pantang menyerah<br />Memikat wanita<br /><br />Aku adalah Lelaki<br />Yang selalu pingin<br />Dibuai wanitaku<br /><br />Tolong dekati aku<br />Tolong hampiri aku<br />Tolong jamahi aku<br />Agar aku bijaksana<br />Agar aku bahagia<br />Agar aku merasakan cinta<br /><blockquote></blockquote><br /><br />Penantian Hidup<br />oleh: Samsons<br /><br />Kumenanti dalam waktu<br />Yang terus berjalan<br />Dan takkan berpaling<br />Kusadari hidup ini akan indah<br />Bila bersamamu<br /><br />Kuterbuai dalam mimpi<br />Kan terus bersama hingga akhir hidup<br />Kumengerti kupahami kaulah yang terbaik<br />Yang takkan kumiliki<br /><br />Semua yang harusnya tetap terjaga<br />Memudar menjadi kenangan<br />Kisah yang semestinya menjadi indah<br />Kini tertutup abadi<br /><br />Kaulah anugerah<br />Dalam setiap nafas hidupku<br />Penantian hidupku kan memaparkan segala baikmu<br /><br />Kaulah anugerah<br />Dalam setiap nafas hidupku<br />Penantian hidupku kan memaparkan segala baikmu<br /><br />Kaulah anugerah di dalam hidupku<br />Penantianku terhapuskan<br /><br />Kaulah anugerah di dalam hidupku<br />Penantianku terhapuskan <br /><blockquote></blockquote><br /><br />Perbedaan<br />oleh: Samsons<br /><br />Pejamkan matamu di hadapanku<br />Kan ku cium kau tuk terakhir kalinya<br />Sudahlah kita tak mungkin untuk bersama<br />Perbedaan membuat kita terpisah<br /><br />Genggamlah tangan ku ini<br />Aku bahagia saat bersamamu<br /><br />Usaplah setiap tetes air matamu<br />Usah kau tangisi perpisahan ini<br />Bukanlah keinginan kita berpisah<br />Perbedaan membuat kita terpisah<br /><br />Dengarlah suara hatiku<br />Aku bahagia saat bersamamu<br /><br />Oh..<br />Ingatlah sumpahku ini<br />Aku bahagia saat bersamamu<br />Aku bahagia bahagia<br />Aku bahagia saat bersamamu <br /><blockquote></blockquote><br /><br />Percuma<br />oleh: Samsons<br /><br />Percuma<br />Semua ini percuma<br />Bila masih ada air mata<br />Tak sanggup<br />Sungguh aku tak sanggup<br />Jika masih sakit yang kau beri<br />Berakhir sudah atau aku akhiri saja<br /><br />Tak mungkin<br />Tak akan pernah mungkin<br />Bila masih ada pilu tersimpan<br />Terjatuh<br />Dan aku pun terjatuh<br />Jika masih perih yang tercipta<br />Berakhir sudah atau aku akhiri saja<br /><br />Reff:<br />Aku yang merasakan<br />Aku yang menyimpan<br />Aku yang tersakiti<br />Meski tak kau menyadari<br />Akankah waktu 'kan menjawabnya<br /><br />Percuma<br />Semua ini<br />Percuma haa...<br /><br />Percuma<br />Semua ini percuma<br />Bila masih ada air mata<br />Tak sanggup sungguh aku pun tak sanggup<br />Jika masih sakit yang kau beri <br />Berakhir sudah atau aku akhiri saja<br /><br />Back to Reff<br /><br />Akankah waktu 'kan menjawab nya<br /><blockquote></blockquote><br /><br />Perjalanan<br />oleh: Samsons<br /><br />Di sudut ruang ini<br />Aku merindukanmu<br />Di lelap sepi-sepi<br />Aku menginginkanmu<br /><br />**<br />Di kehampaan ini<br />Aku membutuhkanmu<br />Di kefanaan ini<br />Aku mengharapkanmu<br /><br />Reff:<br />Di perjalanan ini<br />Aku sadar<br />Aku tak sendiri<br />Di perjalanan ini<br />Aku sadar <br />Kau masih di sisi<br /><blockquote></blockquote><br /><br />Revolusi<br />oleh: Samsons<br /><br />Begitu lantang lonceng pagi<br />Memanggil namaku membuatku terjaga<br />Derasnya sapa mentari menghapus penuh lelah malam<br />Lahan bangkitkan hasrat ego jiwa mudaku<br />#<br />Begitu sigap langkahku beranjak<br />Melaju terarah ke arah labuhan<br />T'lah ku nanti nama hati<br />Membirukan langit terhampar<br />Meresap melintasi batas<br />Berani menuju jagad terluas<br />Akan kupugar mimpi-mimpimu<br />Ku cinta karyaku<br /><br />Reff:<br />Biarkan aku berteriak<br />Menantang kerasnya dunia<br />Ijinkan aku 'tuk memetik<br />Melawan getirnya dunia<br /><br />Back to #, Reff<br /><br />Biarkan aku berteriak<br />Menantang kerasnya dunia<br /><blockquote></blockquote><br /><br />Romansa Cinta<br />oleh: Samsons<br /><br />Sejenak kau hadir menemaniku<br />Terasa begitu indah 'tuk dilukiskan<br /><br />Seberkas bayangmu hadir dibenakku<br />Setelah kurasakan dalamnya artimu<br /><br />Chorus :<br />Dalam detik penuh bahagia<br />T'lah kucoba 'tuk resapi<br />Satu yang terbaik untuk dirimu kini<br /><br />Sebuah kisah yang t'lah kita rajut<br />Terukir untuk kita jaga<br />Dibatas bening jiwa<br />Yang kita cipta bersama <br /><blockquote></blockquote><br /><br />S E W<br />oleh: Samsons<br /><br />It is the time you have to go<br />You know I'm gonna think of you<br />Needing you, missing you a lot<br /><br />And if you stay far from this land<br />Would you still be loving me always<br />Like all the love you gave to me before<br /><br />Now it's about eleven fourty five<br />I'm still writing at my desk a song<br />The song I hope you remember my true love for you<br /><br />I can lie to myself<br />That I don't need you<br />I'll be waiting for you<br />Although it take a million year<br />I'll be missing you my lady<br />Now now now<br /><br />Na na na..<br /><br />Now I'll be waiting for you<br />Although it take a million years<br />I'll be missing you my lady <br /><blockquote></blockquote><br /><br />Sabda Hati<br />oleh: Samsons<br /><br />Nyanyian hatiku<br />Menuntunku<br />Menemukanmu seutuhnya<br />Selamanya<br /><br />Suara hatiku<br />Mengantarkan aku<br />Memilikimu seutuhnya<br />Selamanya<br /><br />#<br />Di matamu binar terindah<br />Di senyummu harta tertinggi<br />Garis tanganmu menuliskan<br />Kau hanya untukku<br /><br />Sabarlah menungguku<br />Ku 'kan kembali<br />Menghuni hatimu seutuhnya<br />Selamanya<br /><blockquote></blockquote><br /><br />Seandainya<br />oleh: Samsons<br /><br />Seandainya<br />Bintang tak beri petunjuk<br />Untuk menemuimu<br />Untuk menghampirimu<br /><br />Seandainya<br />Bila kau tak membantu aku<br />Untuk mencari dirimu<br />Sosok cinta sejati<br /><br />Tapi kini kau tinggalkan aku<br /><br />Chorus:<br />Mendekatlah kepadaku<br />Seperti waktu kita bersama dahulu<br />Kembalilah ke pelukanku<br />Seperti waktu kita bersama dahulu<br /><br />Seandainya<br />Aku tak menemukanmu<br />Aku tak akan bisa melewati waktuku<br />Seandainya<br />Aku tak memilikimu<br />Aku tak akan bisa menjalani hidupku<br /><br />Tapi kini kau tinggalkan aku<br /><br />Chorus 2x<br /><br />Ohh.. Seperti waktu kita bersama dahulu<br />Mendekatlah kepadaku seperti waktu dahulu<br />Kembali dipelukanku<br />Seperti waktu kita bersama dahulu <br /><blockquote></blockquote><br /><br />Sudahlah<br />oleh: Samsons<br /><br />Rasa cinta tak terjatuhkan<br />Di hangat pelukanmu ini<br />Rasa cinta tak terpaparkan<br />Di setiap sikapmu itu<br />Sudahlah lupakan saja cinta<br /><br />**<br />Rasa cinta tak kau sampaikan<br />Di dalam bisikanmu ini<br />Rasa cinta tak kau hantarkan<br />Di pijakan langkahmu itu<br />Sudahlah lupakan saja cinta<br /><br />Reff:<br />Dengarkanlah<br />Suara hatiku menjerit<br />Memanggil namamu<br />Dan lihatlah<br />Raga tubuhku kian membeku<br />Yang terdi<blockquote>am melihat sikapmu<br /></blockquote><br /><br />Tak Ada Tempat Seperti Surga<br />oleh: Samsons<br /><br />Tak ada tempat seperti Surga<br />Untuk kuhabiskan hidupku denganmu<br />Senandung alunan terindah<br />Akan kulakukan teruntuk dirimu cinta<br />Separuh darah hidupku<br /><br />Tak ada tempat seperti Surga<br />Untuk kuabadikan hidupku denganmu<br />Barisan syair yang terindah<br />Akan kulakukan untuk dirimu cinta<br />Separuh sukma jiwaku<br /><br />Ku persembahkan hidupku<br />'Tuk selamanya padamu<br />'Kan kuserahkan cintaku hanya untukmu<br />Selamanya<br /><br />Ku abadikan hatiku<br />'Tuk selamanya padamu<br />'Kan kuserahkan ragaku hanya untukmu<br />Selamanya<br /><blockquote></blockquote><br /><br />Tak Bisa Memiliki<br />oleh: Samsons<br /><br />Apakah yang engkau cari<br />Tak kau temukan di hatiku<br />Apakah yang engkau inginkan<br />Tak dapat lagi ku penuhi<br />Begitulah aku<br />Pahamilah aku<br /><br />[**]<br />Mungkin aku tidaklah sempurna<br />Tetapi hatiku memilikimu sepanjang umurku<br />Mungkin aku tak bisa memiliki<br />Dirimu seumur hidupku<br />Dirimu seumur hidupku 3x <br /><blockquote></blockquote><br /><br />Yang T'lah Lalu<br />oleh: Samsons<br /><br />Pahit terasakan<br />Getir kan terkecap<br />Sambut yang t'lah hilang<br />Dan sapa kian menyaru<br /><br />Detik tergantikan<br />Sosok tersamarkan<br />Tetap kujalani<br />Dan harus kulalui<br /><br />Kau yang t'lah menyentuhku<br />Kini t'lah pergi<br />Ku kan tetap bertahan walau tanpa dirimu<br /><br />Ku hidup hanya untukku nikmati<br />Segala yang t'lah kuraih dan kudapat<br />Hanya kan menjadi bagian hidupku<br />Ku sambut hari yang kan terjelang<br />Bersama mataku kubuka lembaran<br />Yang kan menjadi warna hidupku<br /><br />Sekat yang t'lah kau buat kini<br />Takkan membuat ku terdiam<br />Dalam beribu asa-ku<br /><br />Tanpa dirimu<br />Kumasih tetap terjaga<br />Dan tiada terluka<br />Dan tak tersisihkan<br /><br />Kau yang t'lah menyentuhku<br />Kini t'lah pergi<br />Ku kan tetap bertahan walau tanpa dirimu<br /><br />Ku hidup hanya untukku nikmati<br />Segala yang t'lah kuraih dan kudapat<br />Hanya kan menjadi bagian hidupku<br />Ku sambut hari yang kan terjelang<br />Bersama mataku kubuka lembaran<br />Yang kan menjadi warna hidupkuTOPANhttp://www.blogger.com/profile/06335848741466992625noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-4796653607184614748.post-45080886048604683462009-12-20T22:46:00.002+07:002009-12-21T00:14:56.584+07:00NICKY ASTRIA + ATIK CB<span style="font-weight:bold;">Asmaraku - Asmaramu</span>
<br />oleh: Nicky Astria
<br />
<br />Asmaraku tumbuh lagi
<br />Di saat engkau telah menghilang
<br />Hari-hariku gelisah
<br />Terjerat dalam puncak harapan
<br />
<br />Sering terlintas dalam tidurku
<br />Kau dekap aku dengan tulus di padang bunga
<br />
<br />Cinta dan hari depan
<br />Begitu lekat satu jiwa
<br />Kasih datanglah
<br />Aku rindu belaimu
<br /><blockquote><blockquote>
<br />
<br /><span style="font-weight:bold;">Biar Semua Hilang</span>
<br />oleh: Nicky Astria
<br />
<br />Akhirnya semua telah sirna
<br />getar asmarapun pudar
<br />di dalam dada
<br />Dan diantara kita
<br />t'lah tak ada rasa
<br />saling seia sekata
<br />
<br />Hari ini, atau esok lusa
<br />kita kan berpisah
<br />untuk selama-lamanya
<br />Agar takkan lagi kurasa
<br />duka derita hidup bersama
<br />
<br />Reff.
<br />Usah lagi
<br />perpisahan jadi beban d hati
<br />Takkan lagi
<br />ada harapan kita tuk kembali
<br />Biar semua hilang
<br />bagai mimpi-mimpi
<br />Biar semua hilang
<br />usah kau sesali
<br />Biar semua hilang
<br />bagai mimpi-mimpi
<br />Biar semua hilang
<br />usah kau sesali
<br /><blockquote></blockquote>
<br />
<br /><span style="font-weight:bold;">Bias Sinar</span>
<br />oleh: Nicky Astria
<br />
<br />Ku Duduk Sendiri
<br />Kuterpaku Digelapnya Malam
<br />Ku Tatap Ke Depan
<br />Semakin Gelap Celah Kehidupan
<br />
<br />Begitu Banyak Rintangan
<br />Yang Menghalangi Pandang Mataku
<br />Tiada Lagi Cahaya
<br />Yang Kan Terangi Mata Hatiku
<br />
<br />Bias Sinar
<br />Kapankah Kau Datang Kembali Lagi
<br />Bias Sinar
<br />Kan Terangi Kembali Hati Ini
<br />Dari Kegelapan
<br />
<br />Dari Dinginnya Malam
<br />Membangkitkan Kenangan Yang Lama
<br />Seakan Terasa Belai
<br />Lembut Hangatkan Jiwa
<br />
<br />Namun Semuanya Tlah Musnah
<br />Laryt Bersama Dinginnya Malam
<br />Tiada Lagi Terangmu
<br />Yang Menerangi Lubuk Hatiku
<br />
<br />Bias Sinar
<br />Kapankah Kau Datang Kembali Lagi
<br />Bias Sinar
<br />Kan Terangi Kembali Hati Ini
<br />Dari Kegelapan
<br /><blockquote></blockquote>
<br />
<br /><span style="font-weight:bold;">Bidadari</span>
<br />oleh: Nicky Astria
<br />
<br />Bidadari bernyanyi
<br />Menyanyikan lagu cinta untuk diriku
<br />Matany indah memandangku
<br />Di tepian lautan dia menari sendiri
<br />Tak ada musik cahaya remang menyinari
<br />
<br />Lagu cinta akan terus bergema
<br />Api cinta akan terus membara
<br />Hidupku ini harus membunuh ilusi
<br />Dunia khayalku dicuri waktu
<br />Aku tak ingin kalah dalam hidupku
<br /><blockquote></blockquote>
<br />
<br /><span style="font-weight:bold;">Bunga Cinta</span>
<br />oleh: Nicky Astria
<br />
<br />Kini terbang sudahlah resah dari hatiku
<br />Kini mulai hinggaplah suka dalam jiwa
<br />Itu semua karna dirimu yang setia menemaniku
<br />Bebaskan aku dari rasa takut dan gelisah
<br />
<br />Bunga cinta lingkari hati
<br />Hari hari jadi berarti
<br />Tak ragu lagi kuraih lenganmu
<br />Kasih hangatnya cinta ..oh
<br />
<br />Kau datang singgahi diriku dengan asmara
<br />Akalku habis tertepis oleh pesonamu
<br />Tiada mungkin kumampu mencegah segala keinginanmu
<br />Karena rasa takut kehilangan kasih saying
<br /><blockquote></blockquote>
<br />
<br /><span style="font-weight:bold;">Cinta Di Kota Tua</span>
<br />oleh: Nicky Astria
<br />
<br />Jumpa pertama di kota tua terpaut kasih
<br />Dan suasana hasrat ternyata timbul disana
<br />Kota legenda kota cinta
<br />
<br />Saat ini daku bergetar
<br />Saat itu hati berebar 'tuk
<br />Pertama kuterlena
<br />
<br />Cinta terbina dikota itu
<br />Rumah tua jadi saksinya
<br />Janji terucap dalam kenangan
<br />Tampak perkasa alam nyata
<br />
<br />Hari itu aku bahagia
<br />Hari itu aku berbangga
<br />Pada kasih dan alamnya
<br />
<br />La la la
<br />La la la
<br />
<br />Aku bahagia
<br />Aku bahagia
<br /><blockquote></blockquote>
<br />
<br /><span style="font-weight:bold;">Diantara Bias Ragu</span>
<br />oleh: Nicky Astria
<br />
<br />Diantara bias ragu
<br />Diantara siksa rinduku
<br />Diantara diam hening
<br />Diantara cinta semu
<br />Dalam rinduku ada kamu
<br />
<br />Dalam bayang penuh rindu
<br />dan s'lalu berjaga
<br />aku seorang pengembara
<br />Dalam bayanganmu
<br />sapamu memanggil pedih
<br />di dalam mimpiku
<br />
<br />Namun pintuku tertutup
<br />dimana-mana aku tiada daya
<br />
<br />Kadang aku lupa,
<br />sayap aku tidak punya
<br />jiwaku terkekang
<br />Namun sungguh kucinta hidup
<br />sekalipun penuh dusta
<br />penuh sandiwara
<br />
<br />Namun pintuku tertutup
<br />dimana-mana aku tiada daya
<br /><blockquote></blockquote>
<br />
<br /><span style="font-weight:bold;">Duka</span>
<br />oleh: Nicky Astria
<br />
<br />Kubuka jendela disuatu pagi
<br />Bias sang surya oh oh menerpa muram tanda berduka
<br />Beritapun tiba memecah duka
<br />Terpana aku oh oh
<br />
<br />Berat rasa untuk percaya satu lagi
<br />Cerita sedih bagai pelita
<br />Yang memecah di siang hari
<br />Hati ini menjerit pedih
<br />Adinda tercinta kini tiada
<br />
<br />Selendang kelabu membungkus hati
<br />Jemari surya oh oh
<br />Tak membawa hangat dingin terasa
<br />Lambat tiba-tiba sabda menjelang
<br />Membenamkan aku dalam samudra duka
<br />Hati ini menjerit pedih
<br />Adinda tercinta kini tiada
<br />
<br />Ku dari kisah lama
<br />Masa kita bersama
<br />Dalam satu cinta oh oh
<br />Tiba kata susah saat kita bersama seiring sejalan
<br />
<br />Kini dinda tiada
<br />lepas dari derita angkara dunia
<br />Oh oh selamat jalan dinda
<br />Seiring dengan doa dalam air mata oh
<br /><blockquote></blockquote>
<br />
<br /><span style="font-weight:bold;">Dunia Cinta</span>
<br />oleh: Nicky Astria
<br />
<br />Dingin malam menebarkan sunyi
<br />Nyanyianku perih hati ini
<br />Mengenang dirimu dalam angan
<br />Yang pernah mewarna hidupku
<br />
<br />Ku biarkan semua terjadi
<br />Kunikmati khayalan ini
<br />Ku diam tenggelam dan terlena
<br />Ku bawa diriku terbang tinggi
<br />
<br />Indah dunia cinta
<br />Tolonglah api asmara
<br />Indah bisikkan kata
<br />
<br />Hangat pelukan dalam khayalan
<br />Berakhir... berakhir semuanya kini t'lah berakhir
<br />Kau pergi... kau pergi...
<br />Goreskan luka di hati ini
<br /><blockquote></blockquote>
<br />
<br /><span style="font-weight:bold;">Gairah Jiwa</span>
<br />oleh: Nicky Astria
<br />
<br />Kemanapun kakiku melangkah
<br />Hanya gelap yang slalu mengiringiku
<br />Suara hati memacu langkahku menggapaimu
<br />Kau bagaikan seberkas cahaya
<br />Walupun jarak dan waktuku
<br />Membatasi gejolak jiwaku
<br />
<br />Biarkanlah cinta bersemi lagi menghalau kehidupan
<br />Biarkanlah semua bangkitkan lagi
<br />Gairah dan harapanku bersamamu
<br />Ku tak ingin terulang kembali masa lalu
<br />Yang penuh duka dan berliku
<br />Walupun perih dalam dada
<br />Janganlah membuatku tenggelam
<br />Jalan yang panjang harus kutempuh
<br />Bersamamu menerjang badai
<br /><blockquote></blockquote>
<br />
<br /><span style="font-weight:bold;">Gelombang Kehidupan</span>
<br />oleh: Nicky Astria
<br />
<br />Di antara debar jantungku
<br />Dan di antara denyut nadiku
<br />Gejolak dalam dada terasa membara
<br />Semakin jelas rinduku bergelora
<br />
<br />Menepis segala yang berbau logika
<br />Keangkuhan tak lagi kuasa
<br />Melepasakan jerat kasih asmara
<br />Rasa rinduku kini kian menggebu
<br />Menyesakkan dada hingga siksa bagiku
<br />
<br />Ingin kuberlari menggapai bayangmu
<br />Agar kudapat kembali bersama dengan dirimu
<br />Menerjang deras gelombang dalam kehidupan
<br />Detik-detik terus berlalu
<br />
<br />Gejolak rinduku terasa dan nyata
<br />Dan mencengkram jiwa tanpa kuberdaya
<br />Semakin lama kurasakan
<br />Semakin jelas rinduku bergelora
<br />
<br />Menepis segala yang berbau logika
<br />Ingin kugapai bayang-bayang dirimu
<br />Agar kudapat kembali bersama dengan dirimu
<br />Terjang deras gelombang kehidupan
<br /><blockquote></blockquote>
<br />
<br /><span style="font-weight:bold;">Hilang</span>
<br />oleh: Nicky Astria
<br />
<br />Akhirnya, semua telah sirna
<br />Getar asmara pun pudar di dalam dada
<br />Di antara kita t'lah tak ada
<br />Rasa saling seiya sekata
<br />
<br />Hari ini atau esok lusa
<br />Kita 'kan berpisah untuk s'lama-lamanya
<br />Agar tak 'kan lagi kurasa
<br />Duka derita hidup bersama
<br />
<br />Usah lagi, perpisahan jadi beban di hati
<br />Tak 'kan lagi....ada harapan kita 'tuk kembali
<br />
<br />Biar semua hilang bagai mimpi-mimpi
<br />Biar semua hilang usah kau sesali
<br /><blockquote></blockquote>
<br />
<br /><span style="font-weight:bold;">Jarum Neraka</span>
<br />oleh: Nicky Astria
<br />
<br />Jarum jarum setan menghujam urat nadi
<br />Wajahmu memucat darah membeku lagi
<br />Kini kuterpaksa namun kutak kuasa
<br />Dirimu terancam dalam bahaya
<br />
<br />Jarum jarum setan bisa mencabut nyawa
<br />Bila kau coba berhenti memakainya
<br />Tanpa kau sadari tanpa engkau rasakan
<br />kau bunuh dirimu secara perlahan
<br />
<br />Tak seorangpun yang bisa bikin
<br />Engkau berhenti
<br />Bila lau mau yang bisa hanya
<br />Dirimu..dirimu sendiri
<br />
<br />Jiwamu selalu dalam bahaya
<br />Terancam setan jarum neraka
<br />Jiwamu terancam dalam bahaya
<br />Terancam setan jarum neraka
<br />Jarum neraka
<br /><blockquote></blockquote>
<br />
<br /><span style="font-weight:bold;">Karena Ketulusan</span>
<br />oleh: Nicky Astria
<br />
<br />Haruskah kuberharap kasihku kan kembali oh
<br />Walau dia ingkar
<br />Haruskah kumerawat cinta yang dia tanam oh
<br />Walau dia dusta
<br />
<br />Mungkinkah keinginan kan dapat terlupakan oh
<br />Karena doa oh karena ketulusan
<br />Cinta memang tuk dijalani
<br />Bahkan juga tuk dinikmati
<br />Namu harusnya kuyakin akan kodratnya
<br />Oh oh perlu kupikirkan
<br />Oh oh perlu kurenungkan
<br />
<br />Cinta suci ada dalam hati
<br />Kasih murni ada dalam jiwa
<br /><blockquote></blockquote>
<br />
<br /><span style="font-weight:bold;">Kemana</span>
<br />oleh: Nicky Astria
<br />
<br />Terkadang kumerasa sia-sialah semua kujalani
<br />Tiada titik terang yang menyinari
<br />Setiap langkah yang kutempuh selalu gelap kelam
<br />Kemana kan kucari seberkas cahaya yang menerangi jalan
<br />Gairah di hatiku semakin pudar
<br />Semakin tiada berdaya untuk tegar kembali
<br />
<br />Kemana lagi akan kucari
<br />Bila harapan tiada lagi
<br />Akankah engkau dapat memberi kekuatan diri
<br />Kembali di hati ini sebelum kuterkulai mati
<br />
<br />Oh Tuhan tunjukkan jalan yang benar
<br />Agar aku tak gelap mata
<br />Ampunkan segala dosa
<br />Bimbinglah hamba selalu dekat padaMu
<br />Selalu dekat padaMu
<br /><blockquote></blockquote>
<br />
<br /><span style="font-weight:bold;">Kuajak Kau Kembali</span> (with Atiek C.B, Ikang Fawzi & Lusia N)
<br />oleh: Nicky Astria
<br />
<br />Apabila kau tahu tentang peristiwa itu
<br />Yang akan terjadi menimpa dirimu
<br />Tentu engkau mau melangkah di jalan ini
<br />Di jalur yang lurus, di jalan Illahi
<br />
<br />Begitu cepat saat pergi,
<br />Semua yang berjiwa, mati
<br />Penyesalan tiadak berarti
<br />
<br />Kuajak kau kembali
<br />Kembali dan kembali
<br />Oooo....
<br />Sia-sia kau ingkari
<br />Kebenaran yang abadi
<br />
<br />
<br />Mata Lelaki
<br />oleh: Nicky Astria
<br />
<br />
<br />Pura-pura-pura tidak tahu
<br />lurus wajahnya seolah tak acuh
<br />Pura-pura-pura pandang jauh
<br />matanya selalu tertuju padaku
<br />Dalam hatinya mana kita tahu
<br />kagum apa nafsu
<br />tiada yang tahu
<br />Oh oh...
<br />mata laki-laki katanya begitu
<br />
<br />Ada juga ada yang terlalu
<br />sambil berkicau kata-katanya bau
<br />Ada juga ada yang berkesan
<br />pandang dan senyumnya malah menawan
<br />Dalam hatinya mana kita tahu
<br />kagum apa nafsu
<br />tiada yang tahu
<br />Oh oh...
<br />mata laki-laki katanya begitu
<br />
<br />Aku...aku...
<br />gadis remaja yang baru kenal dunia
<br />Aku...aku...
<br />gadis remaja yang baru kenal dunia
<br />Mata, mata, matanya lelaki
<br />kadang suka, kadang ngeri dibuatnya
<br /><blockquote></blockquote>
<br />
<br /><span style="font-weight:bold;">Matahari Dan Rembulan</span>
<br />oleh: Nicky Astria
<br />
<br />Lingkaran api cinta
<br />Aku terkurung sendiri
<br />Tak ada jalan keluar
<br />Dinding ini terlalu tebal untuk dihancurkan
<br />Aku jatuh cinta lagi .. yeah
<br />Ingin kuberhentikan tetapi sia-sia
<br />Kapan berakhir ...
<br />
<br />Selalu ada jalan keluar
<br />Cintakan membimbingku
<br />Suara angin terdegar di kejauhan
<br />Di tengah keheningan menghampiriku saat sendiri
<br />Matahari dan rembulan
<br />Berkejaran ingin berpelukan
<br /><blockquote></blockquote>
<br />
<br /><span style="font-weight:bold;">Mengapa</span>
<br />oleh: Nicky Astria
<br />
<br />Mengapa kau pergi
<br />Mengapa kau kecewakan
<br />
<br />Mengapa kau hancuri
<br />Mengapa kau menghinakan
<br />
<br />Mengapa kau sakiti
<br />Mengapa kau melukakan
<br />
<br />Mengapa kau memberi
<br />Mengapa kau melupakan
<br />
<br />Mengapa kau akhiri
<br />Mengapa Kau Melupakan
<br />
<br />Dengan getaran jiwa
<br />Kukemukakan pertanyaan
<br />
<br />Tak ingin kau pergi
<br />Tak ingin kudikecewakan
<br />
<br />Tak ingin cinta dinodai
<br />Tak ingin dihancurkan
<br />
<br />Tak ingin kudisakiti
<br />Tak ingin kudilukakan
<br />
<br />Tak ingin ku kau kuberi
<br />Bila kau melupakan
<br />
<br />
<br />Tak ingin ku di akhiri
<br />Bila kau memuliakan dengan perasaan
<br />Hampaku meminta jawaban
<br />
<br />Reff#
<br />Di kananku cinta penuh bermadu
<br />Di kiriku racunmu
<br />Kalimah sakti yang mana untukku
<br />Dapat kau membuat pilihan
<br />Agar kita dapat bersama
<br />
<br />Kau..bisa membahagiakan menceriakan
<br />Kau..bisa menggembirakan mempesonakan
<br />Aku…ingin dicintaimu dan mencintai
<br />Aku…ingin bila terjaga kau di sampingku S'lamanya
<br />
<br />Semoga cinta bersemi
<br />Semoga cintamu kan dekat padaku
<br />Asmara kan mengundang
<br />Tanpa mengira waktu bertahta di hatimu dan di hatiku
<br /><blockquote></blockquote>
<br />
<br /><span style="font-weight:bold;">Misteri Cinta</span>
<br />oleh: Nicky Astria
<br />
<br />Kala cinta berlabuh di dermaga
<br />Kutelusuri karang terjal berliku
<br />Tak perduli nasib yang melukai
<br />Aku pasrah dalam rangkulnya
<br />
<br />Bila cinta berlumur dusta
<br />Aku tenggelam dalam keruhnya
<br />Sebab dia memeri ceria
<br />Walau dia perih menyalibku
<br />
<br />Pedihnya kemesraan yang dalam
<br />Ada luka karena tingkahnya
<br />Tetes darah di atas suka cita
<br />Adalah suka lara di atas getarnya
<br />
<br />Aku menjadi bulan atas riaknya
<br />Aku menjadi bintang di atas gelombang
<br />Aku jadi segala yang diinginkannya
<br />Untuk didamparkan di pantai ini
<br /><blockquote></blockquote>
<br />
<br /><span style="font-weight:bold;">Negeri Khayalan</span>
<br />oleh: Nicky Astria
<br />
<br />
<br />Mentari tersenyum
<br />dihembus angin yang tanpa henti
<br />Burung berkejaran
<br />di tengah alam hijau berseri
<br />
<br />O yaa...ya iya iya...
<br />negeri yang ramah
<br />
<br />Semua bersahabat
<br />di dalam kehidupan yang hangat
<br />Saling tegur sapa
<br />saling perduli dan berbagi
<br />
<br />O yaa...ya iya iya...
<br />negeri yang ramah
<br />
<br />Oh tapi mengapa
<br />dendam masih ada
<br />kekerasan kerap terjadi
<br />mengalirkan darah oh
<br />
<br />Semua bersahabat
<br />di dalam kehidupan yang hangat
<br />
<br />O yaa...ya iya iya...
<br />negeri yang indah...
<br /><blockquote></blockquote>
<br />
<br /><span style="font-weight:bold;">Panggung Sandiwara</span>
<br />oleh: Nicky Astria
<br />
<br />
<br />Dunia ini panggung sandiwara
<br />Cerita yang mudah berubah
<br />Kisah Mahabarata atau tragedi dari Yunani
<br />Setiap kita dapat satu peranan
<br />Yang harus kita mainkan
<br />Ada peran wajar ada peran berpura pura
<br />
<br />Mengapa kita bersandiwara
<br />Mengapa kita bersandiwara
<br />
<br />Peran yang kocak bikin kita terbahak bahak
<br />Peran bercinta bikin orang mabuk kepayang
<br />Dunia ini penuh peranan
<br />Dunia ini bagaikan jembatan kehidupan
<br />
<br />Mengapa kita bersandiwara
<br />Mengapa kita bersandiwara
<br />
<br />Dunia ini penuh peranan
<br />Dunia ini bagaikan jembatan kehidupan
<br />
<br />Mengapa kita bersandiwara
<br /><blockquote></blockquote>
<br />
<br /><span style="font-weight:bold;">Pantai</span>
<br />oleh: Nicky Astria
<br />
<br />Kala cinta berlabuh di dermaga
<br />Kutelusuri padang terjal berliku
<br />Tak perduli pasir yang melukai
<br />Aku terjatuh dalam keangkuhan
<br />
<br />Bila cinta berlumut dusta
<br />Aku terpana dalam belaian
<br />Sebab cinta memberi sinar
<br />Untuk kutancapkan di pantai ini
<br />
<br />Pedihnya kemesraan yang dalam
<br />Adalah luka karena tikamnya
<br />Tetes darah di atas suka cita
<br />Adalah sukarela di atas besarnya
<br />
<br />Aku menjadi bintang ...
<br />Aku menjadi bulan di atas gelombang
<br />Aku menjadi sgala yang diinginkannya
<br />Untuk didamparkan di pantai ini
<br /><blockquote></blockquote>
<br />
<br /><span style="font-weight:bold;">Rotasi</span>
<br />oleh: Nicky Astria
<br />
<br />Di sini kuberdiri menanti dewasa
<br />Menunggukan hati tumbuh percaya
<br />Malampun t'lah datang bersama
<br />Bintangnya menidurkan rasa
<br />Terulang lagi kemampuanku
<br />Tapi jemu takkan tiba
<br />
<br />Kau ..s'lalu akui
<br />Bahwa dunia kan berbeda
<br />Ikuti irama lagu
<br />Ku .. s'lalu akui
<br />Bahwa dunia takkan sama setiap putaran waktu
<br />
<br />Di sini kuterjaga dari mimpi indah
<br />Mentari berwarna merah memerah
<br />Di sini kuberdiri menanti dewasa
<br />Hati t'lah percaya terulang lagi
<br />Kehidupanku tapi jemu takkan tiba
<br /><blockquote></blockquote>
<br />
<br /><span style="font-weight:bold;">Rumah Kaca</span>
<br />oleh: Nicky Astria
<br />
<br />Lahan kota kini semakin menyempit
<br />Sampai-sampai rumahpun terhimpit
<br />Temanku habis terkikis
<br />Bumiku tak cantik lagi
<br />
<br />Bias rumah kaca s'makin menyengat membakar raga
<br />Membunuh semangat namu kau masih perkasa
<br />Bahkan kau semakin menjulang
<br />
<br />Jantung kota kini sirna
<br />Oh .. tergilas rencana
<br />Serba gila tanpa pola
<br />
<br />Oh..oh..oh aku kecewa
<br />Tak sanggup lagi tuk menata kota
<br />Oh..oh..oh aku menjerit
<br />Karna cuaca kini smakin panas, panas, panas
<br />Kotaku panas, panaaaas
<br />
<br />Rumah kaca bakar tubuhku
<br />Rumah kekar sumbat nafsuku
<br />Hmm lahan sempit siksa gerakku
<br />Bias kacamu bangunkan semua milikku
<br /><blockquote></blockquote>
<br />
<br /><span style="font-weight:bold;">Samar Bayangan</span>
<br />oleh: Nicky Astria
<br />
<br />Langkah semakin hilang jejak
<br />Dihembus angin duka
<br />Kini tinggal samar bayangan
<br />Tak bisa lagi berdiri
<br />'Tuk menatang cinta ini
<br />Mengapa harus ku sendiri pertahankan
<br />Cinta yang berdarah ini oh...
<br />
<br />Hati masih merindu sedih
<br />Walau hujan berapi
<br />Membakar di bumi hatiku
<br />Andainya putus katamu
<br />Ingin pergi dariku cuma
<br />Kau menyesali
<br />
<br />Segalanya akan aku tempuhi
<br />Biar pun sejuta duri
<br />Menikam bisa hatiku
<br />Menusuk pilu kalbuku
<br />Akan aku teguh berdiri lagi oh..
<br />Biarkanlah diriku sendiri
<br />Hadapi kelukaan ini
<br />'Kan ku sambut airmata ini
<br />Walaupun pedihnya tiada terperi
<br />
<br />Langkah semakin hilang jejak
<br />Dihembus angin luka
<br />Kini tinggal samar bayangan
<br />Andainya putus katamu pergi
<br />Tinggalkan daku cuma
<br />Usahlah kau menyesali lagi
<br />
<br />
<br />Tertipu lagi
<br />oleh: Nicky Astria
<br />
<br />Ku berdiri bercermin di larut malam sunyi
<br />Setelah kau katakan takkan kembali
<br />Rindu dendam gelisah terlukis di wajahku
<br />Seakan tak kuasa menahan diri
<br />
<br />Kuharapkan cintamu
<br />Bagai bunga yang kering mengharapkan turunnya hujan
<br />Kupercaya janjimu
<br />Seperti kupercaya terbitnya matahari esok pagi
<br />Kusadari diriku kini tertipu lagi
<br />Mengapa harus terjadi
<br /><blockquote></blockquote>
<br />
<br /><span style="font-weight:bold;">Aku</span>
<br />oleh: Atiek CB
<br />
<br />Aduh mama rasanya pusing kepala
<br />Duh aduh duh keluarga berantakan
<br />Ingin marah kesal jadinya
<br />
<br />Papa Mama selalu sibuk sendiri
<br />Duh aduh duh yang lainnya sama saja
<br />Tak pernah perduli apa yang terjadi
<br />
<br />Mengapa semuanya bisa menjadi begini
<br />Namun ku tak mau
<br />Menjadi korban kejadian semuanya ini
<br />
<br />Aku tak mau frustasi
<br />Aku tak ingin bersedih
<br />Aku kan selalu hadapi semua dengan berani
<br />Aku ingin bergembira
<br />Aku ingin bersenandung
<br />Aku ingin tawa riang
<br />Kini tiada kata duka
<br /><blockquote></blockquote>
<br />
<br /><span style="font-weight:bold;">Aku Sayang Padamu</span>
<br />oleh: Atiek CB
<br />
<br />Taukah engkau kekasih
<br />Apa yang s'lalu aku rasakan
<br />Disaat-saat aku sedang sendiri
<br />Selalu saja ingat padamu
<br />
<br />Aku sayang padamu
<br />Aku ingin dirimu
<br />Selalu bersamaku
<br />Aku sayang padamu
<br />
<br />Aku sayang....aku sayang....padamu
<br />
<br />Taukah engkau kekasih
<br />Apa yang s'lalu aku pikirkan
<br />Disaat-saat aku sedang sendiri
<br />Aku selalu memikirkanmu
<br />
<br />Aku sayang padamu
<br />Aku ingin dirimu
<br />Selalu bersamaku
<br />Aku sayang padamu
<br />
<br />Aku sayang..aku sayang padamuuu.......
<br /><blockquote></blockquote>
<br />
<br /><span style="font-weight:bold;">Berhentilah</span>
<br />oleh: Atiek CB
<br />
<br />Masih banyak
<br />Yang tak dapat kumengerti
<br />Atas sikapmu kepadaku
<br />Setiap cara yang kupilih
<br />Kau anggap salah
<br />Haruskah ku hidup
<br />Di dalam bayanganmu ?
<br />
<br />Tak dapatkah
<br />Kau biarkan ku sendiri
<br />Meyakini kebenaranku
<br />Agar ku merasa berarti
<br />Dan menyadari
<br />Hitam putih kehidupan
<br />
<br />Berhentilah
<br />Menghitung salahku
<br />Diatas keakuanmu
<br />Berhentilah
<br />Memaksakan diri
<br />Menghimpun kekuranganku
<br />Berhentilah
<br />Berhentilah sudah
<br />Kau menuntut kesempurnaanku
<br />Uuu.. ahhh...
<br />
<br />Mana mungkin
<br />Ku bisa tetap bertahan
<br />Bila hatiku tak bahagia
<br />Ingin kucerna kehidupan
<br />Dengan bergantung
<br />Pada nalarku sendiri
<br /><blockquote></blockquote>
<br />
<br /><span style="font-weight:bold;">Cemburu</span>
<br />oleh: Atiek CB
<br />
<br />Kuhempaskan napas panjang
<br />Dan kupejamkan mataku
<br />Namun bayangmu tak jua berlalu
<br />Kubakar kebencianku
<br />Namun tiada menolongku
<br />Dan kuhidupkan keangkuhanku
<br />Tuk melupakanmu..
<br />
<br />Namun semua
<br />Kian membangkitkan rinduku
<br />Cemburu dan rasa takut
<br />Akan kehilanganmu
<br />
<br />Rindu kini menghapus benciku
<br />Cinta membelengguku
<br />Bahkan kepribadianku
<br />Sungguh aku cinta kamu
<br />Sungguh aku cemburu
<br />
<br />
<br />Dia
<br />oleh: Atiek CB
<br />
<br />Entah harus bilang apa
<br />susah aku tuk bercerita
<br />Mungkin ini semua karena
<br />Tuhan sayang pada diriku
<br />
<br />Akhirnya dan akhirnya
<br />kujumpa dia
<br />Dia yang sayang dan cinta
<br />pada diriku sungguh
<br />
<br />Sekarang dia dan hanya dia
<br />yang kini jadi pengikat rindu
<br />
<br />Di dalam hatiku
<br />wajahnya s'lalu terbayang
<br />Dan karena dia
<br />pikiran jadi melayang
<br />
<br />Entah harus bilang apa
<br />susah aku tuk bercerita
<br />Yang kumau hanya satu
<br />jangan ada kata berpisah
<br />
<br />Apapun yang terjadi
<br />kumohon Tuhan
<br />jadikan hasrat kami berdua
<br />ke dalam nyata
<br />
<br />Sekarang dia dan hanya dia
<br />yang kini jadi pengikat rindu
<br /><blockquote></blockquote>
<br />
<br /><span style="font-weight:bold;">Ilusi Pagi</span>
<br />oleh: Atiek CB
<br />
<br />Mandi-mandi pagi
<br />Di air yang bening
<br />Di telaga
<br />Angsa putih-putih
<br />Disinari cahaya gemerlapan
<br />
<br />Hati ini yang rindu
<br />Kekasihku yang t'lah lama pergi
<br />Aku merenung lagi di pagi ini
<br />Aku yang sendiri
<br />
<br />Pagi-pagi mengalir air mata
<br />Di bibir telaga
<br />Angsa putih bergembira
<br />Tak tahu ku berduka
<br />
<br />Mandi-mandi tak berhenti bercanda
<br />Terhibur hatiku
<br />Bibir ini tersenyum
<br />Senyum penuh kerinduan
<br />
<br />Pagi yang berseri
<br />Angsa putih-putih mandi-mandi
<br />Menghibur hatiku
<br />Aku yang sedang sendiri
<br /><blockquote></blockquote>
<br />
<br /><span style="font-weight:bold;">Kau Dimana</span>
<br />oleh: Atiek CB
<br />
<br />Disaat hari turun senja
<br />Ketika rembulanpun tiba
<br />Kau ada dimana ?
<br />Kau berada dimana ?
<br />
<br />Ketika malampun berwarna
<br />Dan yang lainnya pun berdansa
<br />Kau ada dimana ?
<br />Kau berada dimana ?
<br />
<br />Mungkin diriku bagimu
<br />Tak ada artinya
<br />Tapi kuingin sebaliknya
<br />Kuharap kau disisiku
<br />Bila hatiku merindu
<br />Tapi kau takkan pernah tiba jua
<br />
<br />Kala Hati terpecah dua
<br />Airmata terjatuh sudah
<br />Kau ada dimana ?
<br />Kau berada dimana ?
<br /><blockquote></blockquote>
<br />
<br /><span style="font-weight:bold;">Permohonan</span>
<br />oleh: Atiek CB
<br />
<br />Terhempas ku dalam cobaan
<br />mengarungi kehidupan
<br />Badai pun silih berganti
<br />duka nestapa yang datang
<br />menyapa diriku
<br />Tak tahu apa yang
<br />harus kulakukan
<br />
<br />Namun masih sedikit bimbang
<br />yang tinggal di dalam jiwa
<br />T'lah kucoba tuk berjuang
<br />melawan getirnya badai
<br />menuju cita-cita
<br />bekal di dunia dan alam sana
<br />
<br />Oh Tuhanku Yang Kuasa
<br />berilah kekuatan lahir dan batin
<br />tuk semua cobaan yang Kau beri
<br />padaku yang lemah
<br />sebagai insan Mu
<br />
<br />Oh Tuhanku Yang Maha Pemurah
<br />dengarlah hamba Mu bermohon
<br />keharibaan Mu yang jauh
<br />tak dapat terjangkau dengan segalanya
<br />selalu syukur kupanjat
<br />bermohon pada Mu
<br /><blockquote></blockquote>
<br />
<br /><span style="font-weight:bold;">Risau</span>
<br />oleh: Atiek CB
<br />
<br />Hingga malam semakin larut
<br />Aku makin tak penat juga
<br />Menekur jalan yang kita tempuh
<br />Sekedar menepis rasa gelisah
<br />
<br />Walau diri berhias senyum
<br />Namun hati tak pernah tenteram
<br />Dan sering datang perasaan lain
<br />Tentang kejujuranmu kepadaku
<br />
<br />Setinggi apa kita mampu mendaki
<br />Rasa cinta kasih dan kesungguhan
<br />Namun bila hati jadi terpisah
<br />Beri kepastian agar kulebur semua
<br />
<br />Kuakui kesalahanku
<br />Selalu ingin memiliki
<br />Namun kaupun tak pernah terbuka
<br />Untuk menghalau segala prasangka
<br /><blockquote></blockquote>
<br />
<br /><span style="font-weight:bold;">Setelah Ku Sadar</span>
<br />oleh: Atiek CB
<br />
<br />Sesuatu telah terjadi diantara kita
<br />Disaat amarah bicara
<br />Semua yang telah terbangun
<br />Runtuh sia-sia
<br />Sedetik setelah kusadar
<br />Semua berakhir
<br />
<br />Biar, biar..
<br />Biarlah semua usai
<br />Walau mungkin
<br />Tak akan semudah kata-kata
<br />Biar, biar..
<br />Biarlah kutanggalkan
<br />Semua cinta dan harapan
<br />
<br />Sesuatu telah terjadi
<br />Ketika kutahu
<br />Masih banyak yang harus kucapai
<br />Karena yang telah terbangun
<br />Runtuh sia-sia
<br />Sedetik setelah kusadar
<br />Semua berakhir
<br />
<br />Seperti mimpi buruk
<br />Tidur siang hari
<br />Hilang saat terjaga
<br />Tapi membuatku gelisah
<br /><blockquote></blockquote>
<br />
<br /><span style="font-weight:bold;">Terapung</span>
<br />oleh: Atiek CB
<br />
<br />Matahari tak mungkin hilang
<br />Kau tercekam satu keadaan
<br />Bagai pasir dihempas ombak
<br />Yang selalu datang
<br />Menyakitkan dirimu
<br />
<br />Oh.. kini ku sepi
<br />Sepi... hariku sepi
<br />
<br />Terapung kuakui tanpamu
<br />Hari ini..
<br />Diriku sepi.. sepi..
<br />Hariku sepi
<br />
<br />Jauh sudah kita melangkah
<br />Ukir hari dengan cerita
<br />Semoga saja ada pelangi di matamu
<br />Takkan hilang selamanya
<br /><blockquote></blockquote>
<br />
<br /><span style="font-weight:bold;">Terserah Boy</span>
<br />oleh: Atiek CB
<br />
<br />Sering kau membuat aku kesal
<br />dan hampir tak percaya padamu lagi
<br />Yang aku dengar sana sini kau punya janji
<br />Lalu yang mana aku, dia, atau dia
<br />
<br />Jadi bagaimana, aku bingung
<br />yang jelas aku ingin kepastianmu
<br />Aku tak mau buang-buang waktu percuma
<br />Masa depanku bisa kacau dan terganggu
<br />
<br />Terserah Boy
<br />ku hanya mengingatkan
<br />Jangan salah melangkah
<br />Ya sudahlah Boy
<br />semoga kau mengerti
<br />Di hati masih ada oh...
<br />ada kamu Boy
<br />
<br />TOPANhttp://www.blogger.com/profile/06335848741466992625noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-4796653607184614748.post-79708103434606045152009-12-18T21:05:00.002+07:002009-12-21T00:14:56.584+07:00GOMBLOH<span style="font-weight:bold;"><span style="font-style:italic;">Hong Wilaheng<blockquote></blockquote></span></span><br /><br />Mingkar mingkuring angkoro<br />akarono karnan mardi siwi<br />sinawung resmining kidung<br />sinubo sinukarto<br /><br />aduh gusti, pakertining ngilmu<br />ingkang tumrap ning ngalam dunyo<br />agomo ageming aji<br /><br />sopo entuk wahyuning Allah<br />gyoh dumilah mangulah ngilmu bangkit<br />bangkit mikat reh mangukut<br />kukutaning jiwanggo<br /><br />yen mangkono, keno sinebut wong sepuh<br />liring sepuh, sepi howo ... awas loro ning atunggil<br /><br />hong wilaheng sekareng bawono langgeng ... sekar mayang<br />hong wilaheng sekareng bawono langgeng ... sekar kajang<br />hong wilaheng sekareng bawono<br />hong wilaheng sekareng bawono <br /><br /><br /><span style="font-weight:bold;"><span style="font-style:italic;">Lepen<blockquote></blockquote></span></span><br /><br />Bagiku seindah mentari<br />tak seindah matamu<br />Untukku elusan angin<br />tak semulus lenganmu<br />Tak perduli omongan temanku<br />tak perduli risiko untukku<br />Aku naksir kamu<br />kau jadi gadisku<br /><br />Malam minggu pertama aku piket<br />dengan sisa uang di saku<br />hampir lengket<br />Dengan tiga batang dji sam soe<br />kusimpan di saku blue jean ku<br />Kickers loakan<br />menambah angker tampangku<br /><br />Kupilih duduk di sudut<br />agak remang<br />Kutunggu keluar sang putri<br />Arya Penangsang<br />Pikiran melayang yang bukan-bukan<br />andaikan kau dan aku berpacaran<br />Kalau cinta melekat<br />tai kucing rasa coklat<br /><br />Tapi apa lacur<br />yang keluar adalah bapaknya<br />Dengan muka ditekuk<br />persis kaya onta<br />Dengan garang ia berkata<br />gadisku tak ada di rumah<br />Sambil ngomel<br />kuberkata dalam hati<br />bangsat!!! <br /><br /><br /><span style="font-weight:bold;"><span style="font-style:italic;">Berita Cuaca<blockquote></blockquote></span></span><br /><br />Lestari alamku lestari desaku<br />Dimana Tuhanku menitipkan aku<br />Nyanyi bocah-bocah di kala purnama<br />Nyanyikan pujaan untuk nusa<br /><br />Damai saudaraku suburlah bumiku<br />Kuingat ibuku dongengkan cerita<br />Kisah tentang jaya nusantara lama<br />Tentram kartaraharja di sana<br /><br />Mengapa tanahku rawan ini<br />Bukit bukit telanjang berdiri<br />Pohon dan rumput enggan bersemi kembali<br />Burung-burung pun malu bernyanyi<br /><br />Kuingin bukitku hijau kembali<br />Semenung pun tak sabar menanti<br />Doa kan kuucapkan hari demi hari<br />Kapankah hati ini kapan lagi <br /><br /><br /><span style="font-weight:bold;"><span style="font-style:italic;">Jawabnya ada di Timur Timor<blockquote></blockquote></span></span><br /><br />Kala mentari menampakkan wajah<br />kutanya kapan engkau tiba<br />di kala angin mengelusku manja<br />kutanya dimana kau berada<br /><br />kutengadah ke langit<br />kubisikkan sebaris kata<br />dimanakah kau permata<br />engkau berangkat dengan wajah bangga<br />tanpa terselip rasa yang memaksa<br />kuiringkan kau dengan butir doa<br /><br />di sela-sela gerimis senja<br />kutengadah ke langit<br />kubisikkan sebaris kata<br />dimanakah kau permata<br />berangkat kau permataku<br />di timur Timor menunggumu<br />berangkat kau permataku<br />di timur Timor menunggumu<br /><br />setahun sudah aku menantimu<br />tak sebait nada menghibur<br />kuhanya kemarin kuterima pesankau<br />tiada di medan juang<br /><br />kutengadah ke langit<br />kubisikkan sebaris kata<br />dimanakah kau permata<br />berangkat kau permataku<br />di timur Timor menunggumu<br /><br />berangkat kau permataku<br />di timur Timor menunggumu <br /><br /><br /><span style="font-weight:bold;"><span style="font-style:italic;">Kebyar-Kebyar<blockquote></blockquote></span></span><br /><br />Indonesia ...<br />Merah Darahku, Putih Tulangku<br />Bersatu Dalam Semangatmu<br /><br />Indonesia ...<br />Debar Jantungku, Getar Nadiku<br />Berbaur Dalam Angan-anganmu<br /><br />Kebyar-kebyar, Pelangi Jingga<br /><br />Biarpun Bumi Bergoncang<br />Kau Tetap Indonesiaku<br />Andaikan Matahari Terbit Dari Barat<br />Kaupun Tetap Indonesiaku<br /><br />Tak Sebilah Pedang Yang Tajam<br />Dapat Palingkan Daku Darimu<br />Kusingsingkan Lengan<br />Rawe-rawe Rantas<br />Malang-malang Tuntas<br /><br />Denganmu ...<br /><br />Indonesia ...<br />Merah Darahku, Putih Tulangku<br />Bersatu Dalam Semangatmu<br /><br />Indonesia ...<br />Debar Jantungku, Getar Nadiku<br />Berbaur Dalam Angan-anganmu<br /><br />Kebyar-kebyar, Pelangi Jingga<br /><br />Indonesia ...<br />Merah Darahku, Putih Tulangku<br />Bersatu Dalam Semangatmu<br /><br />Indonesia ...<br />Nada Laguku, Symphoni Perteguh<br />Selaras Dengan Symphonimu<br /><br />Kebyar-kebyar, Pelangi Jingga <br /><br /><br /><span style="font-weight:bold;"><span style="font-style:italic;">Kedamaian<blockquote></blockquote></span></span><br /><br />Berserak di mega putih<br />anganku menerawang<br />di leher merpati putih<br />harapan kutitipkan<br /><br />berdebar rasa hatiku<br />bergetar rasa naduku<br />tersentuh rasa rinduku<br />padamu kedamaian<br /><br />tercecer berkas puisi<br />terlampir tak bertanggal<br />tergugah iman hati ini<br />selubung fatamorgana<br /><br />menangis di dalam hati<br />tersenyum di tengah sepi<br />biarkan aku cinta engkau<br />biarkan dan biarkan<br /><br />terpandang mata telanjang<br />merah hitam silang menyilang<br />lembayung di awal senja<br />mengabur di benakku<br /><br />memohon di hati ini<br />bersujud di hari nanti<br />biarkan aku cinta engkau<br />biarkan dan biarkan<br />biarkan dan biarkan <br /><br /><br /><span style="font-weight:bold;"><span style="font-style:italic;">Kugadaikan Cinta<blockquote></blockquote></span></span><br /><br />Laaa.......lalala........lala...<br /><br />Di Radio Aku Dengar Lagu Kesayanganmu<br />Kutelepon Di Rumah Mu Sedang Apa Sayangku<br />Kuharap Engkau Mendengar<br />Dan Kukatakan Rindu<br /><br />Malam Minggu Pukul Tujuh Aku Apel Di Rumah Mu<br />Kubersiul Dan Bernyanyi Membayangkan Dirimu<br />Bercanda Dan Bercumbu Duduk Berdua Denganmu<br /><br /><br />Reff:<br />Tetapi Mimpi Apa Aku Semalam<br />Kulihat Engkau Duduk Berdua<br />Bercanda Mesra Dengan Seorang Pria<br />Kau Cubit Kau Peluk Kau Cium<br /><br /><br />Di Radio Aku Dengar Lagu Kesayangan Mu<br />Kututupi Telingaku Dengan Dua Tanganku<br />Biarlah Cepat Berlalu Dan Kugadaikan Cintaku<br /><br />Kugantungkan Cintaku Yeee..<br /><br />Kugadaikan Cintaku ....<br /><br />Laaaa..lalala....lala.. <br /><br /><br /><span style="font-weight:bold;"><span style="font-style:italic;">Selamat Pagi Kota<blockquote></blockquote></span></span><br /><br />Aku dilahirkan di kota<br />di bangsal rumah sakit tua<br />rumahku sebaya umur kakekku<br />berdinding batu separuh bambu<br /><br />dan aku coba mengerti<br />walau aku sering memaki<br />tingkah-tingkuh kotaku yang panas<br />berbaur debu dan keringat di badanku<br /><br />orang bilang kotaku kejam<br />tak beda usia tak beda warna<br />bagai tangan hitam cengkeram<br />tubuh-tubuh tergolek disana<br /><br />dulu aku tak perduli<br />walau aku sering kerutkan dahi<br />detak jantung berpacu dengan nafsu<br />sering terlihat nyata di depanku<br /><br />satu kali ku berkhayal<br />hidup ini bersinar merata<br />tapi lamunanku buyar<br />oleh mimik seorang bocah<br /><br />gelandangan kecil berdiri<br />dengan rasa ingin memiliki<br />sepotong roti di toko yang bersih<br />dan berjendela kaca<br /><br />kulihat seorang perempuan baya<br />dengan orok di pangkuannya<br />larut malam di kaki lima<br />menunggu warung kopi miliknya<br /><br />tak berdinding beratap rumbia<br />menempel di emper toko megah<br />esok 'pabila mentari tiba<br />ku tak tahu ia dimana<br /><br />ri ... ri ... ri - ri ... ri - ri ... ri ...<br /><br />kepincangan demi kepincangan<br />tak membuat aku jera<br />kehidupan yang keras ini<br />akan kuhadapi jua<br /><br />tanpa terasa aku tengadah<br />kepada-Nya aku meminta<br />kotaku kan tegar berdiri<br />bukan hanya untuk ... satu generasi ...TOPANhttp://www.blogger.com/profile/06335848741466992625noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-4796653607184614748.post-6969502433672118122009-11-27T07:00:00.001+07:002009-12-16T20:45:54.200+07:00Kumpulan lagu Dangdut<span style="font-weight:bold;">AIR BUNGA</span><br /><br />Air bunga ini tiada harum lagi.<br />Air bunga ini tak mampu mencuci tulisan dosa-dosamu dihati.<br />Catatan noda yang berkarat ini<br /><br />Percuma saja kau datang lagi……<br />Hati ini terlanjur benci.<br />Biarlah aku seorang diri,<br />tanpa ada kekasih.<br />Terlalu parah kau menyakiti……….<br />Aku sudah tak sudi lagi.<br />Sedalam apa cintaku ini,<br />sanggup ku bunuh mati.<br />Tak’kan kuampuni pengkhianatanmu kasih tanpa ijin malaikat penjagaku ini.<br /><br /><span style="font-weight:bold;">AIR MATA DARAH</span><br /><br />Sudah sering kali kau menghianati.<br />Tapi engkau aku maafkan selalu.<br />Tapi kali ini kau sungguh terlalu.<br />Namun engkau ,<br />aku maafkan salahmu.<br /><br />*. Simpan saja air matamu.<br />Tak guna engkau menangis.<br />Hatiku tak akan mencair<br />dengan sedu sedanmu itu.<br />Walaupun tangismu dare.<br />Hatiku tak akan iba.<br />Aku sudah bosan melihat<br />permainan sandiwaramu.<br /><br /><span style="font-weight:bold;">Anggur beracun</span><br /><br />Kau berikan cintamu kepadanya. <br />Nyata didepan mata, diri ini tega kau tipu.<br />Yang s’lalu setia kepadamu.<br /><br />Kau berikan aku secawan anggur.<br />Anggur cinta beracun.<br />Kau runtuhkan mahligai cinta yang s’lalu bersama kita bina.<br /><br />Dulu kau meminang diriku. Dengan tali emas cinta.<br />Gaun biru saksi yang bisu tentang indah cerita cinta.<br />Kini semua tak bahagia.<br /><br /><span style="font-weight:bold;">AIR MATA TIADA ARTI</span><br />T : 150 <br /><br />Jangan ditanya ataupun bertanya.<br />Kemana ku kan membawa diriku<br />jauh darimu……..<br />Biarkan saja ku akan turuti.<br />Langkahnya kakiku kemanapun jua<br />arah dituju………..<br /><br />*. Tak ada gunanya menangis lagi.<br />Buang air mata yang tak berarti.<br />Cukup bagiku sampai disini.<br />Ku menahan sabar yang tiada arti.<br />Namun engkau<br />tetaplah tak mau mengerti.<br /><br />Mulai saat ini kau anggaplah saja.<br />Seakan hidupku hilang lenyap sudah.<br />Dari jiwamu……….<br /><br /><br /><span style="font-weight:bold;">AIR SUSU KAU BALAS AIR TUBA</span><br />T : <br /><br />Kemana akan ku bawa<br />derita hati yang luka.<br />Dendam benci karena cinta.<br />Walaupun emas permata ,<br />beribu kau kata cinta.<br />Namun akhirnya kau membuat luka.<br />Kasih sungguh kejam hatimu pada diriku.<br />Rupanya sudah biasa kau menghianati cinta.<br />Air susu kau balas air tuba.<br /><br />*. Akupun menyadari orang tak punya.<br />Tapi jangan diriku selalu kau hina.<br />Walau bagi dirimu tiada mengapa.<br />Tapi bagi diriku kau buat kecewa.<br />Biarlah derita ini kutanggung sendiri.<br />Kar’na diriku sudah tiada berarti.<br />Tiada berarti………<br /><br />Yang lalu biar berlalu lupakan saja semua.<br />Lebih baik kini kita berpisah.<br />Kalau ku tahu begini tak mungkin aku bercinta.<br />Air susu kau balas air tuba…..<br /><br /><br /><br /><br /><span style="font-weight:bold;"><br />Aku bagai tawanan</span><br /> T :140 Iis Dahlia <br /> <br />Bang apa artinya semua ini bang,<br />Apa maumu katakan bang katakan.<br /><br />Mengapa baru sekarang<br />kau ungkit-ungkit kesalahan yang<br /> sudah kukubur sedalam-dalamnya.<br /><br />Bukankah dulu kau bilang mencintai <br />bukan atas diriku suci <br />ataupun sudah ternoda.<br />Kau diriku kau maki penuh penghinaan, salah sedikit kau ringan tangan<br /><br />Untuk apa kau buktikan<br />aku yang telah hina bila <br />hanya kau jadikan bagai tawanan.<br />Tuhan hanya kepadaMU <br />kupanjatkan doa, jalan mana yang kupilih<br /> surga ataukah neraka.<br /><br /><span style="font-weight:bold;"><br />Anggur beracun</span><br /> T:120 Minawati Dewi<br /><br />Kau berikan cintamu kepadanya. <br />Nyata didepan mata,<br />diri ini tega kau tipu.<br />Yang s’lalu setia kepadamu.<br /><br />Kau berikan aku secawan anggur.<br />Anggur cinta beracun.<br />Kau runtuhkan mahligai cinta yang s’lalu bersama kita bina.<br /><br />Dulu kau meminang diriku.<br />Dengan tali emas cinta.<br /><br />Gaun biru saksi yang bisu <br />tentang indah cerita cinta.<br />Kini semua tak bahagia.<br /><br /><br /><br /><span style="font-weight:bold;"><br />ANGGUR MERAH</span><br />T : <br /><br />Semenjak kepergianmu oh sayang,<br />Tak kuasa ku menghindari cobaan,<br />Oh… oh…. Oh…. Oh….<br />Sering ku turuti nafsu,<br />Di gelas minuman<br />terbayang wajahmu,<br />Tersenyum dibuih anggur merah.<br /><br />Ku tahu terlalu jauh ku melangkah,<br />Tak kuasa ku menghindari cobaan,<br /><br />*. Ku akui diriku bersalah padamu,<br />Betapa kau kecewa<br /> tersiksa merana,<br />Ku dustai ku lupakan janji cinta.<br /><br />Maafkan kesalahanku oh.. sayang,<br />Tak’kan lagi ku lupakan janji cinta<br /><br /><br /><br /><br /><br /><span style="font-weight:bold;">ANI</span><br />T : 120 Imam S Arifin Oma Irama<br /><br />A –ni, A…….ni, sungguh aku tahu.<br />Kau rindu padaku.<br /> A –ni, A…….ni, engkau juga tahu.<br />Kurindu padamu.<br />Tetapi untuk sementara,<br /> biarlah berpisah.<br />Ku pergi karena terpaksa, <br />demi cita-cita<br />A –ni, A…….ni, tabahkan hatimu.<br /><br />Ini semua aku lakukan demi .<br />Cintaku kepadamu A...ni,<br /> cinta yang suci.<br />Nanti bila sudah tercapai cita-cita.<br />Baru aku akan kembali… padamu.<br /><br />A-ni sabarlah sayang.<br />Tunggu kupulang.<br />Sabarlah sayang, tunggu kupulang,<br />Sabarlah sayang tunggu kupulang.<br />A-ni, A………ni, tabahkanlah hatimu.<br />Aku juga rindu.<br /><br /><span style="font-weight:bold;">Angka Satu</span><br />T : 140 Caca Handika<br /><br />* Masak-masak sendiri, <br />makan-makan sendiri.<br />Cuci baju sendiri, tidur-ku sendiri.<br /><br />Cinta aku tak punya, kekasihpun tiada.<br />Semuanya telah pergi tak tahu kemana.<br />Hidup serasa bagaikan angka satu.<br />Meranalah kini merana.<br /><br />Kembali dari *<br /><br />Aduh, duh….. oh…… ingin rasanya<br />diriku bercinta seperti dulu…u………..<br />Tapi kutakut gagal lagi.<br /><br /> Aduh, duh… oh… kemana harus kemana diriku membuang sepi…… i………….<br />yang selalu menyiksa diri.<br />Atau kurelakan begini.<br /><br />Kembali dari *<br /><br /><br /><span style="font-weight:bold;">Antara teman dan kasih</span><br />T : <br /><br />Kunanti lama ku menanti.<br />Datangmu duhai kekasih.<br />Sungguh lama kumenanti.<br />Berhari, berbulan-tahun berganti.<br />Kecewa hati kecewa,<br />setelah kita berjumpa<br />Sungguh hatiku kecewa, <br />karena kini kau telah berdua.<br />Ternyata dia yang kau cinta,<br />Karibku yang paling setia.<br />Betapa aku menderita,<br />tak akan ku menyakitinya.<br />Ku kan mencoba untuk melupakanmu.<br />Walau ku tahu sungguh aku tak mampu.<br />Demi tak merenggut kebahagiaannya.<br />Ku relakan segalanya.<br />Mengapa harus terjadi,cobaan seberat ini.<br />Hingga harus ku memilih, <br />antara teman dan kasih.<br />Biarlah diriku saja, merana dan menderita.<br />Padamu satu ku pinta, sayangi serta cintailah dia.<br /><br /><br /><span style="font-weight:bold;">ASMARA KURINDU</span><br />T :110 Iis Dahlia / Nazwin<br /><br />Bermimpi……… indahnya hati,<br /> Cintaku terbayang…… <br />jalinan kasih dan sayang.<br />Andaikan saja……….. dua hati bersabar.<br />Dua jiwa bersama oh……. <br />Tak akan pernah berpisah.<br /><br />Kelam suara kata berbisik,<br />Untaian nada binasa terjerat dusta…..<br />Kalau cinta yang nyata <br />hilang ditelan badai.<br />Mengapa engkau tergoda,<br />Mengapa aku terlena <br />hingga membuat bencana.<br />Mengapa cinta durjana,<br />Mengapa gundah gulana.<br />Asmara penuh prasangka.<br />Tiada berita untukku, <br />tiada cerita yang biru<br /> oh… tahukah kasih kurindu.<br /><br /><span style="font-weight:bold;">AWET MUDA</span><br />T : <br /><br />Apabila anda mau awet muda,<br />Sesungguhnya mudah sekali obatnya,<br />Sepuluh tahun ‘kan lebih muda,<br />Dari usia anda semula.<br />Kalau perlu banyak-banyaklah tertawa,<br />Tetapi jangan seperti orang gila.<br /><br />*. Bagi yang sudah tumbuh uban dikepala,<br />Walau sudah tua coba berjiwa muda,<br />Juga bagi orang yang tak bergigi lagi,<br />Pasang gigi palsu kembali muda lagi.<br /><br />Kalau mau mendengar nasehat saya,<br />Pasti anda akan melihat hasilnya,<br />Sepuluh tahun kan lebih muda,<br />Dari usia anda semula.<br />Apabila anda mau awet muda,<br />Coba lakukan saya punya bicara.<br /><br /><br /><br /><br /><br /><span style="font-weight:bold;">BADAI BIRU</span><br />T : <br /><br />Bagai bunga layu di tangkainya.<br />Hingga jatuh tiada yang sudi<br />memandangnya.<br />Biru langitpun kelabu putih, <br />awanpun berlalu.<br />Tak perduli walau ada yang sudi.<br />Memandangpun sebelah mata.<br />Begitulah cintaku padanya.<br />Hancur luluh disaat aku tak berdaya.<br /><br />*. Kemana ku bawa<br /> hati yang merana,hampanya jiwa…<br />Bumiku berpijak ‘bak diatas bara.<br />Hancurlah semua cita-cita cinta.<br />Pedihnya jiwa…..<br />Rumahku berteduh bagaikan neraka.<br />Hancurnya asmara dalam<br />bencana badai biru.<br /><br /><br /><br /><br /><span style="font-weight:bold;">Badai Perkawinan</span><br />T: 120 Nais Larasati (Dayu AG)<br /><br />Tiada kusangka, perkawinan ini <br />yang dulu kuanggap indah, <br />tapi ki….ni hanya luka dan kecewa.<br />Kau bawa diriku kerumah orang-tuamu.<br />Kar’na kau tahu, ku tiada berharap.<br />Kau pandang bagaikan sampah.<br />Lalu kau ba….lut aku <br />dengan asam cintamu.<br />Sengaja kau tanamkan duka dalam hatiku.<br />Ha …………………………….<br />Tangis dan sakit hati yang aku rasakan.<br />Kau buat diriku bagaikan seorang pembantu yang s’lalu <br />kau anggap salah dan s’lalu kau hina.<br />Setelah aku tahu betapa kejam dirimu…<br />Ingin aku pulang <br />tetapi s’lalu kau larang.<br />Apalah artinya kita hidup bersama,<br /> bila kau tak pernah mau <br />memperhatikan lagi.<br /><br /><br /><br /><br /><span style="font-weight:bold;">BAHTERA CINTA</span><br />T : <br />L : Beredar sang bumi<br /> mengitari matahari.<br />P : Merangkaikan waktu<br /> tahun-tahun berlalu.<br />@ Namun cintaku,<br /> tak’kan pernah berubah <br />masa demi masa.<br />Kita berdua <br />tak’kan pernah berpisah<br />Baur dalam cinta.<br /><br />L : Badai dan gelombang <br />Yang datang merintangi.<br />P : Mencapai tujuan nun<br />di pantai Harapan.<br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><span style="font-weight:bold;">Bakar kemenyan</span><br />T:150 Caca Handika(Endang Raes)<br /><br />Jangan, jangan lagi kau lakukan.<br />Bakar, bakar kemenyan tengah malam<br /> Kar’na itu jalan yang hitam.<br />Bukan, itu bukan keputusan.<br />Kutahu kau dendam cinta.<br />Kepada bekas pacarmu <br />lalu kau guna-guna.<br />Jangan, jangan lagi kau lakukan.<br />Bakar, bakar kemenyan tengah malam<br /><br />Kalau dia pernah tanamkan dusta.<br />Jangan balas dia dengan hukum Tuhan.<br /> Itu berdosa, sungguh berdosa.<br />Terimalah aku sebagai gantinya.<br />Untuk mnengobati derita cinta.<br />Lupakan semua dendam membara.<br /><br />Marilah kita merenda, <br />merajut sut’ra asmara.<br />Akupun masih mencintaimu.<br />Jangan, jangan lagi kau lakukan.<br />Bakar, bakar kemenyan tengah malam<br /><br /><span style="font-weight:bold;">BANG MANDOR</span><br />T : Nita Tahlia Hendro Saky<br />Duh, Bang Mandor <br />bagaimana, mana, mana ini <br />Janji sebulan jadi berbulan.<br />Kog abang belum datang, <br />datang melamar<br />Malu dong bang ditanya orang.<br />Duh, Bang Mandor <br />jangan janji lagi-lagi janji.<br />Kalau lelaki berilah bukti.<br />Ayah ibuku sudah tak sabar lagi<br /> menjadi wali.<br />Adik tak minta permata <br />ataupun rumah yang mewah.<br />Cukup Qur’an dan sajadah<br /> mas kawin di akad nikah tak apa.<br />Biar hidup sederhana <br />makan minum seadanya .<br />Kalaulah abang setia <br />adik sudah bahagia, bahagia.<br />Abang Mandor kapan, kapan,<br /> kapan adik dilamar. <br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><span style="font-weight:bold;">BAYANGANMU</span><br />T : <br />Bayanganmu selalu menggoda<br />Membuatku tiada berdaya<br />‘Tuk melupakanmu oh… oh…<br /><br />Bayanganmu selalu menjelma<br />Dalam mimpi tiada berdaya<br />Membuatku sedih… oh… oh…<br /><br />Bayanganmu selalu menggoda<br />Membuatku tiada berdaya<br /><br />‘Pabila ku menjalin cinta lagi<br />Bayang wajahmu mengoda selalu<br />Seakan engkau datang menghalangi<br />Hingga tiada gairah bercinta<br />Mengapa-mengapa begini<br /><br /><br />Begadang<br />T : Oma Irama<br /><br />Begadang jangan begadang…<br />Kalau tiada akhirnya…<br />Begadang boleh saja…a..<br />Kalau ada perlunya..<br /><br />Begadang jangan begadang…<br />Kalau tiada artinya…<br />Begadang boleh saja…a..<br />Kalau ada perlunya..<br /><br />Music……<br /><br />* Kalau terlalu banyak begadang,<br />muka pucat karena<br />darah berkurang.<br />Bila sering kena angin malam,<br />segala penyakit<br />akan mudah datang.<br />Darilah itu sayangi badan.<br />Jangan begadang setiap malam.<br /><br /><br /><br /><span style="font-weight:bold;">BEKAS PACAR</span><br />T : <br />Aku juga masih punya perasaan,<br />Sama seperti dirimu.<br />Ingin cinta, ingin kasih, ingin sayang,<br />Sama juga seperti dirimu.<br /><br />Tapi mengapa…….dirimu selalu<br /> memandangku sebagai musuh.<br />Seakan kau tak pernah<br />mengenal diriku…<br /><br />Kalau sudah tak cinta,<br />Kalau sudah tak syang,<br />Janganlah kau katakan,<br />pada semua orang 2x<br /><br />Tidakkah kau sadari, biar jelek begini.<br />Tetapi aku masih bekas pacarmu juga.<br />Yang pernah kau cinta,<br />Yang pernah kau sayangi.<br />Biar sudah benci cukup didalam hati.<br /><br /><br /><span style="font-weight:bold;">BERAKHIR PULA</span><br />T : <br />Kau yang nyalakan,<br />Engkau pula yang padamkan 2x<br />Dulu hatiku beku…3X<br />karena aku kecewa. Kau yang nyalakan,<br />engkau pula yang padamkan.<br /><br />*. Hatiku tiada gairah lagi.Tak ingin lagi bercinta. Kembali kau padaku.. 2x<br /><br />Untuk membuka hatiku<br />Namun akhirnya kini, berakhir pula<br />Bagaikan didalam mimpi.<br /><br />Kini duka nestapa 3x<br />Yang dating menyiksa jiwa Kau yang nyalakan,<br />Engkau pula yang padamkan.<br /><br />BERCERAI MUDA<br />T : <br />Aku terpaksa bercerai muda.<br />Orang tuamu tiada setuju.<br />Maafkan kasih maafkan sayang.<br />Terpaksa aku meninggalkanmu.<br /><br />*. Aku sadari semua itu.<br />Kar’na diriku orang tak punya.<br />Cari olehmu gadis yang lain.<br />Yang direstui orang tuamu.<br /><br />Biarlah aku hidup sendiri.<br />Mengenang nasib yang malang ini.<br />Oh… oh… oh… oh…. .….<br /><br />bERCINTA<br />T : <br />Sedang kuturut, sedang ku cinta<br />Lalu dia diambil orang…oh…… oh…..…<br />Tiada kusangka tiada kuduga.<br />Kalau begini jadinya.<br /><br />*. Setelah ku cinta dia tinggalkan aku.<br />Sehingga hidupku kini merana 2x<br />Kalau kutahu paria pahit.<br />Tidak kugulai dengan kelapa<br />Oh…..… oh……..<br />Kalau kutahu bercinta sakit.<br />Tidak kumulai dari semula.<br />BERDENDANG<br />T : <br />Dang.. mari berdendang, kita berdendang<br />Gembira ria…, gembira ria<br />Dang.. mari berdendang, kita berdendang<br />Gembira ria…, gembira ria<br /><br />Hilangkan rasa gelisah <br />Lenyapkan hati yang duka<br />Hilangkan rasa gelisah<br />Lenyapkan hati yang duka<br /><br />Bersedih…, bersedih…. Janganlah suka bersedih<br />Gembira… ,gembira…Sepanjang masa<br />La….la..la..la..la..la..la…..<br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br />BERDARAH LAGI<br />T : <br />Serasa sesak nafasku<br />Karena segalanya terulang kembali<br />……..music………<br />Peristiwa masa yang lalu<br />Karena segalanya terulang kembali<br />Peristiwa masa yang lalu<br /><br />Aku tak menyangka, Hati kan terluka.<br />Kan berdarah lagi, seperti semula.<br />……..music………<br />* Cinta yang pertamaku<br />ku telah kecewa.<br />Cinta yang kedua<br />bertambah parah.<br /><br /># Kemana akan kupergi<br />membawa luka hati<br />yang pedih oh pedih.<br />Kemana akan ku cari.<br />membawa luka hati<br />yang pedih oh pedih.<br />Kemana akan ku cari.<br />……..music………kembali ke #<br /><br /><br />Berdosa<br />T : <br />Apakah kuberdosa…….<br />terhadap….. dirimu……..<br /><br />Apakah salahku duhai kekasihku.<br />Apa kuberdosa terhadap dirimu.<br />Apa kuberdosa terhadap dirimu.<br />Tak guna engkau mencintai diriku.<br />Jikalau caramu selalu begitu.<br />Jikalau caramu selalu begitu.<br />Maafkan salahku……..<br /><br />*. Kalau kutahu cintamu palsu.<br />Dari dahulu aku tak mau.<br />Kalau kutahu cintamu palsu.<br />Dari dahulu aku tak mau.<br /><br />Sungguh tak kusangka<br />dirimu padaku.<br />Kau berbuat dusta terhadap diriku.<br />Kau berbuat dusta terhadap diriku.<br />Sungguh tak kusangka……….<br /><br /><br /><br /><br />BIDUAN<br />T : <br />Aku seorang biduan,<br />biduan dari Melayu<br />Tugasku menghibur tuan,<br />agar gembira selalu<br /><br />‘Tuk menghibur hati tuan,<br />aku menyanyikan lagu<br />Jangan tuan salah paham<br />bukannya aku merayu<br /><br />Memang orang tergila-gila<br />Kepada seorang biduanita<br />Bukan maksud hati ingin menggoda<br />Agar tuan jadi tergila-gila<br />Ya.. ya.. ya..<br /><br /><br /><br /><br /><br /><br />BIARKAN ORANG BICARA<br />T : <br />Biarkan saja semua orang menduga.<br />Kalau cinta kita tak’kan bahagia.<br />Biarkan saja semua orang bicara.<br />Hatimu terbagi dalam dua cinta.<br />Kar’na yang kutahu kau sayangi aku.<br />Dengan sepenuh jiwa dan kasihmu.<br />Biarkan saja ku akan tutup telinga.<br />Dengan bukti cinta dan kenyataannya.<br /><br />*. Dalam suka duka ,dalam canda ria.<br />Bahkan di dalam tangispun<br />kita selalu berdua.<br />Di kala senangnya, di kala susahnya.<br />Saling menghibur, saling membantu<br />dan berbagi rasa.<br /><br />Aku merasakan, aku mendapatkan.<br />Seputih cinta, sebesar kasih<br />yang engkau berikan.<br />Dan aku percaya, kau akan setia.<br />Hanya mungkin takdirlah<br />yang dapat memisahkan kita.<br />Walau tiada ku dapatkan rintangan.<br />Dan berdoa…. Demi bahagia.<br /><br />Biarlah merana<br />T :132 Rita Sugiarto Amin Ivos <br /><br />Kubiarkan diri ini merana dilanda sepi.<br />Walaupun rindu aku tak ‘kan mencarimu. <br /><br /> * Biarlah kecewa, biarlah merana.<br />Kubiarkan diri ini menangis didalam hati.<br />Sampai kapan ku tak tahu,<br />Hanya Tuhanlah yang tahu.<br />Ha.. ha…. ha… ha…. ha….<br />Namun kucoba selalu melupakan dirimu.<br />Menghapuskan cintaku,<br />sampai waktu ‘kan berlalu.<br />Biarlah kecewa, biarlah merana.<br /><br />Banyak hati yang kecewa,<br /> karena cinta yang hampa.<br />Mungkinkah aku dapat membalut lukaku.<br /><br />La.. la….. la.. la.. la…... la.. la.. la…..<br />La.. la….. la.. la.. la…... la.. la.. la…..<br />Merana , merana, merana, merana.<br />Bila salah<br />T : Kristina Anugrah & Taufiq Apalah<br /><br />Bila salah, bila salah menabur cinta……<br />Kelak akan kau menuai buah derita ha…ha…<br />Sungguh pandai, sungguh pandai <br />sepandai tupai…………….<br />Lompat sana, lompat sini pindah-pindah cinta.<br />Kau cari, kau cari, <br />kau cari apa yang kau mau…….<br /><br />Kau kejar walaupun berlari kelobang semut.<br />Lirikan senyuman rayuan itu senjatamu……<br />Sehingga diriku tertembak jatuh korbanmu.<br /><br />Bila salah, bila salah menabur cinta……<br />Kelak akan kau menuai buah derita <br />la… la… la… la… la… la… la… la…<br />Kalau kutahu hatimu pandai menipu.<br />Aku pikirkan cintaku pada dirimu<br />Ha…………………..<br />Diriku ini bukan sebuah lukisan penghias dinding sekedar bahan pandangan.<br />Kutahu, kutahu, kutahu sudah.<br />Bagimu, bagimu, bagimu <br />cinta hanyalah koleksi saja.<br /><br />BIMBANG T : <br />Sampai hatimu…. Melupakan janji…..<br />Pada rembulan…..Yang bersaksi…….<br />Berselimut kan awan yang syahdu<br />Di malam itu kau ciptakan kehangatan <br />Bukan pula dari hati ini <br />Membendung air yang Menetes di mataku<br /><br />Sendirikah kau disana<br />Berduakah kau disana<br />Lama sudah kumerana<br />Lama sudah kumerana<br /><br />Kedatanganmu kutunggu<br />Cintaku hanya untukmu<br />Kini dihatiku bimbang dan sedih<br />Menunggu engkau tak kembali disisiku<br />Hingga kau dan aku memiliki<br />Janji dulu yang pernah<br />kau ucapkan oh.. berdua.<br /><br /><br />BIMBANG<br />T : <br />Ani cinta yang pertama,<br />tiada mudah kulupakan.<br />Rika berhati mulia, cintanya aku dambakan<br />Mereka teman yang setia, sama mengharapkan diriku.<br />Tiada dapat kubedakan, satu diantara dua<br />Kalau harus ku memilih, sungguh aku tak kuasa.<br /><br />* Haruskah aku menghancurkan.<br />Luhurnya nilai sebuah persahabatan.<br />Haruskah aku memisahkan,<br /> dua insan yang ikhlas di dalam berteman.<br /><br />Daripada mereka harus berpisah.<br />Lebih baik aku mengalah.<br />Bimbang hati jadi bimbang.<br />Tiada dapat memutuskan.<br />Goncang jiwa jadi goncang.<br />Lenyaplah kebahagiaan.<br />‘Pabila satu yang kupilih.<br />Pasti yang lain menderita.<br />‘Pabila tiada yang kupilih.<br />Pasti mereka tak’kan rela.<br /><br /><br />BONEKA CINTA<br />T : <br />Buat kamu bibir ini kumerah-merahi.<br />Buat kamu pipi ini kubedak-bedaki.<br />Tapi mengapa kau masih saja,<br />Main cinta… dengan wanita yang lain.<br /><br />Buat kamu badan ini kuwangi-wangiin.<br />Buat kamu baju ini kupantas-pantasin.<br />Tapi mengapa kau masih saja,<br />Main cinta oh…dengan wanita yang lain 2x<br /><br />Lama-lama rasanya aku tak tahan.<br />Kalau aku kau buat sebagai.<br />Oooo… boneka cintamu.<br /><br />Daripada sakitku berulam jantung.<br />Lebih baik berpisah ooh..<br />Lepaskan diriku.<br />Buat apa bercinta kalau makan hati.<br /><br /><br /><br />BISIK-BISIK TETANGGA<br />T : <br />La… la… la… la… la…<br />Bisik-bisik tetangga.<br />Kini mulai terdengar s’lalu.<br />Di telinga hingga menusuk di hatiku<br />Di telinga hingga menusuk di hatiku<br />Mengapa engkau harus menyimpan<br />Sekuntum mawar merah<br />Dibalik kelambu hitam<br />Aduh… aduh… aduh…2X<br /><br />*. ‘Pa bila dirimu ingin mencari hiburan.<br />Tapi sekurang-kurangnya<br />jangan menjual kasih sayang.<br />Walaupun cintaku<br />kau anggap layu di tangan.<br />Tapi sekurang-kurangnya<br />tempat memadu kasih sayang.<br /><br />Dia memang cantik merayunya<br />semakin menarik.<br />Dia memang lincah Selincah burung merpati.<br /><br />Boneka India<br />T : 150 Ellya Khadam<br /><br />Hatiku gembira, riang tak terkira, <br />mendengar berita, kabar dan bahagia.<br />Ayahku kan tiba, datang dari India, membawa boneka yang indah jelita, <br />oh sayang……..<br /><br />Boneka cantik kumimpi-mimpi.<br />Menjadi idaman sepanjang hari.<br />Kini kudapat boneka baru untuk hadiah ulang tahunku.<br /><br />Bonekanya indah, pandai main mata. <br />Hatiku gembira, riang tak terkira.<br />Kuayun kubuai, kudendangkan sayang. <br />Tidurlah hai si buyung <br />Juwita ku sayang, oh sayang….<br /><br />Boneka sayang berbaju biru, boleh dipandang tak boleh diganggu.<br />Boneka cantik dari India boleh dilirik tak boleh dibawa.<br /><br />BUJANGAN<br />T : <br />Katanya enak menjadi bujangan<br />Kemana-mana tiada yang larang<br />Hidup terasa ringan tanpa beban<br />Uang belanja tak menjadi pikiran<br />Oh bujangan.., oh bujangan…. 2x<br />Enaknya kalau jadi bujangan<br />Hidup bebas bagai burung terbang<br />Kantong kosong tidak jadi persoalan<br />Tapi susahnya menjadi bujangan<br />Kalau malam tidurnya sendirian<br />Hanaya bantal guling sebagai teman<br />Mata melotok pikiran melayang<br />Oh bujangan.., oh bujangan…. 2x<br />Susahnya kalau jadi bujangan<br />Hidup tidak akan bisa tenang<br />Ngurusi segala macam sendirian<br />Oh… boleh saja hidup membujang<br />‘ pabila hidup belum mapan<br />Asalkan jangan suka jajan<br />Oh… tidak boleh hidup membujang<br />Kalau untuk bebas berkencan<br />Dengan gonta ganti pasangan<br />Kalau memang semuanya sudah mungkin<br />Tentu lebih baik kawin<br />Kar’na bahayanya hidup sendirian<br />Berat menahan godaan<br /><br />BUKAN YANG KUCINTA<br />T : <br />Sebagai wanita, ku tak sanggup lagi.<br />Kekasih yang kedua<br />menghianati lagi.<br />Sampai di manakah aku<br />harus bertahan.<br />Ternyata, cintanya lebih kejam<br />dari yang pertama.<br />Aduh… aduh… aduh… aduh…<br /><br />* Kini datang lagi cinta yang ketiga.<br />Hampir tak punya rasa<br />batas-batas cinta.<br />Berjanji bunga emas<br />bertirai cemburu.<br />Tapi yang kuhadapi<br />bukan yang ku pinta.<br />Jeritan-jeritan di dalm hatiku.<br />Ku telan bagai air ludah.<br /><br />BUKANKAH KAU TAHU<br />T : <br />Bukankah kau tahu cerita diriku.<br />Mengapa oh.. kini kau sesali.<br />Tiada berguna <br />kau ungkapkan lagi.<br /><br />*. Bila kau ingin<br />melupakan diriku.<br />Lupakanlah<br />dengan setulus hatimu.<br />Aku ingin bebas<br />seperti dahulu.<br />Agar hati tenang<br />dan terang selalu.<br />Dan tiada lagi<br />menanggung derita.<br /><br />Aku akan pergi oh.. jauh darimu.<br />Janganlah mengharap ku kembali.<br />Aku akan pergi oh.. jauh darimu.<br /><br />Bulan<br />T : Mega Mustika Mamad KM<br /><br />Bulan temanilah aku, <br />dimalam yang sesunyi ini.<br />Jangan kau pergi tinggalkan aku,<br /> seperti dia yang mendustaiku.<br /><br />Bulan tampakan sinarmu,<br /> mengapa sembunyi diawan hitam.<br />Kukan cerita tentang dirinya, <br />yang membuat cintaku merana.<br />Bulan temanilah aku, <br />dimalam yang sesunyi ini.<br /><br />Mengapa tak sedari dulu aku tahu bahwa cintanya bukanlah untukku.<br /><br />Betapa sakitnya hatiku tercampakkan kisah cintaku yang pertama.<br />Kejam sungguh kejam dirinya padaku.<br />Bulan tampakkan sinarmu,<br />Mengapa sembunyi diawan hitam.<br />Kukan cerita tentang dirinya, <br />yang membuat cintaku merana.<br />Bulan temanilah aku,<br /> dimalam yang sesunyi ini.<br /><br /> Bulan di ranting cemara<br />T : <br />Lepas senja, remang melingkar langit.<br />Tak terasa rindu mulai bangkit.<br />Janji alam, di malam ini.<br />Rembulan kan datang menyinari.<br />Cipta alam, kadang membawa suka.<br />Ada bulan di ranting cemara.<br />Rindu-rindu, makin menderu.<br /><br />Ku ingin kau ada disisiku.<br />………..musik……..<br />* Esok hari setelah engkau kembali.<br />Ku’kan datang menemuimu.<br />Bercerita betapa rindu hatiku.<br />Malam itu ku hanya sendiri.<br />Bisik ranting cemara, bulan tersenyum manja.<br />Rindu padamu semakin dalam.<br /><br />Rumpun bambu di sisi kau cemara.<br />Menambah indahnya suasana.<br />Angin malam berbisik merdu.<br />Melintas burung malam berlalu.<br />Cipta alam kadang membawa suka.<br />Ada bulan di ranting cemara.<br />Rindu-rindu makin membara.<br />Tersenyum bulan di ranting cemara.<br /><br /><br />Bulan purnama<br />T : 140 Iis Dahlia Zakaria & Lilies Suryani<br /><br />Ma..lam indah bu..lan Purnama.<br />Kududuk ber..du…a.<br />Bulan bintang yang berta..bur-an..<br /> turut menyak..si..kan...<br />Malam itu, tak ‘kan kulupa.<br />Pertama bertemu.<br />Rasa hati tiada bertanya…..<br /> Hanya pandangan mesra.<br /><br />Pujaanku, ooh… pujaanku<br /> Ku cinta padamu….<br />Pujaanku, ooh… pujaanku <br />Ku cinta padamu….<br />Berikanlah.. kasih mesra… <br />Hanyalah untukku.<br /><br />BUNGA DAHLIA<br />T : <br />Bungaku…… Dahlia………<br /><br />Duhai bunga pujaan, kau Bunga Dahlia<br />Oh bunga kesayangan, kau Bunga Dahlia<br />Bunga nan cantik menawan<br /> menjadi rebutan<br />Sungguh indah di taman <br />Di Taman Kerinduan <br />banyak bunga nan molek.<br />Tak semolek Dahlia, Bungaku… Dahlia<br /><br />Datanglah kumbang menghampirinya<br />Menghisap sari bunga Dahlia<br />Bunga ditaman kini layu di tangan<br />Kumbang tiada belas kasihan<br /><br />Bungaku malu-malu merunduk <br />pucat warnanya<br />Bungaku malu-malu, bersedih sesali dirinya<br />Layulah sudah bunga impian<br />Layulah sudah Bunga Dahlia<br />Bungaku Dahlia<br /><br /><br /><br /><br /><br /><br />Bunga nirwana<br />T : <br />Aduhai bunga…Bunga Nirwana.<br />Tempatmu jauh…di capai tangan.<br />Rupamu indah…tak terlukiskan.<br />Engkau tak mudah…dicapai tangan.<br /><br />* Engkaulah bunga,<br />milik dewa-dewi.<br />Aku.. hanya insan,<br /> insan biasa.<br />Aku.. tak ku..a…sa<br />,untuk mencarimu.<br />Walau dalam mim..pi<br />mimpi belaka.<br /><br />Rupamu indah,<br />tak terlukiskan.<br />Engkau tak mudah,<br />di capai tangan.<br /><br />BURUNG DALAM SANGKAR<br />T : May Sumarna Eddie Lumataw<br /><br /><br />Wahai kau burung dalam sangkar.<br />Sungguh nasibmu malang benar.<br />Tak seorangpun ambil tahu.<br />Duka dan lara dihatimu.<br /><br />Wahai kau burung dalam sangkar.<br />Dapatkah kau menahan siksa.<br />Dari kekejamam dunia.<br />Yang tak tahu menimbang rasa.<br /><br />* Batinmu nangis hati pa..tah.<br />Riwayat tertulis penuh dengan.<br />Tetesan air mata.<br />Sungguh ini suatu uji..an.<br />Tetapi hendaklah kau bersabar.<br />Jujurlah kepada Tuhan.<br /><br />Wahai kau burung dalam sangkar.<br />Dapatkah kau menahan siksa.<br />Dari kekejamam dunia.<br />Yang tak tahu menimbang rasa.<br /><br />CINTA HAMPA<br />D’LLOYD A. Chalik<br /><br />Ibarat air di daun keladi,<br />walaupun tergenang tetapi..<br /> tak meninggalkan bekas.<br />‘Pa bila tersentuh.. dahannya bergoyang.<br />Airpun tertumpah tercurah habis<br />tak tinggal lagi.<br /><br />Begitu juga tingkahmu padaku.<br />Cinta hanya separuh hati,<br />kau lepas kembali.<br />Nanti di suatu masa kau juga‘kan merasa.<br />Betapa sakitnya hati kecewa karena cinta.<br /><br />Bila kau lihat pemuda yang lebih gaya.<br />Cintapun seg’ra berpindah kepadanya.<br /><br />Tapi biarlah kau cari yang lain,<br />‘kan kau buat sebagai korban<br />cinta palsu hampa.<br />Nanti di suatu masa kau juga‘kan merasa.<br />Betapa sakitnya hati kecewa karena cinta.<br /><br />CINCIN KAWIN<br />T : <br />Setelah setahun kau di negeri orang.<br />Kini kau kembali ‘tuk menemuimu.<br />Tapi kecewa melihat cincin kawin di jarimu.<br /><br />P : Selama setahun kau di negeri orang.<br />Tak pernah ku t’rima surat darimu.<br />Aku mengira engkau<br />telah melupakan diriku.<br /><br />*. Dulu kau berjanji kan menantiku.<br />Tapi mengapakah tiada kau tepati.<br /><br />P : Banyak ku mendengar kau telah beristri<br />Ku kira engkaulah yang mengingkari.<br />Rupanya kau terkena hasutan belaka.<br /><br />( Kembali ke atas )<br /><br />P : Maafkanlah sayang semua salahku.<br />Terlalu percaya pada orang lain.<br /><br />% Kini hanyalah kepahitan<br />cinta kita berdua.<br /><br /><br />CINTA BERCABANG<br />T : <br />Jalan berlumpur tersiram hujan.<br />Hatiku hancur, hatiku hancur<br />karena abang<br />Hidup beratap bayang cintamu.<br />Bagai berjalan diatas bara (2x)<br />Abang nan curang<br />menanam cinta bercabang-cabang.<br /><br />*. Mengharap merpati terbang<br />jauh tinggi.<br />Badan terasa mati<br />sebulan hatiku kau sakiti.<br />Merajut di hati bersulam di jantung.<br />Lama kau kunanti,<br />Sebulan cintaku kau gantung.<br /><br />Seringgit di harap-harap,<br />Seribu dibagi-bagi.<br />Yang sakit meratap-ratap,<br />Yang rindu tinggal sendiri.<br /><br />CINTA BERDURI<br />T : <br />Oh.. biarkan aku sendiri.<br />Jangan kau ganggu lagi.<br />Belum sembuh luka hati ini.<br />Kar’na cinta berduri.<br /><br />Jangan nyalakan api asmara.<br />Itu membuat derita.<br />Oh… biarkan aku sendiri<br /><br />* Dahulu ku menyangka<br />akan bahagia.<br />Hidup bersama dia<br />yang ku cinta.<br />Kini jangan salahkan<br />bila ku nyatakan.<br />Tertutup sudah pintu harapan.<br />Semenjak diriku engkau tinggalkan.<br /><br /><br /><br /><br /><br />CINTA BERPAYUNG REMBULAN<br />T : <br />Aahh… aa… aa… aa… aaa……<br />Oohh… oo… oo… oo.. . Ooh……<br /><br />Indah memang indah cuap-cuap remaja.<br />Cinta berpayung rembulan.<br /><br />Asyik memang asyik<br />cuap-cuap remaja.<br />Rindu berpayungkan rembulan.<br />Angan melayang-layang<br />ingin di sayang-sayang.<br />Bukan Mercy bukan dasi<br />tapi cinta satu hati.<br />Sya… la…la… la… la… la……<br /><br />Dia punya cemburu-cemburu berat.<br />Dia juga punya rindu-rindu berat,<br />Aduhai, Ingin manja-manja…..<br /><br />Tak jumpa sehari rasanya kiamat.<br />Dunia rasa-rasa mau kiamat.<br />Aduahai bimbang hati bimbang.<br />Sekali dia sayang sukar di larang<br /><br />Cinta bukanlah kapal<br />T : Iis Dahliah Zoel Anggara & Yonni Dores<br /><br />Sujud aku dikakimu,<br />mohon kesadaran.<br />Bilakah berakhir jalan<br />yang kini kau tempuh.<br />Lupa ataukah sengaja,<br />kau menyakitiku.<br />Cinta masa indah dulu<br />terbang bagai debu.<br />Menangis kita berdua.<br />Tertawa kita bersama.<br />Andaikan cinta bicara,<br />bibir tak perlu berkata.<br />Sujud aku dikakimu.<br /><br />Cinta bukanlah kapal di lautan luas.<br />Berlabuh hanya sekejap lalu pergi lagi..<br />Pulang malam pergi pagi ku tak marah<br />asalkan ada basa-basimu.<br /><br />Cinta karet<br />T : <br /># Cinta-cinta karet, cinta sampai lecet.<br />Cinta-cinta karet, sana-sini lengket.<br />Yang itu kau layani, yang ini kau cintai.<br />Berulang-ulang kali,<br />salah-salih berganti.<br />Cinta-cinta karet, sana-sini lengket.<br /><br />* Ada angin timur kau pergi ke timur.<br />Ada angin barat kaupun ke barat.<br />Kau kesana mau kesinipun mau.<br />Setelah kutahu aku jadi tak mau.<br /><br />Cinta-cinta karet, cinta sampai lecet.<br />Cinta-cinta karet, sana-sini lengket.<br />Cinta-cinta karet, tak bisa di pegang<br />Cinta-cinta karet selalu bergoyang.<br /><br />Kembali ke * #<br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br />Cinta ketok magic<br />T : 155 Evie Tamala Nano S<br /><br />Cinta itu bang, bukan ketok magic.<br />Ditutup-tutup pantang dilirik.<br />Cinta terasa asyik, <br />berbunga-bunga saat dipetik.<br /><br />ii Cinta itu bang bukan supermarket.<br />Mengada-ada biar kepelet.<br />Cinta ‘kan tetap lengket, <br />tak akan pudar walau kepepet.<br /><br />Kalau cinta, kalau cinta<br /> Indah terasa suka dan duka.<br />Kalau cinta, kalau cinta <br />Getar asmara merambah jiwa.<br />Penuh pengorbanan,<br /> penuh kesabaran,<br />penuh kelembutan,<br /> penuh keimanan.<br /><br />Kembali dari atas ii<br /><br />CINTA SAMPAI DISINI<br />T : 120 Mansyur S (Hanief Radin & Dadang)<br /><br />Barulah sekarang<br />Aku menyadari,<br />Cintamu padaku<br />Oh… sekulit ari.<br />Tiadaku sangka<br />Engkau sampai hati,<br />Nodai cintaku<br />Yang suci mulia.<br /><br />Panas bara api<br />Membakar kulitku,<br />Lebih panas lagi<br />Oh.. terbakar hati.<br />Telah kucoba<br />Hati tak mau lagi,<br />Lebih baik cinta<br />Oh… sampai disini.<br /><br /><br /><br /><br /><br /><br />CINTA SEGITIGA<br />T : <br />Dirinya diriku<br />Tergila-gila padamu.<br />Cintanya cintaku<br />Sama besar kepadamu.<br />Mungkinkah kiranya cinta segi tiga.<br />Kan mencapai bahagia 2x<br /><br />*. Tentu saja ia tak mau mengalah.<br />Melepas dirimu untukku.<br />Dan begitu juga aku tak kuasa.<br />Melepas dirimu untuknya.<br /><br />Sedangkan kau tahu<br />Cintamu padaku.<br />Sama seperti kepadanya.<br />Hingga engkau ragu<br />Bahkan tidak mampu<br />Untuk menentukan yang mana<br />Dia…. Atau… Aku….<br /><br />Cintaku terbagi dua<br /> T : 160 Yenny Eria’s Rama Aiphama<br /><br />Ahai…. cintaku terbagi dua,<br /> sayangku terbagi dua.<br />Dua-duanya kusuka kar’na sama nilainya.<br />Ahai…. Rinduku terbagi dua, <br />hatiku terbagi dua.<br /><br />Yang hitam kulitnya sopan lagi penyabar.<br />Yang putih kulitnya senang humor <br />dan pengertian.<br />Aku jadi bingung harus pilih yang mana.<br />Terpaksa aku bagi dua.<br />Untumu limapuluh dan untukmu limapuluh.<br />Genap seratus persen cintaku.<br />Ahai…… janjiku terbagi dua, <br /> sumpahku terbagi dua. <br /><br />Aduh-aduh aku s’makin rindu, <br />rindu sama si dia.<br />Aduh-aduh aku jngin jumpa dengan si dia, semua kar’na si dia.<br />Aduh-aduh aku tambah bingung masa sich dua-duanya.<br /><br /><br /><br />Cinta terisolasi<br />T : 110 Lilis Karlina & Hawadin<br /><br />Lama sudah kucinta padamu.<br />Tapi dihatinya terpaku.<br />Karena hidup kita berbeda.<br />Kau t’lah berdua, <br />kini ku yang merana.<br /><br />Cintaku kini terisolasi.<br />Siang malam kau s’lalu dihati.<br />Tidurpun aku tak bisa lena.<br />S’lalu teringat terbayang dimata.<br /><br />Sampai kapan hidupku begini ,<br />tak berdaya.<br /> Hatiku berkata. <br />“Diriku ingin bersamanya.<br />Cintaku tak mungkin berubah “.<br /><br /><br /><br />CINTA YANG PUDAR<br />T : <br />Dua tahun sudah kita lalui bersama.<br />Saat-saat indah dalam jalinan cinta.<br />Tiada rahasia antara kita berdua.<br />Saling memadu kasih sehidup semati.<br />Seia dan sekata, seiring sejalan.<br />Dalam suka dan duka, satu penantian.<br />Dua tahun sudah kita lalui bersama….<br /><br />*. Namun akhir-akhir ini<br />aku tak mengerti.<br />Sikapmu pada diriku sedingin itu.<br />Sebaiknya kau nyatakan<br />apakah salahku.<br />Agar aku menyadari akan dosaku.<br /><br />Bila mungkin karena<br />kau telah jemu padaku.<br />Atau memang sudah ada<br />pengganti diriku.<br />Anggaplah antara kita<br />tak pernah terjalin cinta.<br /><br /><br /><br /><br /><br />CITRA CINTA<br /><br />Di hiasi alam manusia kini.<br />Dengan cinta sebagai rahmatNya.<br />Agar dapat hidup berkasih sayang.<br />Laki-laki dan perempuan.<br />Agar dapat mengembangkan keturunan.<br />Demi penerus perjuangan.<br />Begitulah Tuhan meletakkan.<br />Nilai cinta dalam kesucian.<br />Jadi janganlah kau menyalah gunakan.<br />S’bagai pemuas nafsu setan.<br />Dan juga jangan cinta kau jadikan.<br />Alas pemuas kerusakkan.<br /><br />Bila datang rasa cinta<br />hati-hati dan waspada.<br />Jaga, pelihara serta kuasailah.<br />Sehingga sampai waktunya<br />halal bagimu berdua.<br />Bila hidup cinta tiba dibikin nikah.<br />Banyak sudah tunas-tunas muda.<br />Berguguran sebelum berkembang.<br />Korban dari nafsu birahi durjana.<br />Yang mengatas namakan cinta.<br />Syukurilah anugrah cinta.<br />Peliharalah nilai citra cinta.<br /><br /><br /><br />Cuma kamu<br /><br />P: Cuma kamu, sayangku didunia ini.<br />Cuma kamu, cintaku didunia ini.<br />L: Tanpa kamu, sunyi terasa dunia ini.<br />Tanpa kamu,hampa terasa dunia ini.<br /><br />Cuma kamu, sayangku didunia ini.<br />Cuma kamu, cintaku didunia ini.<br /><br />*. Tiada kalimat dapat melukiskan.<br />Betapa sayangku kepada dirimu.<br />Tiada ibarat dapat membuktikan.<br />Besarnya cintaku kepada dirimu.<br /><br />P: Itu dapat kurasa dari <br />pandangan matamu.<br />Itu dapat kurasa dari belai tanganmu.<br />Oh…………………<br /><br /><br />CUMA Satu<br />T :150 Ayu Soraya<br /><br />Cuma satu kupinta darimu,<br />Cuma satu kuharap darimu,<br />sayangi aku dambaan hidupku.<br /><br />Karena kamu gairah hidupku,<br />kar’na kamu hatiku rindu.<br />Kar’na kamu oh.. hatiku rindu,<br />Kar’na satu kucinta padamu.<br />Sya.. la.. la.. la.. la.. la..la..<br />Sya.. la.. la.. la.. la.. la..la..<br /><br />Kunanti jawaban darimu,<br />katakan wahai kekasihku.<br />Kutunggu selalu kutunggu.<br />Ha…………………………<br />Datanglah pujaan hatiku,<br />aku sambut dengan penuh rindu.<br />Lupakan masa yang t’lah lalu.<br /><br />Kupasrah hidup bersamamu,<br />Rela rela aku rela.<br />Cuma satu kuharap darimu,<br />Cuma satu sayangi aku,<br />Cuma kamu dambaan hidupku.<br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br />CURI-CURI<br /><br />Curi-curi, kau curi hatiku,<br />Lagi-lagi, kau lagi yang curi.<br />Senyum-senyum,<br />kau senyum padaku,<br />oh……….<br />Serba salah aku<br />salah tingkah kar’namu.<br /><br />Lari aku berlari,<br />aku berlari tak mau kau curi lagi.<br />Tapi telah kau curi cinta bersemi<br />di dalam hatiku ini.<br />Hatiku kau curi.<br /><br />Colak-colek<br />Camelia Malik Reynold Panggabean<br /><br />* Colak-colek, colak-colek<br />hobby anak sekarang.<br />Colak-colek, colak-colek<br />usil bukan kepalang.<br /><br />Kalau ada maunya,<br />kalau ada maunya.<br />Semua harus ada,<br />tak bisa ditunda.<br /><br /><br /><br />Memang aneh<br />dunia jaman sekarang.<br />Banyak orang-orang bilang,<br />tak ada uang tak sayang.<br />Memang aneh<br />dunia jaman sekarang.<br />Banyak orang-orang bilang,<br />tak ada uang tak sayang.<br /><br />Dasar buaya cinta<br />T : 140 Ani Maiyumi Iwan<br /><br />Merayap-rayap jalannya, <br /> buaya, buaya cinta.<br />Merayau-rayau dikota, <br />buaya, buaya cinta.<br />Manis-manis rayuannya.<br />Beribu-ribu janjinya berlagak orang kaya <br />tapi gubukpun tak ada.<br /><br />Dikedip-kedip matanya,<br />buaya, buaya cinta.<br />Luar biasa gayanya, buaya, buaya cinta.<br /><br /> Dikasih hati jadi tak tahu diri.<br />Semakin tua dia semakin menjadi.<br />Mengaku bujang walau sudah empat istri,<br />dasar buaya.<br /><br />Dikasih hati jadi tak tahu diri.<br />Semakin tua dia semakin menjadi.<br />Mengaku bujang walau sudah empat istri,<br /> Buaya , buaya cinta .<br />Merayap-rayap jalannya.<br />Buaya,buaya cinta.<br /><br />DATANG UNTUK PERGI<br /><br />Sungguh hatimu bagai batu.<br />Tak menaruh iba padaku.<br />Yang menanggung rindu.<br />Menantikanmu.<br /><br />Kau datang tanpa undanganku.<br />Kau tanamkan cinta padaku.<br />Dan setelah itu…..<br />Kau tinggalkan aku…….<br /><br />*. Mengapa engkau datang,<br />Bila untuk pergi.<br />Kau buat aku senang lalu kau sakiti.<br />Sehingga kini hatiku merana… 2x<br /><br />DERITAMU<br /><br />Kalau kupikir, kuratapi. Derita yang kualami,<br />Terasa sakit sekali.<br />Sedang kuberbadan dua. Betapa aku tersiksa.<br />Diriku engkau tinggalkan.<br /><br />Baru kini kusadari, Apa yang telah terjadi.<br />Bagiku ujian diri.<br />Mungkinkah takdir Illahi.<br />Kalau kupikir, kuratapi. Musibah menimpa diri.<br /><br />Duka<br /><br />Ho… ho… ho… ho…<br /><br />Kemana langkah kakiku berpijak.<br />S’lalu ku bawa dirimu di jiwa.<br />Bayang-bayang,<br />menggoda halus menembus rasa.<br />Saat-saat bahagia<br />telah berganti duka.<br /><br />*. Seandainya aku mampu.<br />Membuat dirimu kembali.<br />Hati ini takkan beku.<br />Kar’na merasa sendiri.<br /><br />Bagai mimpi saat ku sadari.<br />Dirimu kini….. tiada……<br />Disisiku lagi.<br /><br />DERITAMU, DERITAKU<br /><br />Kemanakah… kau ku cari………..<br /><br />Panjangnya jalan kutelusuri.<br />Panjangnya malam aku lalui.<br />Kemana perginya permata hati.<br />Ku cari-cari dan tiada ku temui.<br />Dimana dia berada kini.<br />Kemana dia harus kucari… oh…<br /><br />*. Wahai angin yang lalu,<br />sampaikanlah laguku.<br />Wahai para kelana, katakanlah padanya.<br />Ceritakan kepadanya ku sangat merindukannya.<br /><br />Hatimu dan hatiku telah lama terpadu 2x<br />Ku mendengar ratapanmu.<br /><br />Derita dirimu, deritaku.<br />Kerinduanmu , kerinduanku.<br />Yang lama membebani menghimpit kalbu.<br />Kini mencairlah rindu yang membeku.<br />Berlalu sudah badai derita.<br />Mekarlah sudah bunga asmara….<br />Oh…………….<br /><br />DERITA TIADA BERAKHIR<br /><br />Mengapa ini harus ku alami.<br />Ku tak sanggup menahan derita.<br />Setiap yang datang padaku,<br />Hanya kepalsuan cinta.<br />Diriku selalu di khianati.<br />Mengapa ini harus kualami.<br />Ku tak sanggup menahan derita.<br /><br />Setiap orang yang kusayang.<br />Mengapa meninggalkan aku.<br />Ku rasa kar’na diriku,<br />Anak orang yang tak punya.<br />Sudah miskin cinta s’lalu di sakiti.<br /><br />Oh Tuhan, tolonglah hambamu.<br />Kuatkanlah dalam hatiku.<br />Aku pasrahkan semua.<br />Mungkin ini sudah nasib.<br />Beginilah jadi orang yang tak punya.<br /><br />Dia lelaki aku lelaki<br />Imam S.Arifin Asmin Cayder<br /><br />Kau pembohong dan pendusta.<br />Mengapa engkau mencintai diriku.<br />Dia lelaki aku lelaki.<br />Dia punya cinta akupun sama.<br />Tetapi aku yang lebih dulu<br />mengenal dirimu, mendapat cintamu.<br />Tapi mengapa kau berpaling cinta.<br />Kar’na melihat dia banyak rupiah.<br />Dia lelaki aku lelaki.<br />Dia punya cinta akupun sama<br /><br />Seperti gincu merah menghiasi bibirmu.<br />Pagi kau ucapkan sore hilang cintamu.<br />Seperti tajamnya kuku yang ada di jarimu.<br />Engkau tinggalkan luka dalam hatiku.<br />Engkau mainkan sandiwara cinta,<br />dengan cerita sejuta dusta.<br />Dia lelaki akupun lelaki.<br />Dia punya cinta akupun sama.<br /><br />Di simpang jalan<br /><br />Biarlah kujabat tanganmu.<br />Sebagai salam perpisahan.<br />Mungkin sudah jadi suratan.<br />Kita harus jumpa dan berpisah pula.<br />Walaupun cinta kita sama,<br />tetapi pandangan berbeda.<br />Di simpang jalan,<br />kau memilih langkahmu sendiri.<br />Dan hidupmu sendiri.<br /><br />Bagaikan matahari dan hujan.<br />Takkan pernah bersifat satu tujuan.<br />Kau siram air cinta dihatiku.<br />Namun kau keringkan<br />dengan panas nafsumu.<br />Kubawa kisah yang tinggal kenangan.<br />Guru yang berharga dalam kehidupan.<br />Runtuhnya bangunan cinta pertama.<br />Kuanggap itu pengalaman masa depan.<br /><br />Manis dan pahitnya<br />semua telah kurasakan.<br />Susah dan senangnya<br />lengkap sudah bumbu asmara.<br /><br />DI TELAN ALAM<br /><br />Saat malam kusebut namamu.<br />Kau yang pernah singgah dihatiku.<br />Saat mana kuterjaga mimpi.<br />Dalam khayal kau akan kembali.<br />Padamu aku serahkan….<br />Cinta dan kasih sayang.<br /><br />Saat malam ku sebut namamu.<br />Kau yang pernah singgah di hatiku.<br />Saat mana ku terjaga mimpi.<br />Dalam khayal kau akan kembali.<br />Tiada, tiada kasih sayang.<br />Hilang di telan alam.<br /><br />Pertama kali kita jumpa<br />terjalin kisah cinta.<br />Tiada pernah aku duga<br />semuanya telah sirna.<br />Bagai impian di dalam khayalan.<br />Hilang di telan alam.<br /><br />Doa suci<br /><br />Tuhan… Penguasa Jagat<br />T’rimalah… doaku ini…<br />Berikan kasih yang kucinta…<br />Hidup… yang penuh derita…<br /><br />Selamat berpisah, s’lamat tinggal sayang.<br />Semoga engkau hidup bahagia.<br />Derai air mata membasahi pipi.<br />S’bagai tanda cintaku yang suci.<br /><br />Oh… oh… oh……<br />Aku sadari tak selamanya.<br />Cinta itu… harus memiliki…<br />Selamat berpisah, s’lamat tinggal sayang.<br />S’moga engkau hidup bahagia.<br /><br />*. ‘Pabila kau sayang, hidup bahagia…<br />akupun merasa hidup bahagia.<br />‘Pabila dirimu bukan jodohku.<br />Doaku selalu menyertaimu.<br /><br />Tapi bila engkau menderita.<br />Demi Tuhan aku tiada rela.<br /><br /><br />Dokter cinta<br />Evie Tamala Muchtar B.<br /><br />Penyakit cinta yang kurasakan….<br />Telah hilang semenjak engkau datang.<br />Kau pengobat lukaku, pengobat sakit hati.<br />Kau penerang cinta yang hampir mati.<br /><br /># Demam cinta yang kini kurasa…..<br />Telah hilang semenjak engkau datang.<br />Kau penghapus derita, penghapus bila buta.<br />Kau penerang cinta yang hampi mati.<br />Oh……… Kau penyuluh hidupku…….<br /><br />Dokter……. Cintaku,<br />kau sembuhkan sakitku <br />dengan resep cinta…mu.<br />Rasa kecewa yang dulu tiada terasa lagi.<br />Dokter…….. Cintaku, <br />kelembutan sikapmu mengobati luka…ku.<br />Rasa kecewa yang dulu tiada terasa lagi.<br />Dokter………. Cintaku, engkaulah harapan.<br />Dokter……. Cintaku, engkaulah pujaan.<br />………. Kembali ke #…….<br /><br />Duda<br /><br />Baru sekarang oh, aku rasakan.<br />Tak punya istri rasanya kesepian.<br />Tiada tempat untuk mencurahkan.<br />Rasa rinduku oh, serta kasih sayang.<br /><br />Barulah satu bulan diriku<br />di tinggalkan.<br />Aku sudah tak tahan<br />di cekam kesunyian.<br />Ya Allah, ya Tuhan<br />hindari godaan setan.<br /><br />Sedang ku menyayangi,<br />sedang kumengasihi.<br />Istriku yang tercinta kini telah tiada.<br />Ku hanya manusia tiada berdaya.<br />Dialah Yang Kuasa segala-galanya.<br />Mungkinkah diriku<br />di takdirkan menjadi duda<br />Semoga ku dapat<br />cari gantinya seperti dia.<br /><br /><br />Duda ketemu janda<br />Sekian lama aku hidup menduda.<br />Ist’ri tercinta telah lama tiada.<br />Akupun sama seperti kau juga.<br />Suami setia telah lama tiada.<br />Hariku terasa sunyi tanpa<br />seorang pengganti.<br />Hasrat hati kawin lagi<br />denganmu pilihan hati.<br />Kupasrah saja pada Yang Maha Kuasa.<br />Kalaulah jodoh tentu aku t’rima.<br /><br />*. Anakku dua ,<br />apa kau mau mengurusnya.<br />Hidup membina rumah tangga<br />untuk s’lama-lamanya.<br />Anakku satu sudikah kau terima.<br />Anggap dia, sebagai dia anakmu juga.<br />Saling percaya dan juga setia.<br />Jujur dan ikhlas juga saling terbuka.<br />Semoga Tuhan mencurahkan rahmatNya.<br />Menjadikan bahagia<br />rumah tangga sakinah.<br /><br /><br />Duh engkang<br />T : 144 Itje Tresnawaty / Muchtar B.<br /><br />Duh….. engkang naha teng teingan.<br />Duh….. engkang sok kabina bina <br />engkang mulai lupa <br />jikalau hidup susah <br />tinggal di rumah tua….<br /> waktu kita didesa.<br />Duh….. engkang naha teng teingan.<br />Duh….. engkang sok kabina bina <br />engkang sudah lupa<br /> waktu hidup sengsara <br />makan dari mertua…. <br />waktu kita didesa.<br /><br />Baru saja lumayan hidup di Jakarta,<br />engkang rek suka-suka, <br />engkang rek ngadua.<br />Daripada sengsara biar jadi randa, <br />biar banda te boga asal bahagia.<br />Duh, engkang sok kabina bina <br /><br /><br /><br />Dusta<br /><br />Oh….oh….oh…. 2x<br />Katamu dulu Diriku dirimu satu,<br />Hm… itu dusta. Tetap bersama<br />mengarungi hari tua. Oh… itu dusta.<br /><br />Tetapi setelah kaya berharta.<br />Kau lupakan janji kita bersama.<br />Aku kau anggap teman biasa.<br />Seumpama penunggu rumah saja.<br /><br />Katamu dulu<br />Diriku dirimu satu, Oh… itu dusta.<br />Dulu kita berencana<br />bagaimana dapat lari dari kemiskinan.<br />Ingatkah saat merana<br />ku korbankan<br />Apa saja demi kita berdua.<br /><br />Embah dukun <br />Alam / Endang Kurnia )<br /><br />Waduh mbah dukun sibuk nich,<br />Ada mbah dukun sedang ngobatin pasiennya.<br />Konon katanya, sakitnya diguna-guna.<br />Sambil komat-kamit mulut mbah dukun <br />baca man’tra.<br />Dengan segelas air putih lalu pasien disembur.<br />Setan gendeng, setan bandel, <br />setan gombal, setan… setan………..<br />Semua yang namanya setan.<br />Jangan ganggu yeach……..<br />Jangan suka mengganggu,<br /> pergilah kau setan jangan ganggu.<br /><br />Mbah dukun tolong juga saya <br />yang sedang mabuk cinta<br /> sama si Lela anak Kepala Desa <br />yang membuat aku tergila-gila yeah........<br /><br />Mbah dukun tolong lihat jodohku.<br />Apa mungkin si Lela menjadi milikku yeah…<br />Mbah dukun jampe-jampekan aku <br />Agar si Lela semakin cinta padaku,<br />Dan tak lupa do’aku paling utama <br />Kepada Tuhan Yang Maha Kuasa <br />Semoga cinta kami abadi selamanya.<br /><br />Emosi diri<br /><br />Apakah wajahku<br />sudah tak cantik lagi.<br />Sehingga kau<br />menghindar dari cintaku.<br />Apakah memang<br />kau sudah tak sayang lagi.<br />Atau mungkin ada cinta yang lain.<br />Oh……….<br /><br />Apa salahku dan<br />apa dosa diriku padamu.<br />Tidakkah kau lihat air mata ini.<br />Menetes gambaran luka hatiku.<br /><br />Kau dambaan kau curahkan.<br />Aku mengharap penuh kepastian.<br />Bulan berlalu tahun berganti.<br />Dirimu melupakan janji-jani.<br /><br />Aku tak ingin cinta berakhir.<br />Hanya karena emosi diri.<br /><br />GELANDANGAN<br /><br />Kering sudah rasanya air mataku,<br />Terlalu banyak sudah yang tertumpah.<br /><br />Menangis meratapi buruk nasibku,<br />Nasibku jadi seorang tuna wisma.<br /><br />Langit sebagai atap rumahku,<br />Dan bumi sebagai lantainya.<br /><br />Hidupku menyusuri jalan,<br />Sisa orang yang aku makan.<br /><br />Jembatan menjadi tempat perlindungan,<br />Dari terik matahari dan hujan.<br /><br />Begitulah hidup yang aku jalani,<br />Entah sampai kapan hidup begini.<br /><br />Oh…. oh… oh….<br />Oh…. Oh… oh….<br /><br /><br /><br /><br />Goyang dombret<br />Ikka Bella H.Ukat S.<br /><br />Goyang Dom..bret…. Goyang Dombret. 2X<br />Kang Dadang paling kasep,<br /> Saya suka akang suka sekali.<br />Bang Mandor paling ganteng.<br />Saya demen abang demen sekali.<br />Ayo dong kang bergoyang, biar saya temenin.<br />Jangan lupa sawernya, buat tambahan saya.<br />Makin banyak sawerannya…….<br />Makin asyik goyangannya.<br />Goyang Dom..bret…. Goyang Dombret. 2X Saya sinden cuma nyanyi, <br />silahkan abang bergoyang.<br />Walau harus pulang pagi,<br />Asal saja abang senang.<br /><br />Saya sinden cuma nyanyi, <br />Tapi banyak yang menggoda,<br />Harus bisa jaga diri supaya jangan ternoda.<br />Nang ning nang ning nung……..<br />Nang ning nang ning nung……..<br />Nang ning nang ning nang ning nung……..<br />Nang ning nang ning nang ning nung……..<br /><br />GUBUK bambu<br /><br />Di dalam gubuk bambu,<br /> tempat tinggalku<br />Disini kurenungi nasib diriku.<br /><br />* Didalam gubuk bambu,<br /> suka dukaku.<br />Disini kudendangkan sejuta rasa.<br />Kuhapuskan derita dan air mata.<br />Kunyanyikan selalu lagu ceria.<br />Kupasrah dan berdoa tak putus asa.<br />Suatu saat nanti nasib berubah.<br /><br />Kucingpun menari,<br /> mengajakku bercanda<br />Hati riang membuat kubahagia.<br />Siang dan malam,<br /> aku membanting tulang<br /> demi untuk hidup dimasa depan.<br />Aku yakin dan kupercaya,<br /> nasib sigubuk bambu jadi istana.<br /><br />Gubuk DERITA<br /><br />Aku rela walau hidup susah<br />Aku rela walau menderita<br />Asalkan kau sayang<br />Asalkan setia<br /><br />Pagi makan sore tiada<br />Takkan pudar sayangku padamu<br /><br />Baju satu kering dibadan<br />Takkan luntur cintaku padamu<br />Walau hidup ini di gubuk derita<br /><br />Aku rela walau hidup susah<br />Aku rela walau menderita<br />Asalkan kau bersama<br />Dalam suka duka<br /><br /><br />Gula-gula<br /><br />T : 170 Elvy Sukaesih Fazal Dath<br />Jum-jum-jum ha…, jum-jum-jum ha…<br />Mana mungkin suamiku pulang kerumahmu.<br />Mana mungkin suamiku bercinta denganmu.<br />Ya.. ya ya.. ya.. ya ya.. ya .. ya ya. <br />Ya.. ya ya.. ya.. ya ya.. ya .. ya ya. <br />Burung Nuri terbang jauh diawan.<br />Mana mungkin dia kembali lag.<br />Laki-laki hampir lepas ditangan, <br />masih bisa dia dirayu lagi.<br />Mana mungkin suamiku pulang kerumahmu.<br />Tanpa kau suguhkan, tanpa kau hidangkan Gula,gula,gula-gula,gula-gula,gula-gula yang manis.<br />Gula ho gula ho, hula-hula-hula.<br /> Mana mungkin dia ‘kan tergoda.<br />‘tuk menyalakan api asmara.<br />Mungkin hanya sementara numpang mandi dan numpang makan saja.<br />Gula ho gula ho, hula-hula-hula.<br />Laki-laki yang pandai bercinta <br />sudah pasti dia ‘kan berdusta.<br />Habis manisnya dibuang rasa pahitnya,<br /> tak ‘kan dikenang lagi.<br />Gula-gulamu gula, gula-gula-gulamu gula.<br /><br /><br /><br />Hallo Dangdut<br />T : 170 Rita Sugiarto<br /><br />Hallo…hallo… hallo……….<br />Yang, yang, yang….. <br /> digoyang-goyang yang<br />Dut,dut,dut….<br /> Yok kita berdangdut.<br />Yang digoyang-digoyang yang…<br />Yang digoyang-digoyang yang…<br />Yang digoyang-digoyang yang…<br />Yang digoyang-digoyang yang…<br />Dangdut, dangdut, dangdut, dangdut.<br /><br />Ayo kawan-kawan gembira bersama.<br />Ayo kawan-kawan bergoyang bersama.<br />Lepaskan rasa rindu kita semua, <br />Dengan lagu yang gembira. <br /><br />Kembali dari atas<br />Cobalah ikuti irama gembira.<br />Tua dan muda mari joget bersama.<br />Hilangkan rasa keluh kesah yang ada.<br />Dengan lagu yang gembira.<br /><br />Kembali dari atas<br /><br />Harapan dan duka<br />Kristina Hasanudin<br /><br />Aku tak mengerti <br />mengapa kau sampai hati.<br />Tidakkah kau tahu <br />betapa cintaku suci.<br />Sungguh tak kusangka <br />bila hatimu berduri.<br />Bilakah terjadi <br />setelah aku jatuh hati.<br /><br />Betapa sakit hatiku melihat kau<br />berjalan dengan seorang wanita.<br />Betapa kukecewa setelah tahu<br /> kau berjalan dengan begitu mesra.<br />Aku tak kuasa untuk melihatnya,<br />akhirnya kukecewa.<br />Tapi oh, bukanlah<br /> diriku pengemis cinta.<br />Cukuplah sekali <br />kecewa dalam hidupku.<br /><br />Harapan Hampa<br />T: 144 Iis Dahlia ( M.Mashabi & A.Alatas)<br /><br />Tidak-kah kau tahu,<br /> Betapa hatiku oh, rindu.<br />Tidak-kah kau ngerti,<br />Betapa cintaku oh, suci.<br />Jangan kau bimbang, <br />janganlah kau ragu.<br />Tetap pasti padamu.<br /><br />Tapi kini engkau tinggalkan……<br />Diriku merana seorang….<br />Tidak-kah kau pernah rasakan……..<br />Betapa rinduku dendamkan.<br />Harapanku kini, hilang lenyap sudah.<br />Bagai mimpi tiada berarti.<br /><br />Janganlah cintaku,<br /> kau umpankan bagai kembang.<br />Segar dipakai dipuja sayang.<br />Kalau t’lah layu di-buang.<br /><br /><br /><br /><br /><br />Hati yang patah<br /><br />Mana mungkin di hati yang patah.<br />Takkan tumbuh lagi cinta untukmu.<br />Oh…….oh……umpama bunga.<br /><br />Tiada kan mekar diranting yang rapuh.<br />Oh…… oh….. tulusnya cinta……<br />Tiada kan mekar dihati yang patah.<br /><br />Mana mungkin dihatiku ini.<br />Akan tumbuh dihati yang patah.<br /><br />*. Sudah-sudah jangan kau<br />katakan lagi cinta……..<br />ku tak ingin lagi mendengarnya.<br />Pergi-pergi biarlah luka dihati ini.<br />Akan kubawa sampai mati.<br /><br />Kalau masih ada cinta dihatimu.<br />Itu bukan lagi untukku.<br /><br /><br />Ilalang<br /><br />T :106 Machicha Mochtar Camelia Malik<br /><br />Ilalang , ilalang menghalangi pandangan<br />Ilalang, ilalang jadi saksi cerita malam.<br />Ilalang, ilalang lihat langkahku goyang.<br />Ilalang, ilalang tak kuasa jiwa terguncang.<br /><br />Benar cerita burung-burung.<br />Dirimu s’lalu berdusta.<br />Benar kata bisik angin.<br />Kau tak ‘kan pernah setia.<br /><br />Ilalang, ilalang walau cintaku malang.<br />Ialalang, ilalang ku tak akan putus harapan.<br />Bukan baru sekali ini hatiku kau sakiti.<br />Tapi baru kali ini mataku menjadi saksi.<br /><br /><br /><br /><br /><br /><br />Impian<br /><br />Jangan kau tangisi…….<br />Yang telah terjadi.<br />Anggaplah… hanya mimpi belaka.<br /><br />Janganlah kau tangisi perpisahan ini.<br />Barulah kau sesali yang telah terjadi.<br />Walaupun aku masih ingin bersamamu.<br />Tapi takdir membuat diri kita berpisah.<br />Janganlah kau tangisi yang telah terjadi.<br />Barulah kau sesali yang telah terjadi.<br /><br />*. Tak pernah kubayangkan<br />begini jadinya.<br />Impian bahagia kini hancur sudah.<br />Hari yang kulewati hampa tak terasa.<br />Burung-burung tak lagi<br />menari dan menyanyi.<br />Cintaku padamu bagai bunga surya.<br />Yang tak mungkin layu,<br />mekar selamanya.<br /><br /><br /><br /><br /><br /><br />IZinkanlah<br /><br />Izinkanlah aku<br />walau sedetik lamanya.<br />Aku berjumpa sang kekasih.<br />Walaupun akhirnya<br />aku harus menderita.<br />Karena berpisah Sang Kekasih.<br />Karena ayah bunda tak merestui<br />cintaku padamu.<br /><br />*. Lama, lama…. Tiada bertemu.<br />Betapa rindunya terasa hatiku.<br />Doaku padaMU Tuhan, izinkanlah.<br /><br />Izinkanlah aku<br />untuk yang terakhir.<br />Melepaskan rindu<br />yang lama terpendam.<br />Doaku padaMU Tuhan, izinkanlah.<br /><br />JANDAKU<br /><br />Isteri yang kuceraikanlah...menangis ditengah hari... <br />Menyesal tiada berguna..tak akan kembali lagi…<br />Karena sakit hatiku <br />tak tahan aku menunggu<br />Kunasehat dikau selalu<br />agar jangan lekas cemburu<br />Kunasehat dikau selalu<br />agar jangan lekas cemburu<br /><br />*. Anak yang ada padaku<br />slalu memanggil namamu<br />Anak yang ada padamu<br />jangan kau sia-siakan<br />Walaupun kau pandang jemu<br />Asal anakku dijagakan<br />Walaupun kau pandang jemu<br />Asal anakku dijagakan<br /><br />Dengarlah wahai jandaku<br />carilah jodoh yang lain<br />Dengarlah wahai jandaku<br />carilah jodoh yang lain<br />Kunasehat dikau selalu<br />Berdosa jikalau tak kawin<br />Oh.. oh.. oh.. oh.. oh…….<br /><br /><br /><br />Jalan datar<br />Gaul ( Muchlas AP & SutoPranto) <br /><br />Mengapa aku terjatuh dijalan yang datar.<br />Sedangkan diriku <br />pernah berjalan dibatu karang.<br />Mengapa jadi mengeluh<br /> dan berputus asa.<br />Hatiku terluka aku merana karena cinta.<br /><br />Kusangka engkau permata <br />yang dapat menerangi jiwa.<br />Namun ternyata <br />dirimu penuh duri dalam dada.<br />Kuserahkan semua cinta dan kehidupanku.<br />Namun kau membuat aku tersiksa.<br />Kini kau menjauh.<br /><br />Cinta bawa duka rindu balas dendam <br />tinggal ku kecewa……<br />salahku apa dosaku dimana pada dirimu..<br />sayang tinggal sayang kasihmu menghilang tak tahu rimba.nya.<br />cinta kau berikan pada orang lain. Bukan sandiwaramu.<br /><br /><br /><br />Jacky<br />Rita Sugiarto<br /><br />Jacky….. Jacky….<br />Jacky kini kau datang lagi.<br />Setelah lama kau tinggal pergi<br />aku merana…..<br />Jacky…… Jacky….<br />Jacky kini bahagia lagi.<br /><br />………. Music ……..<br /><br />Bahagia rasa hati sejak kedatanganmu.<br />Hilang sudah rasa sunyi,<br />bila kau di sisiku.<br />Ingin hatiku selalu<br />hidup bersama denganmu.<br />Tak ingin lagi berpisah, oh…..<br /><br /><br /><br /><br /><br />Janji<br /><br />Surga yang engkau berikan.<br />Neraka yang kau berikan.<br />Manis yang aku khayalkan.<br />Pahit yang aku rasakan.<br /><br />Tingginya janjimu padaku.<br />Mengalahkan langit yang biru.<br />Manisnya janjimu padaku.<br />Mengalahkan manisnya madu.<br /><br />( Kembali ke atas )<br /><br />*. Dulu kau berlutut dikakiku.<br />Untuk mengharap cintaku.<br />Hingga terbuka pintu hatiku.<br />Tuk menerima cintamu.<br /><br />Tapi setelah<br />aku jatuh cinta padamu.<br />Engkau begitu mudah<br />melupakan diriku.<br /><br /><br /><br />Jangan pegang dulu<br /><br />Jangan pegang dulu,<br />jangan cium dulu.<br />Kar’na kita baru saja,<br />kita berkenalan.<br /><br />Aku belum tahu,<br />siapa namamu.<br />Aku belum tahu,<br />dimana rumahmu.<br /><br />*. Mau pegang soal gampang.<br />Mau cium soal mudah.<br />Tapi aku mau tahu dulu.<br />Apa maksud di hatimu.<br /><br />‘Pabila kau sungguh-sungguh.<br />Peluk cium boleh saja.<br />Tapi kalu mau main-main.<br />Silahkan cari yang lain.<br /><br /><br /><br />JANUR KUNING<br />Noer Halimah (Fazal Dath)<br /><br />La…. La.. la.. la.. la.. .. La.. la.. la.. la..<br />Jangan kau katakan dulu,<br />Jangan kau siarkan dulu,<br /> sebelum janur kuning<br />Hiasan cinta melambai-lambai,<br />di depan rumahku ini.<br />Kalau sudah saatnya,<br /> sumpah perkawinan kita.<br />Semua menjadi milikmu.<br />Dari bukit-bukitnya yang menghijau,<br />sampai lautan yang biru.<br />Kakanda sayang, aduh, aduh, kakanda sayang<br />Akupun mengharap belaian tanganmu sayang<br />Tetapi kutahan-kutahan, <br />karena malu dilihat orang.<br />Walaupun kutahu engkau yang paling ku sayang<br />Rasanya kuingin-ku ingin masuk <br />kedalam pintu hatimu<br />Ibarat bulan sudah di tangan<br />Ibarat bintang sudah bertaburan<br />Cinta suci kita kini menjadi kenyataan<br /><br />Jatuh bangun<br /><br />Jatuh bangun aku mengejar..mu.<br />Namun dirimu tak mau me..ngerti.<br />Kubawakan segenggam cinta.<br />Namun kau meminta diriku.<br />Membawakan bulan kepangkuan..mu.<br /><br />Jatuh bangun aku mencinta..i.<br />Namun dirimu tak mau me..ngerti.<br />Kubawakan segelas air.<br />Namun kau meminta lautan.<br />Tak sanggup diriku sungguh tak sanggup.<br /><br />* Sudah tahu luka didalam dadaku.<br />Sengaja kau siram dengan air garam.<br />Kejamnya sikapmu membakar hatiku.<br />Sehingga cintaku berubah haluan.<br />Percuma saja berlayar <br />kalau kau takut gelombang<br />percuma saja bercinta<br />kalau kau takut sengsara.<br /><br /><br />Jiwaku<br /><br />Ku tak kuasa menahan<br />dari segala cobaan.<br />Yang kini hanya impian<br />Hampa tiada harapan.<br />Hanya padaMU Oh, Tuhan.<br />Yang dapat aku bermohon.<br />Agar jangan dalam benih kasih.<br />Kepadanya yang tak berarti.<br /><br />*. Ya Illahi, hapuskanlah diri.<br />Derita jiwa yang aku alami.<br />Tinggallah semua cobaan ini.<br />Aku tak kuasa untuk menjalani.<br /><br />KABUT NOVEMBER<br />Mansyur S.<br /><br />Pertemuan aku dan dia,<br />Terucap janji searah cinta.<br />Namun hanya semusim saja,<br />Berakhirnya jalinan cinta.<br />Oh… oh… November.<br /><br />Kabut gelap awal bulan November.<br />Bagaikan sebuah mimpi belaka.<br />Keramahan<br />tutur sapa yang manja,<br />Kiranya terselubung arti dusta.<br /><br />Aku yang kecewa, Aku yang merana.<br />Hancur sudah harapanku,<br />Pada awal bulan November.<br />Oh… oh… November.<br /><br />Kegagalan cinta<br /><br /> Cukup sekali aku merasa… kegagalan cinta.<br />Takkan terulang kedua kali di dalam hidupku.<br />O………ya nasib ya nasib…<br /> mengapa begini. Baru pertama bercinta <br />sudah menderita… <br />Cukup sekali aku merasa kegagalan cinta.<br /><br />Kau yang mulai, kau yang mengakhiri.<br />Kau yang berjanji, kau yang mengingkari..<br />Kalau tahu begini akhirnya…..<br />Tak.. mau kubermain cinta…..<br /><br />Kandas<br />T : 116 Evie Tamala & Imron S. Evie T / Friez Arsudi.<br /><br />Bila tiada mendalam cinta dan kerinduan,<br />Takkan terlalu dalam luka yang kurasakan.<br />Bila saja kutahu bahwa kesetiaanmu begitu dalam padaku takkan aku mengikari janjiku.<br /><br />Sesal kian menderai akhir sebuah cerita.<br />Kini kau telah berdua itu kenyataannya.<br />Bila saja kutahu bahwa kesetiaanmu begitu dalam padaku takkan aku mengikari janjiku.<br /><br />* Sekian lama kucari dirimu kasih.<br />Dari waktu kewaktu kucari <br />hingga putus asa diri ini.<br />Dan betapa kusesali yang t’lah terjadi.<br />Kekasih yang paling kucintai<br /> kini terluka hati…..<br />Bila tiada mendalam cinta dan kerinduan<br />Takkan terlalu dalam luka <br />yang kurasakan o..o..<br />Hati…… telah terlarang kita untuk saling menyinta…………..<br /><br /><br /><br />Karena pengalaman<br />T : 140 Elvie Sukaesih Hussein AS<br /><br />Karena lirikan kau jatuh cinta.<br />Karena senyuman kau tak berdaya.<br />Sehingga membuat ku tak percaya.<br />Begitu cepatnya hatimu tergoda.<br />Sedangkan aku tiada merasa.<br />Sayang sungguh sayang<br /> ku ada yang punya.<br />Baik kau cari yang lain saja.<br /><br />* An..dainya aku oh..masih sendiri.<br />Aku terima denga hati gembira.<br />Kini semua jadi pengalaman.<br />Gagalnya cinta awal persahabatan.<br />Baiknya sekarang engkau pikirkan.<br />Aku ucapkan terima kasih.<br />Atas cintamu pada diriku.<br />Baiklah kau cari yang lain saja.<br />Karena diriku ada yang punya.<br /><br />Keagungan tuhan<br />T : 98 Titiek Sandhora Malik BZ<br /><br />Insyaflah wahai manusia,<br />jika dirimu bernoda.<br />Dunia hanya naungan <br />‘tuk mahluk ciptaan Tuhan.<br /><br />Dengan tiada terduga <br />dunia ini kan binasa.<br />Kita kembali ke asalnya <br />menghadap Tuhan Yang Esa.<br /><br />* Dialah Pengasih dan Penyayang <br />kepada semua insan.<br />Janganlah ragu atau bimbang pada Keagungan Tuhan.<br />Betapa Maha Besarnya,<br />Kuas Alam Semesta.<br /><br />Siapa s’lalu mengabdi <br />berbakti pada Illahi.<br />Sentosa s’lama-lamanya <br />didunia dan akhir masa.<br /><br />Kecewa<br />T : 106 Iis Dahlia (Munif Bahasuan & Husein Bawafi<br /><br />Hasrat di hati mencapai<br />bintang yang tinggi.<br />Sungguh kecewa<br />tak tercapai cita-cita.<br /><br />Oh..ooo.. hatiku rasa pilu.<br />Aduhai terasa pilu.<br />Oh..ooo.. luka hatiku kini.<br />Lukaku bertambah parah.<br /><br />Tak seorang berkata<br />mengapa aku berduka ?<br />Cita-citaku hanya benda<br />tiada bernyawa.<br />Rupanya aku mimpi<br />yang tiada berarti.<br />Mimpi mencapai bintang<br />di langit yang tinggi.<br /><br /><br /><br />Kejam<br /><br />Kejam… oh… sungguh kejam…<br />Mengapa hatimu…<br />keras bagaikan batu.<br /><br />Kejam… kejam…<br />Mengapa hatimu sekeras batu ?<br />Masih adakah cinta yang tersisa untukku ?<br />Kasih… oh… katakanlah, lupakah dirimu?<br />Akan putihnya cinta ?<br />Mengapa berubah jadi merah semua<br /><br />Tega… tega… aku pernah<br />bersimpuh di hadapanmu.<br />Tapi tak kau hiraukan, malah kau membisu.<br />Aku pernah bersujud memohon<br />dan mengharap kepadamu.<br />Namun engkau tetap saja<br />bagai batu-batu.<br />Jangan… jangan, kau biarkan aku …<br />Kau biarkan aku, sendirian.<br /><br /><br /><br /><br />Kekasih<br /><br />Paling disayang, tentu sang kekasih.<br />Paling dimanja, tentu sang kekasih.<br />Walau dicubit, tapi cubitnya sayang.<br />Walau digigit, tapi gigitnya sayang.<br />Disayang-sayang, itu sang kekasih.<br />Dimanja-manja, itu sang kekasih.<br /><br />Punya uang untuk sang kekasih.<br />Punya barang untuk sang kekasih.<br />Lupa kawan ingat sang kekasih.<br />Lupa makan ingat sang kekasih.<br /><br />Lapar jadi kenyang,<br />kalau sudah jumpa kekasih.<br />Susah jadi senang,<br />kalau sudah jumpa kekasih.<br /><br /><br /><br /><br /><br /><br />Kembalikanlah dia<br /><br />Tuhan… tolonglah hambaMU…<br />Dari sengsara… sengsara…..karena cinta………<br /><br />Tunjukkan, kemana langkahku ini.<br />Dalam hidup, dalam cinta.<br />Kekasih tercinta entah kemana.<br />Kini tinggal kusendiri.<br />Dia yang paling kusayang.<br />Dia yang paling kucinta.<br />Aku mohon…. Kembalikan padaku.<br />Kembalikan padaku.<br />Tunjukkan, kemana langkahku ini.<br />Dalam hidup, dalam cinta.<br /><br />*. Kalau memang ia telah mati.<br />Tunjukkan padaku…dimana kuburnya.<br />Kalau memang ia bukan milikku.<br />Tunjukkan padaku… siapa suaminya.<br /><br />Walau sedetik saja,<br /> izinkanlah aku untuk…membelainya… <br />Aku rela…….melepaskan nyawaku ini…<br /><br />Kematian<br /><br />Suatu saat pasti ‘kan datang.<br />Saat-saat paling menakutkan.<br />Sang Malaikat Pencabut Nyawa.<br />‘Kan merenggut roh’mu dari badan.<br /><br />Tak seorangpun yang akan dapat.<br />Menolong dari kematian.<br />Juga hartamu tak akan mampu.<br />Menebusmu dari kematian.<br /><br />Ada dua cara kematian.<br />Tergantung amal dan perbuatan.<br />Ada yang bagai rambut<br />dicabut dari tepung.<br />Ini mati bagi yang taqwa.<br /><br />Namun bagi orang yang durjana.<br />Mati ‘kan merupakan derita.<br />Sakitnya bagai sutera<br />dicabut dari duri.<br />Ini azab Tuhan yang nyata.<br /><br />Kerudung putih<br /><br />Seraut wajah cantik…<br />yang kau sembunyikan…<br />Di balik kerudung putih…..<br /><br />Dibalik kerudung wajahmu bersembunyi.<br />Kau cantik alami anugerah Illahi.<br />Tapi bukan karena itu aku sayang padamu.<br />Juga bukan karena itu aku cinta padamu.<br /><br />Kau hiasi diri dengan budi pekerti.<br />Kau hambakan diri ke hadirat Illahi.<br />Itulah yang menyebabkan <br />aku cinta padamu.<br />Itulah yang menyebabkan<br />Aku sayang padamu.<br /><br />*. Tiada lelaki yang membantah.<br />Kecantikan wajahmu,kelembutan sikapmu.<br />Keindahan senyummu.<br />Tapi yang menyilaukan mata,<br />Sinar keimananmu,<br />yang s’lalu kau pancarkan <br />dalam setiap langkah.<br /><br /><br />Kubawa<br /><br />Kubawa selalu, kubawa.<br />Namamu didalam hatiku.<br />Kemana saja kumelangkah.<br />Kubawa selalu, kubawa.<br />Namamu didalam hatiku…<br /><br />*. Tak seharipun berlalu <br />tanpa bayanganmu.<br />Tak semimpipun<br />berlalu tanpa dirimu 2x<br /><br />Terbayang selalu terbayang,<br />Wajahmu didalam ingatan.<br />Kemana saja kumelangkah.<br />Kubawa selalu, kubawa,<br />Wajahmu didalam hatiku.<br /><br /><br /><br /><br /><br />Kuda lumping<br />Elvi Sukaesih Oma Irama<br /><br />Ada suatu permainan,<br />Permainan unik sekali.<br />Orang naik kuda, tapi kuda bohong.<br />Namanya Kuda… Lum..ping.<br />Anehnya permainan ini<br /> orangnya bisa lupa diri.<br />Dia makan rumput juga makan kacang.<br />Aduhai… ngeri… seka..li.<br /><br />Itu kuda lumping.., kuda lumping.., <br />kuda lumping… kesurupan.<br />Itu kuda lumping.., kuda lumping..,<br /> kuda lumping… loncat-loncatan.<br /><br />Awas jangan dekat-dekat,<br />Melihat permainan ini.<br />Kar’na akibatnya bisa berbahaya.<br />Itulah kuda lumping.<br /><br />Kugapai<br /><br />Dari sinar matamu,<br />yang memancarkan cahaya.<br />Dari senyuman bibirmu,<br />Yang kau tampakkan manja.<br />Menusuk didalam relung hatiku.<br />Dan membara didalam perasaan.<br />Dari sinar matamu,<br />yang memancarkan cahaya.<br />Dari senyuman bibirmu,<br />Yang kau tampakkan manja.<br />Agar kupaksakan maksud hatiku.<br />Untuk mengatakan isi hatiku.<br />Dari sinar matamu,<br />yang memancarkan cahaya.<br />Dari senyuman bibirmu,<br />Yang kau tampakkan manja.<br /><br />*. Mungkin kau tak mengerti<br />akan maksud hatiku.<br />Ku curahkan….Kasih sayang untukmu.<br />Dalam isi hatiku kuharap kau mengerti.<br />Cinta suciku hanyalah untukmu.<br />Semua telah kutempuh, <br />‘tuk mengapai cintamu.<br /><br /><br />Kuingin<br /><br />Kalau kau memang sayang kepadaku.<br />Kuingin aku saja yang kau sayang.<br />Kalau kau memang cinta kepadaku.<br />Kuingin aku saja yang kau cinta.<br />Siang malam kupinta dalam doa.<br />Semoga cinta ini ‘kan terwujud.<br />Diantara kau dan aku selalu menyatu.<br />Tiada-tiada cinta yang lain.<br />Kalau kau memang<br />sayang kepadaku.<br /><br />*. Tak rela, tak rela<br />kau membagi cinta.<br />Kar’na diriku untukmu seorang.<br />Tak mampu, tak mampu<br />aku menerima.<br />Bila kau ada cinta yang lain.<br />Tunjukkanlah sikapmu<br />kalau kau sayang padaku.<br /><br />Kopi dangdut<br />T :170 Fahmi Shahab Andy Hardy<br /><br />1. Kalau kupandang <br />kerlip bintang nun jauh disana.<br />Sayup kudengar <br />melodi cinta yang menggema.<br />Terasa kembali gelora jiwa mudaku.<br />Kar’na tersentuh alunan lagu yang merdu <br />kopi dangdut<br /><br />2. Api asmara yang dulu pernah membara.<br />Semakin hangat bagai ciuman yang pertama.<br />Detak jantungku seakan ikut irama.<br />Namun terlena oleh pesona <br />alunan kopi dangdut.<br /><br />* Irama kopi dangdut yang ceria.<br />Menyengat hati menjadi gairah.<br />Membuat aku lupa akan cintaku yang telah lalu.<br /><br />Kembali ke …… 2.<br /><br /><br /><br /><br /><br />Lanai aku lanai<br />T : 112 Tio Fanta & Tommy Perwira Ginting)<br /><br />Beribu bintang dilangit, <br />aduh sayang hanya satu yang kukagumi.<br />Beribu gadis yang cantik, <br />duhai sayang hanya kamu yang kuinginkan.<br />Mana, mana janjimu dulu.<br />Mana, mana janjimu dulu.<br /><br />Kupandang Gunung Sibayak <br />aduh sayang saat aku kekota Medan.<br />Bagaimana aku percaya pada abang <br />karena abang mata keranjang.<br />Lanai, lanai aku lanai.<br />Lanai, lanai aku lanai.<br />Oh bulan berikan sinarmu, hatiku lusuh memikirkan si jantung hati.<br />Rasa cinta dan sayangku<br /> telah hilang bersama janji palsu.<br />Sungguh tega hatimu kepadaku <br />saat aku ke Deli tuak aduh sayang.<br />Oleh-olehnya daun Nipan.<br />Kalau aku yang kau harapkan duhai sayang sampai tua kau takkan nikah.<br />Lanai-lanai, lanai aku lanai.<br /><br />lukaku<br /><br />Belum kering lukanya hatiku.<br />Luka bekas kau sakiti dulu.<br />Tapi kini engkau kembali.<br />Memohon mengharapkan<br />cintaku.<br /><br />Sebelum kau kembali padaku.<br />Baik puaskan dulu hatimu.<br />Dari cinta ke lain cinta.<br />Turutkan, puaskanlah hatimu.<br />Nanti baru kau datang padaku.<br /><br />*. Kini carilah olehmu<br />kasih pengganti diriku.<br />Lalu bandingkan olehmu<br />cintanya dengan cintaku.<br />Setelah itu kau baru tahu,<br />Betapa besar cintaku padamu.<br /><br /><br />Lukisan cinta<br /><br />Rintik hujan membasahi bumi.<br />Kususuri kesunyian malam.<br />Segenggam luka yang aku bawa.<br />Dapat kurasa jiwaku lara.<br /><br />Dimana, dimana kau kucari.<br />Mahligai indah kenangan cinta.<br />Merana, kecewa tiada terkira.<br />Bagaikan tertusuk seribu duri.<br />Dimana, dimana kau kucari.<br /><br />*. Bilakah beban derita ini.<br />Berlalu dari kehidupanku.<br />Ku tak sanggup lagi merasakan.<br />Kepiluan yang menyiksa jiwa.<br /><br />Wahai lukisan malam yang kelam.<br />Bawalah aku dalam pelukmu.<br />Agar aku dapat melupakan.<br />Semua beban derita cinta.<br /><br />Jangan kau biarkan diriku merana.<br />Kecewa…..selamanya….<br /><br />Mabok bae<br /><br />Aduh pusing kang <br />duh aduh pusing, pusing tujuh keliling.<br />Rumah tangga langka senenge,<br /> sampeane mabok bae.<br /><br />Coba mikir kang dipikir dingin.<br />Apa kakang bli isin <br />wong mekaya langka luwie.<br />Saban dina mabok bae.<br /><br />Kudu inget ning masa depan.<br />Aja nuruti napsu setan.<br />Minum-minuman, mabok-mabokan.<br />Ngrusak ning badan.<br /><br />Masih mending kang mabok dunia,<br />Bisa nyukupi keluarga.<br />Aja maboke mabok minuman, <br />bisa berantakan.<br /><br /> <br />Mabuk & Judi<br /> T : 150 Cucu Cahyati Aat Arsyad<br /><br />Duhai tunangan ku<br />sampaikan pada orang tuamu.<br />Tahun depan ku melamarmu.<br />Akan kubelikan mobil biru.<br />Mabuk lagi… mabuk lagi….<br />Tiap hari… pulang pagi….<br />Kau ajak teman-teman.<br />Hey, mabuk bersamamu.<br />Aku jadi malu pada orang tuaku.<br />Mabuk lagi… mabuk lagi….<br />Ku tak mau terus begini.<br />Putuskan hubungan saja, jangan lagi.<br />Ku tak mau jadi istri<br />kalau kau terus begitu.<br />Mabuk lagi… mabuk lagi….<br />Baiklah hey sayangku<br />tolong ambilkan air accu salah maaf.<br />Akan kudengarkan katamu,<br />ku tak akan mabuk lagi<br />dan tak akan judi lagi.<br /><br />MADU MERAH<br /> T : 156 Itje Trisnawati Muhtar B.<br /><br />Secangkir Madu Merah,<br />menyiram hati kita.<br />Berdaun asmara dan beranting cinta.<br />Tumbuh bunga kasih, kasihmu-kasihku.<br /><br />Secangkir madu merah<br />membasahi kalbu.<br />Bersulam asmara,<br />benang-benang cinta.<br />Melukiskan sayang,<br />sayangku-sayangmu.<br />Satu dalam satu<br />…….music……<br />Ha… rasa berat melangkah<br />pabila engkau di sampingku.<br />Ha… tak mau berpisah<br />pabila engkau didekatku.<br />Biar aku menjadi bayanganmu.<br />Kuharapkan kau jadi bayanganku.<br /><br /><br /><br /><br />Mandi kembang<br />T : 120 Caca Handika / Erike LB<br /><br />Mandi kembang tengah malam,<br />Jangan kau lakukan.<br />Kalau hanya mengharap maaf dariku.<br />Andaikan ingin kembali <br />mengharap cintaku.<br />Lupakanlah dosa-dosamu yang lalu.<br />Oh…oh….. kumaafkan semua salahmu.<br /><br />Walau diri dan cintamu kini sisa orang.<br />Namun kedua tanganku rela menerima.<br />Walau hancur batinku ini <br />kar’na undangan palsumu.<br />Namun dihatiku<br /> tak menyimpan rasa benci.<br /><br />Kembali-lah, kembali-lah <br />andai engkau tak bahagia.<br />Diri ini-pun tak rela<br />membiarkan kau tersiksa.<br />Mandi kembang tengah malam,<br />Jangan kau lakukan.<br />Kalau hanya mengharap maaf dariku.<br /><br />Mandi madu<br /> T : 160 Elvie Sukaesih Toto Ario<br /><br />Basah, basah, basah..<br />seluruh tu..buh.<br />Ah, ah, ah.. menyen..tuh kal..bu..<br />Manis,manis,manis..<br />semanis ma..du.<br />Ah, ah, ah.. menyentuh syah..du..<br /><br />Basah diri ini…basah hati ini…<br />Kasih dan sayang..mu,<br />menyirami hidupku.<br />Ba..gai..kan mandi.. ma..du…<br />Ah, ah, ah… mandi ma..du…<br />……..music……<br />*Kau tabur..kan se juta pesona.<br />Dirimu tak tak dapat.. ku lupakan.<br />Kau sirami bersemilah cinta.<br />Bungapun kini mekarlah sudah.<br />Manis, manis cintamu.<br />Manis, manis kasihmu.<br />Diri ini bagai mandi ma..du.<br /><br /> <br />Mandul<br /><br />Sepuluh tahun sudah<br />kita berumah tangga.<br />Tapi belum juga<br />mendapatkan putera.<br />Jangan kau sedih,<br />jangan berduka.<br />Mohon padanya dalam berdoa.<br /><br />Sebagai seorang isteri<br />ku merasa sedih.<br />Ku takut dirimu kecewa padaku.<br /><br />Cintaku padamu tak akan pudar.<br />Walau seumur hidupmu<br />dalam kemandulan.<br />Ku rasa tiada sempurna<br />kebahagian kita.<br />Tanpa adanya<br />Seorang putera belahan jiwa.<br />Sebagai seorang isteri<br />kumerasa sedih.<br />Ku takut dirimu nanti kawin lagi.<br /><br /><br /><br /><br />Mata hatiku<br />T : 150 Iis Dahlia Joel Anggara & Joko L<br /><br />Tuhan kuatkan imanku, <br />teguhkan hatiku.<br /> A.. a.. a.. a.. a.. a.. a.. a.. a.. a..<br />Tuhan kuatkan imanku ini,<br />Luka hatiku teramat dalam.<br />Rasa rindu menjadi benci.<br />Rasa cinta berubah murka.<br />Madu cinta yang ku suguhkan.<br />Racun cinta yang ku terima.<br />Kalau ku tahu dia beristri,<br /> manalah mungkin kucinta dia.<br /><br />Hewan-pun tak sudi kasihnya dicuri.<br />Apa lagi dia yang punya mata hati.<br />Diriku wanita dia-pun wanita,<br /> Sama-sama punya rasa kasih dan cinta.<br />Biarlah aku yang mengalah,<br />walau harus kecewa.<br /><br />Malam terakhir<br />Imam S.Arifin & Nana M Oma Irama<br /><br />Malam ini malam, terakhir bagi kita..<br />Untuk mencurahkan rasa rindu di dada.<br />Esok aku akan pergi lama kembali.<br />Ku harapkan agar engkau sabar menanti.<br /><br />L: Esok aku akan pergi lama kembali.<br />Ku harapkan agar engkau sabar menanti.<br />P: Aku akan sabar menantimu kembali.<br />Selamat jalan dan sampai berjumpa lagi.<br />Esok kita akan berpisah….a…aa…<br />Tentu hari-hari kan jadi sunyi.<br />Esok kita akan berpisah….a…aa…<br />Tentu hati rindu sekali.<br />P: Semakin lama kita berpisah.<br />L: Semakin mesra…. Kita berjumpa.<br /><br /># Malam ini malam terakhir bagi kita.<br />Untuk mencurahkan rasa rindu di dada.<br />Kita akan berjumpa di saat bahagia.<br />Di saat malam pesta perkawinan kita.<br /><br />*. Mengapa, mengapa hatiku berdebar-debar.<br />Seakan-akan ku ragu untuk merelakan<br />kepergianmu kasih……<br />Mengapa, mengapa hatiku berkata-kata.<br />Seakan-akan berbisik bahwa <br />kita tidak akan berjumpa lagi.<br />Kepergianku hanya untuk kembali.<br />Kita berpisah untuk berjumpa lagi.<br />Kecuali bila Tuhan menghendaki.<br />Tentu saja kita harus rela hati.<br />Kar’na kehendak-NYA itu yang terjadi.<br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br />melati<br />T : 140 Nini Karlina Agus Mein<br /><br />Melati, melati<br /> harum dan mewangi.<br />Berseri, berseri di setiap hari.<br /><br />Bunga melati putih dan suci.<br />Bunga melati penghibur hati.<br />Mekar bersemi indah sekali.<br />Harum mewangi disetiap hari.<br /><br />Melati, melati <br />harum dan mewangi.<br />Berseri, berseri di setiap hari.<br /><br />Jangan kau layu merana dan mati…<br />Mekar selalu menemani diriku. <br />Bunga melati-ku jangan engkau layu,<br />Jangan engkau layu, <br />mekar selalu temani diriku .<br /><br />memandangmu<br />T :110 Ikke Nurjanah Renaldi Wahab <br /><br />1. Memandang-mu walau selalu<br />tak akan pernah beri jemu dihatiku.<br />Menyapa-mu walau selalu <br />masih terasa merdu bagai awal jumpa.<br /><br />2. Mencari apa yang aku cari.<br />Merangkai rindunya hatiku.<br />Bulan bawa bintang <br />menari iringi langkahku.<br />Malam hadir bawa diriku <br />berjumpa denganmu.<br />Dua hati satu tujuan <br />melangkah bersama.<br />Cinta hadir bawa diriku <br />menyentuh indahnya.<br /><br />Memeluk-mu walau selalu <br />tak akan pernah sanggup <br />aku melepasnya.<br />Membelai-mu walau selalu <br />masih terasa harum lembut dihatiku.<br /> Kembali dari 2<br /><br /><br /><br /><br />Mimpi buruk<br /><br />Semalam aku mimpi,<br />mimpi buruk sekali.<br />Kutakut berakibat<br />buruk pula baginya.<br />Kekasihku tercinta,<br />yang kini jauh dimata.<br /><br />Kar’na mimpiku itu<br />hati jadi gelisah.<br />Apakah yang menimpa<br />atas dirinya kini ?<br />Kekasihku tercinta,<br />yang kini jauh dimata.<br /><br />*. Oh Tuhan, padMU-lah<br />kumohon pertolongan.<br />Lindungilah dirinya<br />dari segala musibah.<br />Selamatkanlah ia<br />yang pergi dalam tugas.<br />Serta tenangkanlah oh.. diriku<br />yang ditinggalkan.<br /><br />Nasib bunga<br /><br />Butir mutiara kata rangkain rayuan cinta.<br />Engkau biarkan,<br />engkau semaikan di badan jiwa.<br />Setelah putik berbunga<br />kelopak merekah indah.<br />Setelah benih kau tanam<br />dan kini bertunas kembali.<br /><br />*. Sampai hati kau merenggut<br />bunga di jambangan.<br />Lalu kau campakkan dia<br />dalam penimbahan.<br />Sungguh tak terpikulkan <br />beban aib dan noda.<br />Duka tertindih derita duhai nasib bunga.<br /><br />Masih adakah mentari nan cerah.<br />Dosa dan doa mengundang bencana.<br />Apakah harus berputus asa.<br />Iba dan belas kasihan hanya itulah harapan.<br />Masih adakah akan secerah cinta tersisa.<br /><br /><br />Pasrah<br />T : 144 Muchsin Alatas Leo Waldy<br /><br />Lebih baik kau bunuh,<br />aku dengan pedangmu.<br />Asal ja……….ngan,<br />kau bunuh aku<br />dengan cintamu.<br />Lebih baik aku<br />mati di tanganmu.<br />Daripada<br />aku mati bunuh diri.<br />Lebih baik aku<br />mati ditanganmu.<br />Daripada<br />aku mati bunuh diri.<br /><br />*. Ku tak menyesa..li..<br />kalau diri ini.<br />Engkau jadikan diriku,<br />Cinta kedua darimu.<br />Biarlah aku terima.<br /><br />PATAH HATI<br />Oma Irama<br /><br />Terlalu sayang padanya,<br />Terlalu cintaku padanya.<br />Kini membuatku patah hati,<br />Karena ia meninggalkan pergi.<br /><br />Mengapa dulu ku terlalu sayang.<br />Mengapa dulu ku terlalu cinta.<br />Baru kini aku alami.<br />Betapa sakitnya patah hati.<br /><br />Mengapa dulu ku dicintai.<br />Kalau hanya untuk disakiti.<br />Ya badan mengapa begini.<br /><br />Tiada mungkin dapat terobati.<br />Derita karena patah hati ini.<br />Kecuali ia mau kembali.<br />Untuk hidup bersamaku lagi.<br /><br />Mengapa dulu ku terlalu cinta.<br />Mengapa dulu ku terlalu sayang.<br /><br /><br /><br />Payung hitam<br /><br />Payung hitam yang menjadi saksi.<br />Setiap hari diriku menanti.<br />Tak perduli hujan turun petir menghalangi.<br />Kutetap bertahan walau<br />air hujan membasahi badan.<br />Tapi kini setelah kau kembali.<br />Sikapmu sungguh menyakitkan hati.<br />Mengapa baru sekarang aku<br />kau banding-bandingkan.<br />Dengan wanita yang baru kau cinta…kejam….<br /><br />*. Dengan begitu mudahnya<br /> kau memutuskan cinta.<br />Hanya dengan satu kata…<br />Kata maaf saja…<br />Cincin yang engkau ikatkan.<br />Tetapi nantinya diriku<br />akan jadi hinaan.<br />Akan jadi cemoohan ocehan orang.<br /><br />Apakah seorang wanita lahir kedunia.<br />Hanya untuk dijadikan<br />bahan perbandingan.<br /><br />Pembaringan terakhir<br /><br />Serasa petir menyambar<br />ditengah terik matahari.<br />Disaat aku mendengar,<br />kau telah menutup mata<br />selamanya.<br />Serasa yang ku<br />sayang-sayang<br />telah pergi untuk selamanya.<br /><br />*. Kini pembaringanmu,<br />jadi tanah yang merah.<br />Dihiasi malam,<br />malam dingin.<br />Ingin rasanya diriku<br />jadi selimut malammu.<br />Agar malam dingin menjadi<br />malam yang hangat.<br /><br />Izinkanlah diri ini.<br />Menemani dirimu<br />di sepanjang malam.<br /><br />PEMUDA IDAMAN<br /><br />Pemuda idaman jadi impian,<br />Pemuda idaman jadi bayangan.<br />Duh kelingan ning matane,<br />Duh kelingan ning mesemne.<br />Pemuda idaman jadi rebutan.<br /><br />Pemuda idaman jadi impian,<br />Pemuda idaman jadi bayangan.<br />Duh kelingan ning matane,<br />Duh kelingan ning mesemne.<br />Pemuda idaman jadi rebutan.<br /><br />Yen blih ketemu hatiku oh rindu.<br />Perasaan gemetar seluruh tubuhku.<br />Yen blih ketemu seminggu,<br />hatiku… rindu.<br />Perasaan gemetar seluruh tubuhku.<br />Oh… oh… oh…<br /><br />PENANTIAN<br />Mansyur S.<br /><br />Dalam keheningan malam,<br />kudendangkan lagu.<br />Sebagai pelepas rindu padamu.<br />Rasa tak kuasa<br />berpisah denganmu.<br />Menjelang malampun tiba,<br />kukenang dirimu.<br />Sebelum terlena kubisik namamu,<br />Agar kau menjelma dalam mimpiku.<br /><br />Hati terasa merintih<br />dalam kerinduan.<br />Agar kukenang selalu<br />saat perpisahan.<br />Dan masih aku rasakan<br />kecupan bibirmu.<br />Dengan derai air matamu oh….<br />Dan engkau bisikan kata-kata cinta.<br />Hanya harapan hatiku<br />semoga bersabar.<br />Dan tabahkan hati dalam penantian.<br /><br /><br /><br /><br />Pendusta<br /><br />Pergilah….hai pendusta…….<br />Penghianat cinta……..<br />Usah kau kembali..<br />sungguh kau manusia..<br />Yang tak mengenal budi………..<br /><br />Ku sangka engkau setia.<br />Ternyata kau pendusta.<br />Kau bermain cinta lagi.<br />Dengan pria yang lain.<br />Berbuat dosa…………<br /><br />*. Betapa sakitnya hatiku.<br />Tiada mungkin kan terobati.<br />Walaupun kau menangis darah.<br />Tiada maaf lagi untukmu.<br />Pergilah, pergi dari sisiku.<br /><br />Cari pria penggantiku.<br />Hatiku t’lah membeku…..<br />Setulus hati……<br /><br /><br /><br />Pengobat rindu<br /><br />Siapa sih.. kamu,hai..hai siapa kamu.<br />Selalu menggoda-goda,<br />menggoda kalbu.<br />Ku kira asmara bergetar di dada.<br /><br />Sejak berpandangan<br />hatiku tak karuan.<br />Selalu terbayang-bayang<br />wajahmu sayang.<br />Bergetar hatiku menggoda selalu.<br />Siapa sih.. kamu, hai..hai siapa kamu.<br /><br />*. Rindu hatiku rindu ingin bertemu.<br />Tak tahan bila engkau jauh dariku.<br />Datanglah sayang<br />kau pengobat rindu.<br />Kau segalanya<br />dalam kehidupanku.<br /><br />Dimana kini engkau berada.<br />Dimana kini engkau kiranya.<br /><br />Pengorbanan<br /><br />Bukan perpisahan<br />kutangisi.<br />Hanya pertemuan kusesali.<br />Bagaikan langit<br />tiada berbintang.<br />Mendung tebal yang<br />menjadi penghalang.<br />Oh…………….……<br />Bukan perpisahan kutangisi.<br />Hanya pertemuan kusesali.<br /><br />*. Mungkin ini takdir yang kuasa.<br />Menjadi suratannya hidupku.<br />Jurang yang dalam jadi pemisah.<br />Dirimu diriku tak berdaya.<br /><br />Biarlah….semua ku terima.<br />Bukan perpisahan kutangisi.<br />Namun pertemuan kusesali.<br /><br />Penyesalan<br />T : 140 Titiek Nur Imam Badawi<br /><br />Kasih, mataku tidak buta<br /> nyawaku masih ada.<br />Tapi mengapa kau begitu tega ciptakan api neraka untukku.<br />Kalau hanya tubuh yang luka, ku tak apa.<br />Tapi hati suci ini yang kau lukai……..<br />Kau bercumbu mesra didepan mataku.<br />Betapa…… sakit hatiku.<br /><br />Kalau hanya dusta masih aku terima.<br />P’rilakumu itulah yang aku sesali…… <br />Kau buat darahku tak mengalir lagi, membeku……di dalam tubuh.<br />Kalau hanya tubuh yang luka ku tak apa.<br /><br />Kau anggap apa diri ini kasih.<br />Tega hatimu tak punya perasaan.<br />Sengaja luka kau tanam di hatiku.<br />Tak kau hiraukan air mataku ini.<br />Betapa……… sakit hatiku.<br />Percuma<br />T : 106 Rita Sugiarto Oma Irama <br /><br />Percuma air kau siramkan.<br />Percuma pupuk kau taburkan.<br />Pada pohon bunga<br /> mati untuk selamanya.<br />Percuma rayu kau ucapkan.<br />Percuma cumbu kau lakukan <br />padaku yang patah hati, <br />patah hati selamanya.<br /><br />Aku sudah tak mau lagi <br />punya seorang kekasih.<br />Aku tidak percaya lagi <br />adanya cinta yang suci.<br />Kini kubaru tahu……. <br />Semua cinta palsu.<br />Kini ku tak perduli……<br />Cintaku tak perduli<br /><br />Kembali dari atas<br /><br />PERGI TANPA PESAN<br />Ellya Khadam<br /><br />* Kau pergi tanpa pesan,<br />Kunanti tiada datang,<br />Dimana kau kini,<br />Kemana kau kini,<br />Aku tiada percaya lagi,<br />Aduh, duh,duh,duh,duh,duh.., duh…..<br /><br />** Berkorban apa saja,<br />Demi untuk yang kucinta,<br />Dimana kau kini,<br />Kemana kau kini,<br />Aku tiada berdaya lagi,<br />Aduh, duh,duh,duh,duh,duh.., duh…..<br /><br />Putuslah harapanku,<br />Letihlah aku menunggu,<br />Putuslah harapanku,<br />Letihlah aku menunggu,<br />Kemana ku akan pergi,<br />Untuk bernaung diri.<br /><br /> Kembali ke **<br /><br /><br />Perih<br /><br />Memang kuakui akulah orangnya.<br />Rupiahpun tak pernah kumiliki.<br />Bajupun hanya yang kupakai.<br />Tapi jangan kau hina diriku.<br /><br />Yang kini kumiliki memang bukan harta.<br />Hanya yang ada rasa kasih sayang.<br />Tapi kini mengapa kau lari.<br />Karena aku orang yang tak punya.<br /><br />*. Akupun tak mengerti<br />sungguh tak mengerti.<br /><br />Mengapa cepat kau tergoda.<br />Putus lagi cintaku,<br />Putus lagi harapan.<br />Betapa sedihnya hatiku.<br />Mungkin ini sudah takdir Illahi<br />Aku harus sendiri.<br /><br /> Permohonan<br /><br />Padamu kuserahkan<br />jiwa dan raga.<br />Kuturuti segala yang kau pinta.<br />Betapaku menyayangimu<br />sepenuhnya.<br /><br />Adanya sayang<br />pasti ada cinta.<br />Telah tumbuh bersemi<br />dan bertakhta.<br />Mendarah daging<br />bersatu padu di tubuhku.<br /><br />Sukar kubayangkan<br />bila engkau khianati.<br />Cinta yang tulus murni<br />rela korban tanpa pamrih.<br />Janganlah engkau nodai,<br />Menghitamkan janji-janji.<br />Tak kuharap cinta berakhir,<br />Wahai kekasih.<br /><br /><br /><br /><br /><br />Pertemuan<br /><br />Betapa hati tak bahagia.<br />Bila kekasih<br />yang lama kurindukan.<br />Kini dia datang.<br /><br />Dia datang seperti dahulu.<br />Setelah lama meninggalkan<br />Diriku sepi sendiri………..<br /><br />Alangkah bahagia,<br />pertemuanku kali ini.<br />Setelah berpisah sekian lama.<br />Semoga selamanya<br />dia berada disisiku.<br />Tiada pergi lagi,<br />tiada sunyi lagi.<br />Sampai akhir nanti<br />selalu berdua.<br /><br /><br />Persetan dengan cinta<br /><br />Dulu aku memuja cinta.<br />Setelah kutahu cintanya palsu.<br />Sebelum merana karena cinta.<br /><br />Kini aku membencinya.<br />Setelah kutahu cintanya palsu.<br />Sebelum merana karena cinta.<br /><br />Cinta cuma menambah pikiran.<br />Serta mengurangi nafsu makan.<br />Dan juga bisa menguruskan badan.<br /><br />Apalgi kalau patah hati.<br />Sedang bercinta ditinggal pergi.<br />Akhirnya bisa mati bunuh diri.<br /><br />Lebih baik aku sendiri.<br />Walau tanpa cinta aku bahagia.<br />Mulai saat ini persetan dengan cinta.<br />Aku benci………………..<br /><br /><br /><br /><br /><br /><br />Pestamu dukaku<br />T : 146 Yulia Citra Asmin Cayder<br /><br />Dari jauh ku doakan, <br />Maafkan sahabatku bila ku tak datang.<br />Di pesta perkawinanmu,<br /> pestamu adalah dukaku.<br />….. Tak mungkin aku, tak mungkin <br />aku kan hadir di pestamu.<br />Tak sanggup aku, tak sanggup aku <br />memberi doa restu untukmu.<br />Maafkan aku duhai sahabatku.<br />Aku tak dapat memenuhi undanganmu.<br />Karena dia menjadi teman hidupmu.<br />Orang yang telah menghancurkan hidupku..<br />Oh..oh……..oh……….<br />Orang yang telah menghancurkan hidupku..<br />Tak mungkin aku, tak mungkin aku<br /> kan hadir di pestamu.<br /><br />Sebagai sahabatku, kutahu kau pasti bersedih<br /> karena merasa kehilangan diriku.<br />Tapi yang paling sedih, dan pasti kau menangis<br />bila kucerita roda hitam hidupku.<br />Demi kebahagiaanmu biar aku yang mengalah.<br />Asal engkau bahagia hidup bersamanya.<br /> Tak sanggup aku, tak sanggup aku <br />memberi doa restu untukmu. <br /><br />Poco-poco<br />T :150 Yoppie Latul Arie Sapulete<br /><br />Balenggang pata-pata,<br />Ngana pe goyang pica-pica.<br />Nga..na pe bo..dy..poco-poco…<br /><br />Cuma ngana yang kita cin..ta,<br />Cuma ngana yang kita sa..yang..<br />Cu..ma nga…na… <br />yang suka bikin pu…sing…<br />Ulangi dari atas<br /><br />Ngana bilang kita na sa..yang..<br />Rasa hati ini mala..yang.. ja…uh…<br />di..i..ja… di..i…ja…<br />biar kita ngana pe ba..yang <br />biar na bikin layang-la..yang..<br />cu..ma nga..na… yang kita sa..yang..<br />Prasangka<br />T: 130 Ine Cynthia Harry B<br />Biarkan saja orang berkata.<br />Hubungan kita berdua tidak mungkin lama.<br />Biarkan saja orang mengira.<br />Cinta kasih sayang kita hanya sementara.<br /><br />Aku bersumpah demi Tuhan yang kuasa.<br />Ku akan mencintamu selamanya.<br />Aku berjanji sampai lepas nyawa ini.<br />Aku hanya milikmu seutuhnya<br />Oh………………<br />Begitu hitam prasangka orang.<br />Kar’na seringnya bercinta<br />dengan kegagalan.<br /><br />*. Berulang kali kucoba memadu asmara.<br />Tetapi akhirnya hanya kecewa yang kurasa.<br />Berulang kali kubina keutuhan cinta.<br />Tetapi akhirnya hancur semua tanpa guna.<br /><br />Kini kukatakan padamu seorang.<br />Kini kupasrahkan jiwa ragaku kepadamu.<br /><br />Pria idaman<br /><br />Sikapmu yang penuh kasih dan sayang.<br />Membuat aku hai mabuk kepayang.<br />Sikapmu yang peramah dan pendiam.<br />Membuat aku rindu siang malam.<br /><br />Juga wajahmu yang teramat tampan.<br />Akan selalu jadi perhatian.<br />Sungguh kau seorang pria idaman.<br />Idamannya gadis sepanjang zaman.<br /><br />Sungguh sukar dicari masa kini.<br />Orang sepertimu pria sejati.<br />Bagaimana aku tak bahagia.<br />Berdampingan denganmu hai kekasih.<br /><br />Sopan santunmu menyejukkan kalbu.<br />Tutur katamu hai semanis madu.<br />Bentuk tubuhmu lelaki perkasa.<br />Kejujuranmu dapat dipercaya.<br /><br /><br /><br /><br /><br />Rahasia cinta <br />T : 134 Evie Tamala Imam SA & Latief Khan & Evie T<br /><br />Malu, malu aku mengatakan.<br />Ada getar cinta makin membara.<br />Rindu, rindu bila tak bertemu.<br />Debar, debar hati makin menjadi.<br /><br />Harus bagaimana<br />aku mengatakan.<br />Sedangkan bibirku<br />tak mampu berbicara.<br />Malu, malu aku mengatakan.<br />Ada getar cinta makin membara.<br /><br />*. Resah gelisah yang kini kurasakan.<br />Mengungkap rahasia hati ini.<br />Mungkinkah ada<br />perasaan yang sama.<br />Agar terungkap tabir cinta ini.<br /><br />Andaikan ku mampu<br />menggapai hatimu.<br />Rahasia cinta dapat menjadi nyata.<br /><br />Rekayasa cinta<br />T : 190 Camelia Malik / Munif Bahasuan<br /><br />Cinta kini sudah direkayasa.<br />Diolah-alih semanis madu.<br /> He, tapi berbisa, he… tapi berbisa.<br />Cinta kini sudah jadi dilema.<br />Beritanyapun selalu jadi topic utama.<br />He , topic utama,he… topik utama.<br /><br />Nuansanya tak lagi melukiskan,<br />Pesona indahnya kemesraan.<br />Jalinannya tak lagi menjanjikan <br />masa depan kebahagiaan.<br /><br />Kalau cinta sudah direkayasa.<br />Dengan gaya canggih luar biasa.<br />Rindu buatan, rindu sungguhan<br /> susah dibedakan.<br />Kalau cinta sudah direkayasa.<br />Banyak bocah disulapnya dewasa.<br />Budi yang yang kaya, <br />adat budaya tak lagi terjaga.<br />Kalau cinta.<br /><br />REMBULAN BERSINAR LAGI<br />T : 150 Mansyur S.& Dadang S <br /><br />Rembulan bersinar lagi,<br />Mendungpun tiada lagi.<br />Hati yang seakan mati,<br />Kini gairah kembali,<br />Rembulan bersinar lagi.<br /><br />Mawar tumbuh bersemi,<br />Indah ditaman hati.<br />Kan kujaga kusirami,<br />Agar tetap berseri.<br />Ku tak mau kehilangan dirimu.<br /><br />Hampir saja, hampir saja<br />putus asa bunuh diri.<br />Kalau saja sampai kita<br />tidak bertemu lagi.<br />Hati yang seakan mati,<br />Kini gairah kembali.<br />Rembulan bersinar lagi.<br /><br /><br />Rembulan malam<br />T : 130 Evie Tamala Aziz Thalib<br /> <br />Dirimu bagaikan rembulan<br />dimalam yang sepi.<br />Purnama bersinar menerangi hati.<br />Aku damba engkau <br />bersemayam di hati,<br /> walau dalam mimpi.<br />Tetapimungkinkah<br /> rembulan malam berpijak<br />dibumi berdebu.<br /><br />Sungguh diriku tak kuasa <br />menahan gejolak di hatiku <br />yang semakin lama semakin menjadi.<br /><br />Begitu ingin kusampaikan <br />rasa cinta ini yang mendalam <br />tetapi tak mapu.<br />Bibirku berkata mengharap <br />kasih yang tak sampai.<br /><br /><br /><br />Renungkanlah<br />T : 86 Meggi Z. / M.Mashabi<br /><br />Rasa cinta pasti ada, <br />pada makhluk yang bernyawa.<br />Sejak lama sampai kini,<br /> tetap suci dan abadi.<br />Takkan hilang selamanya,<br />sampai datang akhir masa.<br />Takkan hilang selamanya,<br /> sampai datang akhir masa.<br />Renungkanlah……<br /><br />Perasaan insan sama, <br />ingin menyinta dan dicinta.<br />Bukan ciptaan manusia,<br /> tapi takdir yang Kuasa.<br />Janganlah engkau pungkiri.<br />Segenap yang Tuhan beri .<br /><br />Kembali dari atas<br /><br />Rindu<br />T : 140 Hetty Koes Endang A.Vadag<br /><br />Kalau hatiku sedang rindu.<br />Pada siapa ku mengadu.<br />Dalam hati bertanya selalu.<br />Berlinanglah air mataku.<br /><br />Akan kucari walau kemana.<br />Kini aku ber ke..la..na..<br />Ke ujung dunia akan ku cari.<br /><br />Kalau hatiku sedang rindu.<br />Pada siapa kumengadu.<br />Dalam hati bertanya selalu.<br />Berlinanglah air mataku.<br /><br />*. Rin…du, mengapa rindu hatiku.<br />tiada terta..han.<br />Kau tinggalkan aku seorang.<br />Rin…du, mengapa rindu hatiku.<br />tiada terta..han.<br />Kau tinggalkan aku seorang.<br /><br />Engkau pergi tiada pesan.<br />Kabar darimu kunantikan.<br /><br /><br /><br />Rindu menanti<br /><br />Bila kau kembali,<br />lama kumenanti.<br />Tak sabar menunggu<br />engkau kembali.<br />Walau kuakui hatiku gelisah.<br />Tiada kau merasa yang kualami.<br />Bila kau kembali,<br />lama kumenanti.<br /><br />*. Dimana kau kini<br />kekasihku sayang.<br />Mengapa kau pergi<br />belum juga datang 2x<br />Betapa hatiku rindu oh..<br />ingin bertemu 2x<br /><br />Duhai angin malam<br />sampaikan salamku.<br />Oh.. kepada dia pujaan hati.<br />Katakan padanya kuingin bertemu.<br />Karena rindu tak tertahan lagi.<br />Katakan padanya kuingin bertemu.<br /><br />Rujuk<br />T : 130 Oma Irama & Elvy Sukaesih <br /><br />Maksud hatiku datang kemari <br />untuk mengajakmu rujuk kembali.<br />Pikirkan dulu maksud hatimu.<br />Ku tak mau nanti bercerai lagi.<br /><br />Ternyata tak kuasa<br /> ku berpisah darimu.<br />Baru kini terasa<br /> aku membutuhkanmu, <br />Juga itu yang aku rasakan.<br /><br />Maafkan sayang<br /> kesalahanku yang dahulu <br />telah menceraikanmu.<br />Semua itu telah berlalu.<br />Kini mulailah hidup yang baru.<br />Kembali dari atas<br /><br /><br /><br /><br /><br />SAKIT GIGI<br />T : 140 Meggy Z Obbie Mesakh<br /><br />Putus lagi cinta ku, putus lagi jalinan ka..sih.<br />Sayangku dengan..nya.<br />Cuma kar’na rupiah, <br />lalu engkau berpaling mu…ka <br />tak mau mena..tap la..gi.<br />Kecewa…, kecewa hati..ku.<br />Terluka… kare..na cinta…<br /><br />Kalau terbakar api kalau tertusuk duri mung..kin masih dapat kutahan.<br />Tapi i..ni… sakit lebih sa..kit…<br />Kecewa.. kare..na cinta….<br /><br />Jangankan diriku..,<br /> semutpun ‘kan marah bila terla…lu<br /> sakit begi…ni.<br /><br />Daripada sakit hati, lebih baik sakit gigi i..ni<br /> biar tak menga…pa..<br />Rela, rela, rela a..ku relakan…<br />Rela, rela, rela a..ku rela.<br /><br />Sakit hati Meggi Z<br />T : 140 Meggie Z<br /><br />Sampai hatimu begitu tega,<br />Di depan mataku kau jual cinta.<br />Begitu hina begitu rendahnya.<br />Dirimu rela ditukar rupiah.<br /><br />Betapa lemah imanmu<br />tak mampu menahan nafsu.<br />Tak sudi, tak sudi lagi kumelihatmu.<br /><br />( Kembali keatas)<br /><br />*. Sakit hatiku tiada terobati.<br />Walau sejuta senyum<br />kau berikan.<br />Demi langit dan bumi<br />aku bersumpah.<br />Dirimu tak mungkin lagi<br />kumaafkan.<br />Sekali ternoda tetap ternoda.<br />Dirimu tak mungkin lagi berubah.<br /><br /><br />Sakit hati<br /><br />Demi Tuhan kuberjanji.<br />Mulai sekarang.<br />Ku tak mau, ku tak mau.<br />Ku tak mau jatuh cinta lagi…<br />Sejak kurasa pahitnya cinta<br />Penuh derita………..<br />Yang menyiksa, yang menyiksa.<br />Yang menyiksa,diriku tersiksa…<br /><br />*. Banyak yang berkata,<br />cinta itu indah…<br />Rasa bahagia bagai<br />dalam surga.<br />Tapi yang ku alami<br />jauh berebeda.<br />Cinta yang bersemi<br />bak api membara.<br />Sakit hatiku jadinya…<br /><br /><br />Sama jahatnya<br /><br />Kau memang orang kedua.<br />Yang pernah mencintai diriku ini.<br />Tetapi engkaupun<br />sama jahatnya.<br />Teganya pada diriku.<br /><br />Tak pernah kurasakan,<br />indahnya punya kekasih.<br />Seakan-akan kau anggap diriku<br />hilang untuk selamanya.<br />Kau memang orang kedua.<br />Tetapi kau sama-sama jahatnya.<br /><br />*. Mengapa baru kau sesali.<br />Setelah kau puas dariku.<br />Memang kuakui ikatan cinta kita.<br />Tanpa surat pernyataan.<br /><br />Kini kau haramkan diriku.<br />Dan tak kau hiraukan ku lagi.<br />Kini aku menyesal<br />sungguh aku menyesal.<br />Dulu mencintaimu.<br /><br /><br /><br />Sapu tangan merah<br />Yus Yunus<br />Aduh ale selektin manis……<br />Tengku angkuh tengka kulina…..<br />Membuat aku jatuh cinta….<br />Sapu tangan merah tanda mata dari kita.<br />Sebagai pelepas rindu pada diriku.<br />Walau engkau jauh ada di kota Jakarta.<br />Namun terasa dekat dari Madura.<br /><br />Oh.. oh.. waktu kau berdarmawisata.<br />Kau bilang banyak kesenian <br />di pulau Madura.<br />Dan pantai membentang,<br />Berpagar pohon cemara.<br /><br />Duh.. Halimah semanis manis <br />rasanya manggis.<br />Kini kita berpisah, engkau jauh dimata.<br />Duh.. Halimah selektin potana bapa mopin.<br />Kenangan yang indah <br />tetap terukir di mata<br />Kapan kembali hadir disini.<br />Kita berjumpa lagi sambil <br />nonton Karapan Sapi.<br /><br />Sarmilla<br />T : 160 Ashraff<br />Oh… oh… oh… oh…oh…..<br />Aku relakan kepergianmu.<br />Bila itu yang kau pinta.<br />Aku terima keputusanmu.<br />Walaupun pahit terasa.<br /><br />Oh, Sarmilla… ohh….. Sarmilla…<br />Kasihku…… ohh.. untukku…<br />Oh, Sarmilla… ohh….. Sarmilla…<br />Cintaku …… ohh….. milikku…<br /><br />Mengapa cinta yang kau berikan.<br />Kau balas dusta yang pedih.<br /><br />*. Berulang kali kau menyakiti.<br />Aku masih tetap memaafkan.<br />Tetapi engkau tiada mengerti.<br />Malah sengaja menduakanku.<br /><br />Teganya dirimu melukaiku.<br />Sampainya hatimu mendustaiku.<br />Oh…. Aku tak sanggup lagi……..<br />Satu malam<br />T: 138 Itje Tresnawati<br />Seminggu yang kupinta, <br />satu malam tetesan embun kesucian cinta.<br />Segala kasih segala sayang buatku,buatku.<br />Seminggu yang kupinta, satu malam mesramu dalam canda-canda cinta.<br />Segala kasih segala sayang buatku,buatku.<br /><br />Setelah enam hari kau sibuk diluaran<br />seminggu ysng kupinta satu malam.<br /><br />Bila memandang langit<br />jangan lupa bumi<br />Kerja mencari duit<br /> jangan lupa istri oh… sayang,<br />Bila memandang bulan tentu malam hari.<br />Lupa ‘kan kewajiban berdosakah hati ?<br />Oh… sayang.<br />Mencari nafkah lahir itu kewajiban, memberi nafkah batin juga kewajiban.<br /><br />Kembali dari atas.<br /><br /><br /><br />Seandainya bertemu tuhan<br /><br />Jangan kau bisikkan lagi telingaku ini.<br />Dengan kata-kata indah tetapi palsu.<br /><br />Terlalu sakit hatiku ini.<br />Bila dibandingkan tertusuk duri.<br /><br />Lebih baik kau berikan <br />aku segelas racun.<br />Daripada madu cinta<br />yang menyakitkan.<br />Terlalu sakit hatiku ini.<br />Bila dibandingkan tertusuk duri.<br /><br />*. Seandainya aku dapat<br />bertemu Tuhan.<br />Akan kutanyakan tentang dirimu ( 2x)<br />Mengapa kau tega menghinaku.<br />Mengapa kau tega menyakiti.<br /><br />Apa salahku… pada dirimu…..<br /><br /><br />Sebuah nama<br /><br />Sebuah nama tertulis di hatiku.<br />Dalam membekas<br />tak mudah terlupakan.<br />Indah namanya hai seindah orangnya.<br />Bila kusebut<br />hai terbayang wajahnya.<br /><br />*. Karena dia aku bisa menangis.<br />Karena dia aku bisa tertawa.<br />Karena dia aku bisa merana.<br />Karena dia aku bisa bahagia.<br /><br />Sebuah nama tertulis di hatiku.<br />Dalam membekas<br />tak mudah terlupakan.<br />Indah namanya hai seindah orangnya.<br />Bila kusebut hai terbayang wajahnya.<br /><br />Sebujur bangkai<br /><br />Badanpun tak berharga, <br />sesaat ditinggal nyawa.<br />Anak istri tercinta tak sudi lagi bersama.<br />Secepatnya jasad dipendam (2x)<br />Kar’na tak lagi dibutuhkan. <br />Dirinya semula dipuja<br />kini bangkai tak berguna, Oh…<br />Dari kamar yang indah, <br />kasur empuk tilam putih.<br />Kini harus berpindah terkubur….<br />Dalam perut bumi…….<br /><br />*. Kalau selama ini diri berhiaskan emas,<br />intan permata bermandi cahaya.<br />Tetapi kali ini didalam kuburan.<br />Gelap pekat mencekam,tanpa seorang teman.<br />Terputuslah pergaulan, terbujurlah sendirian.<br />Diri terbungkus kain kafan.<br />Wajah dan tubuh indah.Yang dulu di puja-puja.<br />Kini tiada lagi orang sudi menyentuhnya.<br />Jadi santapan cacing tanah (2x)<br />Sampai yang tersisa kerangka.<br />Begitulah suratan badan, <br />ke bumi di kembalikan…<br />Kebanyakan manusia terlena sehingga lupa.<br />Bahwa maut kan datang menjelang…..<br />Secangkir kopi<br /><br />Bagaimana aku kan betah di rumah.<br />Setiap pulang kerja engkau tiada.<br />Jangankan menyambutku<br />dengan senyum manismu.<br />Secangkir kopipun<br />tak tersedia, oh…. 3x<br /><br />Suami yang mana yang tak akan marah.<br />Bila makan dan tidur selalu sendiri.<br />Jangankan menemani dengan kemesraanmu.<br />Bicara saja seakan tak mau.<br />Oh… oh…<br /><br />*. Ku pulang malam kar’na tak tahan.<br />Mencari hiburan diluar rumah.<br />Salahkah aku dosakah aku.<br />Bila diriku tak lagi setia.<br /><br />Semua kulakukan untuk pelarian.<br />Agar engkau sadar istriku sayang.<br /><br />Sedingin salju<br /><br />Pandangan matamu tiada mesra lagi.<br />Belaian tanganmu tiada lembut lagi.<br />Kehangatan cinta darimu.<br />Oh sayang, tak lagi kurasa.<br />Mengapa sikapmu tak seperti dulu lagi.<br />Dinginnya sikapmu, Oh.. sedingin salju.<br /><br />*. Apakah ada salahku<br />yang menyakiti hatimu.<br />Ataukah kau telah jemu dengan<br />kasih dan sayangku.<br /><br />Kalau demikian baik kau lepaskan.<br />Akupun tak mau kalau kau paksakan.<br />Pandangan matamu tiada mesra lagi.<br />Belaian tanganmu tiada lembut lagi.<br />( Kembali ke *. )<br />Tanpa sepatahpun kata<br />kau ucapkan sebagai alasan.<br />Membuat diriku tak percaya lagi.<br />Kepada semua rayu laki-laki.<br /><br /><br /><br />Segalanya bagiku<br />T : 120 Noer Halimah H.Oma Irama<br /><br />Indahnya bulan tak seindah wajahmu.<br />Hitamnya arang tak sehitam rambutmu.<br />Engkaulah sayang segalanya baguku.<br />Engkaulah sayang pelitanya hidupku.<br />Besarnya gunung tak sebesar<br /> cintaku padamu.<br /><br />Kau tempat berhibur dalam kesedihan.<br />Kau tempat bercumbu dalam kerinduan.<br />Kau tempat bercumbu dalam kerinduan.<br /><br />Begitu berartinya dirimu bagiku .<br />Manisnya madu tak semanis senyummu.<br />Halusnya sutra tak sehalus kulitmu. <br />Engkaulah sayang segalanya bagiku.<br />Engkaulah sayang pelitanya hidupku.<br />Dalam lautan tak sedalam <br />cintaku padamu .<br /><br />Segudang rindu<br />T : 160 Camelia Malik Zoel Anggara<br /><br />Mula-mula, sama-sama malu-malu.<br />Lama-lama, dua-dua manggut-manggut.<br />Tanda-tanda, tanda-tanda, tanda-tanda, <br />tanda-tanda punya-punya rasa……..<br />Tanda-tanda, tanda-tanda, tanda-tanda, <br />tanda-tanda punya-punya suka……..<br />Begitulah kalau asmara mulai berbunga.<br />Mula-mula, sama-sama malu-malu.<br />Lama-lama,_____ <br />Katanya enggak ah,<br /> Katanya ogah ah, manalah tahu.<br />Katanya teman sekedar kawan.<br />Lah koq’ dirayu juga.<br /><br />Sudah biasa ah, <br />memang begitu ih.. bahasa cinta.<br />Cukup di mata, cukup dirasa puaslah hatinya.<br /><br />Sehari tak berjumpa rasanya segudang rindu.<br />Bila sudah bertemu bibirku jadinya keruh.<br />Mula-mula, sama-sama malu-malu.<br />Lama-lama<br /><br /><br /><br />Selalu milikmu<br />T : 200 Ikke Nurjanah Renaldi D.Wahab<br /><br />Berdebar oh hatiku berdebar,<br />Terbayang kala kau sentuh aku.<br />Terbuai aku dalam cintamu. <br />hanyut kurasa dipelukkanmu.<br />Jatuh cinta bergetar jiwaku, <br />saat kau peluk aku <br />dunia seakan milikku.<br />Bagai embun pagi <br />aku nanti beri sejuknya.<br />Dalam sendiriku <br />jauh dipandang dekat dihati.<br /> Ingin kubelai mesra.<br />Dengarkanlah wahai kekasihku.<br /> Meski rindu tak s’lalu di kalbu,<br /> janganlah sekalipun kau ragu.<br />Saat ku tak ada disisimu,<br /> hati ini selalu milikmu.<br /><br />Kembali Dari Atas<br /><br />Selamat malam<br />T: 120 Evie Tamala <br />Selamat malam duhai kekasih.<br />Sebutlah namaku menjelang tidurmu.<br />Bawalah aku dalam mimpi yang indah<br />Di malam yang dingin sesunyi ini.<br /><br />Selamat malam duhai kekasih.<br />Kan kusebut namamu menjelangtidurku.<br />Agar kau hadir dalam mimpi indahku.<br />Di peraduan yang sesepi ini.<br /><br />*. Gelisah hatiku kar’na kau jauh dariku.<br />Tak lelap tidurku <br />kar’na terbalut rindu.<br />Adakah rindu didalam hatimu.<br />Seperti diriku merindukanmu.<br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br />Sekedar bertanya<br />T : 114 Wiwiek Abidin Ali Alatas & Hasan Majin<br /><br /> Hasrat hati hanya<br /> sekedar bertanya,<br /> Mengapa wajahmu<br /> selalu berduka.<br /> Sehingga lenyap <br /> keindahan kurasa.<br /> Aduhai, apakah <br /> gerangan sebabnya.<br /><br />* Wajahmu dulu berseri-seri,<br />senyummu dulu manis sekali.<br />Pandangan matamu bercahaya,<br />Tetapi kini jauh berbeda.<br /><br /><br /><br />Sekuntum mawar merah<br />T : 165 Elvy Sukaesih Oma Irama<br /><br />Sekuntum mawar merah…<br />Yang kau berikan kepadaku<br />di malam itu...<br />Ku.. me..nger..ti apa maksudmu.<br />Sampai kini kusimpan…<br />Bunga pemberian darimu,<br />tiap kulihat… <br />Ku..ter..ke..nang pada dirimu.<br /><br />*. Bunga mawar merah<br />suatu tanda cinta.<br />Yang berarti bahwa<br />kau cinta padaku…<br />Dengan senang hati<br />kut’rima cintamu.<br />Kar’na aku juga<br />cinta kepadamu…<br />Oh.. bahagia…<br />Du..a…ha..ti telah berpadu.<br /><br /><br /><br /><br />Semakin cinta<br />T : 150 Imam SA & Nana Mardiana<br /><br />Aku semakin cinta <br />aku semakin sayang.<br />Walau dirimu <br />bukan yang pertama untukku.<br />Aku juga makin sayang <br />demi Tuhan kumakin sayang.<br />Sampai akhir hidupku <br />cintaku hanya untuk dirimu.<br /><br />Aku semakin cinta <br />aku semakin sayang.<br />Walau dirimu <br />bukan yang pertama untukku.<br />Lupakan masa lalu biarkanlah berlalu.<br />Kini cintaku seutuhnya milikmu.<br />Hanyalah kepadamu aku berserah diri.<br />Oh Tuhan tolong jangan pisahkan kami Apapun yang terjadi <br />aku tetap bersamamu.<br />Aku semakin cinta <br />aku semakin sayang.<br /><br />Sembako cinta<br />T : 150 Thomas Djorghi Adit OB<br /><br />Kawan kau tahukah yang membuat resah.<br />Siang malam hati gundah hai karena cinta.<br />Agar tiada resah dan bertambah mesra.<br />Yang diperlukan hanyalah hai sembako cinta la..la..la…la…la..la..la….<br /><br />*Sembilan bahan pokok di dalam bercinta.<br />Jangan sampai kurang satu <br />bisa kurang mesranya.<br />Agar tiada resah dan bertambah mesra.<br />Yang diperlukan hanyalah<br /> hai sembako cinta.<br />Satu, harus setia.<br />Dua, ada cemburu.<br />Tiga, pengertian,<br />Empat, ada rindu.<br />Lima, banyak pujian.<br />Enam, sering duaan.<br />Tujuh, perhatian.<br />D’lapan Sembilan menjadi sayang.<br />Kembali dari *<br /><br />Semua untukmu<br /><br />* Aku cinta kamu,aku sayang kamu.<br />Jiwa ini, raga ini semua untukmu.<br />Cinta suci ini, jangan kau nodai.<br />Aku mohon kepadamu.<br />Jangan kau khianati.<br />Aku cinta kamu.<br /><br />Sedetikpun ku tak mampu.<br />Melupakan dirimu oh kasih.<br />Melupakan dirimu oh sayang.<br />Hati ini rasa syahdu.<br />Bila s’lalu dekat disisimu.<br />Bila s’lalu dalam pelukanmu.<br /><br />Aku akan setia selalu,<br />Sampai akhir hidupku.<br />Aku cinta kamu,<br />aku sayang kamu.<br />Jiwa ini, raga ini semua untukmu.<br />Aku cinta kamu…<br />Aku sayang kamu.<br /><br />Semua tahu<br /><br />Hati merana, jiwaku merana.<br />Tersiksa karena cinta yang durjana.<br />Berjuta rasa kecewa di dada.<br />Setelah kudengar ayahmu bicara.<br /><br />Cincin tunanganku pengikat cintamu.<br />Kini kau kembalikan padaku, oh….<br />Mengapa dulu ayahmu setuju.<br />Saat kupinang kau jadi istriku.<br /><br />Tapi mengapa kini yang terjadi.<br />Gagal perkawinanku diambang pintu.<br /><br />*. Semua orangpun tahu.<br />Kalau kau itu milikku.<br />Kini di pelaminan.<br />Kau dengan yang lain.<br /><br />Betapa hancur hatiku<br />dan juga orang tuaku.<br />Atas segala hinaan ayah bundamu.<br />Kemana kubawa derita hati yang luka.<br />Berjuta rasa kecewa di dada.<br />Setelah kudengar ayahmu bicara.<br /><br />Sengsara<br /><br />Sengsara aku sengsara.<br />Oh..kar’na dia<br />sengsara…..sengsara….<br />Sengsara... Ah……<br /><br />Rupanya sudah biasa<br />kau bersandiwara.<br />Berdusta……berdusta……<br />Berdusta dalam cinta.<br /><br />*. Tak mungkin dapat kujangkau<br />bintang, dilangit yang tinggi.<br />Tak mungkin dapat<br />ku arungi laut berjalan kaki.<br />Terlalu cepat kujatuh cinta<br />kepada dirimu.<br />Tiada terpikir akibat<br />yang harus kualami.<br /><br />Kalau aku tahu, tak mungkin<br />Kupilih dirimu………<br /><br />Senyum & hatimu<br />T : 155 Ikke Nurjanah Mara Karma & Imam Joend<br /> <br />Senyumlah untuk semua orang,<br />Tapi hatimu jangan.<br />Jujurku berkata dihati <br />Betapa aku cinta kepadamu,<br /> Aku sayang padamu.<br />Senyumlah untuk semua orang,<br /> tapi hatimu jangan.<br /><br />Rindu dan cemburu <br />menggoda hatiku <br />apabila kau jauh<br /> ho…ho…ho…ho..<br />Bawa aku kasih <br />kemana kau pergi <br />tak mau kusendiri.<br />Ingin aku miliki seutuhnya.<br />Cinta kasihmu untuk selamanya.<br /><br /><br /><br /><br /><br />Senyum membawa luka<br />T : 130 Meggie Z Fazal Dath<br /><br />Anggur merah yang s’lalu memabukkan diriku.<br />Ku anggap belum seberapa dah..syatnya.<br />Bila dibandingkan dengan senyumanmu.<br />Membuat aku………. lesu darah.<br /><br />Untuk apa kau berikan aku<br />benang yang kusut, sementara diriku,<br />Harus membuat kain-kain yang halus.<br />Untuk apa kau hidangkan aku ,cinta yang kalut.<br />Sementara tanganmu<br />telah engkau berikan pada yang lain.<br />Sungguh teganya dirimu, teganya..<br />teganya.. Oh…….pada diriku……..<br /><br />*.Aku masih belum mau mati karena cintamu.<br />Lalu menderita….. walaupun tali cinta<br />masih mengikat-ngikat di leherku.<br /><br />Lebih baik ku kecewa daripada ku merana.<br />Hingga terluka… kar’na pengobat cinta.<br />Sungguh sangat mahal-mahal harganya.<br />Laksana menabur uang tapi, hati ini sakit sendiri.<br />Laksana ketiban bulan tapi,<br />Bumi ini hancur sendiri.<br /><br /><br />Sengaja<br /><br />Sengaja kupilih sahabatmu.<br />Untuk berkasihan denganku.<br />Sengaja kusakiti hatimu.<br />Seperti kau menyakitiku.<br />Sengaja aku lakukan itu.<br /><br />*. Jikalau engkau bahagia<br />dengan gadis lain.<br />Sedangkan kau tahu bahwa,<br />dia itu sahabatku.<br />Namun tak kau hiraukan<br />perasaanku.<br /><br /><br /><br /><br /> Sepiring berdua<br />T : 130 Ida Laila Yudhihana<br /><br />Pabila kuingat dirimu, <br />disaat bersama hidup sengsara.<br />Makan sepiring kita berdua.<br />Tidurpun setikar bersama.<br /><br />Diriku merasa bahagia,<br />Mendampingi dirimu <br />dalam suka duka.<br />Walaupun hujan basah berdua,<br />Demi cinta akupun rela.<br /><br />* Tiada kusangka, tiada kuduga.<br />Badai derita oh datang melanda.<br />Kini kau jauh entah dimana<br /> tinggalkan aku didalam kecewa.<br />Mengapa tega hatimu.<br />Ooh.. kasih……<br />Cintaku engkau khianati.<br /><br /><br />Siapa<br /><br />Siapakah orang itu sejak tadi menatapku.<br />Mau memandang aku malu-malu.<br />Mau menyapa hati ragu-ragu.<br />Tapi aku secara diam-diam<br />memperhatikan ia dalam-dalam.<br />Makin lama orang itu makin dekat kepadaku.<br />*. Ketika ia dihadapanku<br />aku tertunduk semakin malu.<br />Aku mendengar ia menyapaku,<br />Diucapkannya namaku itu.<br />Akupun menjadi heran sekali.<br />Darimana ia tahu namaku.<br />Sedangkan bertemu baru disini.<br />Itupun untuk yang pertama kali.<br />(kembali keatas)<br />Hai rupanya orang itu,<br />bekas kekasihku yang dahulu.<br />Memang sudah sekian lama…lama..<br />Dia meninggalkan aku…aku…<br />Kini dia mau kembali lagi.<br />Kali ini mau bersungguh-sungguh<br />Tentu saja ku terima,<br />Karena ia yang kucinta.<br /><br /><br />Siapa kau<br /><br />Mengapa kau menjadikan.<br />Cinta begitu menyiksa.<br />Namun kadang kau membakar.<br />Hati menyala gembira.<br /><br />Sungguh aku tak pernah tahu.<br />Bagaimanakah cintamu.<br />Bagaimanakah sayangmu<br />padaku… kepadaku……..<br /><br />Haaa… haaa…haaa…<br />Terkadang kau lembut.<br />Terkadang kau kasar.<br />Membuat hati bertanya.<br />Siapa kau… kau… kau…. Kau….<br /><br />*. Andainya aku yang kau dambakan.<br />Mengapa hatiku ragu.<br />Menilai kesungguhanmu.<br /><br />Aku mengharap kepastianmu.<br />Katakan yang sejujurnya.<br />Walaupun sakit kurasa.<br />Haaa… haaa…haaa…<br />Aku tak mungkin memaksamu.<br /><br />SISA-SISA CINTA<br /><br />Bila kumenatapmu, Hati ku tak menentu.<br />Bila kita jumpa, berdebar hati di dada.<br /><br />Mengapa ini terjadi,<br />Sungguh aku tak mengerti.<br />Sedangkan kita sudah, sudah berpisah.<br /><br />Oh… bila kumenatapmu,<br />Hati ku tak menentu.<br />Oh… bila kita jumpa,<br />Berdebar dalam jiwa.<br /><br />*. Cinta yang dulu pernah bersemi,<br />Sekian lama pergi kini datang lagi.<br />Mungkin disana masih ada cinta,<br />Sisa-sisa cinta didalam dada.<br /><br />Oh… bila ku menatap mu,<br />Hati ku tak menentu.<br />Bila kita jumpa, berdebar dalam dada.<br /><br />Srigala berbulu domba<br />Semua telah kuserahkan<br />padamu wahai kekasih.<br />Banyak sudah yang kukorbankan<br />untukmu wahai kekasih.<br />Setelah kau dapatkan semua dariku.<br />Dengan begitu mudahnya<br />aku kau campakkan.<br /><br />Begitu manis rayuanmu, begitu mesra katamu.<br />Sepenuhnya aku percaya tanpa merasa curiga.<br />Kau tutupi sikapmu dengan warna madu.<br />Rupanya engkau s’rigala berbulu domba.<br /><br />*. Tertawa puas engkau tertawa.<br />Dan bangga setelah memperdaya.<br />Tetapi ada yang kau lupakan.<br />Hukuman dan keadilan Tuhan.<br />Tiada dosa bebas tanpa balas.<br />Sebelum aku memaafkan.<br />Sebelum kau ku relakan.<br />Kemana langkahmu berjalan.<br />Pasti dalam murka Tuhan.<br />Walau dengan siapa kau berumah tangga.<br />Tak mungkin engkau bahagia<br />dengan beban dosa.<br /><br />Suami kejam<br /><br />Sungguh kau suami yang kejam.<br />Yang tiada berperasaan.<br />Bila engkau marah aku yang jadi sasaran.<br />Aku kau perlakukan bagai seekor hewan.<br />Lepaskanlah aku lepaskan.<br />Aku tak tahan, ku tak tahan.<br /><br />Sesuka hatimu engkau menjatuhkan tangan.<br />Jerit tangisku tiada engkau hiraukan.<br />Kau tahu aku hanya seorang perempuan.<br />Cuma menangis takkan bisamelawan.<br />Kejam… oh…kejam…<br /><br />Bila aku salah berkata. <br />Maka tanganmu yang bicara.<br />Rupanya kau pikir tanpamu aku tak makan.<br />Hingga aku kau perlakukan seperti hewan.<br />Lepaskanlah aku lepaskan.<br />Aku tak tahan, ku tak tahan.<br /><br /> Suara hati<br />T : 126 Ikke Nurjanah Faizal Alatas<br /><br />Debaran hatiku tak menentu, <br />setiap bercinta denganmu <br />dicumbu olehmu pujaan hatiku.<br />Sedetik rasanya tersiksa, selalu kuingin <br />berdua denganmu pujaan hatiku.<br />Semenjak pertama aku merasa,<br />Engkaulah pujaan jiwaku semoga bahagia .<br />Percaya dengan curahan hatiku <br />yang suci murni .<br /><br /> Bukalah hatimu wahai kasih <br />Pandanglah diriku ini yang selalu didalam kalbu<br />Kuharapkan cintamu untukku.<br />Dengarlah suara hatiku<br />Semenjak pertama aku merasa<br />Engkaulah pujaan jiwaku semoga bahagia.<br />Percaya sayang curahan hatiku yang suci murni .<br />Bukalah hatimu wahai kasih, <br />Pandanglah diriku ini sedetik rasanya tersiksa, Selalu kuingin berdua denganmu <br />pujaan hatiku.<br /><br />Sumpah benang emas<br />T : 144 Elvy Sukaesih Herman Tanjung<br /><br />Usulan benang bulae sumpah dari pantai Losari.<br />Disaksikan deru ombak, angin laut Makasar.<br />……………………………<br />Kadang ku berpikir kan mencari gantimu.<br />Sekian lamanya aku hidup menjanda.<br />Betapa tak pernah aku melupakannya.<br />Saat perceraian didepan penghulu.<br />Tetes air mata mengiring sumpahku.<br />Ku tak mungkin bersuami lagi.<br />Begitu juga kuminta padamu.<br />Kadang kuberpikir kan mencari gantimu.<br />Sekian lamanya aku hidup menjanda.<br />Dela na tak mungkin kulupakan.<br />Sumpah kita di pantai Losari.<br />Dela na pabila bawa karaeng.<br />Lalu berpindah ke tanah Jawa.<br />Begitu sumpah kita lalu engkau dan aku saling mencari gantinya.<br /><br />Sudah tahu miskin<br /><br />Oh….. mengapa…..cintamu…….<br />Bagai embun pagi…….<br />Mudah hilang…diterpa matahari……..<br /><br />Sudah tahu jalannya licin,<br />Mengapa engkau pakai sepatu.<br />Sudah tahu aku miskin,<br />Kenapa engkau mencintaiku..<br />Mengapa baru sekarang<br />engkau menghina diriku.<br />Aku tak ubah sampah<br />yang tiada berguna.<br />Sudah tahu aku orang miskin…….<br /><br />*. Baru aku mengerti arti dirimu bagiku.<br />Hanyalah pelarian di saat kesepian.<br />Apa artinya cinta kau ucapkan padaku.<br />Sedangkan dirimu<br />kau serahkan orang lain.<br /><br />Untuk apa kau berikan<br />mawar cintamu untukku.<br />Tetapi duri-durinya,<br />Kau tusukkan pula pada diriku.<br /><br />Suling bambu<br />T : 140 Herlina Effendy Muchtar B<br /><br />Hai suling bambu mengiringi irama lagu sungguh merdu ho o…………<br />Hai suling bambu suaramu meresap kedalam kalbu ho o…………<br />Hai suling bambu.<br /><br />Suara suling mengingatkan masa lalu <br />dikala engkau membelaiku sayang.<br />Suara suling mengingatkan msa lalu <br />dikala engkau menciumku mesra.<br /><br />Engkaulah suling bambu <br />membangkitkan kenangan.<br />Engkaulah suling bambu <br />menggugah perasaan.<br /><br />Hai suling bambu suaramu meresap kedalam kalbu ho… o hai suling bambu.<br /><br /><br />Sunyi<br />T : 132 Iis Ariska Muchtar B <br /><br />Sunyi…….. sesunyi ditengah malam.<br />Dalam hati ini sepi………… <br />bagai sepi tengah malam dalam jiwa ini,<br />Sejak kau putus cinta kasih............ <br />cinta pertama.<br />Cinta……… mengapa dulu bertemu,<br /> Akhirnya berpisah kasih……….<br />Mengapa dulu terpaku <br />kalau jadi pecah.<br />Kini tinggallah satu luka………….<br />cinta pertama.<br /><br />Tiada hari-hari tanpa cintanya, <br />Tiada hari-hari tanpa dirinya.<br />Kini berpisah sakit…….<br />Tiada hari-hari tanpa candanya,<br />Tiada hari tanpa manjanya.<br />Kini berpisah sedih……..<br /><br />Oh Tuhan yang kuasa tabahkan hatiku.<br />Didalam menghadapi kenyataan ini. <br /><br />Surat cerai<br /><br />Sejak pertengkaran minggu lalu.<br />Tak pernah kau pulang ke rumah.<br />Tak ku sangka kau semarah itu.<br />Hingga kau pergi tak kembali.<br />Tak kusangka……..<br /><br />*. Sampai di suatu hari.<br />Ku terima sepucuk surat darimu.<br />Dengan berdebaran hati.<br />Ku buka sampul surat,<br />kemudian kubaca.<br /><br />Betapa hancur luluh hatiku.<br />Setelah aku baca suratmu.<br />Rupanya pertengkaran yang lalu.<br />Membuat perpisahan kita.<br /><br />Surat cerai yang kau kirim itu.<br />Ku terima tanpa berdaya….<br />Tak berdaya……..<br /><br /><br /><br />Sorga dunia<br />T :156 Ruston Nawawi<br /><br />Alangkah indahnya dunia<br />Kurasa sa..at ini, sa..at ini karena…<br />Ma..lam ini, ma..lam ini bahagia…<br />Oh dunia….serasa bagaikan di sorga.<br />Oh dunia….serasa bagaikan di sorga.<br /><br />*.Ku dirayunya, ku dicumbunya.<br />Aduhai sungguh mesranya.<br />Ku dipeluknya, ku diciumnya.<br />Aduhai sungguh nikmatnya.<br /><br />Tercapailah sega..la <br />gelora di jiwa ini.<br />Tercapailah sega..la<br /> gelora di jiwa ini.<br />Angan-angan ku<br /> melayang-layang tinggi<br /> bagaikan di awan……Oh dunia….<br />Serasa bagaikan di sorga.<br />Oh dunia….serasa bagaikan di sorga.<br /><br /><br />Tangis bahagia<br />T : <br /><br />Setelah kau pergi aku bersumpah.<br />Pintu hatiku tak akan<br />kubuka untukmu lagi.<br />Aku menangis bukan menyesali.<br />Kepergianmu dari hidupku.<br /><br />Aku menangis kar’na bahagia.<br />Lepas dari semua derita.<br /><br />( kembali keatas )<br /><br />*. Bila dulu kau tulus mencintai diriku.<br />Mengapa kau biarkan<br />orang lain menjamahku.<br />Malah kau menutupi<br />kedua belah matamu.<br />Seakan kau menyuruhku<br />menjual diri ini.<br />Tapi kini engkau pergi.<br />Setelah aku menjadi layu.<br /><br /><br />Tak berdaya<br />T : <br /><br />Sudah kehendak takdir kita berdua.<br />Berjumpa dan berpisah pula.<br />Ayah ibumu sayang telah memilih.<br />Pada jodoh yang lain.<br />Ku tak berdaya, Ku tak berdaya…<br /><br />*. Maafkan aku kasih,<br />bukan aku tak sudi.<br />Menerima cintamu setulus hati.<br />Asal engkau bahagia<br />rela kumelepasmu.<br /><br />Turutilah kehendak orang tuamu.<br />S’lamat berpisah sayang ku kirim doa.<br />Semoga kau bahagia sepanjang masa.<br />Sudah kehendak takdir kita berdua.<br />Berjumpa dan bercinta, berpisah pula.<br />Ku tak berdaya…., ku tak berdaya….<br /><br /><br />Takdir<br />T : 124 Nais Larasati Dayu Ag & Caryati<br /><br />Bagaikan petir di siang hari, <br />bagaikan layang <br />putus dari benangnya.<br />Bagaikan langit…….. tertutup awan.<br />Sekian lama kita membina,<br />Sekian lama kita bahagia <br />suka dan duka………. kita jalani.<br /><br />Kau putuskan tali perkawinan kita.<br />Kini diriku……… menjadi janda.<br />Kini dirimu telah berdua lagi.<br />Kini diriku…….. jadi merana.<br /><br />Tiada kusangka…. tiada kuduga….<br />Badai melanda… tali rumah tangga.<br />Cinta yang suci….. selama ini……<br />Musnalah sudah ditelan api. <br /> <br /><br /><br /><br /><br /><br /><br />Tak mungkin<br />T : <br /><br />Walaupun kau bilang cintamu agung.<br />Dan kasih sayangmu setinggi gunung.<br />Tiada sebanding dengan siapapun.<br />Kata dan sikapmu terpuji dan agung.<br /><br />Itu tak’kan menjadi goyah<br />adanya iman di dada.<br />Itu suara setan durjana, <br />akhirnya diri celaka.<br />Walaupun kau bilang <br />cintamu agung.<br /><br />*.Kata-kata rayuan yang penuh nafsu.<br />Tiada mungkin bertahan lama.<br />Dari tatapan sinar matamu saja.<br />Tergambar betapa itu dusta.<br /><br />Bila kuturut dan mengiya saja.<br />Pasti kau senang dan terbang.<br />Tinggal diriku tiada pegangan.<br />Menyesali nasib badan.<br /><br /><br />Tak sebening hati<br />T : <br />Belum tentu hatinya<br />sebening hatiku.<br />Mengapa kau tinggalkan aku.<br />Apakah dosa dan salahku<br />padamu…<br /><br />*. Jangan mudah berjanji<br />bila kau tak tepati.<br />Cukup hanya sekali ini<br />kegagalan cinta pertama.<br />Cukup sekali ini<br />Kegagalan cinta pertama.<br />Kenangan yang tak kan kulupakan.<br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br />Tak tega<br />T : <br /><br />Inikah…. Takdirku oh, Tuhan……<br /><br />Mau diapakan<br />perkawinan kita ini.<br />Sudah sekian lama<br />kita hidup berdua.<br />Tetapi sikapmu selalu<br />dingin kepada diriku ini.<br /><br />Terkadang terasa kecewa hatiku.<br />Mungkin dihatimu<br />ada orang pertama.<br />Tersirat di hatiku ingin kawin lagi.<br />Tetapi aku tak tega.<br /><br />*. Apakah, apakah kita harus selamanya begini.<br />Tak tega, tak tega<br /> aku tak tega menyakiti hatimu.<br />Kar’na diriku ini<br /> masih mencintaimu.<br /><br />Teman biasa<br />T : <br /><br />Keramahanku kepadamu,<br />Kebaikanmu kepadaku.<br />Bukan berarti bahwa, aku cinta kepadamu.<br />Bukan berarti bahwa, aku ini kekasihmu.<br />Tapi sikapmu kepadaku, <br />seakan aku kekasihmu.<br /><br />*. Sejak aku kenal padamu.<br />Kau kuanggap teman yang biasa.<br />Sungguh aku tiada menduga.<br />Kalau engkau mengatakan cinta.<br />Rupanya aku membuat engkau jatuh cinta.<br /><br />Janganlah lagi kau nyatakan.<br />Rasa cintamu kepadaku.<br />Karena sesungguhnya <br />aku tak mencintaimu.<br />Tak mungkin kupaksakan<br />untuk mencintai kamu.<br />Mulai sekarang kau anggaplah<br />diriku ini teman biasa.<br /><br />Tembok derita<br />T : 130 Asmin Cayder<br /><br />Pak Hakim dan pak Jaksa,<br /> kapan saya akan disidang.<br />Sudah tiga bulan mendekam<br /> belum juga ada panggilan.<br /><br />Saya sudah tidak tahan,<br />Tiap malam kedinginan.<br />Tidur diubin tak bertikar,<br />nyamuk-nyamuk menjengkelkan.<br />Saya ingin cepat pulang.<br /><br />* Dalam tembok derita,<br />aku menebus dosa.<br />Dalam tembok derita, <br />menjadi narapidana.<br /><br />Dalam tembok derita,<br /> jauh dari orang tua.<br />Dalam tembok derita,<br /> sebagai narapidana.<br />Tobat tujuh turunan,<br /> semoga tak’kan terulang.<br />Kalau bebas ingin sadar,<br /> menjadi orang yang benar. <br /><br />Terlambat<br /> T : 134 Wawa Marisa S.Achmadi<br /><br />Berulang kali ku mengatakan.<br />Agar diriku engkau lupakan.<br />Kar’na diriku kini oh..<br />t’lah bersuami.<br />Pintu hatiku tertutup sudah.<br /><br />Andaikan saja ku masih sendiri.<br />Pasti aku mau kau jadikan istri <br />Andaikan saja ku masih sendiri.<br />Pasti aku mau kau jadikan istri <br /><br />Tiada salahnya kau cinta padaku.<br />Tetapi sayangnya semua itu.<br />Kini bagi dirimu terlambat sudah.<br />Pintu hatiku tertutup sudah.<br /><br /><br /><br /><br /><br />Teras biru<br />T : 150 Kristina Solid AG<br /><br />Disudut remang-remang malam <br />Diteras biru kumeratap sedih.<br />Sendiri-sendirilah aku merintih,<br />merintihlah aku kar’namu.<br />Ingin rasanya ku menjerit <br />menuangkan rasa sakit hatiku.<br />Tak mungkin, tak mungkin, <br />tak mungkin dirimu,<br />dirimu kembali padaku <br />ho… ho…ho…ho..<br />menusuk dalam dada.<br />Di sudut remang-remang malam.<br /><br />Seribu cinta yang datang <br />mengharap bunga dariku <br />kutolak, kutolak, kutolak.<br />Seluruh cintamu yang menimbang hatiku..<br />Kutakut bertambah parah<br /> bilaku bercinta lagi.<br />Sakitnya, sakitnya, sakitnya, sakitnya hatiku<br />ho… ho… ho… ho… belum kering luka hati ini.<br />Diteras biru ku sendiri-sendiri lagi <br />disudut remang-remang malam.<br /><br />terlena<br />T :155 Ikke Nurjanah Kuntet Mangkulangit<br /><br />Masih terngiang di telinga..ku…,<br />bi..sik cin..ta..mu..<br />Betapa lem..but dan mesra..nya…,<br />A..ku ter..le..na.., terlena….kuterlena..<br />Tiada terasa air mata..ku…, <br />ba..sah..i pi..pi..<br />Aku terha..ru dan ter..bu..ai..,<br />A..ku ter..le..na.., terlena…kuterlena..<br /><br />* Sung…guh aku… baha..gia…<br />Benih cinta yang kau ta..nam…..<br />Bersemi… indah di hati…..<br />A…ir mata baha..gia… <br />Ja..ngan menjadi duka….<br />Bersama… kita s’lamanya…<br />Kuterlena dalam buai asmara.<br />Kembali ke *<br />Kembali ke dari atas <br /><br />Terazana<br /><br />Pernah aku melihat,musik di Taman Ria.<br />Iramanya Melayu duhai sedap sekali.<br />Iramanya Melayu duhai sedap sekali.<br /><br />Sulingnya suling bambu,<br />gendangnya kulit lembu.<br />Dangdut suara gendang,<br />Rasa ingin berdendang.<br />Dangdut suara gendang,<br />Rasa ingin berdendang.<br /><br />Terazana…. Terazana….<br />Itu lagunya, lagu India.<br />Hai merdunya…hai merdunya…<br />Merdu suara hai penyanyinya.<br />Serasi dengan indah gayanya.<br /><br />Kar’na asyiknya aku,hingga tak kusadari.<br />Pinggul bergoyang-goyang<br />rasa ingin berdendang.<br />Pinggul bergoyang-goyang,<br />rasa ingin berdendang.<br /><br />Terguncang<br /><br />Pernahkah kau memikirkan,<br /> saat aku kau tinggalkan.<br />Tersiksanya jiwa badan,<br /> hampa tanpa pegangan.<br />Memilih ‘tuk berpisah demi orang ketiga.<br />Pernah kau yakinkan aku,<br /> berharap ‘tuk kembali.<br />Bila neraka kau beri,<br /> tak mungkin kujamah lagi.<br />Pernahkah kau memikirkan,<br /> saat aku kau tinggalkan.<br /><br />* Hilang kebiasaan merias wajah diri.<br />Selera rasapun sirna, pahit dilidah.<br />Didalam kegalauan kucoba ‘tuk bersabar.<br />Siang malam kuberdo’a mohon pada-NYA.<br /><br />Tuhan bimbinglah aku <br />agar s’lalu dijalan-MU.<br />Kuatkanlah imanku <br /> dan tabahkanlah hatiku.<br />Pernahkah kau memikirkan,<br /> saat aku kau tinggalkan.<br /><br />Terhalang dinding kaca<br />T : <br />Kasih…. Mengapa ada orang yang ingin <br />memisahkan cinta kita.<br /><br />Mungkin sebelum diriku<br />mencintai dirimu.<br />Kedua orang tuamu<br />telah menjodohkan<br /> pilihan hatinya <br />untuk orang lain.<br />Sehingga kini cintaku<br />terhalang dinding kaca.<br />Dirimu dapat kulihat,<br />tapi tak dapat ku sentuh.<br /><br />Seperti kemarin kala masih berdua.<br />Malang sungguh malang nasib kita.<br />Gelapnya dunia pada malam hari.<br />Tapi tak segelap hatiku yang sunyi.<br />Andaikan ragaku dapat<br />menembus kaca.<br />Tak’kan kubiarkan <br />orang menyentuhmu.<br /><br />Termenung<br />T : 130 Ellya Kadham <br /><br />Aku tak mengerti <br />mengapa kau sampai hati.<br />Tidakkah kau tahu<br /> betapa cintaku oh suci.<br />Sungguh tak kusangka <br />bila hatimu berduri.<br />Bilakah terjadi <br /> setelah aku jatuh hati.<br /><br />Betapa sakit hatiku <br />melihat kau berjalan <br /> dengan seorang wanita.<br />Betapa kukecewa <br />setelah tahu <br />kau berjalan begitu mesra.<br />Aku tak kuasa untuk melihatnya.<br />Akhirnya kukecewa,<br /> tapi oh bukanlah diriku<br /> pengemis cinta.<br />Cukuplah sekali kecewa <br />dalam hidupku.<br /><br />Termiskin di dunia<br />T : 120 Hamdan ATT Endang Raes<br /><br />Bukan ku menolakmu, <br />untuk mencintaimu.<br />Tetapi lihat dulu siapakah diriku.<br />Kar’na engkau dan aku, <br />sungguh jauh berbeda.<br />Kau orang kaya, <br />aku orang tak punya.<br />Sebelum terlanjur, <br />pikir-pikirlah dulu.<br />Sebelum engkau menyesal kemudian. <br /><br />Jangankan gedung, <br />gubukpun aku tak punya. <br />Jangankan permata, <br />uangpun aku tiada.<br /><br />Aku merasa orang termiskin di dunia.<br />Yang penuh derita,<br />Bermandikan air mata.<br />Itulah diriku, kukatakan padamu.<br />Agar engkau tahu,<br />Siapakah aku.<br /><br /><br /><br />trauma<br />T : 120 Yunita Ababiel Aol Wafa & Alik Ababiel<br /> <br />Tak mudah untuk menerima, <br />menjalin kasih asmara.<br />Tiada gairah untuk bercinta <br />terlalu dalam luka didada <br />entah mengapa… ku tak percaya... <br />mungkinkah trauma…. kegagalan <br />dari kegagalan yang kurasa.<br /> Begitu berat beban kubawa.<br />Dari ratapan hati yang terluka.<br /><br />Keinginan ‘tuk bercinta sirna,<br />Keraguan s’lalu datang menyiksa.<br />Ya Illahi kabulkanlah do’aku,<br />Kuserahkan semua ini padamu.<br />Didalam kehampaan jiwa pasrahku kepadamu Tuhan… Tuhan…<br /><br />Terpaksa<br /><br />Sungguh terpaksa aku menyanyi.<br />Mengharapkan tuan<br />bermurah hati.<br />Coba dengarkan aku menyanyi.<br />Membawa suara jeritan hati.<br />Oh… Oh…….. Oh…. Oh…<br /><br />Sungguh aku malu tiada terkira.<br />Menadahkan tangan<br />meminta-minta.<br />Karena terpaksa diriku lakukan.<br />Yang kupinta<br />hanya sekedar makan.<br />Melalui lagu ku sentuh hatimu.<br /><br />Tersiksa<br />T: <br />Mengapa aku tersiksa lagi.<br />Sunyi terasa jiwa di hati.<br />Biarlah aku yang jadi contohnya.<br />Korban dari kepalsuan cintamu.<br />Biarlah aku tersiksa lagi.<br /><br />*. Aku tak menyangka<br />dan di sangka.<br />Kalau akhirnya penuh derita.<br />Kar’na dulu aku yang merasa.<br />Betapa cintamu begitu suci.<br />Tapi kini aku kecewa.<br /><br />Tung keripik<br />T : <br />Tung… keripik<br />ahai tulang bawang.<br />Kalau bibir tergigit<br />sakit bukan kepalang.<br />Tung… keripik ahai<br />tulang bawang.<br />Kalau pacar yang gigit<br />sakit tak mau hilang.<br /><br />*.Wa..laupun sakit tapi tidak di rasa.<br />Itu karena adanya rasa cinta.<br />Cin..ta bisa<br />menghilangkan rasa sakit.<br />Dan… juga bisa<br />menimbulkan penyakit.<br /><br />Umpan cinta<br />T : 180 Thomas Djorghi Fazal Dath<br /><br />Baru pertama kali<br />aku memandang kamu<br />Hatiku sudah tergoda<br />melihat senyum manismu.<br />Dibibirmu mengandung umpan,<br />Dipipimu mengandung umpan,<br />Dirambutmu mengandung umpan,<br />Dipinggulmu mengandung umpan,<br />Ditubuhmu mengandung umpan, Ditubuhmu mengandung umpan.<br /><br />Merah bibirmu merah delima.<br />Putih kulitmu bak mutiara.<br />Ingin rasanya aku tenggelam<br />dalam pelukan cinta sucimu.<br />Walaupun hanya satu malam<br />kau belai aku didalam mimpi .<br />Walaupun hanya satu malam<br />kau belai aku didalam mimpi .<br /><br />Kembali dari atas<br /><br />Undangan palsu<br /><br />Kalau saja aku tahu,<br />Salamah itu namamu.<br />Tak mungkin aku hadiri<br />pesta perkawinan ini.<br />Engkau kirimkan surat undangan.<br />Kau tulis nama palsu belaka.<br />Semula aku tiada percaya.<br />Dirimu tega khianati cinta.<br /><br />Kado yang kubawa ini<br />tak kuasa aku berikan.<br />Karena aku kecewa<br />engkau binasakan cinta.<br /><br />*.Mengapa tega kau mengundangku.<br />Ataukah sengaja menyakitiku.<br />Sungguh hatimu tiada perduli.<br />Kau anggap diriku tak punya hati.<br /><br />Sejuta sesal dalam hatiku.<br />Mengenang cinta<br />dan nama palsu.<br /><br />Untukmu<br /><br />Kasih kunyanyikan lagu ini untukmu.<br />Di dalam tangis dan kebahagian.<br /><br />Ku tujukan laguku ini.<br />Untukmu kasih yang kini bahagia.<br />Dengan seorang dara pilihanmu.<br />Hingga kau tinggalkan aku<br />tanpa suatu alasan.<br /><br />*.Sejak saat engkau hidup bersamanya.<br />Sejak saat itu pula<br />hatiku merana.<br />Sampai hatimu<br />hingga tak menghiraukan.<br />Betapa derita yang aku rasakan 2x<br /><br />Tak kusangka begini akhirnya.<br />Engkau tinggalkan aku<br />tanpa suatu alasan.<br /><br /><br />Waru Doyong<br />T : 150 Cucun Novia <br /><br />Waru doyong kang mas pinggir jalan.<br />Ngeluyur mas, kang mas cari kenalan.<br />Kenal sama orang eretan <br />orangnya gagah dendi pisan.<br />Waru doyong kang mas pinggir kali.<br />Ngeluyur mas, kang mas.<br />Sambil mencari, <br />mencari yang lewat tadi.<br />Yang lewat tampan sekali.<br /><br />Waru doyong kang mas dipesisir.<br />Ngeluyur mas, kang mas.<br />Sembari naksir, <br />naksir sama orang bankir.<br />Orang bankir Bandar Pasir.<br />Waru doyong kang mas pinggir laut.<br />Ngeluyur mas, kang mas.<br />Sambil kepincut, <br />Kepincut penjual cucut.<br />Orangnya ramah jarang cemberut.<br /><br /><br /><br /><br /><br />Wulan merindu<br />T : 124 Cici Faramida Akur<br /><br />Sunyi sepi malam tanpa sinar bulan,<br />Sesepi diriku sendiri dalam penantian.<br />Tak tahan rasanya gelora di jiwa <br />ingin segera bertemu duhai kekasihku, <br />duhai pujaanku aku rindu…………kepadamu. <br /><br />Sekian lamanya kumemendam rasa <br />tak tertahan lagi rasa gundah didalam dada.<br />Teringat dirimu terbayang kau s’lalu setiap malam malamku, datanglah sayangku hadirlah kasihku wulan ini…… merindu.<br /><br />Betapa indahnya dunia terasa <br />bila kau ada disisiku.<br />* Alangkah syahdunya seakan terasa <br />bagaikan ku dialam syurga.<br />Bawalah diriku oh sayang <br />kuingin selalu bersamamu.<br /><br />Tak sanggup lagi diri ini <br />berpisah denganmu kasih.<br />Cintaku sayangku kasihku <br />kuserahkan hanya kepadamu.<br />Semoga Tuhan merestui, bahagia selamanya.<br />Kembali dari *<br />Bahagia selamanya berdua kita s’lamanya bahagia selamanya.<br /><br /><br /><br /> Yang kurindu<br /> <br /><br />Jangan kau katakan kusudah tak sayang. Sedangkan dirimu masih kurindukan.<br />untuk melupakan yang engkau berikan.<br /><br />Kemanapun aku pergi <br />cintamu s’lalu kubawa.<br />Dimanapun aku berada hanya kamu yang kudamba, menemani hidupku.<br />Jangan kau katakan kusudah tak sayang sedangkan dirimu masih kurindukan.<br /><br />Sungguh tak pandai <br />kumelupakan tulusnya cinta yang kau berikan.<br />Hati bahagia karena kamu,<br />Untuk apa cari yang lain.<br /><br />Kamu yang kumau, <br />Kamu yang kusuka selalu.<br />Kamu yang kusayang,<br />Kamu yang kurindu selalu.<br /><br />Yang sedang-sedang saja<br />T : 155 Yuni Azis Akur <br /><br />Dia tidak ganteng mak, dia tidak jelek mak.<br />Yang sedang-sedang.. sa..ja,<br /> yang penting… di..a seti..a…<br /><br />+ Aku suka dia mak, aku sayang dia mak.<br />Kasih dan rinduku i..ni.. <br />tentunya.. untuk si di..a….<br /><br />* Sedalam-dalamnya lautan Hindia, <br />lebih dalam lagi cintaku padanya.<br />Sesuci dan sebeningnya embun pagi, begitulah cintaku pada dirinya.<br />Dia nomor satu pilihanku,<br /> dia nomor satu idamanku.<br />Pria sepertinya yang kumau.<br />Yang sedang-sedang saja.<br />Yang sedang-sedang saja.<br />Yang sedang-sedang saja.<br />Yang sedang-sedang saja.<br /><br />Yang tersayang<br />T : 130 Imam SA & Nana M. Imam SA & Jhonny Iskandar<br /><br />Yang kau sangat kucinta.<br />Yang kau paling ku sayang.<br />Hidup matiku aku serahkan <br />hanya untukmu sayang.<br />Cuma kamu……… Cuma kamu di hatiku.<br />Dunia ini hampa kurasakan tanpa dirimu…ada disisiku.<br /><br />Yang kucinta padamu.<br />Yang kusayang padamu.<br />Engkau dan aku telah menyatu.<br />Satu jiwa dalam cinta.<br /><br />Andaikan matahari terbit dari barat.<br />Tak akan goyah cintaku kepadamu.<br /><br />Apapun yang terjadi aku tak perduli.<br />Rela kumati demi dirimu kasih.<br />Aku tetap milikmu.<br />Tuhan restuilah cinta kami berdua,<br /> sampai nanti ke Taman Surga.TOPANhttp://www.blogger.com/profile/06335848741466992625noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-4796653607184614748.post-63780683552887921822009-11-27T06:43:00.000+07:002009-11-27T17:54:39.877+07:00Lagu lagu Indonesia<span style="font-weight:bold;">ADAKAH CINTA ABADI</span><br /><br />Sempurnanya cipta Tuhan Esa, <br />Ada malam ada pagi <br />Abadinya cipta Tuhan Esa.<br />Ada langit ada bumi.<br />Ada lagi pria dan wanita.<br />Jumpa hati jatuh cinta. <br />Kualami dan sangat kupuja.<br />Kudambakan ‘tuk s’lamanya.<br />Kiranya cinta tak mau peduli.<br />Cinta kan datang dan lalu pergi.<br />Datang pergi, datang dan pergi lagi.<br />Mengapa tak tercipta cinta abadi.<br />Mengapa pergi waktu ku mengabdi.<br />Mengapa datang terbujuk lagi.<br />Mengapa janji s’lalu diingkari.<br />Mengpa pula kuulangi.<br />Oh kapan tak terjadi.<br />Datang dan pergi.<br />Oh kapan diciptakan cinta abadi.<br /><br /><br /><span style="font-weight:bold;"><br />AIR MATA</span><br />Lilis Suryani <br /> <br />Setelah kubaca suratmu yang telah lalu<br />Aduhai sayang, hati pedih tiada terkira.<br />Betapa sedihnya kau tinggalkan daku dalam <br />duka, aduhai sayang.<br />Air mataku titik berlinang.<br />Apa salah dan apakah dosaku.<br />Kau kirimkan surat putusanmu.<br />Namun cintaku tetap untukmu.<br />Walau kini engkau telah tahu.<br />Hanya air mata yang selalu menemani daku <br />aduhai kasih.<br />Begitulah malangnya nasib<br /><br /><br /><span style="font-weight:bold;"><br />ADINDA</span><br /><br />Adinda oh sayang adinda.<br />Namamu tiada duanya.<br />Adinda oh sayang adinda.<br />Dikau Intan Permata.<br />Sejuk embun pagi hari.<br />Sesejuk senyuman yang kau beri.<br />Hangatnya sinar matahari.<br />Sehangat cinta yang kau beri.<br /><br />* Sejak kumengenal dikau.<br />Dunia tampak indah kemilau.<br />Aku hanya hidup untukmu.<br />Jangan-jangan kau tinggalkan daku.<br /><br />Adinda oh sayang adinda.<br />Cintamu tiada duanya.<br />Adinda oh buah hatiku.<br />Kau dan aku s’lalu satu.<br /><br />Adinda dikau permata hati.<br />Adinda engkaulah matahari.<br />Adinda engkaulah embun pagi.<br />Adinda oh kasihku, adinda.<br /><span style="font-weight:bold;"><br />ANDAIKAN</span><br /><br />Andai..kan seo..rang ‘kan da..tang..<br />Menghi..bur hati..sedang pilu..<br />Dikau..lah sa..yang, puja..an hati..<br />Saling.. menyinta.. dan murni..<br /><br />Namun kupohonkan kepadamu...<br />Janganlah kau ragu ‘kan cintaku...<br /><br />Dika..la hati.. sedang rin..du..<br /> Harapan..ku seorang s’lalu...<br /> Ku ‘kan.. mengabdi..<br /> Pada..mu s’orang...<br /><span style="font-weight:bold;"> Kekal.. abadi.. insani…<br /><br />AKU MAKIN CINTA</span><br /><br />Vina Panduwinata<br />Sekian lama kita bersama.<br />Diantara banyak peristiwa.<br />Sering aku tak mengerti.<br />Perasaanku padamu.<br /><br />Mungkinkah ini tandanya cinta.<br />Ataukah perasaanku saja.<br />Kini baru kusadari.<br />Yang sesungguhnya terjadi.<br /><br />* Ternyata aku makin cinta.<br />Cinta sama kamu.<br />Hanya kamu seorang kasih.<br />Ku tak mau yang lain.<br />Hanya sama kamu.<br />Kamu yang terakhir yang kucinta.<br /><br /><span style="font-weight:bold;"><br />AKU ORANG TAK PUNYA</span><br />HANNY TUHETERU<br /><br />Ingin aku membencimu,<br />Namun diriku tak mampu.<br />Sakit dihatiku luka dijantungku,<br />Tertusuk cintamu.<br /># Teganya hatimu sayang,<br />Kau pergi bersama dia.<br />Bukan kar’na cinta,<br />Tapi kar’na aku orang tak punya.<br /><br />* Masih ku ingat pertama,<br />hati kita menyatu.<br />Ku belai rambutmu,<br />dan kaupun tertidur.<br />Sakit sungguh sakit, hatiku ini.<br />Masih kuingat pertama,<br />kau bisikkan cintamu.<br />Kukecup keningmu,<br />Dan kaupun tersenyum.<br />Kejam sungguh kejam,<br />kau buat begitu.<br />Music………#…. *<br /><br /><span style="font-weight:bold;">ANGIN LAUT</span><br />KOES BERSAUDARA / Tonny Koeswoyo<br /><br />Angin laut meniup di pantai.<br />Membelai daun nyiur melambai,<br />Ole sio oh… angin laut.<br />Dikau menghalau p’rahu nelayan,<br />Laju berlayar mencari ikan,<br />Ole sio oh… angin laut.<br />Aku mau mencari ikan.<br />Bersamamu oh.. nelayan….<br />Di lautan yang luas membiru.<br />Nelayan berteman angin s’lalu,<br />Ole sio oh… angin laut.<br /><br /><br /><span style="font-weight:bold;">ANTARA HITAM DAN PUTIH</span><br />Cipt. Obbie Messakh.<br /><br />* ( Ha.. ha.. ha.. ha.. ha.. ha.. ) 4x<br />Bergulung ombak laut biru.<br />Mendengar kau memutus cinta.<br />Bergetar kilat di angkasa.<br /><br />** Lihatlah terlanjur sesal.<br />Langkah diri karena janji.<br />Ibarat tangkai, aku t’lah patah.<br />Ibarat gurun, aku tandus.<br />Ibarat sungai, aku kering.<br /><br />Kini musnah harapanku.<br />Cinta terputus ditengah jalanan wo..wo..<br />Kau tingalkan noda hitam.<br />Buah cinta kasih yang suci.<br /><br />Ingin kumati bila tak ingat dosa.<br />Ingin rasanya ku pulang ke rahim ibu,<br />dan tak pernah terlahir lagi.<br />Kembali ke *…**<br />Dan tak pernah terlahir lagi.<br /><span style="font-weight:bold;"><br />APA SALAH DAN DOSAKU</span><br />Sam D’LLOYD’s<br /><br />Haruskah hidupku terus begini.<br />Dengan derita yang tiada akhir.<br />Kemanakah jalan<br />yang harus kutempuh. Agar ku bahagia.<br /><br />Oh Tuhan, berikan petunjukmu.<br />Untuk ku..jadikan pegangan.. hidup..ku.<br />Apakah.. salahku..<br />Dan apa.. dosaku..<br />Sampai.. ku..be..gini….<br /><br />Aku tak sanggup lagi.<br />Menerima derita ini.<br />Aku tak sanggup lagi.<br />Menerima semuanya.<br /><br /><span style="font-weight:bold;">APA YANG KAU CARI</span><br />Endang S. Taurina A.Rianto<br /><br />Dingin air yang beku<br />tak sedingin hatiku ini.<br />Sepi malam di gurun<br />tak sesunyi yang kualami.<br /><br />Dalam lautan biru.<br />Bukan sedalam cintaku padamu.<br />Tingginya Mahameru,<br />Bukan setinggi cita-citaku.<br /><br />* Kupendam cintaku padamu.<br />Aku tertunduk malu.<br />Apabila kutatap wajahmu.<br /><br />Kini semua telah hilang.<br />Bagai burung lepas dan terbang.<br />Pada siapa ku merindu.<br />Dengan siapa ku bercanda.<br />Cari-cari apa kucari.<br />Akhirnya menangis sedih.<br /><span style="font-weight:bold;"><br />ARTI KEHIDUPAN</span><br />Mus Mujiono<br /><br />Kumenempuh, sedalam lautan.<br />Kumencari, arti kehidupan.<br />Mendaki gunung kekecewaan.<br />Melelahkan…….<br /><br />Kau menjelma, seperti khayalan.<br />Kau impian, dalam kenyataan.<br />Perjalanan yang penuh likunya.<br />Kini t’lah tiba…disisimu selamanya.<br /><br />Engkau bukan, yang pertama.<br />Tapi pasti yang terakhir.<br />Di cintamu, kutemui arti hidupku.<br /><br /><br /><span style="font-weight:bold;">ARYATIE</span><br />Ismail Marzuki<br /><br />Ar..ya..tie.., <br />dikau mawar asuhan rembulan.<br />Ar..ya..tie..,<br /> dikau gemilang seni pujaan.<br /><br />* Dosakah hamba mimpi berkasih<br />dengan…. Tuan.<br />Ujung jarimu kucium mesra,<br />tadi… malam.<br />Dosakah hamba memuja dikau<br />, dalam…. mimpi.<br />Ha..nya…, dalam.. mimpi….<br /><br />Ar..ya..tie..,<br /> dikau mawar di Taman Khayalku.<br />Tak mungkin……, Tuan terpetik daku.<br />Walaupun… demikian nasibku.<br />Namun aku bahagia.., seribu satu.. malam..<br /><br /><span style="font-weight:bold;">ASMARA</span><br />Lilis Suryani / Titiek Puspa<br /><br />Oh… asmara…. <br />dulu daku<br />menghamba padamu..<br />Kucurahkan seluruh hidupku..,<br />Ha..nya.. untukmu asmara.<br /><br />* Namun seka..rang<br /> apa.. balasan..mu.<br />Kau kacaukan hi..dup..ku.<br />Kejam oh.. kejam.<br /><br />Oh.. asmara…<br /> enyahlah dari sisiku..<br />Kuingin hidup tanpa asmara..<br />Sendiri sepanjang.. masa...<br /><br /><span style="font-weight:bold;">ASTAGA</span><br />Cipt. Arie Wibowo.<br /><br />Telah lama aku kagum kepadanya.<br />Wajahnya rupawan.<br />Anggun dan mempesona.<br /><br /># Suatu senja aku duduk berduaan.<br />Berdebar rasa hati<br />akan mengucap kata cinta.<br />Kuremas jemari tangannya, diam saja.<br />Kubelai rambutnya yang hitam, diam saja.<br />Kuberanikan diri untuk mengecupnya…<br /><br />* Astaga, sekali lagi katanya.<br />Astaga, dia bilang sudah biasa.<br />Aku bingung musti sedih<br />ataukah bahagia.<br />Akhirnya kutinggal pergi,<br />sambil gigit jari.<br />Music………<br />Kembali ke…#..... *…..<br /><br /><span style="font-weight:bold;">AYAH</span><br />The Mercy’s<br /><br />Dimana ,akan kucari.<br />Aku menangis seorang diri.<br />Hatiku s’lalu ingin bertemu.<br />Untukmu, aku bernyanyi.<br /><br />Lihatlah, hari berganti.<br />Namun tiada seindah dulu.<br />Datanglah, aku ingin bertemu.<br />Untukmu, aku bernyanyi.<br /><br />* Untuk ayah tercinta,<br />Aku ingin bernyanyi.<br />Walau air mata di pipiku.<br />Ayah dengarkanlah,<br />Aku ingin berjumpa.<br />Walau hanya dalam mimpi.<br /><br /><span style="font-weight:bold;">BALADA SEORANG BIDUAN</span><br />Sam Bimbo<br /><br />Dari sebuah desa, berbekal gitar tua.<br />Datang di ibukota, dengan penuh harapan.<br />Jadi s’orang biduan, jadi s’orang biduan.<br /><br />Oh.. biduan pujaan, pujaan tua muda.<br />Kau ditaburi cah’ya dan sinar kekaguman.<br />Dan riuhnya tepukan, dan riuhnya tepukan.<br /><br />* Meskipun kau tersenyum.<br />Namun orangpun tahu.<br />Apa isi hatimu, tatkala kau lagukan.<br />Lagumu lagu sendu, perjalanan hidupmu.<br />Ditinggal kekasihmu, ditinggal kekasihmu.<br /><br />Music……….kembali ke:<br />Oh.. biduan pujaan………..dst.<br /><br /><span style="font-weight:bold;"><br /> BALADA SEORANG MINTA-MINTA</span><br />Tety Kadi A.Riyanto<br /><br />Kisah seorang minta-minta...,yang<br />hampir-hampir meninggalkan dunia.. <br /> Disuatu pinggiran jalan yang sepi.<br /> Perut kelaparan terasa nyeri.<br />Terdengar tangisan merana, <br />Sibuyung yang selalu dibawa-bawa,<br />Yang tak pernah kenal akan bapaknya.<br />Hanya satu kasih sayang ibunya.<br /><br />Siang dan malam, hanya minta-minta<br />Demi kasihnya pada anaknya.<br /><br />Menghadapi saat akhirnya…,<br /> dia ber-do’a pada Tuhan Yang Esa, <br />Agar sudi limpahkan rakhmat-Nya,<br /> Kepada anak yang ditinggalkannya.<br />Tak tahan menanggung derita,<br /> Pengemis itupun meninggal dunia.<br />Diiringi tangis sedih anaknya.<br />Tak seorangpun sudi menolongnya.<br /><br />Oh kasihan dia,siapa yang menolongnya.<br />Insan pengasih ulurkan tanganmu.<br /><br /><span style="font-weight:bold;">BELAIAN SAYANG</span><br />Bing Slamet<br /><br />Waktu hujan turun,rintik perlahan.<br />Bintangpun menyepi,awan menebal.<br />Ku timang si buyung,belaian sayang.<br />Anakku seorang,tidurlah tidur.<br /><br />* Ibu menjaga,ayah mendo’a.<br />Agar kau kelak,jujur melangkah.<br />Jangan engkau lupa,tanah pusaka.<br />Tanah tumpah darah,Indonesia.<br /><br /><br /><br /><span style="font-weight:bold;">BERDIRI BULU ROMAKU</span><br /><br />Berdiri bulu romaku,<br />merinding kulit tubuhku.<br />Pandainya dia berpujangga<br />cinta khusus buatku.<br />Katanya sepanas matahari.<br /><br />Keringat dingin meluncur,<br />si dia kecup keningku.<br />Meledak rasa dalam dada,<br />aduh mana tahan.<br />Dag..dig..dug.. dalam jantungku.<br /><br />* Eh.. berdiri mak.. bulu romaku.<br />Eh.. berdiri mak bulu romaku.<br />Katanya, cintanya setengah Tugu Monas.<br /><br />Eh.. berdiri mak bulu romaku.<br />Eh.. berdiri mak bulu romaku.<br />Mengepul sumpah dan janjinya.<br />Dia tak ‘kan gentar bagai Laut Selatan.<br />Merinding jadinya.<br /><br /><span style="font-weight:bold;"><br />BERIKAN DAKU HARAPAN</span><br /><br />Berikan daku harapan,<br />kujadikan pegangan.<br />Bila waktu pergi t’lah tiba,<br />tunaikan tugas negara.<br />Ucapan janji setia,<br />‘kan kusimpan di dada.<br />Ku jadikan Permata Hati,<br />‘kan ku persembahkan nanti.<br /><br />* Tunaikan tugasmu, do’aku s’lalu.<br />Menangkan tugasmu,<br />demi s’luruh bangsamu.<br /><br />Jauh di mata kau nanti,<br />pergi ke perbatasan.<br />-------dekat di hati,<br />ku bangga duhai pahlawan.<br /><br /><span style="font-weight:bold;">BERMATA TAPI TAK MELIHAT</span><br />Bimbo<br /><br />Bermata tapi tak melihat.<br />Bertelinga tapi tak mendengar.<br />Bermulut tapi tak menyapa.<br />Berhati tapi tak merasa.<br /><br />Berharta tapi tak sedekah.<br />Berbenda tapi tak berzakat.<br />Berilmu tapi tak beramal.<br />Berjalan tapi tak terarah.<br /><br />* Semoga kita terhindar.dari hal-hal sedemikian.<br />Semoga kita menjauh.dari sifat sedemikian.<br /><br />Beramal tapi kurang ikhlas.<br />Berjanji tapi suka lupa.<br />Bergunjing hampir tiap hari.<br />Berkata sering menyakitkan.<br /><br /><br /><span style="font-weight:bold;">BIARLAH SENDIRI</span><br />Eddy Silitonga Rinto Harahap<br /><br />Biar ,biarlah sedih asal engkau bahagia.<br />Biar ,biarlah sedih usah kau kenang lagi.<br />Biarlah kini , hidupku sendiri.<br /><br />Sunyi ,biarlah sunyi tanpa kasih dan sayang.<br />Biar ,biarlah sunyi bisik hatiku pedih.<br />Walaupun sedih , kucoba bernyanyi.<br /><br />Walaupun hidupku tak seindah pelangi.<br />Walaupun laguku tak seindah lestari.<br /><br />Kembali dari atas.<br /><br /><br /><span style="font-weight:bold;"><br />BIARKAN CINTAMU BERLALU</span><br /><br />Biarkan ku pergi, menyusur jalan berliku.<br />Walau sakit kurasakan tanpa cinta lagi.<br />Mimpi mimpi yang indah, hanya sementara saja.<br />Bagai bunga telah layu, kau campakkan diriku.<br /><br />Begini, akhirnya kisah cintaku.<br />Terluka, direlung hati yang dalam.<br />Kucoba ‘tuk berlari walau dalam sepi.<br />Haruskah ku berkata, kisah kasih denganmu.<br />Biarlah ku menjauh.<br /><br />* Biar, biarkan aku sendiri.<br />Biar, ku ikuti nasib ini.<br />Biar, hidup tanpa cinta lagi.<br />Akupun tak sanggup lagi.<br />Mengikuti cara hidupmu.<br />Biar kut’rima luka ini.<br />……..musik……..kembali ke *<br /><br /><span style="font-weight:bold;">BILA KEMBALI</span><br />Vivi Sumanti Bahrum S.<br /><br />Daku sunyi tiada kasih,<br />Sedih rasa dihati.<br />Luka hati tak terperih,<br />Kekasih telah pergi.<br /><br />Lamunan melayang,Tinggi di awan.<br />Harapan tiada.Hidupku merana.<br /><br />Tinggalah daku sendiri.<br />Hidupku tak berarti.<br />Kasihku bila kembali.<br />Kukan tetap menanti.<br />Kukan tetap menanti.<br /><br /><br /><br /><span style="font-weight:bold;">BILA KAU SEORANG DIRI</span><br />Iis Sugianto Rinto Harahap<br /><br />Bila kau seorang diri, jangan kau bersedih.<br />Bila kau seorang diri, kuingin menemani.<br />Masih ada di sana, segelas anggur merah.<br />Dia kan bercerita tentang dunia.<br /><br />Bila kau seorang diri, tanya pada hatimu.<br />Bila kau seorang diri, kuingin menemani.<br />Kan ku ceritakan tentang,<br />sekuntum mawar merah.<br />Kan kunyanyikan lagu, tentang dunia.<br /><br />Apa saja yang ada dihatimu, Aku pun tahu <br />Apa saja yang ada dihatimu, Aku pun tahu <br />Kau duduk disana..,Ku duduk disini.. me..nyepi….<br />Dari.. dunia.. ini.. yang tak per..duli...<br />Nyanyikan saja lagu.., tentang gereja tu..a.<br />Bukannya lagu tentang.. engkau.. dan a..ku.<br /><br /><span style="font-weight:bold;">BUNGA MAWAR</span><br />The Mercy’s Charles Hutagalung<br /><br />Oh bunga mawar, Kau.. idaman hati <br />yang… kupuja-puja se..lalu.<br />Ingin hatiku, oh.. memetik dikau <br />ta..pi apa daya tak sampai….<br /><br />Oh bunga nan rupawan<br /> rindu hati siang dan malam.<br />Hasratku ingin berdua, <br />Selamanya….<br />Kemana.. kume..ngadu <br />bulan bintangpun tak tahu.<br />Cintaku hanyalah satu kekasihku<br /><br /><br /><span style="font-weight:bold;">BIMBANG</span><br />Andi Meriem Matalata<br /><br />Seribu pesona yang ka..u taburkan.<br />Sejuta mes..ra yang telah kurasakan.<br />Bagai embun pagi.<br />Berlalu ka..la men..ta..ri tiba.<br /><br />Ingin kusingkapkan tirai.. di hatimu.<br />Penghalang pan..dang tatap mata dihatiku.<br />Adakah disana bintang harapan dambaan kalbu…<br /><br />* Masihkah kini, masihkah kini,<br />nada-nada cinta berlagu di hatimu,<br />di hatimu, di hatimu.<br />Adakah kini, adakah kini,<br />Kata-kata mesra berbisik,di hatimu,<br />di hatimu, di hatimu.<br /><br /><br /><span style="font-weight:bold;">BINTANG KEHIDUPAN</span><br />Nicky Ardilla Deddy Dores<br /><br /># Jenuh aku mendengar,<br />Manisnya kata cinta.lebih baik sendiri.<br />Bukannya sekali, sering kumencoba.<br />Namun kugagal lagi.<br />Mungkin nasib ini, suratan tanganku.<br />Harus tabah menjalani.<br />Jauh sudah langkahku<br />menyusuri hidupku.<br />Yang penuh tanda Tanya.<br />Kadang hati bimbang,<br />menentukan sikapku.<br />S’lalu tabah menjalani.<br /><br />* Malam malam aku sendiri.<br />Tanpa cintamu lagi, oooh..oh..oh..<br />Hanya satu keyakinanku.<br />Bintang kan bersinar menerpa hidupku.<br />Bahagia kan datang, oooh..oh..oh..<br /> <br /> <span style="font-weight:bold;">BUKIT BERBUNGA</span><br /><br />Di bukit indah berbunga.<br />Kau mengajak aku kesana.<br />Memandang alam sekitarnya.<br />Kar’na senja t’lah tiba.<br />Mentari tenggelam digunung yang biru.<br />Langit merah berwarna sendu.<br /><br /># Kitapun turun bersama.<br />Melintasi jalan setapak.<br />Tanganmu kau peluk dipundak.<br />Membawa aku melangkah.<br />Tak lupa kau petik bunga warna ungu.<br />Lalu kau selipkan dirambutku.<br /><br />* Bukit berbunga, bukit yang indah.<br />Disana kita s’lalu datang berdua,<br />Memadu cinta….aaa….<br />Bukit berbunga, bukit yang indah.<br />Disana kita s’lalu datang berdua,<br />Dibukit berbunga.<br /><br /><span style="font-weight:bold;">BURUNG DALAM SANGKAR</span><br /><br />Wahai kau burung dalam sangkar.<br />Sungguh nasibmu malang benar.<br />Tak seorangpun ambil tahu.<br />Duka dan lara dihatimu.<br /># Wahai kau burung dalam sangkar.<br />Dapatkah kau menahan siksa.<br />Dari kekejamam dunia.<br />Yang tak tahu menimbang rasa.<br /><br />* Batinmu nangis hati pa..tah.<br />Riwayat tertulis penuh dengan.<br />Tetesan air mata.<br />Sungguh ini suatu uji..an.<br />Tetapi hendaklah kau bersabar.<br />Jujurlah kepada Tuhan.<br /><br /><br /><br /><span style="font-weight:bold;">BUNGA SAKURA </span><br />¬Titiek Sandora A Riyanto<br /><br />Bunga Sakura indah Juwita.<br />Dipandang mata putih gemilang.<br />Merah warnanya ,baunya mengikat jiwa.<br /><br />Bunga Sakura dilereng gunung ,pun didalam kota.<br />Melambai-lambai bersuka-ria.<br />Sakura bunga jelita.<br /><br />Laksana sutera indah suci.<br />Menawan dihati sanubari.<br />Wajah matahari.<br />Tempat sang bunga berseri.<br /><br />Bunga sakura ,kaulah bunga pujaan bangsa.<br />Kamulah impiannya wanita.<br />Sakura bunga jelita.<br />Kamulah impiannya wanita.<br />Sakura bunga jelita.<br /><br /><span style="font-weight:bold;">CUBIT-CUBITAN</span><br />* Cubit-cubitan ooh…cubit-cubitan.<br />Senggol-senggolan ooh…senggol-senggolan.<br /><br />Genit-genit gadis sekarang.<br />Kalau dicubit katanya sayang.<br />Genit-genit gadis sekarang.<br />Kalau disenggol katanya sayang.<br /><br />Ini kisah gadis zaman sekarang.<br />Soal cinta bukan rahasia.<br />Apalagi kalau cinta pertama.<br />Pengalaman yang paling indah.<br />Tapi sayang kalau patah hati.<br />Sedang bercinta ditinggal pergi.<br />Akhirnya gadis manis bunuh diri.<br />Cinta pertama dibawa mati.<br /><br /><span style="font-weight:bold;">BURUNG MURAI</span><br />Titiek Sandora A.Riyanto<br /><br />Burung-burung Murai ,berkicau merdu.<br />Riang mereka bernyanyi.<br />Bila kau dating padaku.<br /><br />Bila pagi hari ,jendela terbuka.<br />Riang Murai berkicau.<br />Bila kau datang padaku.<br /><br />Akupun selalu ingat ‘kan dirimu.<br />Ingin di pagi hari ,<br />Membangunkan dirimu.<br /><br />Alangkah indahnya , bangun di pagi hari.<br />Kudapat menikmati<br />Burung Murai bekicau.<br /><br /> <span style="font-weight:bold;">CING TULUNGAN</span><br />Lilies Suryani Mus K Wirya<br /><br />Cing tulungan <br />wartos keun enggal mulang<br />Cing tulungan<br />Abdi keun sorangan<br />Arianeung ngantun Keun kulami<br />Wirat kulali ka abdi.<br /><br />Cing tulungan<br />Ka mana abdi neang<br />Cing tulungan<br />Ka saha abdi munta<br />Arianeung teu aya ngartos pisan<br />Wirat kujalin ka janji<br /><br />Saur na bade sakedap<br />Sadinten ka dua dengkang<br />Saur na teu daringrang<br />Wyah na urang ka anggap<br /><br /> <span style="font-weight:bold;">CINTA HAMPA</span><br /><br />Ibarat air di daun keladi,<br />walaupun tergenang tetapi..<br /> tak meninggalkan bekas.<br />‘Pa bila tersentuh.. dahannya bergoyang.<br />Airpun tertumpah tercurah habis<br />tak tinggal lagi.<br /><br />Begitu juga tingkahmu padaku.<br />Cinta hanya separuh hati, kau lepas kembali.<br />Nanti di suatu masa kau juga ‘kan merasa.<br />Betapa sakitnya hati kecewa karena cinta.<br /><br />Bila kau lihat pemuda yang lebih gaya.<br />Cintapun seg’ra berpindah kepadanya.<br /> <br />Tapi biarlah kau cari yang lain,<br />‘kan kau buat sebagai korban<br />cinta palsu hampa.<br />Nanti di suatu masa kau juga ‘kan merasa.<br />Betapa sakitnya hati kecewa karena cinta.<br /><br /><span style="font-weight:bold;">DOA DAN RESTUMU</span><br />Onny Suryono & Tuty Subardjo<br /><br />Doa dan restumu,<br /> kini kunantikan.<br />Penuh rasa kasih<br /> nan murni.<br />Doa dan cintamu,<br /> harapan abadi.<br />Siang malam rindu kunanti.<br /><br />* Terkatung gelisah,<br />gelombang menderai.<br />Belai kasihmu <br />tak kunjung kurasakan.<br /><br />Doa dan restumu, <br />harapan abadi.<br />Siang malam rindu kunanti.<br /><br /><span style="font-weight:bold;">CINTAMU T’LAH BERLALU</span><br />Koes Plus Tony Koeswoyo<br /><br />Kunyalakan api didalam tungku.<br />Dingin sekali malam.. itu.<br />Namun jauh dingin dalam hidupku.<br />Sejak cintamu t’lah berlalu...<br />Berlalu.., berlalu….<br /><br />Pernahkah engkau<br />mencoba untuk mengerti...<br />Aku ini orang yang tiada arti...<br />Kau dengar lolongan anjing<br />dimalam hari...<br />Menunggu kesepian dan hampa<br />didalam hidupku...<br /><br />Waktu hujan turun di malam minggu.<br />Di bawah payung kuberlindung.<br />Sederas hujannya air mataku.<br />Sejak kau putuskan kasihmu...<br />Kasihmu…, kasihmu…<br />Aaaa ah..ha..ha..ha….Aaaa a…ah…..<br /><br /><span style="font-weight:bold;">DI WAJAHMU KULIHAT BULAN</span><br />Ismail Maezuki<br /><br />Di wajahmu.. kulihat bulan,<br />Yang mengintai..<br /> di sudut senyuman.<br />Sadarkah tuan,<br /> kau di tatap insan.<br />Yang haus akan belaian...<br /><br />Di wajahmu.. kulihat bulan,<br />Menerangi.. hati gelap rawan..<br />Biarlah daku.. mencari naungan..,<br />Di wajah damai rupawan..<br /><br />* Se..rasa.. tiada.. jauh..,<br />dan mudah di capai tangan..<br />I..ngin ha..ti.. men..jangkau..,<br />Kiranya tinggi di.. a..wan<br /><br /><span style="font-weight:bold;">DESEMBER KELABU</span><br />Tetty Kadi A.Rianto.<br /><br />Angin dingin meniup mencekam..,<br />Di bulan De..sem..ber...<br />Air hujan turun deras dan kejam, hati berdebar.<br />Kuteringat bayangan impian di..malam itu.<br />Malam yang kelabu ..kau ucapkan kata...<br />S’lamat.. tinggal.. sayang….<br />Bulan madu yang engkau janjikan,<br />Semakin me..la..yang…<br />Lenyap hilang ditelan air hujan.., <br />Engkau tak da..tang…<br /><br />Bulan ini.. Desember.. ke-dua.., a..ku menan..ti..<br />Dua tahun sudah.. kusabar menanti..,<br />ku dilan..da.. se..pi…<br />A..ngin dingin.., menusuk dihati.. <br />terasa.. oh.. nye..ri..<br />Bulan madu, tinggallah impian tanpa kenyataan..<br />Sinar cinta seterang rembulan, kini.. pudar.. sudah..<br />Desember kelabu s’lalu menghantui..<br />setiap mimpi..ku…<br /><br />……………..…Music………………<br /><br />Bulan ini Desember kedua,…… dst.<br /><br /><br />..<br /><br /><span style="font-weight:bold;">DUNIA BELUM KIAMAT</span><br />Titiek Sandora Hamiedan<br /><br />Dipikir-pikir sampai tua..<br />Dari miskin siapa yang mau.<br />Sabarlah-sabar tunggu dulu.<br />Belum tentu orang tak mau.<br /><br />Sudah kupikir sama saja.<br />Jauh tinggi bulan dan bintang.<br />Sampai kemana abang mimpi.<br />Banyak piker-pikir merusak hati.<br /><br />Kembang tidak setangkai.<br />Dunia belum kiamat.<br />Panjang umur ada jodoh.<br />Banyak gadis pilihan.<br />Banyak janda uwik-uwik.<br />Dunia belum kiamat.<br /><br />Alau begini apa lagi.<br />Tentu adik suka padaku.<br />Pikir sendiri tebak saja.<br />Tentu tahu isi hatiku.<br /><br /><span style="font-weight:bold;"><br />FLAMBOYANT</span><br /><br />Senja itu.. Flambo..yant.. bergu..gur..an….<br />Seorang dara.. memandang.. terpukau.<br />Satu-satu.. daunnya berja..tuh..an.<br />Berserakan.. dipangkuan.. bu..mi...<br /><br />* Bunga flamboyant itu.. diraihnya...<br />Wajahnya terlihat sa..yu..<br />Flamboyant.. ber..guguran…<br />Berjatuhan…, ber..se..rak..an…<br /><br />Sejak itu... sang da..ra.. berha..rapan…<br />Esok lusa.. bersemi.. kem..ba..li...<br />Music……..kembali ke *<br />- Sejak itu sang dara berharapan.<br />+ Esok lusa bersemi kembali.<br /><br /> <span style="font-weight:bold;">GANG KELINCI</span><br />Lilis Suryani Titiek Puspa<br /><br />Jakarta kotaku indah dan megah,<br />Disitulah aku dilahirkan.<br />Rumahku disalah satu gang...<br />Namanya gang Kelinci…<br />Entah apa sampai namanya gang Kelinci.<br />Mungkin dulu Kerajaan Kelinci…<br />Kar’na manusia bertambah banyak…<br />Kasihan Kelinci terdesak…<br /><br />* Sekarang rumahnya berjubel,<br />oh.. padat penghuninya.<br />Anak-anak segudang..<br />G’rudak-g’ruduk kaya Kelinci…<br /><br />Kami semua hidup rukun dan damai.<br />Hanya satu yang aku herankan.<br />Badanku bulat tak bisa tinggi.<br />Persisi kaya anak Kelinci.<br /><br /><span style="font-weight:bold;">IMPIAN SEMALAM</span><br />Oei Yok Siang<br /><br />Waktu semalam bung,<br />aku bermimpi.<br />Bertemu ular bung,<br />besar sekali.<br />Ular menggigit bung,<br />jari kakiku.<br />Setelah menggigit<br />ular berlalu.<br /><br />* Kupijit-pijit, darah keluar.<br />Aku menjerit aduh…<br />sampai tersadar.<br />Apakah itu bung,<br />arti maksudnya.<br />Impian semalam bung,<br />sangat seramnya.<br /><br /><span style="font-weight:bold;">HATI LEBUR JADI DEBU</span><br />Jamal Mirdad A.Rianto<br /><br />Titik-titik noda tertinggal didalam dada.<br />Guratan hatiku masih ada.<br />Tergores ingatan pahit kurasakan.<br />Hari ini hati masih luka.<br /><br />Telah aku coba melupakan segalanya.<br />Namun titik terang tiada datang.<br />Langit makin kelam luka makin dalam.<br />Hati ini hancur jadi debu.<br /><br />* Hanya satu yang kusayangi.<br />Tiada pengganti sampai saat ini.<br />Hari-hari langit kelabu.<br />Menutup hatiku serasa ‘kan mati.<br /><br /># Bukit ‘kan kudaki lautanpun kuseb’rangi.<br />Agar dapat lupakan dirimu.<br />Namun apa daya aku manusia.<br />Gagal menghapus kenangan lama.<br /><br /><span style="font-weight:bold;">KAPAN-KAPAN</span><br /><br />Kapan-kapan kita berjumpa lagi,<br />Kapan-kapan kita bersama lagi,<br />Mungkin lusa... atau dilain hari.<br /><br />Kapan-kapan kita pergi bersama,<br />Kapan-kapan kita bersenda gurau,<br />Mungkin lusa... atau dilain hari.<br /><br />Bila kita pergi<br />hatiku tinggal disini,<br />Bila kita datang<br />harapan bukan impian,<br />Oh...<br /><br />( kembali dari atas )<br /><br />J<span style="font-weight:bold;">ANGAN SIMPAN TANGISMU</span><br />Christien Panjaitan Rinto Harahap<br /><br />Kalau sedih, kalau engkau berdu..ka.<br />Kalau… hujan di ha..timu.<br />Jangan… biarkan sakit hatimu.<br />Biar…kan tangismu untuk..ku.<br /># Jangan… sedih..,jangan engkau.. risau..kan.<br />Memang.. hidup.. penuh deri..ta..<br />Jangan… simpan dalam hatimu.<br />Biar.. tangismu untuk..ku.<br /><br />* Biar..kan mereka ter..senyum.<br />Biar..kan mereka ter..ta..wa.<br />Jangan… simpan tangismu….<br />Biar…kanlah ber..la..gu..<br />Jangan… simpan tangismu…<br />Biar…kanlah ber..nya..nyi...<br />Music……… Kembali ke # *<br />% Jangan… simpan tangismu…<br />Biar..kanlah berlagu.<br />Jangan simpan tangismu…<br />Biar..kanlah bernyanyi…<br /><br /><span style="font-weight:bold;"><br />KEMBALI<span style="font-weight:bold;"></span></span><br />KOES PLUS Tony Koeswoyo<br /><br />Telah lama…, telah lama….<br />kau kutunggu….<br />Bersamamu…, bersamamu….<br />ku selalu…….<br />Ku’tak mau…, ku’tak mau…<br />hanya mimpi….<br />Hari ini…, hari ini… kau kembali.<br /><br />Kembali…. dari atas<br /><br />Kem..bali…, kembali kita<br />bersama-sama lagi.<br />Kembali kita bersama-sama lagi.<br />Sampai akhir waktu nanti.<br />O..o...o..oo<br /><br /><br /> <span style="font-weight:bold;">KASIH TAK SAMPAI</span><br /><br />Dulu pernah kujanji padamu.<br />Cinta suciku hanya bagimu.<br />Percayalah duhai pujaanku.<br />Ingin kuhindar tapi tak kuasa.<br />* Walau tak sampai cita-cita kasih,<br />Mencapai cita cinta abadi.<br />Percayalah duhai pujaanku.<br />Kasih suciku hanya bagimu.<br />Walaupun kini kita berpisah.<br />Diakhirat kita kan berjumpa.<br />** Aduhai betapa pilu hatiku.<br />Kau ingkari janjimu yang suci.<br />Dulu pernah kau janji padaku.<br />Kasih suciku hanya bagimu.<br />Walaupun nasib menimpa duhai kasih.<br />Ingin kuhindar tapi tak kuasa.<br />Betapa sampai hatimu duhai kasih.<br />Kau hancurkan mahligai cintaku.<br />Walaupun kini kita berpisah.<br />Menuju cinta bahagia abadi.<br /><br /><span style="font-weight:bold;">KEMBALI KE JAKARTA<br /></span><br />Di sana rumahku, dalam kabut biru.<br />Hatiku sedih di hari Minggu.<br />Di sana kasihku, berdiri menunggu.<br />Di batas waktu yang t’lah tertentu.<br /><br />* Ke Jakarta aku ‘kan kembali……ii.<br />Walaupun apa yang ‘kan terjadi.<br />Ke Jakarta aku kan kembali…ii.<br />Walaupun apa yang ‘kan terjadi.<br /><br />Pernah ku alami, hidupku sendiri.<br />Temanku pergi dan menjauhi.<br />Kusedih menanti, kuharus mencari.<br />Atau ku tiada dikenal lagi.<br /><br />Ke Jakarta… ke Jakarta…<br />Ke Jakarta… ke Jakarta…<br /><br /> <span style="font-weight:bold;">KEAGUNGAN TUJuAN</span><br /><br />Insyaf..lah wa..hai ma..nu..sia.<br />Jika diri..mu ber..no..da.<br />Dunia ha..nya naungan.<br />‘Tuk makhluk cip..taan Tu..han.<br /><br />Dengan tia..da ter..du..ga.<br />Dunia ini kan bi..na..sa.<br />Kita.. kembali.. ke asal..nya.<br />Mengha..dap Tu..han Yang E..sa.<br />………Music……….<br />* Dialah Pengasih.. dan Penyayang.<br />Kepada se..mua insan.<br />Janganlah ra..gu atau bim..bang<br />Pada Ke..a..gungan Tuhan.<br />Beta..pa Ma..ha BesarNya.<br />Kuasa Se..alam Mesta.<br />Siapa s’la..lu mengab..di.<br />Berbakti pada I..lla..hi.<br />Sento..sa s’la..ma-la..ma..nya.<br />Di du..nia dan akhir ma..sa.<br />Music…………..kembali *<br /><br /><span style="font-weight:bold;">KERINDUAN</span><br />Meriam Bellina Pance F Pondaag<br /><br />Berkali sudah kupendam kecewaku<br />Sering kau ting..galkan.. diriku.. sendiri.<br />Ke..se..tiaan ini bukannya sandi..wara.<br />Berkorban untukmu, walau kadang kecewa<br /><br />* Tiap malam sendiri saja Menunggu,<br />hingga malam berakhir.. sayang.<br />Tiap kali bila ku..tanya.<br />Jawabmu hanya maaf dibibir.. saja.<br />Mungkin harus lebih.. sabar,<br />menghadapi di..ri..mu.<br />Music…………<br />Ke..se..tiaan ini bukannya sandi..wara.<br />Berkorban un..tukmu,<br />walau kadang ke..ce..wa.<br /><br /> <br /><span style="font-weight:bold;"> KENANGAN DESEMBER</span><br />Marini Is Haryanto<br /><br />Setiap kisah hidup wanita, <br />sudahlah tentu <br />Tergores kenangan yang tiada mungkin<br /> a..kan.. terlupakan..<br />Bagi diriku lembaran ini, su..dah terjadi.. sewaktu asmara disaat itu, berkobar dihati.<br /><br />Sangat dingin, udara di akhir.. bulan itu.<br />Engkau datang, di u..lang ta..hun..ku...<br />Aku kau peluk aku kau cium,<br /> oh penuh mesra.<br />Untuk yang pertama<br /> kini ternyata penghabisan pula.<br /><br />Sangat dingin udara di akhir bulan itu.<br />Engkau datang di ulang tahunku.<br />Meski selintas,<br /> sungguh berarti pada diriku.<br />Kenangan Desember sangat berkesan<br /> Da..lam… hi..dup..ku…<br /><br /><span style="font-weight:bold;">KIDUNG</span><br /><br />Tak selamanya mendung itu kelabu, <br />Nyatanya hari ini,<br /> kulihat begitu ceri…a.<br />Hutan dan rimba turut bernyanyi juga.<br />Membuat hari ini berseri <br />dunia penuh tawa.<br /><br />Bintang berkelip dengan jenaka<br /> seakan tahu arti dan rasa.<br />Oh kidung yang indah <br />kau luputkan aku.<br />Dari sebuah dosa….. u….u…u..<br /><br />Tak selamanya mendung itu kelabu,<br />Nyatanya hari ini.<br />Kudapat bernyanyi kepadaNya.<br /><br /><span style="font-weight:bold;">KISAH CINTA </span><br />Lilies Suryani<br /><br />Sungguh indah…<br /> kisah cinta..<br />Yang pernah a..ku<br /> rasa dan.. alami…<br />Indah dan me..narik hati...<br />Tak’kan terlupa<br /> sampai akhir nanti..<br /><br />Walaupun s’ri..bu<br /> tahun t’lah berla..lu..<br />Kisah cinta..ku tak’kan beku..<br />Andai kisah…. <br />cinta sekuntum bu..nga..<br />Ditelan ma..sa tak’kan layu.<br /><br /><span style="font-weight:bold;">KISAH CINTAKU</span><br />PANBERS Benny Pandjaitan<br /><br />Ti...ada kau bayang...kan,<br />be..ta..pa... hancur hatiku....<br />Se..jak kau putus...kan....,<br />Oh,oh,ohh....tali cintaku.<br />Be...tapa malang nasibku,<br />de.ri..ta... yang kualami.<br />A...ir mata berlinang.... ,<br />pedih hatiku tak tertahan....<br /><br />I...ni hanyalah bayang..an,<br />menggoda dalam diriku...<br />Ha...nyalah kehancuran,<br />tertulis... dalam hatiku.<br />Bi...arlah daku menderita,<br />asalkan ...kau tetap baha’gia.<br />Ha...nya satu pintaku......,<br />ingatlah selalu kepadaku...<br /><br /><br /><br /><br /><span style="font-weight:bold;"><br />KISAH SEDIH DI HARI MINGGU</span><br />KOES PLUS Tonny Koeswoyo<br /><br />Sabtu malam ku..sendiri.<br />Tiada teman kunanti….<br />Disekitar kulihat dia.Tiada seindah dulu.<br />Mungkinkah ini.. berarti. Aku t’lah patah hati.<br />Walaupun kuberkata bukan, Bukan itu<br /><br />Penyesalanku makin dalam dan se dih.<br />T’lah kuserahkan semua milik dan hidupku.<br />Aku tak mau menderita begi…ni.<br />Mudah-mudahan ini hanya mim..pi,<br />hanya mim..pi.<br /><br />Kisah se..dih di hari.. Minggu.<br />Yang s’lalu menyiksaku.<br />Kutakut ini ‘kan kubawa.<br />Sam..pai.. mati.<br /><br /><span style="font-weight:bold;">KISAH SEORANG PRAMURIA</span><br /><br />Mengapa di dunia ini, Selalu menertawai<br />Hidupku yang hina ini.,<br />berteman dengan seorang gadis...<br /><br />Mengapa semua manusia, Menghina kehidupannya<br />Mencari nafkah hidupnya<br />s’bagai seorang pramuria..<br /><br />* Semua itu tiada arti bagiku….<br />Kuanggap s’bagai penguji imanku...<br />Kiranya Tuhan.. jadi saksi hidupku...<br />Betapa sucinya.. jalinan cintaku…u.<br /><br />Walaupun, hinaan ini Ditujukan pada diriku<br />Namun ku s’lalu tersenyum.<br />Kar’na cintaku suci padanya<br /><br /><span style="font-weight:bold;">KUGADAIKAN CINTAKU</span><br />Gombloh<br />@ Di radio.. aku dengar..,<br />lagu kesayanganmu.<br />Ku telepon dirumahmu,<br />sedang apa sayangku.<br />Kuharap engkau mendengar,<br />dan kukatakan rindu.<br /><br />Malam Minggu pukul tujuh,<br />aku apel dirumahmu.<br />Ku bersiul dan bernyanyi,<br />membayangkan dirimu.<br />Bercanda dan bercumbu,<br />duduk berdua denganmu.<br /><br />* Tetapi mimpi apa aku semalam.<br />Kulihat engkau duduk berdua.<br />Bercanda mesra dengan seorang pria.<br />Kau cubit, kau peluk, kau cium.<br /><br />Music………………..<br />Bercanda dan bercumbu,<br />duduk berdua denganmu.<br />Kembali ke * @<br />Ku gantungkan cintaku……..<br />Ku gadaikan cintaku………..<br /><span style="font-weight:bold;"><br />KUNANTI JAWABMU</span><br /><br />Dengarlah seruan hatiku,<br />Aku cinta padamu,<br />Mengapa kau membisu,<br />Mungkinkah hatimu ragu.<br /><br />Katakanlah dik <br />kisah cinta ini,<br />Kisah yang suci dan menawan hati.<br /><br />Kuingin s’gra jawabanmu,<br />Hatiku menanggung rindu,<br />Hatiku menanggung rindu.<br /><br /><span style="font-weight:bold;"> <br />Kr. BUNGA ANGGREK</span><br />Ismail Marzuki<br /><br />Bunga Anggrek mulai tim..bul..,<br />aku ingat pada mu…<br />Waktu kita berkum..pul..,<br />ku duduk di sampingmu…<br /><br />Engkau cinta kepada..ku.<br />Bulan menjadi saksi…<br />Engkau telah berjan..ji..,<br />sehidup dan semati..<br /><br />* Kini kau cari yang lain,<br />ingkar dengan janjimu..<br />Sudah ada gantinya..,<br />kau lupa kepadaku.<br /><br />Oh.. sungguh malang nasib..ku...,<br />kini kau tinggal jauh...<br />Kau mengingkari jan..ji...,<br />Kau pergi tak kembali…<br /><br /><span style="font-weight:bold;"><br />Kr.BANDAR JAKARTA</span><br /><br />Awan.. lem..bayung….,<br />menghiasi bandar indah… per..mai...<br />Awan ter..lin..dung….,<br />oleh pulau.. s’ribu.. melambai.<br /><br />Me..lambai.., rona-merona…<br />mengembang layar laju<br />p’rahu ne..layan…<br />Memecah buih menyusur.. pantai..,<br />m’nuju teluk.. Jakarta…<br /><br />Indah lukisan alam…<br />Kala senja..<br />menjelang pelukan malam…<br />Burung putih <br />menyampaikan..salam.., <br />kata selamat malam…..<br /><br /><span style="font-weight:bold;"><br />Kr.DEWI MURNI</span><br />Cipt. Sariwono / Oetjin Noerhasyim<br /><br />Dewi Murni berkembangkan Sutra Ungu,<br />Melambai meriak rasa,<br />Semebak memenuhi<br />angkasa beralih biru.<br />Di.. baliknya a.. wan,<br />Membayang pelangi beraneka warna,<br />Untuk menyambut Dewi Murni,<br />Turun bermandi di Telaga Dewa.<br /><br />Interlude ……… Musik………<br />Rintik hujan kecil menyinari bumi,<br />Awan mendung bagai tabir,<br />Sebagai pelindung Batari mencuci.<br />Puncak pohon tunduk,<br />Disapu angin dari Dewi, berdesir<br />Nun di jauh gunung berbaris,<br />Tentram menjaga membimbing keli.<br />Berterbangan semua,<br />Air cah’ya dari Dewi Murni,<br />Menimbulkan suci dan Murni,<br />Didalam hati dan sanubari.<br /><br /> <span style="font-weight:bold;">Kr.HASRAT MENYALA</span><br />Cipt. Mardjokahar<br /><br />* Kini hasratmu menyala<br />Tinggi membakar jiwamu<br />Kini dirimu dalam api perjuangan<br /><br />Oh…… di liputi kabut<br />pancaroba<br />Kini dirimu menjelang<br />Gerbang bahagia<br />Melalui samudra ujian<br />Untuk tumpah darahmu<br />Kini dirimu kau peras<br />Sekuat tenagamu<br /><br />Kembali ke *…..<br /><br /><span style="font-weight:bold;"><br />Kr.MAWAR SEKUNTUM</span><br />Cipt. Sapari / WS Nardi<br /><br />Di kala cah’ya senja<br />Kemerah-merahan<br />Bertiup angin rasa<br />Merajut ke sukma<br /><br />Kurenungkan mawar<br />Kesuma sanjungan asmara<br />Hatiku selagi rindu<br />Merindukan kasih dara suci<br />Ingin memetik sekuntum<br /><br />Bilakah kuncup mawar<br />segar indah mekar<br />Lama sudah aku menanti<br />Ingin bersama bahagia<br /><br /><br /><span style="font-weight:bold;">Stb. JAUH DIMATA</span><br />Cipt. Ismail Marzuki<br /><br />* Oh… Jauh di mata dalam kenangan,<br />Wajahmu tetap ter bayang.<br />Sungguh berat kita berpisah,<br />Air mataku titik berlinang.<br /><br />Oh kabar berita kirimkan saja,<br />Di angin melayang bila ingin berjumpa,<br />Kirimkan rindu hatimu di awan petang.<br /><br />Semoga badanmu diakhir kalam,<br />Kembalilah kepangkuanku.<br />Ku ’kan menunggu selamanya,<br />Selagi hayat di kandung badan.<br /><br />Tabahkan hatimu<br />selama engkau dalam perjalanan,<br />Bila kita berjumpa<br />selamanya tiada ingin berpisah lagi.<br /><br /> <span style="font-weight:bold;">LAYAR TANCAP</span><br />Nomo Koeswoyo<br /><br />Kini jangan heran anak-anak sekarang.<br />Masih kecil sudah pada main pacaran.<br />Tanpa surat-suratan da..da..du hey..<br />Sayang-sayangan oh………<br /><br />Ada lagi ngantri karcis tempat hiburan.<br />Ingin cari tempat duduk paling belakang.<br />Berdiri desak-desakan kesempatan,<br />senggol-senggolan oh.<br /><br />Sampai tak sadar eh… pegang-pegangan.<br />Semakin asyik terpingkal-pingkal di jalan.<br />Hoi……. mpet mpet..an.<br />Hoi……….. njut..njut..an.<br />Jalannya seperti penganten sunat oh…<br />Mundur kena majupun apalagi kena.<br />Semuanya kena, semakin lama semakin terasa.<br /><br />Atas kena bawahpun apalagi kena.<br />Jempol kakiku…aduh terinjak<br />t’rompah bakiak sandal Jawa.<br />Eh.. apes jadinya gagal semuanya.<br />Dompetku hilang lenyap he…disambar orang Uuh…<br /><br /><span style="font-weight:bold;">WHY DO YOU LOVE ME</span><br /><br />The time has come.Till we must be apart.<br />Thememories isstill in my mind.<br />But you have gone.And you leave me aone.<br /><br />Why… do you love me.So sweet and tenderly.<br />I’ll do everything.To make you happy.<br />Do, do..do..do..do..do..do..do..do<br /><br />But now everything Is only a dream<br />A dream, that never come.<br />I only way.<br /><br /><span style="font-weight:bold;">LAYU SEBELUM BERKEMBANG</span><br /><br />Hatiku nacur mengenang dikau,<br />berkeping-keping jadinya.<br />Kini air mata, jatuh bercucuran.<br />Tiada lagi harapan.<br />Tiada seindah waktu Itu, dunia berseri-seri.<br />Malam bagai siang seterang hatiku,<br />penuh harapan padamu.<br />* Kini hancur berderai, kepedihan berantai.<br />Kuncup dihatiku yang lama kusimpan.<br />Layu kini sebelum berkembang.<br />Mengapa ini harus terjadi,<br />di tengah kebahagiaan.<br />Kuingin rasakan lebih lama lagi.<br />Hidup bersama denganmu.<br /> <br />Tiada seindah waktu itu, dunia berseri-seri.<br />Malam bagai siang seterang hatiku<br />penuh harapan padamu.<br /><br /> <span style="font-weight:bold;">LILIN-LILIN KECIL</span><br /><br />Oohh.. manakala<br />mentari tua lelah berpijar.<br />Oohh.. manakala<br />bulan nan genit enggan tersenyum.<br />Berkerut-kerut tiada berseri.<br />Tersendat-sendat merayap dalam kegelapan.<br />hitam kini hitam nanti.<br />Gelap kini akankah berganti.<br /><br />Dan kau lilin-lilin kecil.<br />Sanggupkah kau mengganti.<br />Sanggupkah kau memberi seberkas cahaya.<br />Dan kau lilin-lilin kecil.<br />Sanggupkah kau berpijar.<br />Sanggupkah kau menyengat seisi dunia.<br /><br /><span style="font-weight:bold;">MADU DAN RACUN</span><br /><br />Engkau yang cantik,<br />engkau yang manis,engkau yang manja.<br />Selalu tersipu rawan sikapmu<br />dibalik kemelut.<br />Diremang kabutmu,ditabir mega-megamu.<br />Ku melihat dua tangandibalik punggungmu.<br /><br />* Madu ditangan kananmu.<br />Racun ditangan kirimu.<br />Aku tak tahu yang mana,<br />yang akan kau berikan padaku.<br />Aku tak tahu yang mana,<br />yang akan kau berikan padaku.<br />Music……………. kembali dari atas……..<br />Aku tak tahu yang mana,<br />yang akan kau berikan padaku.<br />Aku tak tahu yang mana,<br />yang akan kau berikan padaku.<br /><br /> <span style="font-weight:bold;">MANIS DAN SAYANG</span><br /><br />Tersenyum dianya padaku.<br />Manis, manis, manis.<br />Kubelai rambutnya yang hitam.<br />Sayang, sayang, sayang.<br /><br />Alangkah senang hatiku.<br />Bila kudekat denganmu.<br />Alangkah senang hatiku.<br />Sayangku hanya untukmu.<br /><br />Kuingin tamasya bersama.<br />Jauh, jauh, jauh.<br />Melihat pemandangan alam.<br />Indah, indah, indah.<br /><br />Alangkah senang hatiku.<br />Bila kudekat denganmu.<br />Alangkah senang hatiku.<br />Sayangku hanya untukmu.<br /><br /><span style="font-weight:bold;">MERANTAU</span><br />Titiek Sandora H.Jasir Sjam<br /><br />Oh ibuku, hatiku pilu seorang diri.<br />Bila kuingat masa yang telah silam.<br />Kudibesarkan oleh ibuku, <br />dikampung halamanku.<br />Tapi kini hanya kenangan yang kualami.<br /><br />Kini kududuk seoang diri <br />di malam sunyi.<br />Terdengar olehku <br />suara gitar mengalun.<br />Kuteringat ayah bundaku.<br />Yang telah tiada kini.<br />Selamat tinggal kampung halamanku abadi.<br /><br /> <span style="font-weight:bold;">MULANYA BIASA SAJA</span><br />Meriam Bellina Pance F.Pondaag<br /><br />Mulanya biasa saja,<br />kita saling bercanda.<br />Berbincang seadanya,<br />semua biasa saja.<br /><br />Tak pernah kubayangkan,<br />akhirnya datang juga.<br />Gelisah dan rinduku,<br />menyatu dalam mimpi.<br /><br />* Malam-malam begini,<br />termenung kusendiri.<br />Menunggu kau disini,<br />kehadiran dirimu.<br /><br /><br /><br /> <span style="font-weight:bold;">NUSANTARA V</span><br /><br />Ribuan pulau tergabung menjadi satu.<br />Sebagai ratna mutu manikam.<br />Nusantara.. oh, Nusan..ta..ra….<br /><br />Berlimpah-limpah kekayaan Nusantara.<br />Tiada dua dimana ju..a.<br />Nusantara.. oh, Nusan..ta..ra….<br /><br />* Siapa tak kenal Nusantara.<br />Siapa tak suka Nusantara.<br />Siapa tak sayang Nusantara.<br />Ohhh….o..o..o..o…<br /><br />Alamnya indah serta udara yang cerah.<br />Menjadi kebanggan semua.<br />Nusantara.. oh, Nusan..ta..ra….<br />Aneka bunga terhampar sekitar kita.<br />Seakan ada didalam surga.<br />Nusantara.. oh, Nusan..ta..ra….<br /><br /><span style="font-weight:bold;">NYANYIAN RINDU</span><br /><br />Oh…. Murai dendangkan lagu,<br />kicaumu dengarkan.<br />Oh…. Angin sampaikan lagu, syairnya telah kugoreskan.<br /><br />Tiada nyanyian rindu.<br />Seperti yang kau nyanyikan.<br />Dengarlah lagu yang syahdu.<br />Yang akan daku lagukan.<br /><br />* T’rimalah nyanyian rindu <br />yang kunyanyikan.<br />Syair dan lagunya kugoreskan.<br />Kunyanyikan padamu sayang.<br />Nyanyian rindu……u..u..<br />Nyanyian rindu……u..u..<br />Serindu hatiku dan cintaku.<br />Oh cintaku padamu sayang.<br /><br /><span style="font-weight:bold;"> PATAH HATI</span><br /><br />Patah hati kujadinya…<br />Me..ra..na ber..putus asa.<br />Me..rin..dukan dikau yang ti..ada.<br />Ter..ba..yang setiap masa.<br /><br />Ooh.. begi..ni akhirnya.<br />Kasih.. memu..tus cinta.<br />Apa..kah aku berdosa a..duh.<br />Deri..ta me..nanggung rindu.<br /><br />* Bila k.terkenang a kan m.sa yang silam.<br />A.ir mata berlinang<br /><br /># Ooh.. risau..lah hatiku.<br />Dan mus..nahlah harqpanku.<br />Na..mun kudoakan dikau s’lalu.<br />Ba..ha..gialah hidupmu.<br /><br /><span style="font-weight:bold;"><br /></span>PILU<br />PANBER’S Benny Panjaitan<br /><br />Pi..lu…. ra..sa hatiku,<br />Sejak kau tinggallkan daku.<br />Pe..rih…. da..lam hatiku,<br />Kau pergi.. tan..pa pesan.<br /><br />Kini hanya bayanganmu…,<br />melintas di mataku.<br />Hanyalah wajahmu…,<br />tak kulupa seumur hidupku.<br />O..ohw.. sedih…. hatiku sedih.<br />Ka..re..na tak’kan kembali.<br />Music……..<br />Pedih hatiku pedih…,<br />Ka..re..na.. tak’kan kembali.<br />Kini hanya bayanganmu…,<br />melintas di mataku.<br />Hanyalah wajahmu…,<br />tak kulupa seumur hidupku.<br />O..ohw.. sedih…. hatiku sedih.<br />Ka..re..na tak’kan kembali<br /><br /><br /><span style="font-weight:bold;">PESONA HATI</span><br /><br />Cahaya pesona hati,<br />Nikmati di dalam cinta,<br />Merekah di dalam dada sanubari,<br />Terlukis wajah ayu bunga mahkota,<br />Bagai perlambang kesucian hati.<br /><br />Kau pujaan pemuda<br />pelipur dahaga jiwa sepi,<br />Kau tersenyum hati,<br />seakan terbuat mimpi,<br />Kau pujaan pemuda<br />bagai sinar pelita hatinya,<br />Kau pelipur hati dalam duka.<br /><br /><br /><span style="font-weight:bold;">PANGGUNG SANDIWARA</span><br /><br />Dunia ini panggung sandiwara,<br />Ceritanya mudah berubah,<br /> Kisah Mahabarata, atau tragedi dari Yunani.<br />Setiap kita punya satu peranan,<br />Yang harus kita mainkan.<br /> Ada peran wajar dan ada peran berpura-pura,<br />Mengapa kita bersandiwara,<br />Mengapa kita bersandiwara,<br /><br />Peran yang kocak, bikin kita terbahak-bahak,<br />Peran bercinta, bikin orang mabuk kepayang.<br />Dunia ini penuh peranan,<br />Dunia ini bagaikan jembatan kehidupan,<br />Mengapa kita bersandiwara,<br />Mengapa kita bersandiwara.<br /><br />Dunia ini penuh peranan,<br />Dunia ini bagaikan jembatan kehidupan,<br />Mengapa kita bersandiwara…. 5 X<br /><br /><span style="font-weight:bold;"> PASRAH</span><br /><br />Lama kurasa sepinya hati, tanpa dirimu.<br />Lama terasa, rindu yang dalam,<br />menyiksa jiwaku.<br />Lamanya daku, kian menahan,resah gelisah.<br />Yang selama ini, selalu saja,<br />datang menggoda.<br /><br />Dua purnama tanpa terasa, berlalu sudah.<br />Namun tiada, pernah kudengar,<br />kabarmu oh.. sayang.<br />Mungkin dirimu, telah bersama,dengan yang lain.<br />Hingga diriku begitu saja engkau lupakan.<br /><br />*. Dimana lagi, kemana lagi,<br />harus kucari,tempat untuk bertanya.<br />Anginpun tiada, burungpun tiada,<br />semua tiada, bawa berita.<br />Kalau begini, terus begini,<br />aku tak tahu, bagaimanakah lagi.<br />Biarlah semua akan kupasrahkan,<br />PadaNYA ILLAHI….<br /><br /><span style="font-weight:bold;">SEMALAM</span><br /> <br />Semalam hatiku risau,<br />Mengenang dikau, Kasihku sayang.<br /><br />Semalam hatiku bimbang,<br />Tak kunjung datang, Kasihku sayang.<br /><br />* Bilakah kau kan tiba, Rasa sunyi kusendiri.<br />Air mata berlinang, Tak sabar kumenanti.<br /><br /># Kembali pujaan hati.<br />Idaman hati lekas kembali.<br /><br /><br /><br /><span style="font-weight:bold;">PRAGAWATI<span style="font-weight:bold;"></span></span><br />Arie Wibowo<br /><br />Depan kamera engkau beraksi.<br />Diatas pentas engkau bergaya.<br />Seribu macam gaya harus kau bias.<br />Sebagai seorang peragawati.<br /><br /># Dirimu hanya alat promosi.<br />Bagi segala barang industri.<br />Dari gaun malam sampai bikini.<br />Sepatu, baju sampai kosmetik.<br /><br />* Oh… Pergawati Oh… Peragawati.<br />Terkenal dan banyak puja-puji.<br />Tapi banyak pula duri-duri.<br />Iri dan dengki bahkan fitnahan yang keji.<br /><br />Bahan berita bagi wartawan.<br />Bahan cobaan bagi perancang.<br />Hidup penuh cobaan juga godaan.<br />Dibalik nama yang gemerlapan.<br /><br /><span style="font-weight:bold;"><br />. RAMBUTKU - RAMBUTMU</span><br /><br />Rambutku-rambutmu,<br />rambutku-rambutmu sama hitam...<br />Tetapi…tetapi, selera…selera kita berbeda.<br /><br />Menilai lelaki,<br />memilih kekasih lain cara…<br />Yang gendut kusuka,<br />yang kurus kau suka, ku tak suka…….<br /><br />* Orang bilang lain ladang.. lain belalang...<br />Tentu saja lain orang lain maunya...<br /><br />Kulitku-kulitmu,<br />kulitku-kulitmu sama hitam...<br />Yang cakep wajahku, <br />yang jelek wajahmu,<br /> jangan marah……..<br /><br /><span style="font-weight:bold;">REGGAE PONG</span><br /><br />Dansa, dansa yok…<br />Dansa reggae reggae pong.<br />Dansa, dansa yok…<br />Dansa reggae reggae jaipong.<br />Goyang kakimu oh.. ha.. yo..<br />Goyang badanmu oh.. ha..yo...<br />Ajak si doi daripada goyang sendiri.<br /><br />Dansa, dansa yok…<br />Dansa reggae reggae pong.<br />Dansa, dansa yok…<br />Dansa reggae reggae jaipong.<br />Tak perlu malu oh.. ha.. yo..<br />Cari pasangan oh.. ha..yo...<br />Mari bergoyang daripada dipatok ayam.<br /><br />Yang gendut perutnya bergoyang-goyang.<br />Yang kurus gayanya melayang-layang.<br />Yang tua kembali menjadi muda<br />Yang muda kembali jadi balita.<br />Oh…oh.. oh.. oh.. ya oh.. ha.. yo..<br />Yok.. dansa reggae.<br /><br /><span style="font-weight:bold;"><br /> SERINGGIT DUA KUPANG</span><br /> <br />Seringgit si dua kupang, )<br /> Pergi ke pasar naik delman. ) 2 X<br />Memang aneh jaman sekarang, )<br /> Sudah beristri mengaku bujang. ) 2 X<br /><br />Seringgit sidua kupang, )<br />Pulang kerumah membawa pecel. ) 2 X<br />Kaga heran gadis sekarang, )<br /> Sesudah kawin nggak bisa nyambel. ) 2 <br /><br />Seringgit sidua kupang, )<br /> Jalan-jalan ke pasar lama. ) 2 X<br /> Enak juga penganten lama, )<br /> Masuk kekamar menghitung bocah. ) 2X<br /><br /><span style="font-weight:bold;">TANTE CEREWET</span><br />Titiek Sandora Yessi Wenas<br /><br />Aku punya tante cerewet sekali.<br />Selalu marah tak berhenti.<br />Kalau aku pergi tanpa permisi.<br />Tangan selalu melayang dipipi.<br /><br />Semua kawanku takut padanya.<br />Selalu kecutlah mukanya.<br />Dia mendapat nama istimewa.<br />Tante Cerewet itulah namanya.<br /><br />Tetapi Tante suka benar menyanyi.<br />Suara terdengar kayak kelinci.<br />Walaupun hati selalu merasa geli.<br />Tertawa kutahan takut didengar.<br /><br />Pada suatu hari aku mendengar.<br />Tante sedang menangis-nangis.<br />Tetapi kiranya aku salah menduga.<br />Tante Cerewet berlatih menyanyi.<br /><br />Mendengar suara tanteku menyanyi.<br />Tak tahan aku tertawa geli.<br />Denga segera suaranya terhenti.<br />Melempar sandal keras sekali.<br /> <br />Sejak saat itu tak pernah lagi.<br />Tanteku berlatih menyanyi.<br />Tetapi anehnya yang satu ini.<br />Tanteku tak cerewet lagi.TOPANhttp://www.blogger.com/profile/06335848741466992625noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-4796653607184614748.post-87937123791306521502009-11-24T01:01:00.000+07:002009-11-26T22:29:23.795+07:00Kumpulan lagu Iwan Fals<span style="font-weight:bold;">Mabuk Cinta</span><br /><br /><br />Pagi ini ayamku berkokok keras sekali<br />Seperti memaki bangunkan aku dari mimpi<br />Daram diram diram dararam diram dararam<br />Hari ini pacarku yang cantik telah kembali<br />Melelehkan hatiku yang s’lama ini mati suri<br />Aku bahagia, sekali lagi ku jatuh cinta<br />Hari istimewa, kar’na kau kembali percaya padaku<br />Woo… hari ini aku bahagia<br />Kau kembali<br />Woo… hari ini aku bahagia<br />Jatuh cinta lagi<br />Wangi bunga, hangat mentari<br />Semua jelas kurasakan asyik sekali<br />Rasa benci, sakit hati<br />Terbang menghilang, jauh pergi<br />Aku bahagia…<br />Denganmu lagi ku jatuh cinta<br />Hari istimewa, kar’na kau kembali percaya padaku<br />Jika aku tahu dari dulu saja<br />Aku tak mau khianati kamu<br />Jika aku tahu begini rasanya<br />Aku mau bahagia sampai mati<br />Woo… hari ini aku bahagia<br />Kau kembali<br />Woo… hari ini aku bahagia<br />Jatuh cinta lagi<br />Uuh… hari ini aku bahagia<br />Kau kembali<br />Uuh… hari ini aku bahagia<br />Jatuh cinta lagi<br />Ku mabuk cinta<br />Ku mabuk cinta<br />Lagi-lagi mabuk… lagi-lagi cinta<br />Bolak-balik jatuh… bolak-balik cinta<br />Ku mabuk cinta <br />Ku mabuk cinta<br /><br /><span style="font-weight:bold;"> Lagu Satu </span><br /><br />jalani hidup <br />tenang tenang, tenanglah seperti karang <br />sebab persoalan bagai gelombang <br />tenanglah tenang, tenanglah sayang <br />tak pernah malas <br />persoalan yang datang hantam kita <br />dan kita tak mungkin untuk menghindari <br />semuanya sudah suratan <br />Oh, matahari <br />masih setia <br />menyinari hidup kita <br />tak kan berhenti, tak kan berhenti menghangati hati kita <br />sampai tanah ini inginkan kita kembali <br />sampai kejenuhan mampu merobek-robek hati ini <br />sebentar saja <br />aku pergi meninggalkan <br />membelah langit <br />punguti bintang <br />untuk kita jadikan hiasan <br />tenang tenang, tenanglah sayang <br />semuanya sudah suratan <br />tenang tenang, sepeti karang <br />bintang bintang jadikan hiasa <br />berlomba kita dengan sang waktu <br />jenuhkah kita jawab sang waktu <br />bangkitlah kita tunggu sang waktu <br />tenanglah kita menjawab waktu <br />seperti karang tenanglah….. <br />seperti karang tenanglah…. <br /><br /><span style="font-weight:bold;">Aku Bukan Pilihan </span><br /><br />Kini Ku mengungkap tanya, siapakah dirinya <br />Yang mengaku kekasihmu itu <br />Aku tak bisa memahami <br />Ketika malam tiba <br />Ku rela kau berada <br />Dengan siapa kau melewatinya <br />Aku tak bisa memahami <br /><br />Aku lelaki tak mungkin menerima bila <br />Ternyata kau mendua, membuatku terluka <br />Tinggalkan saja diriku, yang tak mungkin menunggu <br />Jangan pernah memilih, aku bukan pilihan <br />Selalu terungkap tanya, benarkan kini ada <br />Wanita yang kukenal hatinya <br />Aku tak bisa memahami <br />Tak perlu memilihku <br />Aku lelaki, bukan tuk dipilih<br />Ibu <br />Ribuan kilo jalan yang kau tempuh <br />Lewati rintang untuk aku anakmu<br />Ibuku sayang masih terus berjalan<br />Walau tapak kaki, penuh darah… penuh nanah <br />Seperti udara… kasih yang engkau berikan<br />Tak mampu ku membalas…ibu…ibu<br />Ingin kudekat dan menangis di pangkuanmu<br />Sampai aku tertidur, bagai masa kecil dulu<br />Lalu doa-doa baluri sekujur tubuhku<br />Dengan apa membalas…ibu…ibu….<br />Jangan Tutup Dirimu <br />Dari hati yang paling dalam<br />Kudendangkan…sebuah<br />lagu temani sepi<br />Sejenak iringi nurani<br />Ada jarak diantara kita<br />Selimuti sekian waktu<br />t’lah tersita<br />Ingin kubilang jarak<br />terbentang….semoga<br />Datanglah kau kekasih<br />Dekap aku erat-erat<br />Jangan buang pelukku<br />yang tulus<br />Biarkan hujan turun<br />Basahi jiwa yang halus<br />Jangan tutup dirimu<br />Buat apa kau diam saja<br />Bicaralah agar aku<br />semakin tau<br />Warna dirimu duhai permata<br />Kau mimpiku…<br />aku tak bohong<br />Seperti yang kau kira<br />Seperti yang s’lalu kau duga<br />Pintaku kau percayalah<br />usah ragu<br />Datanglah kau kekasih<br />Dekap aku erat-erat<br />Jangan campakkan pelukku<br />yang tulus<br />Biarkan hujan turun<br />Basahi jiwa yang kering<br />Jangan tutup dirimu <br /><br /><span style="font-weight:bold;">Antara Aku, Kau dan Bekas Pacarmu </span><br /><br />Tabir gelap yang lalu hinggap<br />Lambat laun mulai terungkap<br />Labil tawamu tak pasti tangismu<br />Jelas membuat Aku sangat ingin mencari<br />Apa yang tersembunyi dibalik manis senyummu<br />Apa yang tersembunyi dibalik bening dua matamu<br /><br />Dapat kutemui mengapa engkau tak pasti<br /><br />Lalu aku coba untuk mengerti<br />Saat engkau tiba disimpang jalan<br />Lalu engkau bimbang untuk tentukan<br />Arah mana tempat tujuan<br /><br />Jalan gelap yang kau pilih<br />Penuh lubang dan mendaki<br />Jalan gelap yang kau pilih<br />Penuh lubang dan mendaki<br /><br /><span style="font-weight:bold;">Bung Hatta </span><br /><br />Tuhan terlalu cepat semua<br />Kau panggil satu-satunya yang tersisa<br />proklamator tercinta<br />jujur lugu dan bijaksana<br />mengerti apa yang terlintas dalam jiwa<br />rakyat Indonesia<br />hujan air mata dari pelosok negeri<br />saat melepas engkau pergi<br />berjuta kepala tertunduk haru<br />terlintas nama seorang sahabat<br />yang tak lepas dari nam<br />terbayang baktimu<br />terbayang jasamu<br />terbayang jelas jiwa<br />sederhanamu<br />bernisan bangga<br />berkafan doa<br />dari kami yang merindukan orang<br />sepertimu<br /><br /><span style="font-weight:bold;"><br />Entah </span><br /><br />Entah mengapa aku tak berdaya<br />waktu kau bisikkan, <br />"Jangan aku kau tinggalkan"<br />tak tahu di mana ada getar terasa<br />waktu kau katakan<br />"Kubutuh dekat denganmu"<br /><br />seperti biasa aku diam tak bicara<br />hanya mampu pandangi<br />bibir tipismu yang menari<br /><br />seperti biasa aku tak sanggup berjanji<br />hanya mampu katakan:<br />"Aku cinta kau saat ini"<br />entah esok hari<br />entah lusa nanti<br />entah<br /><br />sungguh mati betina<br />aku tak mampu beri sayang yang cantik<br />seperi kisah cinta di dalam komik<br /><br />sungguh mati betina<br />buang saja angan angan itu<br />lalu cepat peluk aku<br />lanjutkan saja langkah kita<br />rasalah….<br />rasalah….<br />apa yang terasa<br /><br /><span style="font-weight:bold;"><br />Buku Ini Aku Pinjam </span><br /><br />Biar tau… biar rasa…<br />Cinta ini milik kita<br />Di kantin depan kelasku<br />Disana kenal dirimu<br />Yang kini tersimpan di hati<br />Jalani kisah sembunyi<br />Di halte itu ku tunggu<br />Senyum manismu kekasih<br />Usai dentang bel sekolah<br />Kita nikmati yang ada<br />Seperti hari yang lain<br />Kau senyum tersipu malu<br />Ketika ku sapa engkau<br />Genggamlah jari genggamlah hati ini<br />Memang usia kita muda<br />Namun cinta soal hati<br />Biar mereka bicara<br />Telinga kita terkunci<br />Biar tau… biar rasa…<br />Maka tersenyumlah kasih<br />Tetap langkah… jangan hentikan<br />Cinta ini milik kita<br />Buku ini aku pinjam<br />Kan ku tulis sajak indah<br />Hanya untukmu seorang<br />Tentang mimpi-mimpi malam<br />Cinta ini milik kita…<br /><br /><span style="font-weight:bold;"><br /><br />Yang Terlupakan </span><br /><br />Denting piano kala jemari menari <br />Nada merambat pelan di kesunyian malam <br />Saat datang rintik hujan bersama sebuah bayang <br />Yang pernah terlupakan <br /> <br />Hati kecil berbisik untuk kembali padanya <br />Seribu kata menggoda seribu sesal di depan mata <br />Seperti menjelma waktu aku tertawa <br />Kala memberimu dosa <br /><br />Na….na….na….na O….maafkanlah <br />Na….na….na….na O….maafkanlah <br />Rasa sesal di dasar hati diam tak mau pergi <br />Haruskah aku lari dari kenyataan ini <br />Pernah ku mencoba tuk sembunyi…<br />Namun senyummu tetap mengikuti…<br /><br /><span style="font-weight:bold;"><br />Rinduku</span><br /><br />Tolong rasakan ungkapan hati<br />rasa saling memberi<br />agar semakin erat hati kita<br />jalani kisah yang ada<br />*<br />ku tak pernah merasa jemu<br />jika kau selalu disampingku<br />begitu nyanyian rinduku<br />terserah apakah katamu<br />rambutmu matamu bibirmu kurindu<br />senyummu candamu tawamu kurindu<br />beri aku waktu sedetik lagi<br />menatap wajahmu<br />esok hari ini atau nanti<br />mungkin tak kembali<br />Back to *<br />rambutmu matamu bibirmu kurindu<br />senyummu candamu tawamu kurindu<br /><br /><br /><span style="font-weight:bold;">Ujung Aspal Pondok Gede </span><br /><br />di kamar ini aku dilahirkan<br />di bale bambu buah tangan bapakku<br />di rumah ini aku dibesarkan<br />dibelai mesra lentik jari ibuku<br />nama dusunku ujung aspal pondok gede<br />rimbun dan anggun<br />ramah senyum penghuni dusunku<br /><br />kambing sembilan motor tiga<br />bapak punya<br />ladangnya luas habis sudah sebagai gantinya<br /><br />sampai saat tanah moyangku<br />tersentuh sebuah rencana<br />demi serakahnya kota<br />terlihat murung wajah pribumi<br />terdengar langkah hewan bernyanyi<br /><br />di depan masjid<br />samping rumah wakil pak lurah<br />tempat dulu kami bermain<br />mengisi cerahnya hari<br /><br />namun sebentar lagi<br />angkuh tembok pabrik berdiri<br />satu persatu sahabat pergi<br />dan tak kan pernah kembali<br /><br /><br /><span style="font-weight:bold;">Ijinkan Aku Menyayangimu</span><br /><br />Andai kau ijinkan<br />Walau sekejap memandang<br />Kubuktikan padamu<br />Aku memiliki rasa<br />Cinta yang ku pendam<br />Tak sempat aku nyatakan<br />Karena kau telah memilih<br />Menutup pintu hatimu<br />Ijinkan aku membuktikan<br />Inilah kesungguhan rasa<br />Ijinkan aku menyayangimu<br />Sayangku ooh<br />Dengarkanlah isi hatiku<br />Cintaku ooh<br />Dengarkanlah isi hatiku<br />Bila cinta tak menyatukan kita<br />Bila kita tak mungkin bersama<br />Ijinkan aku tetap menyayangimu<br />Sayangku ooh<br />Dengarkanlah isi hatiku<br />Cintaku ooh<br />Dengarkanlah isi hatiku<br />Aku sayang padamu<br />Ijinkan aku membuktikan<br /><br /><span style="font-weight:bold;">Kesaksian</span><br /><br />aku mendengar suara<br />jerit makhluk terluka<br />luka, luka<br />hidupnya luka<br />orang memanah rembulan<br />burung sirna sarangnya<br />sirna, sirna<br />hidup redup<br />alam semesta luka<br />banyak orang<br />hilang nafkahnya<br />aku bernyanyi<br />menjadi saksi<br /><br /><span style="font-weight:bold;">Senandung Lirih</span><br /><br />Kau wanita terindah<br />Yang pernah kutaklukkan<br />Kau kenapa kau pergi<br />Kenapa kau pergi<br />Kau wanita terhebat<br />Yang pernah memelukku<br />Kau kenapa kau pergi<br />Kenapa kau pergi<br />Helai udara disekitarku<br />Senandung lirih namamu<br />Tiap sudut kota yang ku datangi<br />Senandung lirih namamu<br />Kau wanita termegah<br />Yang pernah kudapatkan<br />Kau kemana kau pergi<br />Kemana kau pergi<br />Semoga kau temukan apa yang kau cari<br />Yang tak kau dapatkan dari aku<br />Semoga kau temukan apa yang kau cari<br />Yang tak kau dapatkan dari aku<br />Helai udara disekitarku<br />Senandung lirih namamu<br />Kemana pun kau akan melangkah<br />Aku yang selalu mengenangmu<br />Kemana pun kau akan melangkah<br />Aku yang selalu mengenangmu<br />La la la la la<br />La la la la la<br />La la la la la<br />Ooh<br /><br /><span style="font-weight:bold;">Galang Rambu Anarki</span><br /><br />Galang rambu anarki anakku<br />lahir awal januari menjelang pemilu<br />galang rambu anarki dengarlah<br />terompet tahun baru menyambutmu<br />galang rambu anarki ingatlah<br />tangisan pertamamu ditandai bbm<br />membumbung tinggi (melambung)<br />maafkan kedua orangtuamu<br />kalau tak mampu beli susu<br />bbm naik tinggi<br />susu tak terbeli orang pintar tarik subsidi<br />mungkin bayi kurang gizi (anak kami)<br />galang rambu anarki anakku<br />cepatlah besar matahariku<br />menangis yang keras, janganlah ragu<br />tinjulah congkaknya dunia buah hatiku<br />doa kami di nadimu<br />Kisah Motorku<br /><br />Hei bapak kopral saya datang mau lapor<br />Tadi malam waktu saya sedang molor<br />Telah kehilangan sepeda motor<br />Dirumah teman saya yang bermata bolor<br /><br />Baik anak muda kuterima laporanmu<br />Tapi mengapa kau lapor hari sudah bedug lohor<br />Juga kenapa kau lapor<br />Kok hanya pakai celana kolor<br /><br />Tunggu saja sebulan nanti bapak beri kabar<br />Sekarang engkau boleh pulang<br /><br />Lama kutunggu kabar dari bapak kopral<br />Kenapa nggak nongol-nongol<br />Sehingga gua dongkol<br /><br />Lalu aku pergi menuju kantor polisi<br />Tapi nggak jadi<br />Sebab kabel listrik perut saya kortsleting<br />Oh kiranya saya lupa setor tadi pagi<br /><br />Terpaksa sore hari saya baru pergi Kontrol<br />Ternyata sepeda motor ada di garasi<br />Kantor polisi<br /><br />Sudah tak beraki<br />Sudah tak berlampu<br />Tutup tengki hilang<br />Kaca spion kok melayang<br />Dia bilang waktu diketemukan<br />Sudah demikian<br /><br />Memang tak beraki kok<br />Memang tak berlampu kok<br />Tutup tengki hilang<br />Kaca spion kok melayang<br /><br />Bolehkah motor ini saya bawa pulang bapak kopral?<br />Oh tentu saja boleh engkau bawa pulang<br />Asal engkau tahu diri<br />Mbok terima kasih<br /><br /><span style="font-weight:bold;">Imitasi</span><br /><br />Join join dong aku kita kumpul duit<br />Dana siap kita berangkat<br />Pakaian rapi celana potongan nabi<br />Taplak meja dirombak jadi dasi<br /><br />Pergi kita cari sasaran<br />Malam ingin melepas keresahan<br />Lihat Poppy pakai rok mini<br />Lihat Nancy pakai bikini<br />Tapi sayang sudah di booking papi papi<br /><br />Otakku tegang begitupun kawan sejalan<br />Cepat putar haluan<br />Tancap gas kita ngacir<br />Pergi ke taman lawang<br /><br />Paginya Totok malamnya Titik<br />Paginya Sunarto malam Sunarti<br />Paginya Ahmad malamnya Asye<br />Paginya Ismet malam Isye<br /><br />Aku melongo persis kebo bego<br />Jidat mengkerut persis jidat Darto<br />Lihat itu potongan habisnya mirip perempuan<br /><br /><br /><span style="font-weight:bold;">Joni Kesiangan</span><br /><br /><br />Habis sebulan dia baru gajian<br />Joni kesiangan bersiul tanda girang<br />Dapat cium sayang dari istrinya<br />Yang merengek manja<br />Minta kacamata penutup papaya<br /><br />Janjikan papaya<br />Janjikan papaya<br /><br />Joni kesal lalu masuk kamar<br />Si istri datang mengajak senam malam<br /><br />Ogah ah Joni sudah bosan<br />Istri yang sekarang<br />Jempolnya ketombean<br /><br />Mpok Tati tante seberang jalan<br />Sudah menjanjikan Joni tuk bermalam<br />Dengan imbalan telur setengah matang<br /><br />Tengah malam Joni asik berkencan<br />Tak ingat pintu depan<br />Di gedor gedor orang<br /><br />Ha ha hansip datang<br />Membawa pentungan<br />Joni kelimpungan masuk kolong ranjang<br />Joni kesiangan<br /><br /><span style="font-weight:bold;">Generasi Frustasi</span><br /><br />Generasiku banyak yang frustasi<br />Broken home istilah bule bule luar negeri<br />Mereka muak lihat papi mami bertengkar<br />Mereka jijik lihat papi mami selalu keluar<br /><br />Ada urusan yang tak masuk diakal<br />Mami sibuk cari bujangan<br />Papi sibuk cari perawan<br /><br />Timbang kesal lebih baik aku berhayal<br />Jadi orang besar seperti Hitler yang tenar<br />Jadi orang tenar persis Carter juragan kacang<br /><br />Mata cekung badan persis capung<br />Tingkah sedikit bingung pikiran mirip mirip orang linglung<br />Rambut selalu kusut disuruh selalu manggut manggut<br />Duduk di sudut eh kasihan itu tubuh tinggal tulang sama kentut<br /><br />Hei mister gelek<br />Lo tega mata gua kok nggak bisa melek<br />Hei mister gelek<br />Duit gopek gua kira cepek<br />Hei mister gelek<br />Perut laper ada tape pas gua sikat asem asem<br />Ndak taunya telek<br /><br /><br /><span style="font-weight:bold;"><br />Dongeng Sebelum Tidur</span><br /><br />Jika sepasang monyet tidur<br />Jadi buyut moyangku<br />Jika buyut moyangku tidur<br />Jadi kakek dan nenekku<br /><br />Jika kakek dan nenek tidur<br />Jadi ayah dan ibu<br />Dan jika ayah dan ibu tidur<br />Jadi sebiji kepala yaitu kepalaku<br /><br />Sedangkan waktu aku yang tidur<br />Nggak jadi apa apa<br />Yang jadi cuma beberapa pasang kecoak<br />Dikolong tempat tidurku<br /><br />Dan seribu armada kutu<br />Diatas sprei belang bentong kasurku<br />Walaupun mereka itu kecoak dan kutu<br />Tetapi mereka tetap darah dagingku<br /><br />Maka dari itu saya minta dengan amat sangat<br />Jangan semprotkan baygon sayang<br /><br />Anakku yang paling tua<br />Bernama Kecoak Idi Amin<br />Lahir di Cengkareng<br />Eh badannya kerempeng<br />Matanya sedikit jereng<br />Kalau berjalan seperti Gareng<br /><br />Anakku Idi Amin orang kaya di Cengkareng<br />Senang pakai mobil mentereng<br />Banyak yang tahu mobil si Amin itu mobil curian<br />Tapi maklum si Amin kebal kerangkeng<br /><br />Aku benci aku benci sama si Amin<br />Habis si Amin suka nempeleng<br />Tapi cuma berani sama tukang kacang goreng<br />Itu dulu seribu tahun yang lalu<br /><br />Kini cerita anakku yang nomer dua<br />Perempuan lho<br />Cantik molek, manja, seksi lahir di Madura<br />Sekolah di Karawang<br /><br />Minum jamunya wah jangan ditanya<br />Dari jamu galian singset sari rapet<br />Sampai jamu terlambat datang bulan<br />Tak pernah ketinggalan<br /><br />Putriku cantik, putriku molek<br />Putriku pandai memasak<br />Dari bistik, spaghetti, rendang ayam, cap cay goreng, udang rebus<br />Sampai rendang jengkol dia bisa<br /><br />Tapi mengapa belum juga<br />Datang lamaran?<br /><br />Oh iya, hampir saya lupa<br />Putriku mempunyai dua kekurangan<br />Yang mungkin itu sebabnya<br />Putriku vakum dalam dunia percintaan<br /><br />Putriku memang anggun<br />Tapi sayang kepala putriku sebesar bola kasti<br />Itu satu<br /><br />Dan yang kedua<br />Putriku tidak boleh kena air<br />Hayo kenapa?<br /><br />( Dia alergi? ) bukan, ( Kutu air? ) bukan, ( Ambeien? ) bukan<br />Ayan<br /><br />Anakku yang paling bontot pemain sepak bola<br />Pernah dikirim berguru atau dikirim tamasya ke Brazilia<br />Enam bulan disana<br />Begitu pulang kok keok eh kalah semua<br /><br /><br /><span style="font-weight:bold;">Jaman Edan</span><br /><br />Hai teman katanya jaman ini kemajuan<br />Sampai si om gendut dan rambut ubanan<br />Berani berpacaran<br />Dengan pembantunya sampai naik ranjang<br />Ranjang goyang<br /><br />Hai teman katanya jaman ini pembangunan<br />Para tante pun tak mau ketinggalan<br />Mencari pasangan<br />Dengan mahasiswa yang kurang biaya<br />Kuliahnya yang tertunda<br /><br />Kalau ada gadis jaman sekarang<br />Jangan heran kalau tidak perawan<br />Para pelajar pun jadi edan edanan<br />Kalau pusing belajar cari hiburan<br />Di tempat pelacuran<br /><br />Oh oh oh we yo<br />Jaman edan<br />Jaman jaman edan<br />Jaman saiki jaman edan<br />Sampeyan edan aku melok edan<br />Ini ramalan dari nenek moyang<br />Jayabaya yang kelahiran Bengawan<br /><br />Hai teman di jaman ini memang banyak penipuan dan pengangguran<br />Terpaksa Yance Mince berjualan<br />Daging karet tiruan<br />Oh di taman Lawang demi kepuasan<br />Hidung belang<br /><br />Hai teman jangan sampai kita pun ketinggalan<br />Cepat cepat kau cari kesempatan<br />Di dalam kesempitan<br />Untuk melemaskan segala ketegangan<br />Oh pikiran yang bukan bukan<br /><br />Suatu kali eh pernah aku kehilangan<br />Celana Levi’s yang semata wayang<br />Itu juga belinya di tukang loakan<br />Telah hilang melayang disamber orang<br />Waktu di jemuran<br /><br />Oh oh oh we yo<br />Maling sialan<br />Maling maling sialan<br />Dia nggak pikir itu barang orang<br /><br />Ada lagi maling gede gedean<br />Dia nekat embat duit ‘jut - ‘jutan<br />Dia nggak mikir itu duit haram<br />Inget inget dong sama gelandangan<br />Berani amat ente sama kutukan Tuhan<br />Maling yang ini memang kebangetan<br /><br />Ada maling hoi maling jemuran<br />Di sono maling di sini maling<br />Maling maling hei elu sialan<br /><br /><br /><br /><span style="font-weight:bold;">Pie-Pie</span><br /><br />Koyo ngene rasane<br />Dadi wong ora duwe<br />Ngalor ngidul di ece<br />Karo kancane dewe<br /><br />Pie pie pie<br /><br />Ora wero<br />Pie pie pie pie pie<br />Ora ngerti<br /><br />Pie pie pie<br /><br />Ora wero<br />Pie pie pie pie pie<br />Ora ngerti<br /><br /><br /><span style="font-weight:bold;">Pengamen</span><br /><br />Permisi tuan-tuan<br />Ini suara pengamen yang bisa rekaman<br /><br />If you know me<br />If you know me<br />Ladies and gentleman ( baby )<br />Kulo niki urip saking hasil ngamen<br />Tenan mas<br /><br />And biasa parkir<br />And biasa parkir<br />Dulunya di proyek Senen ( asoy )<br />Waktu Malari ngungsi ke blok M<br />Waktu Malari terpaksa ngungsi ke blok M<br /><br />Cita cita sih dulu ane kepengen<br />Jadi mentri atau presiden ( teksi )<br />Pasti punya gedong di bilangan Menteng<br />Eh mana tahan<br /><br />Kagak kesampean ane pengen njajal<br />Jadi pengawas kendaraan<br />Sekali semprit duit orang melayang<br />Sekali semprit duit orang melayang<br />Parkiran tuan<br /><br />Dasar sial nasib ane<br />Masih kepengen main kucing kucingan ( baby )<br />Terpaksa demi hidup beta ngamen<br />Oho di jalanan ( ya Tuhan )<br /><br />Eh kok ada bandit bandit<br />Yang bisa lolos dari tahanan ( gile )<br />Mungkin si Ipir dan si Hansoy<br />Asik ngintipin orang pacaran<br /><br />Ai mohon sorry<br />Ai mohon sorry<br />Hadirin serta para pendengar dimana saja berada<br />Kalau tersinggung<br />Jangan hamba jadi sasaran ( kasihan )<br /><br />Bisa berabe om<br />Bisa berabe<br />Ini muka kalau masuk kurungan<br />Pasti berantakan kena bogem tuan<br />Pasti berantakan kena bogem tuan<br /><br />Hei memang sial hidup bujangan<br />Kalau masih jadi pengangguran<br />Jangankan mau pacaran<br />Eh buat makan duit juga musti pas pasan<br /><br />Eh pernah gua ngamen di restoran<br />Yang makan cuek malah gua diusir sama gonggongan anjing sialan<br />Tapi untungnya waktu ada anak kecil liwat<br />Dia iseng malah dia baek ngasih gua duit jigoan<br /><br />Eh jangan cengengesan<br />Jangan cengengesan<br />Sori mulut gue udah kesemutan<br />Tangan capek eh eh kantong minta sokongan<br /><br />Yah kalau sudi tuan tuan<br />Tuan yang dermawan<br />Berilah sumbangan<br />Asal cukup buat ongkos hari tua<br />Eh lumayan gua udah bisa rekaman<br /><br /><br /><span style="font-weight:bold;">Ambulance Zig Zag</span><br /><br />Deru ambulance<br />Memasuki pelataran rumah sakit<br />Yang putih berkilau<br /><br />Di dalam ambulance tersebut<br />Tergolek sosok tubuh gemuk<br />Bergelimang perhiasan<br /><br />Nyonya kaya pingsan<br />Mendengar kabar<br />Putranya kecelakaan<br /><br />Dan para medis<br />Berdatangan kerja cepat<br />Lalu langsung membawa korban menuju ruang periksa<br /><br />Tanpa basa basi<br />Ini mungkin sudah terbiasa<br /><br />Tak lama berselang<br />Supir helicak datang<br />Masuk membawa korban yang berkain sarung<br /><br />Seluruh badannya melepuh<br />Akibat pangkalan bensin ecerannya<br />Meledak<br /><br />Suster cantik datang<br />Mau menanyakan<br />Dia menanyakan data si korban<br /><br />Di jawab dengan<br />Jerit kesakitan<br />Suster menyarankan bayar ongkos pengobatan<br /><br />Ai sungguh sayang korban tak bawa uang<br /><br />Suster cantik ngotot<br />Lalu melotot<br />Dan berkata “Silahkan bapak tunggu di muka!”<br /><br />Hai modar aku<br />Hai modar aku<br />Jerit si pasien merasa kesakitan<br /><br />Hai modar aku<br />Hai modar aku<br />Jerit si pasien merasa diremehkan<br /><br /><br /><span style="font-weight:bold;">Ibu (1980)</span><br /><br />Menjelang saat kelahiran anak<br />Detik akhir Ibu hidup dan mati<br />Namun saat seperti itu yang ia tunggu<br />Oh hmm<br />Betapa besar pengorbanannya<br /><br />Sembilan bulan lamanya menanti<br />Dengan beban yang ia tanggung sendiri<br />Doa puji pada-Nya mohon selamat<br />Oh hmm<br />Tak pernah terlupa setiap saat<br /><br />Dan ia pun selalu berdoa<br />Bergunalah bagi nusa dan bangsa<br />Dan bukan menjadi sampah negara<br />Kata kata itu terucap selalu<br />Sejak akhir hingga binasa<br /><br />Ku renung selalu<br /><br />Aku menyesal pernah kecewakan hatinya<br /><br /><br /><span style="font-weight:bold;">Mak</span><br /><br />Mak perut Udin keroncongan<br />Belum makan dari tadi malam<br /><br />Mak beliin dong Inah pakaian untuk seragam<br />Inah cuma punya sepasang<br />Itu juga sudah penuh tambal<br />Inah malu sama teman teman<br /><br />Mak beliin dong buku tulis keluh Ujang<br />Buku kemarin yang Mak belikan<br />Sudah habis terisi pelajaran<br /><br />Baik anakku kan Mak penuhi permintaan kalian<br />Asal Bapak sudah pulang<br />Baik anakku kan Mak penuhi permintaan kalian<br />Asal Bapak sudah pulang<br /><br />Tiba tiba pintu depan diketuk orang<br />Mang Mamat teman sekerja Ayahnya datang<br />Membawa kabar<br />Tentang malapetaka yang menimpa Ayahnya<br />Dia tertiban beton dari atas bangunan<br />Kini dia terbujur lesu diatas kasur rumah sakit<br /><br />Si Ibu bingung harus bagaimana<br /><br />Mak kenapa Ayah kok belum pulang ?<br />Tanya ketiga putra putrinya<br />Si Ibu bingung harus menjawab apa<br /><br />Mak nanti kalau Ayah sudah pulang<br />Pasti membawa banyak uang<br />Bisa membeli nasi Udin tak lapar lagi<br />Bisa membeli baju untuk seragam<br />Inah tak malu lagi<br />Bisa membeli buku tulis untuk Ujang<br /><br />Kata ketiga putra putrinya<br />Yang tidak tahu bahwa Ayahnya terkena musibah<br /><br />Si Ibu bingung harus menjawab apa<br />Si Ibu bingung harus menjawab apa<br />Menangis dia<br /><br />Terbayang jelas wajah suaminya<br />Dan terpikir soal biaya pengobatan suaminya<br />Yang terlalu mahal bagi ukuran pekerja kasar<br />Yang terlalu mahal bagi ukuran pekerja kasar<br /><br />Terngiang jelas permintaan putra putrinya<br />Yang tak mungkin bisa terkabulkan<br />Si Ibu bingung harus bagaimana<br />Si Ibu bingung harus bagaimana<br />Si Ibu bingung harus bagaimana<br />Menangis dia<br /><br />Dalam kalut<br />Ia selalu mengharap uang mandor suaminya<br />Untuk keperluan anaknya<br />Untuk biaya pengobatan suaminya<br /><br />Tapi si mandor pelit<br />Waktu si Ibu meminta pertolongan si mandor suaminya<br />Yang rupanya mandor itu bandot tertawa genit<br />Dalam otak si Ibu terselip<br />Pikiran yang sangat sempit<br />Sebab keluarga yang saya ceritakan itu pailit<br />Dan amat sangat memerlukan duit<br /><br />Dengan perantara tubuh molek si Ibu<br />Keperluan anaknya dan biaya pengobatan suaminya<br />Bisa terpenuhi<br /><br />Si Ibu tersenyum<br />Si Ibu tersenyum<br />Si Ibu tersenyum<br />Melihat keluarganya bisa kembali seperti semula<br />Sekalipun hati si Ibu amat tersiksa<br /><br />Si Ibu tersenyum<br />Melihat keluarganya bisa kembali seperti semula<br />Sekalipun hati si Ibu tersiksa<br /><br /><br /><span style="font-weight:bold;">Gaya Travolta</span><br /><br />Go go go goyang<br />Gaya Travolta kaum remaja<br />Seperti<br />Mince, Dince, Ance, Luce<br />Mabok disko yang merajalela di ibukota<br />Lagi lagi gengsi yang mereka tonjolkan<br /><br />Tante tante dan si om senang<br />Tak mau ketinggalan<br />Di jalanan pun dia raja<br />Pinggulnya bergoyang<br /><br />Sebuah bemo datang dari belakang<br />Menubruk pantat tante<br /><br />Keringat mengucur<br />Make up nya luntur<br />Si tante kecebur lumpur<br /><br /><span style="font-weight:bold;">Pemborong Jalan</span><br /><br />Deru mesin motor jelas terdengar<br />Mengarung jalan penuh lubang<br />Baru kemarin selesai diaspal<br />Terkena hujan kok jerawatan?<br /><br />Oh oh kasihan<br />Bayar pajak mahal<br />Banyak jalan<br />Seperti comberan<br /><br />Pemborong berpengalaman tertawa<br />Berteman pipa topi baja<br />Bercanda dengan istri paling mudah<br />Tak ingat jalan dan pekerja<br /><br />Oh oh kasihan<br />Nasib pekerja jalan<br />Tenaga hilang<br />Gaji tidak berimbang<br /><br /><br /><span style="font-weight:bold;">Inspirasi</span><br /><br />Sore itu aku duduk sendiri<br />Duduk termenung<br />Dipinggir kali yang sepi<br /><br />Bukannya ku putus asa<br />Kan bunuh diri<br />Apalagi korban permainan cinta<br />Patah hati<br /><br />Pura pura aku jadi pemusik<br />Duduk disitu ku menciptakan lagu<br />Syair telah tersusun rapi<br />Diotakku<br /><br />Tiba tiba aku dikejutkan<br />Dengan suara<br />Sendu aneh lucu<br /><br />Dan kucarilah suara itu<br /><br />Kulihat kanan dan kiri<br />Jebulnya om Pasikom lagi<br />Beraksi<br /><br />Eh pantesan saya kira<br />Pisang goreng pisang goreng<br />Dibuang di kali<br />Warna kuning kabul kabul<br />Jalan sendiri<br /><br />Eh pantesan saya kira<br />Pisang goreng pisang goreng<br />Dibuang di kali<br />Warna kuning kabul kabul<br />Jalan sendiri<br /><br />Inspirasi berantakan<br />Hilang semua<br /><br /><span style="font-weight:bold;">Bencana Alam</span><br /><br />Sekian manusia resah menatap wajah sesamanya<br />Duka karena bencana<br />Petaka menimpa diri dan dalam hatinya berkata<br />Besarkah dosa hamba ?<br /><br />Menjelang saat ajal daku membayang<br />Gapai tangan minta<br />Tolong semua<br /><br />Bencana alam melandanya<br />Kehendak yang kuasa<br />Peringatan kah bagi kita ?<br />Manusia di dunia<br /><br />Karena kita tlah saling cinta harta benda dan kuasa<br />Tanpa pandang kebenaran<br />Dan tanpa pandang keadilan<br /><br />Bencana alam melandanya<br />Tiada seorangpun kuasa menekan<br />Bencana alam melandanya<br />Miskin kaya kana petaka yang sama<br /><br />Akhirnya ku merenung pula<br />Mengapa bencana alam meraja ?<br />Oh oh aku tak kuasa<br /><br />Mungkinkah kau merenung juga ?<br />Mengapa bencana alam meraja ?<br />Oh oh ampunilah yang kuasa<br />Oh oh ampunilah semua<br /><br /><br /><span style="font-weight:bold;">Aku Berjalan</span><br /><br />Aku berjalan diatas jembatan<br />Waktu hari siang<br />Tengah keramaian kota<br /><br />Kupandang kebawah<br />Berhimpit gubuk liar<br />Tempat tinggal gelandangan<br /><br />Tampak anak kecil gundul<br />Tenang menggaruk koreng<br />Ditepi sungai yang kotor<br /><br />Diseberang sana aku melihat<br />Seorang ibu duduk<br />Sedang melamun<br /><br />Kan adakah masa depan yang cerah?<br />Bagi orang seperti dia<br />Kan tegakah melihat saudara kita?<br />Hidup menderita<br /><br /><span style="font-weight:bold;"><br />Surat Dari Paman Di Desa</span><br /><br />Kubaca surat dari paman di desa<br />Berdebar hati<br />Sepetak tanah paman di desa di gusur<br />Sakit hatinya tak berdaya<br /><br />Hanya ada Menangis<br />Si buyung kecil meronta<br />Seakan ingin berontak<br /><br />Tanah warisan yang hanya sepetak itu<br />Mengapa pula harus di gusur<br /><br /><span style="font-weight:bold;"><br />Alasan</span><br /><br />Satu pengumuman<br />Buat pemuda dan pemudi<br />Yang tercinta<br />Dan tersayang<br /><br />Bila bapak ibu pergi<br />Ibu pamit arisan<br />Dan bapak pamit rapat kerja<br />Itu tandanya engkau harus waspada<br /><br />Lebih baik kau tegur saja<br />Ibu arisan berapa jam<br />Bapak rapat berapa bulan<br />Sebab dijaman sekarang<br />Penipuan maju di segala bidang<br /><br />Jaman modern katanya<br />Arisan lha kok sepuluh jam<br />Anehnya bersolek lima jam<br />Di salon sri bahenol<br />Nyeksi...ongkosnya seharga mercy<br /><br />Jaman modern katanya<br />Rapat lha kok sepuluh hari<br />Anehnya bawa mobil pribadi<br />Wajah berseri-seri<br />Tampak girang sekali<br /><br />Tanda tanya pasti dalam hatimu...<br /><br />Tahukah kau kawan<br />Arisan singkatan<br />Aku rindu sama Anton<br /><br />Arisan singkatan<br />Aku rindu sama Anton<br /><br />Rapat kerja singkatan<br />Rapat empat mata<br />Kerumah Jamilah, Jaitun, janda muda<br /><br />Rapat kerja singkatan<br />Rapat empat mataKerumah Jamilah, Jaitun, janda muda<br /><br /><span style="font-weight:bold;">22 Januari</span><br /><br />Dua dua Januari<br />Kita berjanji<br />Coba saling mengerti<br />Apa di dalam hati<br /><br />Dua dua Januari<br />Tidak sendiri<br />Aku berteman iblis<br />Yang baik hati<br /><br />Jalan berdampingan<br />Tak pernah ada tujuan<br />Membelah malam<br />Mendung yang selalu datang<br /><br />Kudekap erat<br />Kupandang senyummu<br />Dengan sorot mata yang keduanya buta<br /><br />Lalu kubisikkan<br />Sebaris kata kata putus asa<br />Sebentar lagi hujan<br /><br />Dua buku teori<br />Kau pinjamkan aku<br />Tebal tidak berdebu<br />Kubaca selalu<br /><br />Empat lembar fotomu<br />Dalam lemari kayu<br />Kupandang dan kujaga<br />Sampai kita jemu<br /><br /><span style="font-weight:bold;">WANITA TIRUAN</span><br /><br />Lihat teman dipinggir jalan<br />Dibawah sinar bulan<br />Semua berjajaran<br />Wanita tiruan<br />Oh... kasihan...<br /><br />Mince, Sonya, Betty dan Mona<br />Cat bibir merah muda<br />Rambut pirang kribo tebal<br />Padat bodinya<br />Merangsang juga...<br /><br />Paha putih diobralnya<br />Agar si om senang<br />Tertarik dan memandang<br />Tercengang...<br /><br />Tiba tiba patroli datang<br />Semua lari tunggang langgang<br />Beha palsu berterbangan<br />Sepatu Susy ketinggalan...<br /><br />Iki piye iki... iki piye iki... iki piye iki piye.....<br /><br /><br /><span style="font-weight:bold;">PERJALANAN</span><br /><br />Hari telah jauh siang<br />Ketika baru datang<br />Lama ku diperjalanan<br />Hampir sembilan jam berada<br />Di bis tua sialan<br /><br />Pergi pukul tiga malam<br />Berjejalnya penumpang<br />Duduk disampingku seorang<br />Nenek yang tak mau diam<br /><br />Panas kuping pantat pegal<br />Ingin kencing malu bilang<br />Bau bensin aku mual<br />Nenek muntah banyak benar<br /><br />Tiga Bulan<br /><br />Tiga bulan lamanya kau dalam penjara<br />Teman<br />Seratus butir telur ayam di pasar<br />Hilang engkau ganyang<br /><br />Palu keras bapak hakim berbunyi tegas<br />Terbayang<br />Bibir sumbing gigi rompal dapat kupastikan<br />Malah engkau tawan<br /><br />Tiga bulan lamanya kah tuan ditahan<br />Nikmat benar<br />Seratus juta uang negara terbang melayang<br />Masuk kantong tuan<br /><br />Palu kayu bapak hakim berbunyi pelan<br />Terdengar sumbang<br />Dalam rumah dalam penjara tiada beda<br />Coba bayangkan teman<br /><br />Dalam rumah dalam penjara tiada beda<br />Coba bayangkan teman<br /><br /><br /><br />Bangunlah Putra Putri Pertiwi<br /><br />Sinar matamu tajam namun ragu<br />Kokoh sayapmu semua tahu<br />Tegap tubuhmu tak kan tergoyahkan<br />Kuat jarimu kala mencengkeram<br /><br />Bermacam suku yang berbeda<br />Bersatu dalam cengkerammu<br /><br />Angin genit mengelus merah putihku<br />Yang berkibar sedikit malu malu<br />Merah membara tertanam wibawa<br />Putihmu suci penuh karisma<br /><br />Pulau pulau yang berbencar<br />Bersatu dalam kibarmu<br /><br />Terbanglah garudaku<br />Singkirkan kutu kutu di sayapmu<br />Berkibarlah benderaku<br />Singkirkan benalu di tiangmu<br />Hei jangan ragu dan jangan malu<br />Tunjukkan pada dunia<br />Bahwa sebenarnya kita mampu<br /><br />Mentari pagi sudah membumbung tinggi<br />Bangunlah putra putri ibu pertiwi<br />Mari mandi dan gosok gigi<br />Setelah itu kita berjanji<br /><br />Tadi pagi esok hari atau lusa nanti<br /><br />Garuda bukan burung perkutut<br />Sang saka bukan sandang pembalut<br />Dan coba kau dengarkan pancasila itu<br />Bukanlah rumus kode buntut<br />Yang hanya berisi harapan<br />Yang hanya berisi khayalan<br /><br /><br />Doa Pengobral Dosa)<br /><br />Disudut dekat gerbong<br />Yang tak terpakai<br />Perempuan ber make up tebal<br />Dengan rokok ditangan<br />Menunggu tamunya datang<br /><br />Terpisah dari ramai<br />Berteman nyamuk nakal<br />Dan segumpal harapan<br />Kapankah datang<br />Tuan berkantong tebal<br /><br />Habis berbatang batang<br />Tuan belum datang<br />Dalam hati<br />Resah menjerit bimbang<br /><br />Apakah esok hari<br />Anak anakku dapat makan<br />Oh Tuhan beri<br />Setetes rezeki<br /><br />Dalam hati yang bimbang berdoa<br />Beri terang jalan anak hamba<br />Kabulkanlah Tuhan<br /><br />Sarjana Muda<br /><br /><br />Berjalan seorang pria muda<br />Dengan jaket lusuh dipundaknya<br />Disela bibir tampak mengering<br />Terselip sebatang rumput liar<br /><br />Jelas menatap awan berarak<br />Wajah murung semakin terlihat<br />Dengan langkah gontai tak terarah<br />Keringat bercampur debu jalanan<br /><br />Engkau sarjana muda<br />Resah mencari kerja<br />Mengandalkan ijazahmu<br /><br />Empat tahun lamanya<br />Bergelut dengan buku<br />Tuk jaminan masa depan<br /><br />Langkah kakimu terhenti<br />Didepan halaman sebuah jawatan<br /><br />Terjenuh lesu engkau melangkah<br />Dari pintu kantor yang diharapkan<br />Terngiang kata tiada lowongan<br />Untuk kerja yang didambakan<br /><br />Tak perduli berusaha lagi<br />Namun kata sama kau dapatkan<br />Jelas menatap awan berarak<br />Wajah murung semakin terlihat<br /><br />Engkau sarjana muda<br />Resah tak dapat kerja<br />Tak berguna ijazahmu<br /><br />Empat tahun lamanya<br />Bergelut dengan buku<br />Sia sia semuanya<br /><br />Setengah putus asa dia berucap... maaf ibu...<br /><br />Si Tua Sais Pedati<br /><br />Bergerak perlahan dengan pasti<br />Di jalan datar yang berlumpur<br />Sesekali terdengar geletar cemeti<br />Diiringi teriakan lantang<br />Si tua sais pedati<br /><br />Gerak pedati sebentar berhenti<br />Tampak si tua sais pedati<br />Mulai membuka bungkusan nasi<br />Yang dibekali<br />Sang istri<br /><br />Gerak pedati lalu jalan lagi<br />Singgah disetiap desa<br />Tanpa ragu ragu tanpa malu malu<br />Napas segar terhembus dari sepasang lembu<br />Yang tak pernah merasakan sesak polusi<br /><br />Dia tak pernah memerlukan<br />Dia tak pernah membutuhkan<br />Solar dan ganti oli bensin dan ganti busi<br />Apalagi charge aki<br /><br />Dia tak pernah kebingungan<br />Dia tak pernah ketakutan<br />Akan kata orang tentang gawatnya<br />Krisis energi<br /><br />Gerak pedati dan lenguh lembu<br />Seember rumput dan geletar cemeti<br />Seakan suara adzan yang dikasetkan<br />Sementara itu sang bilal (gawat)<br />Pulas mendengkur<br /><br />Puing I<br /><br />Puing berserakan disegenap penjuru<br />Bekas pertempuran<br />Bau amis darah sisa asap mesiu<br />Sesak napasku<br /><br />Mayat mayat bergeletakan<br />Tak terkubur dengan layak<br /><br />Dan burung burung bangkai<br />Menatap liar<br />Dan burung burung bangkai<br />Berdansa senang<br /><br />Diujung sana banyak orang kelaparan<br />Diujung lainnya wabah busung menyerang<br />Disudut sana banyak orang kehilangan<br />Disudut lainnya bayi bertanya bimbang<br /><br />Mama kapan ayah pulang?<br />Mama sebab apa perang?<br /><br />Mayat mayat bergeletakan<br />Tak terkubur dengan layak<br /><br />Dan burung burung bangkai<br />Menatap liar<br />Dan burung burung bangkai<br />Berdansa senang<br /><br />Banyak jatuh korban<br />Dari mereka<br />Yang tak mengerti apa apa<br /><br />Suara tangis terdengar dari bekas reruntuhan<br />Seorang ibu muda yang baru melahirkan<br />Lama meratapi sesosok tubuh mayat suaminya<br /><br />Dan burung burung bangkai<br />Menatap liar<br />Dan burung burung bangkai<br />Berdansa senang<br /><br />Tinggi peradaban teknologi berkembang<br />Senjata hebat terciptakan<br />Sarana pembantaian semakin bisa diwujudkan<br />Oh mengerikan<br /><br />Berhentilah jangan salah gunakan<br />Kehebatan ilmu pengetahuan<br />Untuk menghancurkan<br /><br />Dan burung burung bangkai<br />Menatap liar<br />Dan burung burung bangkai<br />Berdansa senang<br /><br />Ambisi<br /><br />Langkahmu pelan tertatih<br />Dengan denyut nadi nyaris terhenti<br />Namun jangan padam ambisi<br /><br />Rambutmu kusut tak rapi<br />Melekat di tubuh sejuta daki<br />Namun jangan padam ambisi<br />Namun jangan padam ambisi<br /><br />Tak berkaki<br />Coba untuk berlari<br />Tak berjari<br />Cengkeram berulang kali<br />Keinginan dihati<br /><br />Sinar terang lampu merkuri<br />Pasti akan engkau dapati<br />Tentu berbekal ambisi<br />Tentu tak tinggal ambisi<br /><br />Tak bermata<br />Pandang dunia dengan jiwa<br />Tak bertelinga<br />Jangan cepat kecewa<br /><br />Tak berkaki Coba untuk berlari<br />Tak berjari<br />Cengkeram berulang kali<br />Keinginan dihati<br /><br /> Opiniku<br /><br />Manusia sama saja dengan binatang<br />Selalu perlu makan<br />Namun caranya berbeda<br />Dalam memperoleh makanan<br /><br />Binatang tak mempunyai akal dan pikiran<br />Segala cara halalkan demi perut kenyang<br />Binatang tak pernah tahu rasa belas kasihan<br />Padahal disekitarnya petani berjalan pincang<br /><br />Namun kadang kala ada manusia<br />Seperti binatang ( kok bisa ? )<br />Bahkan lebih keji<br />Dari binatang macan<br /><br />Tampar kiri kanan alasan untuk makan<br />Padahal semua tahu dia serba kecukupan<br />Intip kiri kanan lalu curi jatah orang<br />Peduli sahabat kental kurus kering kelaparan<br /><br />Manusia sama saja dengan binatang<br />Selalu perlu makan<br />Namun caranya berbeda<br />Dalam memperoleh makanan<br /><br />Namun kadang kala ada manusia<br />Seperti binatang<br />Bahkan manusia lebih keji<br />Dari binatang<br /><br /><br />Guru Umar Bakri)<br /><br />Tas hitam dari kulit buaya<br />Selamat pagi berkata bapak Umar Bakri<br />Ini hari aku rasa kopi nikmat sekali<br /><br />Tas hitam dari kulit buaya<br />Mari kita pergi memberi pelajaran ilmu pasti<br />Itu murid bengalmu mungkin sudah menunggu<br /><br />Laju sepeda kumbang dijalan berlubang<br />Selalu begitu dari dulu waktu jaman Jepang<br />Terkejut dia waktu mau masuk pintu gerbang<br />Banyak polisi bawa senjata berwajah garang<br /><br />Bapak Umar Bakri kaget apa gerangan?<br />“Berkelahi pak!” jawab murid seperti jagoan<br />Bapak Umar Bakri takut bukan kepalang<br />Itu sepeda butut dikebut lalu cabut kalang kabut (Bakri kentut)<br />cepat pulang<br /><br />Busyet... standing dan terbang<br /><br />Umar Bakri Umar Bakri<br />Pegawai negeri<br />Umar Bakri Umar Bakri<br />Empat puluh tahun mengabdi<br />Jadi guru jujur berbakti memang makan hati<br /><br />Umar Bakri Umar Bakri<br />Banyak ciptakan menteri<br />Umar Bakri<br />Profesor dokter insinyurpun jadi<br />(Bikin otak orang seperti otak Habibie)<br />Tapi mengapa gaji guru Umar Bakri<br />Seperti dikebiri<br /><br />Bakri Bakri<br />Kasihan amat loe jadi orang<br />Gawat<br /><br /><br />Tarmijah Dan Problemnya<br /><br />Cerita duka pembantu rumah tangga<br />Harga Tarmijah sebulan delapan ribu rupiah<br /><br />Di pagi buta sedang pulas tidur kita<br />Neng Tarmijah sudah bangun lalu bekerja<br /><br />Siapkan sarapan<br />Bersihkan halaman<br />Siapkan pakaian<br />Seragam sekolah untuk anak majikan<br /><br />Setelah beres Tarmijah dipanggil nyonya<br />Pergi ke pasar belanja ini hari<br /><br />Asin sedikit Tarmijah di caci maki<br />Masakan lezat tak pernah di puji<br /><br />Oh sudah pasti keki<br />Namun hanya disimpan dalam hati<br /><br />Di malam minggu anak majikan berdandan<br />Sambut sang pacar itu suatu kewajiban<br /><br />Nona Tarmijah tak mau ketinggalan<br />Lalu berdandan siap untuk berkencan<br /><br />Nyonya majikan lihat Tarmijah berkencan<br />Di muka rumah terhalang pagar halaman<br /><br />Nyonya naik pitam<br />Tarmijah kena hantam<br />Nyonya naik pitam<br />Tarmijah kena hantam<br /><br />Tarmijah K.O.<br />Tarmijah K.O.<br /><br /> <br />Obat Awet Muda<br /><br /><br />Tante tante yang kesepian<br />Bertingkah seperti perawan<br />Berlomba lomba mencari pasangan<br />Persis oplet tua yang cari omprengan<br />Di ujung jalan<br />Saling berebut cari muatan<br /><br />Slop dasi gaun model Paris<br />Eye shadow parfum impor<br />Duduk dibelakang stir mobil Mercedes<br />Pasangannya seorang pemuda<br />Yang jimatnya melebihi dosis<br />Sebesar burung belibis<br />Hey aku mendesis<br /><br />Tuan yang merasa hidung belang<br />Keranjingan main perempuan<br />Tak peduli itu istri orang<br />Yang penting bisa ngasah pedang<br />Warisan dari nenek moyang<br />Pedang tajam wanita ditendang<br /><br />Jangan nyonya ingat dong suami<br />Jangan tuan ingat anak istri<br />Jawab mereka apa ?<br />Justru itu harus kami lakukan<br />Mengapa harus dilakukan ?<br />Ndak tau ?<br />Karena itu karena itu<br />Obat awet muda<br /><br /><br />Tak Biru Lagi Lautku<br /><br /><br />Hamparan pasir<br />Tampak putih berbuih<br />Kala sisa ombak merayap<br /><br />Hamparan pasir<br />Terasa panas menyengat<br />Di telapak kaki yang berkeringat<br /><br />Camar camar hitam<br />Terbang rendah melayang<br />Di sekitar perahu nelayan<br /><br />Daun kelapa<br />Elok saat melambai<br />Mengikuti arah angin<br /><br />Tampak ombak<br />Kejar mengejar menuju karang<br />Menampar tubuh pencari ikan<br /><br />Semilir angin berhembus<br />Bawa dendang unggas laut<br />Seperti restui jala nelayan<br /><br />Gurau mereka<br />Oh memang akrab dengan alam<br />Kudengar dari kejauhan<br /><br />Dan batu batu karang<br />Tertawa ramah bersahabat<br />Memaksa aku tuk bernyanyi<br /><br />Tampak ombak<br />Kejar mengejar menuju karang<br />Menampar tubuh pencari ikan<br /><br />Semilir angin berhembus<br />Bawa dendang unggas laut<br />Seperti restui jala nelayan<br /><br />Itu dahulu<br />Berapa tahun yang lalu<br />Cerita orang tuaku<br /><br />Sangat berbeda<br />Dengan apa yang ada<br /><br />Tak biru lagi lautku<br />Tak riuh lagi camarku<br />Tak rapat lagi jalamu<br />Tak kokoh lagi karangku<br />Tak buas lagi ombakmu<br />Tak elok lagi daun kelapaku<br />Tak senyum lagi nelayanku<br />Tak senyum lagi nelayanku<br /><br />Isi Rimba Tak Ada Tempat Berpijak Lagi<br /><br /><br />Raung buldozer gemuruh pohon tumbang<br />Berpadu dengan jerit isi rimba raya<br />Tawa kelakar badut badut serakah<br />Tanpa HPH berbuat semaunya<br /><br />Lestarikan alam hanya celoteh belaka<br />Lestarikan alam mengapa tidak dari dulu<br />Oh mengapa<br /><br />Oh jelas kami kecewa<br />Menatap rimba yang dulu perkasa<br />Kini tinggal cerita<br />Pengantar lelap si buyung<br /><br />Bencana erosi selalu datang menghantui<br />Tanah kering kerontang banjir datang itu pasti<br />Isi rimba tak ada tempat berpijak lagi<br />Punah dengan sendirinya akibat rakus manusia<br /><br />Lestarikan hutan hanya celoteh belaka<br />Lestarikan hutan mengapa tidak dari dulu<br />Saja<br /><br />Oh jelas kami kecewa<br />Mendengar gergaji tak pernah berhenti<br />Demi kantong pribadi<br />Tak ingat rejeki generasi nanti<br /><br />Sapuku Sapumu Sapu Sapu<br /><br />Tukang sapu kuli PU besar jasamu<br />Oh kawan<br />Dengan sapu ganyang sampah dan debu<br />Tuk sesuap makan<br /><br />Hari panas hari hujan memang tantangan<br />Siapa bilang bukan<br />Namun tugas tetap jalan absen gaji melayang<br />Maklum kuli harian<br /><br />Pernahkah tuan pikirkan<br />Jasa mereka<br />Pernahkah tuan renungkan<br />Harga keringatnya<br /><br />Tukang sapu bawa sapu masuk di kantor<br />Bersihkan yang kotor<br />Cukong kotor mandor koruptor semua yang kotor<br />Awas kena sensor<br /><br />Tukang sapu bawa sapu juga disapu<br />Kok bisa begitu<br />Istri iri lihat tetangga punya barang baru<br />Akupun begitu<br /><br />Inilah manusia<br />Dengan segala macam warna hidupnya<br />Tuk mencapai bahagia<br />Semua jalan ditempuhnya<br /><br />Semoga Kau Tak Tuli Tuhan<br /><br /><br />Begitu halus tutur katamu<br />Seolah lagu termerdu<br />Begitu indah bunga-bungamu<br />Diatas karya sulam itu<br />Tampilkan kebajikan seorang ibu<br /><br />Dengarlah detak jantung benihku<br />Yang ku tanam dirahimmu<br />Seakan pasrah menerima<br />Semua warna yang kita punya<br />Segala rasa yang kita bina<br /><br />Kuharap kesungguhanmu<br />Kaitkan jiwa bagai sulam dikarya itu<br />Kuharap keikhlasanmu<br />Sirami benih yang kutabur ditamanmu<br /><br />Oh jelas<br />Rakit pagar semakin kuat<br />Tak goyah<br />Walau diusik unggas<br /><br />Pintaku pada Tuhan mulia<br />Jauhkan sifat yang manja<br />Bentuklah segala warna jiwanya<br />Diantara lingkup manusia<br />Diarena yang bau busuknya luka<br /><br />Bukakan mata pandang dunia<br />Beri watak baja padanya<br />Kalungkan tabah kala derita<br />Semoga kau tak tuli Tuhan<br />Dengarlah pinta kami sebagai orang tuanya<br /><br />Kuharap kesungguhanmu<br />Kaitkan jiwa bagai sulam dikarya itu<br />Kuharap keikhlasanmu<br />Sirami benih yang kutabur ditamanmu<br /><br />Oh jelas<br />Rakit pagar semakin kuat<br />Tak goyah<br />Walau diusik unggas<br /><br />Siang Pelataran SD Sebuah Kampung<br /><br />Sentuhan angin waktu siang<br />Kibarkan satu kain bendera usang<br /><br />Di halaman sekolah dasar<br />Di tengah hikmat anak desa nyanyikan lagu bangsa<br />Bergemalah<br /><br />Tegap engkau berdiri walau tanpa alas kaki<br />Lantang suara anak anak disana<br /><br />Kadar cinta mereka tak terhitung besarnya<br />Walau tak terucap namun bisa kurasa<br />Bergemalah<br /><br />Ya ha ha hau<br />Harapan tertanam<br />Ya ha ha hau<br />Tonggak bangsa ternyata tak tenggelam<br /><br />Dengarlah nyanyi mereka kawan<br />Melengking nyaring menembus awan<br />Lihatlah cinta bangsa di dadanya<br />Peduli usang kain bendera<br /><br /><br />Jendela Kelas<br /><br />Duduk dipojok bangku deretan belakang<br />Didalam kelas penuh dengan obrolan<br />Selalu mengacau laju khayalan<br /><br />Dari jendela kelas yang tak ada kacanya<br />Dari sana pula aku mulai mengenal<br />Seraut wajah berisi lamunan<br /><br />Bibir merekah dan merah selalu basah<br />Langkahmu tenang kala engkau berjalan<br />Tinggi semampai gadis idaman<br /><br />Kau datang membawa<br />Sebuah cerita<br /><br />Darimu itu pasti lagu ini tercipta<br />Darimu itu pasti lagu ini tercipta<br /><br />Dari jendela kelas yang tak ada kacanya<br />Tembus pandang ke kantin bertalu rindu<br />Datang mengetuk pintu hatiku<br /><br />Kau datang membawa<br />Sebuah cerita<br /><br />Darimu itu pasti lagu ini tercipta<br />Darimu itu pasti lagu ini tercipta<br /><br />catatan:<br />pada kaset atau CD, lagu ini ditulis dengan judul "Jendela Kelas I". Sebenarnya itu salah cetak, angka I disitu dimaksud take ke-I, bukan kelas I. Dan pembetulan ini sudah pernah direvisi oleh Iwan Fals sendiri pada waktu dia akan membawakan lagu ini pada live show di sebuah TV swasta beberapa waktu yang lalu.<br /><br />Puing II<br /><br />Perang perang lagi<br />Semakin menjadi<br />Berita ini hari<br />Berita jerit pengungsi<br /><br />Lidah anjing kerempeng<br />Berdecak keras beringas<br />Melihat tulang belulang<br />Serdadu boneka yang malang<br /><br />Tuan tolonglah tuan<br />Perang dihentikan<br />Lihatlah ditanah yang basah<br />Air mata bercampur darah<br /><br />Bosankah telinga tuan<br />Mendengar teriak dendam<br />Jemukah hidung tuan<br />Mencium amis jantung korban<br /><br />Jejak kaki para pengungsi<br />Bercengkrama dengan derita<br />Jejak kaki para pengungsi<br />Bercerita pada penguasa<br />( Bercerita pada penguasa )<br /><br />Tentang ternaknya yang mati<br />Tentang temannya yang mati<br />Tentang adiknya yang mati<br />Tentang abangnya yang mati<br />Tentang ayahnya yang mati<br />Tentang anaknya yang mati<br />Tentang neneknya yang mati<br />Tentang pacarnya yang mati<br />( Tentang ibunya yang mati )<br />Tentang istrinya yang mati<br /><br />Tentang harapannya yang mati<br /><br />Perang perang lagi<br />Mungkinkah berhenti<br />Bila setiap negara<br />Berlomba dekap senjata<br /><br />Dengan nafsu yang makin menggila<br />Nuklir pun tercipta<br />( nuklir bagai dewa )<br />Tampaknya sang jenderal bangga<br />Dimimbar dia berkata<br /><br />Untuk perdamaian (bohong)<br />Demi perdamaian (bohong)<br />Guna perdamaian (bohong)<br />Dalih perdamaian (bohong)<br /><br />Mana mungkin<br />Bisa terwujudkan<br />Semua hanya alasan<br />Semua hanya bohong besar<br /><br />Nyanyianmu<br /><br />Kau petik gitar nyanyikan lagu<br />Perlahan usap hatiku<br />Terucap janji ku untukmu<br />Tenggelam ku di tembangmu<br /><br />Tulikanlah kedua telingaku<br />Butakanlah kedua bola mataku<br />Agar tak kulihat dan kudengar<br />Kedengkian yang mungkin benam<br /><br />Memang aku jatuh<br />Dalam cengkeramanmu<br />Sunggu aku minta<br /><br />Teruskanlah kau bernyanyi<br />Kan ku dengar itu pasti<br />Teruskanlah kau bernyanyi<br />Dan jangan lagumu terhenti<br /><br /><br /> <br />Kereta Tiba Pukul Berapa<br /><br /><br />Hilang sabar dihati<br />Dan tak terbendung lagi waktu itu<br />Lama memang kutunggu<br />Kedatanganmu sobat karibku<br /><br />Datang telegram darimu<br />(Tiba kabar darimu)<br />Dua hari yang lalu (tunggu aku)<br />Di stasiun kereta itu pukul satu<br /><br />Kupacu sepeda motorku<br />Jarum jam tak mau menunggu maklum rindu<br />Traffic light aku lewati<br />Lampu merah tak peduli jalan terus (asik)<br /><br />Didepan (dimuka) ada polantas<br />Wajahnya begitu buas<br />Tangkap aku<br /><br />Tawar menawar harga pas tancap gas<br /><br />Sampai stasiun kereta pukul setengah dua<br />Duduk aku menunggu tanya loket dan penjaga<br />Kereta tiba pukul berapa?<br /><br />Biasanya kereta terlambat<br />Dua jam mungkin biasa (rusak lo)<br /><br />Biasanya kereta terlambat<br />Dua jam cerita lama<br /><br /><br /><br />Salah Siapa<br /><br />Kala surya kan tiba<br />Tuk menyinari semua<br />Isi alam semesta<br /><br />Embun pagi gelisah<br />Enggan untuk berpisah<br />Ingin lenyapkan hati yang resah<br /><br />Jauh jauh kau datang<br />Hanya untuk memandang<br />Betapa indah alam<br /><br />Sekejap kau terdiam<br />Saat senja kan jelang<br />Tangis perpisahan tak tertahan<br /><br />Oh<br />Adakah semua ini Engkau ciptakan<br />Berapa dosa yang telah ia lakukan<br />Tiada damai di hati ia rasakan<br /><br />Siapa kan menjawabnya?<br />Jika ia ingin bertanya<br /><br />Salahku dimana?<br />Tunjukkan dimana?<br />Yang ini salah siapa?<br /><br /><br />Celoteh Camar Tolol Dan Cemar<br /><br />Api menjalar dari sebuah kapal<br />Jerit ketakutan<br />Keras melebihi gemuruh gelombang<br />Yang datang<br /><br />Sejuta lumba lumba mengawasi cemas<br />Risau camar membawa kabar<br />Tampomas terbakar<br />Risau camar memberi salam<br />Tampomas Dua tenggelam<br /><br />Asap kematian<br />Dan bau daging terbakar<br />Terus menggelepar dalam ingatan<br /><br />Hatiku rasa<br />Bukan takdir tuhan<br />Karena aku yakin itu tak mungkin<br /><br />Korbankan ratusan jiwa<br />Mereka yang belum tentu berdosa<br />Korbankan ratusan jiwa<br />Demi peringatan manusia<br /><br />Korbankan ratusan jiwa<br />Mereka yang belum tentu berdosa<br />Korbankan ratusan jiwa<br />Demi peringatan manusia<br /><br />Bukan bukan itu<br />Aku rasa kita pun tahu<br />Petaka terjadi<br />Karena salah kita sendiri<br /><br />Datangnya pertolongan<br />Yang sangat diharapkan<br />Bagai rindukan bulan<br />Lamban engkau pahlawan<br />Celoteh sang camar<br /><br />Bermacam alasan<br />Tak mau kami dengar<br />Di pelupuk mata hanya terlihat<br />Jilat api dan jerit penumpang kapal<br /><br />Tampomas sebuah kapal bekas<br />Tampomas terbakar di laut lepas<br />Tampomas tuh penumpang terjun bebas<br />Tampomas beli lewat jalur culas<br />Tampomas hati siapa yang tak panas<br />Tampomas kasus ini wajib tuntas<br />Tampomas koran koran seperti amblas<br />Tampomas pahlawanmu kurang tangkas<br />Tampomas cukup tamat bilang naas<br /><br />Asmara Tak Secengeng Yang Aku Kira<br /><br />Bekas tapak tapak sepatu<br />Yang kupakai selalu ikuti<br />Kemana ku berjalan<br /><br />Debu dan keringat<br />Yang ada diatas kulit tubuh ini<br />Saksi bisu bahwasannya<br />Tak mudah dan tak segampang<br />Yang selama ini aku sangka tentang asmara<br /><br />Cermin di segala tempat<br />Sahabat terdekat<br />Tak pernah terlambat<br /><br />Menampung setiap ungkapan<br />Mendekap semua keluhan<br />Meraih suka<br />Menangkap tawa<br />Merebut duka<br /><br />Satu cerita dua manusia<br />Terlibat dalam amuk asmara<br />Satu cerita yang memang ada<br />Tak mungkin mati jelas abadi<br />Selama manusia hidup dalam alam ini<br /><br />Maafkan kalau ku salah duga<br />Ternyata asmara itu<br />Tak mudah tak gampang dan tak secengeng<br />Yang kukira yang kusangka<br /><br />Sumbang<br /><br />Kuatnya belenggu besi<br />Mengikat kedua kaki<br />Tajamnya ujung belati<br />Menghujam di ulu hati<br />Sanggupkah tak akan lari<br />Walau akhirnya pasti mati<br /><br />Di kepala tanpa baja<br />Di tangan tanpa senjata<br />Ah itu soal biasa<br />Yang singgah didepan mata kita<br /><br />Lusuhnya kain bendera dihalaman rumah kita<br />Bukan satu alasan untuk kita tinggalkan<br />Banyaknya persoalan yang datang tak kenal kasihan<br />Menyerang dalam gelap<br /><br />Memburu kala haru dengan cara main kayu<br />Tinggalkan bekas biru lalu pergi tanpa ragu<br />Memburu kala haru dengan cara main kayu<br />Tinggalkan bekas biru lalu pergi tanpa ragu<br /><br />Setan setan politik<br />Kan datang mencekik<br />Walau dimasa paceklik<br />Tetap mencekik<br /><br />Apakah selamanya politik itu kejam ?<br />Apakah selamanya dia datang tuk menghantam ?<br />Ataukah memang itu yang sudah digariskan<br />Menjilat, menghasut, menindas, memperkosa hak hak sewajarnya<br /><br />Maling teriak maling<br />Sembunyi balik dinding<br />Pengecut lari terkencing kencing<br /><br />Tikam dari belakang<br />Lawan lengah diterjang<br />Lalu sibuk (kasak kusuk) mencari kambing hitam<br /><br />Selusin kepala tak berdosa<br />Berteriak hingga serak didalam negeri yang congkak<br />Lalu senang dalang tertawa<br />Ya ha ha<br /><br />Berikan Pijar Matahari<br /><br />Terhimpit gelak tertawa<br />Diselah meriah pesta<br />Seribu gembel ikut menari<br />Seribu gembel terus bernyanyi<br /><br />Keras melebihi lagu tuk berdansa<br />Keras melebihi gelegar halilintar<br />Yang ganas menyambar<br /><br />Kuyakin pasti terlihat<br />Dansa mereka begitu dekat<br />Kuyakin pasti terdengar<br />Nyanyi mereka yang hingar bingar<br /><br />Seolah kita tidak mau mengerti<br />Seolah kita tidak mau perduli<br />Pura buta dan pura tuli<br /><br />Mari kita hentikan<br />Dansa mereka<br />Dengan memberi pijar matahari<br />Dengan memberi pijar matahari<br /><br />Terkurung gedung gedung tinggi<br />Wajah murung yang hampir mati<br />Biarkan mereka iri<br />Wajar bila mencaci maki<br /><br />Napas terasa sesak bagai terkena asma<br />Nampak merangkak degup jantung keras berdetak<br />Setiap detik sepertinya hitam<br /><br />Tak sanggup aku melihat<br />Lukamu kawan dicumbu lalat<br />Tak kuat aku mendengar<br />Jeritmu kawan melebihi dentum meriam<br /> <br /><br />Neraka Yang Asyik<br /><br />Oh oh oh kenikmatanmu<br />Oh oh oh memanggil hasratku<br />Bangkitkan khayal biru<br />Memacu rindu dan nafsu<br /><br />Oh oh oh kau wanita cantik<br />Oh oh oh neraka yang asyik<br />Diantara gerakmu<br />Janjikan surga dan madu<br /><br />Setiap jengkal tubuhnya<br />Adalah kemesraan<br />Namun mampu runtuhkan dunia<br />Hanya dengan senyumnya<br /><br />Oh oh oh setan yang menarik<br />Oh oh oh rumit juga unik<br />Semua punya cerita<br />Yang sama tapi berbeda<br /><br />Oh oh oh keindahannya<br />Oh oh oh kelembutannya<br />Hadirkan cinta dendam<br />Damai dan sengketa<br /><br />Setiap jengkal tubuhnya<br />Adalah kemesraan<br />Namun mampu runtuhkan dunia<br />Hanya dengan senyumnya<br /><br />Jalan Yang Panjang Berliku<br /><br />Jalan panjang yang berliku<br />Jalan lusuh dan berbatu<br />Namun kuharus mampu menempuh<br />Bersama beban dibatinku<br /><br />Kudatang berlumur debu<br />Kupergi bersama bayu<br />Diantara gelisah dan ragu<br />Kucoba untuk tetap kukuh<br />Tiadakah tempat kuberteduh<br />Dikala luka membiru<br /><br />Segenggam harapan dalam jiwa<br />Hilang punah tiada kesan<br /><br />Dikegelapan<br /><br />Kumenanti Seorang Kekasih<br /><br />Bila mentari bersinar lagi<br />Hatiku pun ceria kembali (asyik)<br />Kutatap mega tiada yang hitam<br />Betapa indah hari ini<br /><br />Kumenanti seorang kekasih<br />Yang tercantik yang datang dihari ini<br />Adakah dia akan selalu setia<br />Bersanding hidup penuh pesona harapanku<br /><br />Jangan kau tak menepati janji<br />Datanglah dengan kasihmu<br />Andai kau tak datang kali ini<br />Punah harapanku<br /><br /><br />Sunatan Massal<br /><br />Bukan lantaran kerjaan brutal<br />Ujungnya daging harus dipenggal<br />Di bumi insan makin berjejal<br />Hingga terjadi sunatan massal<br /><br />Tersenyum ramah si bapak mantri<br />Kerja borongan dapat rejeki<br />Berbondong bondong bocah sekompi<br />Mesti dipotong ya disunatin<br /><br />Si bapak mantri bukannya bengis<br />Meskipun tampak sedikit sadis<br />Kerinyut hidung bocah meringis<br />Sedikit tangis anunya diiris<br /><br />Buyung menginjak masa remaja<br />Seiring doa ayah dan bunda<br />Sebagai bekal masa depannya<br />Agar menjadi anak yang berguna<br /><br />Hei sunatan massal<br />Aha aha<br />Sunatan massal<br />Aha aha<br />Ditonton orang berjubal jubal<br />Banyak tercecer sepatu dan sandal<br /><br />Hei hari bahagia<br />Aha aha<br />Bersuka ria<br />Aha aha<br />Ada yang berjoget tari India<br />Stambul cha-cha dan tari rabana<br /><br />Hei sunatan massal<br />Aha aha<br />Ditonton orang<br />Sunatan massal berjubal jubal<br />Banyak tercecer sepatu dan sandal<br /><br /><br />Barang Antik<br /><br />Berjalan tersendat<br />Diantara sedan sedan licin mengkilat<br />Dengan warna pucat<br />Dan badan penuh cacat sedikit berkarat<br /><br />Hei oplet tua dengan bapak sopir tua<br />Cari penumpang dipinggiran ibukota<br />Sainganmu mikrolet, bajai dan bis kota<br />Kini kau tersingkirkan oleh mereka<br /><br />Bagai kutu jalanan<br />Di tengah tengah kota metropolitan<br />Cari muatan<br />Untuk nguber setoran sisanya buat makan<br /><br />Hei oplet tua dengan bapak sopir tua<br />Cari penumpang dipinggiran ibukota<br />Sainganmu mikrolet, bajai dan bis kota<br />Kini kau tersingkirkan oleh mereka<br /><br />Berjalan zig zag ngebut<br />Nggak peduli walau mobil sudah butut<br />Suara bising ribut<br />Yang keluar dari knalpotmu bagai kentut<br /><br />Hei oplet tua dengan bapak sopir tua<br />Cari penumpang dipinggiran ibukota<br />Sainganmu mikrolet, bajai dan bis kota<br />Kini kau tersingkirkan oleh mereka<br /><br />Oh bapak tua<br />Pemilik oplet tua<br />Tunggu nanti di tahun dua ribu satu<br />Mungkin mobilmu<br />Jadi barang antik<br />Yang harganya selangit<br /><br />Oh bapak tua<br />Pemilik oplet tua<br />Tunggu nanti di tahun dua ribu satu<br />Mungkin opletmu<br />Jadi barang nyentrik<br />Yang harganya selangit<br /><br />Tante Lisa<br /><br />Dirumah megah ada seorang nyonya<br />Ramping bodinya<br />Lagaknya centil dan tak mau kalah<br />Dengan gadis remaja<br /><br />Melirik matanya<br />Bila melihat pemuda<br />Yang gagak perkasa<br />Apalagi dia orang kaya<br /><br />Hei tante Lisa<br />Wajahmu kini semakin mempesona<br />Hei tante Lisa<br />Setahun sudah kau jadi janda<br /><br />Perceraian terjadi<br />Gara gara sang suami<br />Tak tahan melihat<br />Tante Lisa bercumbu dengan tetangga<br /><br />Hei tante Lisa<br />Wajahmu kini semakin mempesona<br />Hei tante Lisa<br />Setahun sudah kau jadi janda<br /><br />Hei tante Lisa<br />Banyak tuan tuan berkencan bersamamu<br />Hei tante Lisa<br />Lihat usiamu yang semakin tua<br /><br /><br />Jangan Bicara<br /><br />Jangan bicara soal idealisme<br />Mari bicara berapa banyak uang dikantong kita<br />Atau berapa dahsyatnya<br />Ancaman yang membuat kita terpaksa onani<br /><br />Jangan bicara soal nasionalisme<br />Mari bicara tentang kita yang lupa warna bendera sendiri<br />Atau tentang kita yang buta<br />Bisul tumbuh subur diujung hidung yang memang tak mancung<br /><br />Jangan perdebatkan soal keadilan<br />Sebab keadilan bukan untuk diperdebatkan<br />Jangan cerita soal kemakmuran<br />Sebab kemakmuran hanya untuk anjing si tuan Polan<br /><br />Lihat disana<br />Si Urip meratap<br />Di teras marmer direktur murtad<br /><br />Lihat disana<br />Si Icih sedih<br />Diranjang empuk waktu majikannya menindih<br /><br />Lihat disana<br />Parade penganggur<br />Yang tampak murung ditepi kubur<br /><br />Lihat disana<br />Antrian pencuri<br />Yang timbul sebab nasinya dicuri<br /><br />Jangan bicara soal runtuhnya moral<br />Mari bicara tentang harga diri yang tak ada arti<br />Atau tentang tanggung jawab<br />Yang kini dianggap sepi<br /><br /><br />Serdadu<br /><br />Isi kepala di balik topi baja<br />Semua serdadu pasti tak jauh berbeda<br />Tak peduli perwira bintara atau tamtama<br />Tetap tentara<br /><br />Kata berita gagah perkasa<br />Apalagi sedang kokang senjata<br />Persetan siapa saja musuhnya<br />Perintah datang karang pun dihantam<br /><br />Serdadu seperti peluru<br />Tekan picu melesat tak ragu<br />Serdadu seperti belati<br />Tak dirawat tumpul dan berkarat<br /><br />Umpan bergizi titah bapak menteri<br />Apakah sudah terbukti ?<br />Bila saja masih ada buruknya kabar burung<br />Tentang jatah prajurit yang di kentit<br /><br />Serdadu seperti peluru<br />Tekan picu melesat tak ragu<br />Serdadu seperti belati<br />Tak dirawat tumpul dan berkarat<br /><br />Lantang suaramu otot kawat tulang besi<br />Susu telur kacang hijau ekstra gizi<br />Runtuh dan tegaknya keadilan negeri ini<br />Serdadu harus tahu pasti<br /><br />Serdadu baktimu kami tunggu<br />Tolong kantongkan tampang serammu<br />Serdadu rabalah dada kami<br />Gunakan hati jangan pakai belati<br /><br />Serdadu jangan mau di suap<br />Tanah ini jelas meratap<br />Serdadu hoi jangan lemah syahwat<br />Nyonya pertiwi tak sudi melihat<br /><br /><br />Maaf Cintaku<br /><br />Ingin kuludahi mukamu yang cantik<br />Agar kau mengerti bahwa kau memang cantik<br />Ingin kucongkel keluar indah matamu<br />Agar engkau tahu memang indah matamu<br /><br />Harus kuakui bahwa aku pengecut<br />Untuk menciummu juga merabamu<br />Namun aku tak takut untuk ucapkan<br />Segudang kata cinta padamu<br /><br />Mengertilah<br />Perempuanku<br /><br />Jalan masih teramat jauh<br />Mustahil berlabuh<br />Bila dayung tak terkayuh<br /><br />Maaf cintaku<br />Aku menggurui kamu<br /><br />Mengertilah<br />Perempuanku<br /><br />Jalan masih teramat jauh<br />Mustahil berlabuh<br />Bila dayung tak terkayuh<br /><br />Maaf cintaku<br />Aku nasehati kamu<br /><br />Maaf cintaku<br />Aku menggurui kamu<br /><br />Maaf cintaku<br />Aku nasehati kamu<br /><br />Maaf cintaku<br />Aku menggurui kamu<br /><br />Tolong Dengar Tuhan<br /><br />Oh Tuhan<br />Apakah kau dengar?<br />Jerit umatmu<br />Diselah tebalnya debu<br /><br />Oh Tuhan<br />Adakah kau murung?<br />Melihat beribu wajah berkabung<br />Disisa gelegar Galunggung<br /><br />Oh Tuhan<br />Tamatkan saja<br />Cerita pembantaian orang desa<br />Yang jelas hidup tak manja<br /><br />Oh Tuhan<br />Katanya engkau maha bijaksana<br />Tolong Galunggung pindahkan ke kota<br />Dimana tempat segala macam dosa<br /><br />Berat beban kau datangkan<br />Pada mereka disana<br />Cela apa nista apa<br />Hingga engkau begitu murka<br />Sungguh ku tak mengerti<br /><br />Hingar tangis karena adabmu<br />Setiap detik duka berpadu<br />Semakin keras jerit tak puas<br />Dari mereka yang resah bertanya<br />Adilkah keputusanmu?<br /><br />Acap kali rintih memaki<br />Setiap duka tuding Ilahi<br />Jangan salahkan kecewa kami<br />Bosan dalam irama takdirmu<br />Walau ku tak terganggu<br /><br />Bukankah kau maha tahu<br />Pengasih penyayang<br />Namun mengapa selalu saja<br />Itu hanya cerita<br /><br />Oh Tuhan<br />Tolong hentikan<br />Oh Tuhan<br />Dengar rintihan<br /><br />Amuk lahar yang datang hanguskan bumi<br />Tinggalkan arang penghuni desa pergi<br />Gemuruh batu hancurkan saudaraku<br />Ulurkan tangan bantulah sesamamu<br /><br />Tuhan<br />Salah apakah mereka?<br /><br />Asmara dan Pancaroba<br /><br />Awan hitam semakin legam<br />Hujan panas silih berganti<br />Gelombang panas menyengat bumi<br />Insan merintih tak berhenti<br /><br />Rintih tangis di malam hari<br />Jerit pilu menyayat kalbu<br />Wajah sendu menanti pagi<br />Hujan badai berhenti<br /><br />Kicau burung ramai bernyanyi<br />Tanda musim berganti<br />Kasihku kan datang berlari<br />Menjemput hatiku yang sepi<br /><br />Kini ku bersama kembali<br />Seperti dahulu berseri<br />Asmaraku yang telah pergi<br />Kini bersemi lagi<br /><br /><br />Azan Subuh Masih Di Telinga<br /><br />Ketika fajar menjelang<br />Terlihat dia melangkah enggan<br />Seirama dengan dendang subuh<br />Yang singgah di hati keruh<br /><br />Sempit jalan berdesak bangunan<br />Memandang sinis mendakwa bengis<br />Perempuan satu dan hitamnya waktu<br /><br />Dihapusnya gincu dengan ujung baju<br />Dibuangnya dengus birahi sejuta tamu<br /><br />Hari pagi menyambut kau kembali<br />Mengusap nadi mengelus hati<br />Sesal di hatimu kian mengganggu<br /><br />Kau reguk habis semua doa doa<br />Dari surau depan rumah yang kau sewa<br />Tak terasa surya duduk di kepala<br />Azan subuh masih di telinga<br /><br />Terdengar renyah tawa gadis sekolah<br />Menyibak tabir cerita lama<br />Didepan retaknya cermin yang telah usang<br />Menari dia seperti dahulu<br /><br />Terdengar pelan ketuk pintu<br />Tegur anakmu buyarkan lamunan<br />Perempuan satu kian terbelenggu<br /><br />Dihapusnya gincu dengan ujung baju<br />Dibuangnya dengus birahi sejuta tamu<br /><br /><br />Berkacalah Jakarta<br /><br />Langkahmu cepat seperti terburu<br />Berlomba dengan waktu<br />Apa yang kau cari belumkah kau dapati<br />Diangkuh gedung gedung tinggi<br /><br />Riuh pesta pora sahabat sejati<br />Yang hampir selalu saja ada<br /><br />Isyaratkan enyahlah pribadi<br /><br />Lari kota Jakarta lupa kaki yang luka<br />Mengejek langkah kura kura<br />Ingin sesuatu tak ingat bebanmu<br />Atau itu ulahmu kota<br /><br />Ramaikan mimpi indah penghuni<br /><br />Jangan kau paksakan untuk berlari<br />Angkuhmu tak peduli<br />Luka di kaki<br /><br />Jangan kau paksakan untuk tetap terus berlari<br />Bila luka di kaki belum terobati<br />Berkacalah Jakarta<br /><br />Lari kota Jakarta lupa kaki yang luka<br />Mengejek langkah kura kura<br />Ingin sesuatu tak ingat bebanmu<br />Atau itu ulahmu kota<br /><br />Ramaikan mimpi indah penghuni<br /><br />Jangan kau paksakan untuk berlari<br />Angkuhmu tak peduli<br />Luka di kaki<br /><br />Jangan kau paksakan untuk tetap terus berlari<br />Bila luka di kaki belum terobati<br />Berkacalah Jakarta<br /><br /><br />Rindu Tebal<br /><br />Sewindu sudah lamanya waktu<br />Tinggalkan tanah kelahiranku<br />Rinduku tebal kasih yang kekal<br />Detik ke detik bertambah tebal<br /><br />Pagi yang kutelusuri<br />Riuh tak bernyanyi<br />Malam yang aku jalani<br />Sepi tak berarti<br /><br />Saat kereta mulai berjalan<br />Rinduku tebal tak tertahankan<br /><br />Terlintas jelas dalam benakku<br />Makian bapak usir ku pergi<br />Hanya menangis yang emak bisa<br />Dengan terpaksa kutinggalkan desa<br /><br />Seekor kambing kucuri<br />Milik tetangga tuk makan sekeluarga<br />Bapak tak mau mengerti<br />Hilang satu anak tuk harga diri<br /><br />Aku pergi meninggalkan coreng hitam dimuka bapak<br />Yang membuat malu keluargaku<br />Kuingin kembali mungkinkah mereka mau terima<br />Rinduku<br /><br />Maafkan semua kesalahanku<br />Kursi kereta yang pasti tahu<br /><br /><br /><br />Sugali<br /><br />Sua sua sua suara berita<br />Tertulis dalam koran<br />Tentang seorang lelaki yang sering keluar masuk bui<br />Jadi buronan polisi<br /><br />Dar der dor suara senapan<br />Sugali anggap petasan<br />Tiada rasa ketakutan punya ilmu kebal senapan<br />Semakin lupa daratan<br /><br />Lihat sugali menari<br />Di lokasi WTS kelas teri<br />Asik lembur sampai pagi<br />Usai garong hambur uang peduli setan<br /><br />Di di du Di du da di du<br />Di di du di du du<br />Di di du Di du da di du<br />Di du da di du di da di du di da du<br /><br />Ramai gunjing tentang dirimu<br />Yang tak juga hinggap rasa jemu<br />Suram hari depanmu<br /><br />Rasa was was mata beringas<br />Menunggu datang peluru yang panas<br />Di waktu hari naas<br /><br />Oh bisik jangkrik ditengah malam<br />Tenggelam dalam suara letusan<br />Kata berita di mana mana<br />Tentang Sugali tak tenang lagi dan lari sembunyi<br /><br />Tar ter tor suara senapan<br />Sugali anggap petasan<br />Tiada rasa ketakutan punya ilmu kebal senapan<br />Sugali makin keranjingan<br /><br />Lihat sugali menari<br />Di lokasi WTS kelas teri<br />Asik joget sampai lecet<br />Genit gelitik cewek binal paling busyet<br /><br />Nak<br /><br />Jauh jalan yang harus kau tempuh<br />Mungkin samar bahkan mungkin gelap<br />Tajam kerikil setiap saat menunggu<br />Engkau lewat dengan kaki tak bersepatu<br /><br /><br />Duduk sini nak dekat pada bapak<br />Jangan kau ganggu ibumu<br />Turunlah lekas dari pangkuannya<br />Engkau lelaki kelak sendiri<br /><br />Siang Seberang Istana<br /><br />Seorang anak kecil bertubuh dekil<br />Tertidur berbantal sebelah lengan<br />Berselimut debu jalanan<br /><br />Rindang pohon jalan menunggu rela<br />Kawan setia sehabis bekerja<br />Siang di seberang sebuah istana<br />Siang di seberang istana sang raja<br /><br />Kotak semir mungil dan sama dekil<br />Benteng rapuh dari lapar memanggil<br />Gardu dan mata para penjaga<br />Saksi nyata yang sudah terbiasa<br /><br />Tamu negara tampak terpesona<br />Mengelus dada gelengkan kepala<br />Saksikan perbedaan yang ada<br /><br />Sombong melangkah istana yang megah<br />Seakan meludah diatas tubuh yang resah<br />Ribuan jerit didepan hidungmu (matamu)<br />Namun yang ku tahu tak terasa mengganggu<br /><br />Gema azan ashar sentuh telinga<br />Buyarkan mimpi sikecil siang tadi<br />Dia berdiri malas melangkahkan kaki<br />Diraihnya mimpi digenggam tak dilepaskan lagi<br /><br /><br />Kaum Urbanis<br /><br />Bersama mereka ku datang<br />Perempuan penjual kembang<br />Anak ganas dan pasanda<br /><br />Menuju negeri yang penuh dengan peraturan<br />Sedang keadaan tak pernah menjadi mapan<br /><br />Bukalah pintu dan jendela<br />Dengarkanlah nyanyian kami<br /><br />Penari Jalanan<br /><br />Berbedak dan bergincu<br />Menutupi mukanya yang berkerut<br />Selendang biru dipundaknya<br />Melengkapi dandanannya<br />Seorang penari jalanan<br /><br />Menawarkan senyumnya<br />Pada orang yang melingkarinya<br />Menari dan menyanyi<br />Diiringi gamelan tua<br />Sementara anaknya tertidur dibuai lagu ibunya<br /><br />Penari jalanan yang terbuang dijalanan<br />Menari dan menyanyi setiap malam<br />Keringat menghapus bedakmu<br />Tinggallah wajah yang tua<br />Diremangnya sinar lampu<br /><br />Ketika anaknya terbangun<br />Dilihat ibunya masih menari<br />Lalu dia tertidur kembali<br />Berjanji pada diri sendiri<br />Kelak untuk menggantikan ibunya<br /><br />Penari jalanan yang terbuang dijalanan<br />Menari dan menyanyi setiap malam<br />Keringat menghapus bedakmu<br />Tinggallah wajah yang tua<br />Diremangnya sinar lampu<br /><br />Warijem Dan Tukiman<br /><br />Ini kisah percintaan asli<br />Antara Tukiman dan Warijem<br />Status Warijem perawan sexy yang merangsang<br />Status Tukiman duda bulukan yang serampangan<br />Cinta mereka bersemi<br />Dibawah jembatan Semanggi<br /><br />Disaksikan dengus mesin<br />Yang melintas diatas kepala<br />Senyum Warijem tak pernah hilang tebuang<br />Senyum Tukiman dibalik kumis melintang<br />Cinta mereka bersemi<br />Di dinding nurani Semanggi<br /><br />Bulan bintang<br />Dingin malam<br />Desir angin<br />Lampu taman<br /><br />Saksikan Warijem<br />Saksikan Tukiman<br />Warijem Tukiman<br />Disaksikan malam<br /><br />Saksikan Warijem<br />Saksikan Tukiman<br />Warijem Tukiman<br />Disaksikan malam<br /><br />Sayang cinta kasih mereka<br />Tak dapat dilanjutkan<br />Sebab sepasukan hansip keburu turun tangan<br />Tukiman Warijem diseret kemanan<br />Karena ketahuan main gelut-gelutan<br />Di rerumputan<br /><br /><br />Timur Tengah II / Bakar<br /><br />Tuhan tolong dengarkan<br />Nyanyian pinggir jalan<br />Malam dibawah bulan<br />Dalam waktu yang rawan<br /><br />Marah dibawah tanah<br />Dilangit ada merah<br />Menuju satu arah<br />Bakar bakar<br /><br />Disana ada bohong<br />Disana ada mayat<br />Disana ada suara<br />Bom bom<br /><br />Raut muka resah<br />Orang orang susah<br />Ada banyak mata<br />Buta<br /><br />Resah luka kaki<br />Semakin menjadi<br />Ada banyak kuping (telinga)<br />Tuli<br /><br />Malam hampir pagi<br />Debu jalan datang lagi<br />Malam hampir pagi<br />Bising mesin bunyi lagi<br /><br />Malam hampir pagi<br />Kelicikan mulai lagi<br />Malam hampir pagi<br />Teriakku hilang lagi<br /><br />Serenade<br /><br />Aku ingin nyanyikan lagu<br />Buat orang orang yang tertindas<br />Hidup di alam bebas<br />Dengan jiwa yang terpapas<br />Dengan jiwa yang terpapas<br /><br />Kenapa harus takut pada matahari ?<br />Kepalkan tangan dan halau setiap panasnya<br />Kenapa harus takut pada malam hari ?<br />Nyalakan api dalam hati usir segala kelamnya<br /><br />Aku ingin nyanyikan lagu<br />Bagi kaum kaum yang terbuang<br />Kehilangan semangat juang<br />Terlena dalam mimpi panjang<br />Ditengah hidup yang bimbang<br /><br />Kenapa harus takut pada matahari ?<br />Kepalkan tangan dan halau setiap panasnya<br />Kenapa harus takut pada malam hari ?<br />Nyalakan api dalam hati usir segala kelamnya<br /><br />Di lorong lorong lorong jalan<br />Di kolong kolong kolong jembatan<br />Di kaki kaki kaki lima<br />Di bawah menara<br />Kau masih mendekap derita<br />Kau masih mendekap derita<br /><br />Kenapa harus takut pada matahari ?<br />Kepalkan tangan dan halau setiap panasnya<br />Kenapa harus takut pada malam hari ?Nyalakan api dalam hati usir segala kelamnya<br /><br />Aku ingin nyanyikan lagu<br />Tanpa kemiskinan dan kemunafikan<br />Tanpa air mata dan kesengsaraan<br />Agar dapat melihat surga<br />Agar dapat melihat surga<br /><br />Kenapa harus takut pada matahari ?<br />Kepalkan tangan dan halau setiap panasnya<br />Kenapa harus takut pada malam hari ?<br />Nyalakan api dalam hati usir segala kelamnya<br /><br />Senandung Istri Bromocorah<br /><br />Nak berhentilah<br />Jangan sekolah bapakmu sudah tak kerja<br />Nak jangan menangis<br />Memang begini keadaannya<br /><br />Pangkalan jatah ditoko toko dan diparkiran<br />Sudah bukan milik bapak lagi<br /><br />Nak mari berdoa<br />Agar bapak selamat dari penembakan<br />Berita gencar<br />Disetiap lembaran koran<br />Tentang dibunuhnya para bromocorah<br /><br />Maafkan bapakmu anakku<br />Yang tak bisa membesarkanmu<br />Jangan kau benci bapakmu<br />Entah bagaimana masa depanmu<br />Entah bagaimana hari depanmu<br /><br />Oh anakku<br />Jangan kau ikuti jejak bapakmu<br /><br />Nak mari berdoa<br />Agar bapak selamat dari penembakan<br />Berita gencar<br />Disetiap lembaran koran<br />Tentang dibunuhnya para bromocorah<br /><br />Maafkan bapakmu anakku<br />Yang tak bisa membesarkanmu<br />Jangan kau benci bapakmu<br />Entah bagaimana masa depanmu<br />Entah bagaimana hari depanmu<br /><br />Oh anakku<br />Jangan kau ikuti jejak bapakmu<br /><br /><br />2 Menit 10 Detik<br /><br />Yang menangis di ketiakku<br />Engkaukah itu perempuanku?<br /><br />Diamlah diamlah<br />Berhentilah berhentilah<br />Sebentar<br /><br />Yang tertawa di nganga luka<br />Engkaukah itu betinaku?<br /><br />Puaskah hatimu?<br />Teruslah tertawa<br />Hingar<br /><br />Kupaksa Untuk Melangkah<br /><br />Kulangkahkan kakiku yang rapuh<br />Tinggalkan sepi kota asalku<br /><br />Saat pagi buta<br />Sandang gitar usang<br />Ku coba menantang<br />Keras kehidupan<br /><br />Datangi rumah rumah tak jemu<br />Petik tali tali senar gitarku<br /><br />Dari tenda ke tenda<br />Warung yang terbuka<br />Lantang nyanyikan lagu<br />Oh memang kerjaku<br /><br />Tak pasti jalur jalan hidup<br />Ku tunggu putaran roda nasib<br />Ku coba paksakan untuk melangkah<br /><br />Sementara<br />Kerikil kerikil tajam menghadang<br />langkahku<br /><br /><br />Krisis Pemuda<br /><br />Bermacam macam tuduhan<br />Yang menimpa pemuda<br />Bermacam macam sindiran<br />Menyelimuti hidup pemuda<br /><br />Tak ada yang mau mengerti<br />Akan segala kemampuannya<br />Dan tak ada yang mau peduli<br />Mengapa sampai jadi korban<br />Kelinci kelinci percobaan<br /><br />Semua sibuk dengan kekayaan<br />Semua sibuk dengan alasan<br />Seakan melepas kasih sayangnya<br /><br />Dimana kusumbangkan tenaga<br />Demi laju bangun negara<br />Tapi tak sempat ku berbicara<br />Lowongan kerja tak kudapatkan<br /><br />Sistim koneksi<br />Sistim famili<br />Merajalela di setiap instansi<br /><br />Sistim koneksi<br />Sistim famili<br />Merajalela di setiap instansi<br /><br />Oh oh oh oh<br />Krisis pemuda<br />Melanda negeri tercinta (Indonesia)<br /><br />Oh oh oh oh<br />Krisis pemuda<br />Melanda negeri tercinta (Indonesia)<br /><br /><br />Kembang Pete<br /><br />Kuberikan padamu<br />Setangkai kembang pete<br />Tanda cinta abadi<br />Namun kere<br /><br />Buang jauh jauh<br />Impian mulukmu<br />Sebab kita tak boleh<br />Bikin uang palsu<br /><br />Kalau diantara kita jatuh sakit<br />Lebih baik tak usah ke dokter<br />Sebab ongkos dokter disini<br />Terkait di awan tinggi<br /><br />Cinta kita cinta jalanan<br />Yang tegar mabuk di persimpangan<br />Cinta kita cinta jalanan<br />Yang sombong menghadap keadaan<br /><br />Semoga hidup kita bahagia<br />Semoga hidup kita sejahtera<br />Semoga hidup kita bahagia<br />Semoga hidup kita sejahtera<br /><br />Kuberikan untukmu<br />Sebuah batu akik<br />Tanda sayang batin<br />Yang tercekik<br /><br />Rawat baik baik<br />Walau kita terjepit<br />Dari kesempatan<br />Yang semakin sempit<br /><br />Cinta kita cinta jalanan<br />Yang tegar mabuk di persimpangan<br />Cinta kita cinta jalanan<br />Yang sombong menghadap keadaan<br /><br />Semoga hidup kita bahagia<br />Semoga hidup kita sejahtera<br />Semoga hidup kita bahagia<br />Semoga hidup kita sejahtera<br /><br />Semoga hidup kita bahagia<br />Semoga hidup kita sejahtera<br />Semoga hidup kita bahagia<br />Semoga hidup kita sejahtera<br /><br />P.H.K.<br /><br />Lelaki renta setengah baya<br />Geram di trotoar jalan<br />Saat panas tikam kepala<br />Seorang buruh disingkirkan<br /><br />Bising mesin menyulut resah<br />Masih bisa engkau pendam<br />Canda anak istri dirumah<br />Bangkitkan kau untuk bertahan<br /><br />Oh yaya Oh yaya Oh Yaa<br />Oh yaya Oh yaya Oh Yaa<br /><br />Pesangon yang engkau kantongi<br />Tak cukup redakan gundah<br />Tajam pisau kepalan tangan<br />Antar kau ke pintu penjara<br /><br />Oh yaya Oh yaya Oh Yaa<br />Oh yaya Oh yaya Oh Yaa<br /><br />Sedanau nanah dari matamu<br />Tak mampu jatuhkan hati mereka<br />Serimba luka didalam jiwa<br />Juga tak berarti<br /><br />Hitam benak kini mulai akrab<br />Hitam benar isi hari harimu<br /><br />Kau tafakur dibalik jeruji pengap<br />Kau menjerit coba melawan<br /><br /><br />Nona<br /><br />Sudah cukup jauh<br />Perjalanan ini<br />Lewati duka lewati tawa<br />Lewati segala persoalan<br /><br />Kucoba berkaca<br />Pada jejak yang ada<br />Ternyata aku sudah tertinggal<br />Bahkan jauh tertinggal<br /><br />Bodohnya diriku<br />Tak percaya padamu<br />Lalu sempat aku berfikir<br />Untuk tinggalkan kamu<br /><br />Nona maafkan aku<br />Nona peluklah aku<br />Nona begitu perkasanya dirimu<br /><br />Yakiniku<br /><br />Nona marahlah padaku<br />Nona<br />Nonaku<br /><br />Aku tak peduli<br />Apa kata mereka<br />Hari ini engkau disini<br />Esok tetap disini<br /><br />Nona maafkan aku<br />Nona peluklah aku<br />Nona begitu perkasanya dirimu<br />Yakiniku<br /><br />Nona marahlah padaku<br />Nona Nonaku<br /><br />Nona maafkan aku<br />Nona nona nona nonaku<br />Nona nona nona nonaku<br /><br />Perempuan Malam<br /><br />Perempuan malam mandi di kali<br />Buih buih busa sampo ketengan<br />Di atas kepala lewat kereta<br />Yang berjalan lamban nakal menggoda<br /><br />Disambut tawa renyah memecah langit<br />Dengus kereta semakin hening<br /><br />Semua noda coba dibersihkan<br />Namun masih saja terlihat kotor<br />Karena kereta kirimkan debu<br />Yang datang tak mampu ia tepiskan<br /><br />Perempuan malam kenakan handuknya<br />Setelah usap seluruh tubuhnya<br /><br />Hangatkan tubuh di cerah pagi<br />Pada matahari<br />Keringkan hati yang penuh tangis<br />Walau hanya sesaat<br /><br />Segelas kopi sebatang rokok<br />Segurat catatan yang tersimpan<br />Perempuan malam menunggu malam<br />Untuk panjangnya malam<br /><br />Perempuan malam diikat tali<br />Di hidup di mimpi di hatinya<br />Aku hanya lihat dari jembatan<br />Tanpa mampu untuk melepaskan<br /><br />Perempuan malam dipinggir jerami<br />Nyanyikan doa nyalakan api<br /><br />Perempuan malam dipinggir jerami<br />Nyanyikan doa nyalakan api<br />14 April 2006<br /><br />Pinggiran Kota Besar<br /><br />Pinggiran kota besar<br />Nafasmu makin bingar<br />Kudengar dari sini<br />Bagai nyanyiannya oh<br /><br />Cerobong asap pabrik<br />Berlomba ludahi langit<br />Barisan mobil besar<br />Gelisah angkut barang<br /><br />Ada kabar engkau tuli<br /><br />Pinggiran kota besar<br />Kulihat tidur mendengkur<br />Diranjang banyak orang<br />Peduli kau bermimpi<br /><br />Selagi cukup nyenyak<br />Asiknya buang kotoran<br />Lukai hari kami<br />Cemari hati ini<br /><br />Ada kabar engkau buta<br /><br />Sungai kotor bau dan beracun<br />Penuh limbah kimia<br />Kita mandi mencuci disana<br />Lihatlah lihatlah<br /><br />Ikan ikan pergi atau mati<br />Tak kulihat yang pasti<br />Kau yang tidur bangunlah segera<br />Lihatlah lihatlah<br /><br />Telanjang anak kecil<br />Berenang disungai kotor<br />Tertawa riang bercanda<br />Sambil menggaruk koreng<br /><br />Pinggiran kota besar<br />Merasa tidur terganggu<br />Beranjak dari ranjang<br />Tutup pintu jendela<br />Nutup pintu jendela<br /><br />Sungai kotor bau dan beracun<br />Penuh limbah kimia<br />Kita mandi mencuci disana<br />Lihatlah lihatlah<br /><br />Ikan ikan pergi atau mati<br />Tak kulihat yang pasti<br />Kau yang tidur bangunlah segera<br />Lihatlah lihatlah<br /><br />Hitam kaliku<br />Hitam legam hatiku<br />Legam hariku<br />Legam hitam kaliku<br /><br />Bento<br /><br />Namaku Bento rumah real estate<br />Mobilku banyak harta berlimpah<br />Orang memanggilku boss eksekutif<br />Tokoh papan atas atas segalanya<br />Asyik<br /><br />Wajahku ganteng banyak simpanan<br />Sekali lirik oke sajalah<br />Bisnisku menjagal jagal apa saja<br />Yang penting aku senang aku menang<br /><br />Persetan orang susah karena aku<br />Yang penting asyik sekali lagi<br />Asyik<br /><br />Khotbah soal moral omong keadilan<br />Sarapan pagiku<br />Aksi tipu tipu lobying dan upeti<br />Woow jagonya<br /><br />Maling kelas teri bandit kelas coro<br />Itu kantong sampah<br />Siapa yang mau berguru datang padaku<br />Sebut tiga kali namaku Bento Bento Bento<br />Asyik<br /><br />Condet<br /><br />Kubuka jendela<br />Sapa angin pagi<br />Ringan kau melangkah<br />Songsong hidup ini<br /><br />Hela lenguh lembu<br />Halau burung burung<br />Bocah tawa riang<br />Canda di kali yang jernih<br /><br />Bila malam<br />Tembang di purnama<br />Yang memberi semangat<br />Hidup esok hari<br /><br />Kubuka jendela<br />Maki angin pagi<br />Berat kau melangkah<br />Tuk dapatkan kesempatan<br /><br />Roda teknologi<br />Enyahkan pedati<br />Bias rumah kaca<br />Lubangi paru bumi<br /><br />Syair Ronggowarsito<br />Jerit dan keringat<br />Gemuruhnya Rolling Stones<br /><br />Api revolusi<br />Haruskah padam<br />Digantikan figur yang tak pasti<br /><br /><br />Eseks eseks udug udug (Nyanyian Ujung Gang)<br /><br />Menangis embun pagi yang tak lagi bersih<br />Jubahnya yang putih tak berseri ternoda<br />Daun daun mulai segan menerima<br />Apa daya tetes embun terus berjatuhan<br /><br />Mengalir sungai sungai plastik jantung kota<br />Menjadi hiasan yang harusnya tak ada<br />Udara penuh dengan serbuk tembaga<br />Topeng topeng pelindung harus dikenakan<br /><br />Ini desaku<br />Ini kotaku<br />Ini negeriku<br />Ya<br /><br />Robot robot bernyawa tersenyum menyapaku<br />Selamat datang kawan di belantara batu<br />Kulanjutkan melangkah antara bising malam<br />Mencari tempat mencari harapan<br /><br />Aku melihat<br />Aku bertanya<br />Aku terluka<br />Ya<br /><br />Wahai kawan hei kawan bangunlah dari tidurmu<br />Masih ada waktu untuk kita berbuat<br />Luka di bumi ini milik bersama<br />Buanglah mimpi mimpi<br />Buanglah mimpi mimpi<br /><br />Buanglah mimpi mimpi<br />Buanglah mimpi mimpi<br />Buanglah mimpi mimpi<br />Buanglah mimpi mimpi<br /><br />Air Mata Api<br /><br />Aku adalah lelaki tengah malam<br />Ayahku harimau ibuku ular<br />Aku dijuluki orang sisa sisa<br />Sebab kerap merintih kerap menjerit<br /><br />Temanku gitar temanku lagu<br />Nyanyikan tangis marah dan cinta<br />Temanku niat temanku semangat<br />Yang kian hari kian berkarat semakin berkarat<br /><br />Aku berjalan orang cibirkan mulut<br />Aku bicara mereka tutup hidung<br />Aku tersinggung peduli nilai nilai<br />Aku datangi dengan segunung api<br /><br />Mereka lari ke ketiak ibunya<br />Ku tak peduli marahku menjadi<br />Mereka lari ke meja ayahnya<br />Aku tak mampu tenagaku terkuras<br /><br />Lelaki tengah malam terkulai di tepi malam<br />Lelaki tengah malam terkulai di tepi malam<br />Orang sisa sisa menangis<br />Orang sisa sisa menangis<br /><br />Air matanya<br />Air matanya<br />Air matanya<br />Api<br /><br />Aku berjalan orang cibirkan mulut<br />Aku bicara mereka tutup hidung<br />Aku tersinggung peduli nilai nilai<br />Aku datangi dengan segunung api<br /><br />Mereka lari ke ketiak ibunya<br />Ku tak peduli marahku menjadi<br />Mereka lari ke meja ayahnya<br />Aku tak mampu tenagaku habis terkuras<br /><br />Lelaki tengah malam terkulai di tepi malam<br />Lelaki tengah malam terkulai di tepi malam<br />Orang sisa sisa menangis<br />Orang sisa sisa menangis<br /><br />Air matanya<br />Air matanya<br />Air matanya<br />Api<br /><br />Perjalanan Waktu<br /><br />Pagi telah datang<br />Matahari datang<br />Jelata lewati hari<br />Bersetubuh dengan waktu<br /><br />Wajah wajah legam<br />Matanya membara<br />Membakar bayangan palsu<br />Peti mati diatas langit<br /><br />Oh mereka dihantam kenyataan<br />Oh mereka teriak!<br /><br />Orang orang kalah<br />Tak bisa bicara<br />Tanyakan pada dunia<br />Benarkah mereka kalah<br />Benarkah mereka kalah<br /><br />Menanti batas<br />Batas segala yang tidak ada batasnya<br />Menanti akhir<br />Akhir segala yang tidak ada akhirnya<br /><br />Waktu berlalu<br />Waktu berpacu<br /><br />Doa doa apa saja<br />Caci maki apa saja<br />Doa doa apa saja<br />Caci maki apa saja<br /><br />Doa doa apa saja<br />Caci maki apa saja<br />Doa doa apa saja<br />Caci maki apa saja<br /><br />Mata Dewa<br /><br />Diatas pasir senja pantai Kuta<br />Saat kau rebah di bahu kiriku<br />Helai rambutmu halangi khusukku<br />Nikmati ramah mentari yang pulang<br /><br />Seperti mata dewa<br />Seperti mata dewa<br />Seperti mata dewa<br />Seperti mata dewa<br /><br />Aku berdiri tinggalkan dirimu<br />Waktu sinarnya jatuh di jiwaku<br />Gemuruh ombak sadarkan sombongku<br />Ajaklah aku wahai sang perkasa<br /><br />Seperti mata dewa<br />Seperti mata dewa<br />Seperti mata dewa<br />Seperti mata dewa<br /><br />Yang menangis tinggalkan diriku<br />Yang menangis lupakanlah aku<br />Yang menangis tinggalkan diriku<br />Yang menangis lupakanlah aku<br /><br />Senja di hati<br /><br />Lidah gelombang jilati batinku<br />Belaian karang sampai kejantungku<br />Jingga matahari ajak aku pergi<br />Kasihku tulus setulus indahmu<br /><br />Seperti mata dewa<br />Seperti mata dewa<br />Seperti mata dewa<br />Seperti mata dewa<br /><br />Yang menangis tinggalkan diriku<br />Yang menangis lupakanlah aku<br />Yang menangis tinggalkan diriku<br />Yang menangis lupakanlah aku<br /><br />Senja di hati<br />Seperti mata dewa<br />Seperti mata dewa<br />Senja di hati<br />Seperti mata dewa<br />Senja di hati<br />Seperti mata dewa<br />Senja di hati<br /><br />Bongkar<br /><br />Kalau cinta sudah di buang<br />Jangan harap keadilan akan datang<br />Kesedihan hanya tontonan<br />Bagi mereka yang diperkuda jabatan<br />Oh oh ya oh ya oh ya bongkar<br />Oh oh ya oh ya oh ya bongkar<br /><br />Sabar sabar sabar dan tunggu<br />Itu jawaban yang kami terima<br />Ternyata kita harus ke jalan<br />Robohkan setan yang berdiri mengangkang<br /><br />Oh oh ya oh ya oh ya bongkar<br />Oh oh ya oh ya oh ya bongkar<br />Oh oh ya oh ya oh ya bongkar<br />Oh oh ya oh ya oh ya bongkar<br /><br />Penindasan serta kesewenang wenangan<br />Banyak lagi teramat banyak untuk disebutkan<br />Hoi hentikan hentikan jangan diteruskan<br />Kami muak dengan ketidakpastian dan keserakahan<br /><br />Dijalanan kami sandarkan cita cita<br />Sebab dirumah tak ada lagi yang bisa dipercaya<br />Orang tua pandanglah kami sebagai manusia<br />Kami bertanya tolong kau jawab dengan cinta<br />Oh oh<br /><br />Oh oh ya oh ya oh ya bongkar<br />Oh oh ya oh ya oh ya bongkar<br />Oh oh ya oh ya oh ya bongkar<br />Oh oh ya oh ya oh ya bongkar<br />Kok bisa? Bisa kok!<br /><br />Potret<br /><br />Orang orang resah<br />Berlomba kejar nafkah<br />Demi anak bini<br />Demi sesuap nasi<br /><br />Kuno kuno memang<br />Memang memang kuno<br />Namun kenyataan<br />Kita butuh soal itu<br /><br />Uang dimana uang?<br />Nasi dimana nasi?<br />Uang dimana uang?<br />Nasi dimana nasi?<br /><br />Seperti binatang<br />Bila lapar menerjang<br />Seperti kereta<br />Nafasnya terdengar<br /><br />Lidahnya terjulur<br />Syahwatnya siap lentur<br />Soal harga diri<br />Sudah tak berarti<br /><br />Uang dimana uang?<br />Nasi dimana nasi?<br />Uang dimana uang?<br />Nasi dimana nasi?<br /><br />Pergi kau! Jangan nasehati aku oh ya!<br />Pergi kau! Aku mau uangmu oh ya!<br />Pergi kau! Jangan menggurui aku oh ya!<br />Pergi kau! Aku mau nasimu oh!<br /><br />Anak anak kecil tengadahkan tangan<br />Mainkan tamborin gapai masa depan<br />Tanah lahirku aku cinta kau<br />Bumi darahku aku cium engkau<br /><br /><br /><br />Nocturno<br /><br />Aku rasa hidup tanpa jiwa<br />Orang yang miskin ataupun kaya<br />Sama ganasnya terhadap harta<br />Bagai binatang didalam rimba<br /><br />Kini pikiranku kedodoran<br />Dilanda permainan yang brutal<br />Aku dengar denyut kesadaran<br />Tanganku capek mengetuk pintu<br /><br />Sialan!<br />Sialan!<br /><br />Jaman edan tanpa kewajaran<br />Gambar iklan jadi impian<br />Akal sehat malah dikeluhkan<br />Monyet sinting minta persenan<br /><br />Sialan!<br />Sogokan!<br />Sialan!<br />Sogokan!<br /><br />Aku panggil kamu jiwaku<br />Kugapai kamu dikegelapan<br />Jadilah kamu bintangku<br />Jadilah kamu samuraiku<br /><br />Sialan!<br />Sogokan!<br />Godaan!<br />Sialan!<br />Sogokan!<br />Godaan!<br />Sialan!<br />Godaan!<br /><br />Sialan!<br /> <br />Cinta<br /><br />Orang bicara cinta<br />Atas nama Tuhannya<br />Sambil menyiksa membunuh<br />Berdasarkan keyakinan mereka<br /><br />Orang bicara cinta<br />Atas nama Tuhannya<br />Sambil menyiksa membunuh<br />Berdasarkan keyakinan mereka<br /><br />Air mengalir<br />Angin berhembus<br />Hening<br />Hening<br />Hening<br /><br />Doa doa bergema<br />Mata menetes darah<br />Satu lagi korban jatuh<br />Tradisi lenyap dihisap marah<br /><br />Tuhan ya Tuhan<br />Namamu disebutkan<br />Disaat hidup<br />Waktu sengsara<br />Dipintu mati<br /><br />Tuhan ya Tuhan<br />Tuhan ya Tuhan<br />Tuhan ya Tuhan<br />Tuhan ya Tuhan<br />Tuhan ya Tuhan<br />Tuhan ya Tuhan<br />Cinta<br /><br />Cinta ya cinta<br />Namamu diagungkan<br />Disaat hidup<br />Waktu sengsara<br />Dipintu mati<br /><br />Cinta ya cinta<br />Cinta ya cinta<br />Cinta ya cinta<br />Cinta ya cinta<br />Cinta ya cinta<br />Cinta ya cinta<br />Tuhan<br /><br />Sang Petualang<br /><br />Laut biru begitu lapang<br />Dan gelombang menghalau bosan<br />Petualang bergerak tenang<br />Melihat diri untuk pergi lagi<br /><br />Ya sejenak hanya sejenak<br />Ia membelai semua luka<br />Yang sekejap hanya sekejap<br />Ia merintih pada samudera<br /><br />Sebebas camar engkau berteriak<br />Setabah nelayan menembus badai<br />Seikhlas karang menunggu ombak<br />Seperti lautan engkau bersikap<br /><br />Petualang merasa sunyi<br />Sendiri di hitam hari<br />Petualang jatuh terkapar<br />Namun semangatnya masih berkobar<br /><br />Petualang merasa sepi / merasa sunyi<br />Sendiri dikelam hari<br />Petualang jatuh terkulai<br />Namun semangatnya bagai matahari<br /><br />Sebebas camar engkau berteriak<br />Setabah nelayan menembus badai<br />Seikhlas karang menunggu ombak<br />Seperti lautan engkau bersikap<br /><br />Ya sang petualang terjaga<br />Ya sang petualang bergerak<br />Ya sang petualang terkapar<br />Ya sang petualang sendiri<br /><br />Oh Ya!<br /><br />Andaikata aku di mobil itu<br />Tentu tidak di bus ini<br />Seandainya aku rumah itu<br />Tentu tidak di gubuk ini<br /><br />A a a andaikata<br />Se se se seandainya<br />Oh ya!<br /><br />Kalau saja aku jadi direktur<br />Tentu tidak jadi penganggur<br />Umpamanya aku dapat lotere<br />Tentu saja aku tidak kere<br /><br />Ka ka ka kalau saja<br />U u u umpamanya<br />Oh ya!<br /><br />Oh ya! Ya nasib<br />Nasibmu jelas bukan nasibku<br />Oh ya! Ya takdir<br />Takdirmu jelas bukan takdirku<br /><br />Oh ya! Ya nasib<br />Nasibmu jelas bukan nasibku<br />Oh ya! Ya takdir<br />Takdirmu jelas bukan takdirku<br /><br />Aku bosan<br /><br />A a a andaikata<br />Se se se seandainya<br />Ka ka ka kalau saja<br />U u u umpamanya<br />Oh ya!<br /><br />Oh ya! Ya nasib<br />Nasibmu jelas bukan nasibku<br />Oh ya! Ya takdir<br />Takdirmu jelas bukan takdirku<br /><br />Oh ya! Ya nasib<br />Nasibmu jelas bukan nasibku<br />Oh ya! Ya takdir<br />Takdirmu jelas bukan takdirku<br /><br />La la la<br />La la la<br />La la la la la la la la la la la la la<br /><br />La la la<br />La la la<br />La la la la la la la la la la la la la<br /><br /><br />Kantata Takwa<br /><br />Malam khusuk menelan tahajjudku<br />Lidah halilintar menjilat batinku<br />Mentari dan cakrawala kenyataan hidup<br />Hanya padaMulah kekuasaan kekal<br /><br />Ingatlah Allah yang menciptakan<br />Allah tempatku berpegang dan bertawakal<br />Allah maha tinggi dan maha esa<br />Allah maha lembut<br /><br />Lindungilah dari ganas dan serakah<br />Lindungilah aku dari setan kehidupan<br />Berikan mentariMu sinar takwa<br />Ya ampunilah dosa<br /><br />Gerhana matahari kuasaMu<br />Bumi langit manusia ciptaanMu<br />Hari kiamat ada di tanganMu<br />Aku bersujud<br /><br />Bunga Trotoar<br /><br />Bunga bunga kehidupan<br />Tumbuh subur di trotoar<br />Mekar liar dimana mana<br /><br />Langkah langkah garang datang<br />Hancurkan wanginya kembang<br />Engkau diam tak berdaya<br /><br />Bungaku<br />Bunga liar<br />Bungaku<br />Bunga trotoar<br /><br />Menggelar aneka barang<br />Menggelar mimpi yang panjang<br />Kaki lima menggelar resah<br /><br />Diemperan toko besar<br />Koar mulutmu berkobar<br />Kaki lima makin menjalar<br /><br />Bungaku<br />Bunga liar<br />Bungaku<br />Bunga trotoar<br /><br />Bungaku<br />Bunga liar<br />Bungaku<br />Bunga trotoar<br /><br />Bungaku<br />Bunga liar<br />Bungaku<br />Bunga trotoar<br /><br />Bungaku<br />Bunga liar<br />Bungaku<br />Bunga trotoar<br /><br />Bagai jutaan srigala<br />Menyerbu kota besar<br />Tempat asal adalah neraka<br /><br />Tolong beri tahu aku<br />Bagaimana caranya ?<br />Nasib tak pernah berpihak<br /><br />Bungaku<br />Bunga liar<br />Bungaku<br />Bunga trotoar<br /><br />Bungaku<br />Bunga liar<br />Bungaku<br />Bunga trotoar<br /><br />Ya liar<br />Bunga trotoar<br />Liar liar liar liar<br /><br />Bungaku bungaku bungaku<br />Bunga trotoar<br /><br />Bunga liar<br />Bunga liar<br />Bunga liar<br /><br />Para kurcaci diinjak mati<br />Para kurcaca nyanyi tralala<br />Para kurcaci bersedih hati<br />Para kurcaca ha ha ha ha ha ha<br /><br />Para kurcaci diinjak mati<br />Para kurcaca nyanyi tralala<br />Para kurcaci bersedih hati<br />Para kurcaca ha ha ha ha ha ha<br /><br /><br />Badut<br /><br />Dut badut badut badut badut badut badut<br />Jaman sekarang<br />Mong omong omong omong omong omong omong omong<br />Sembarang<br /><br />Ditelevisi<br />Dikoran koran<br />Didalam radio<br />Diatas mimbar<br /><br />Nggut manggut manggut manggut manggut manggut manggut<br />Seperti badut<br />Ya iya iya iya iya iya iya<br />Ya iya iya<br /><br />Ho ho ho!<br />Ho ho ho ho ho ho ho<br />Ho ho ho!<br />Ho ho ho ho ho ho ho<br /><br />Peragawati peragawan<br />Senyam senyum seperti badut<br />Penyanyi dan pemusik<br />Bintang film nampang seperti badut<br /><br />Ditelevisi<br />Dikoran koran<br />Didalam radio<br />Diatas mimbar<br /><br />Ku aku aku aku aku aku aku<br />Seperti kamu<br />Mu kamu kamu kamu kamu kamu kamu<br />Seperti badut<br /><br />Ho ho ho!<br />Ho ho ho ho ho ho ho<br />Ho ho ho!<br />Ho ho ho ho ho ho ho<br />Ho ho ho!<br />Dut badut badut badut badut badut badut<br />Jaman sekarang<br />Mong omong omong omong omong omong omong omong<br />Sembarang<br /><br />Ditelevisi<br />Dikoran koran<br />Didalam radio<br />Diatas mimbar<br /><br />Para pengaku intelek<br />Tingkah polahnya lebihi badut<br />Kaum pencuri tikus<br />Politikus palsu saingi badut<br /><br />Ho ho ho!<br />Ho ho ho ho ho ho ho<br />Ho ho ho!<br /><br />Intro<br /><br />Dalam gelap berjalan<br />Membelah belantara akal<br />Sendiri…Sendiri…<br />Selalu sendiri<br /><br />Pada terang kumerenung<br />Mencari kesejatian<br />Mencari…Mencari….<br />Selalu mencari<br /><br />Pada ruang<br />Pada waktu<br />Aku ingin datang<br /><br />Pada ruang<br />Pada waktu<br />Aku ingin datang<br /><br />Gitar kayu kumainkan<br />Suaranya lahirkan tanya<br />Bertanya…Bertanya….<br />Selalu bertanya<br /><br />Orang Orang Kalah<br /><br />Malam yang gelap mencekik bumi<br />Anjing menggonggong bayi merintih<br />Orang dipaksa saling memojokkan<br />Buta langkah buta mata hatinya<br /><br />Hati yang menganga<br />Kosong tak berdarah<br />Tidak bercahaya<br /><br />Manusia sembunyi dibalik wajahnya<br />Kata kata suci berubah makna<br />Hukum rimba telah menjadi dewa<br />Siapa kalah terkubur hidupnya<br /><br />Mayat mayat hidup<br />Sumbang suaranya<br />Dimana tempatnya?<br /><br />Mereka yang telah kalah<br />Terkapar tak berdaya<br />Mencoba mengucap doa<br />Berserakan dijalan menjadi srigala<br /><br />Orang kalah<br />Jangan dihina<br />Dengan cinta<br />Kita bangunkan<br /><br />Dikamar aku berkaca<br />Tampak wajah yang asing<br />Mentertawakanku<br /><br />Aku terdiam<br />Aku merasa<br />Pernah juga kalah<br /><br />Siang yang kering terasa menyiksa<br />Hati yang kering terlunta lunta<br />Hentikan caci maki tak berguna<br />Dimata tuhan kita tak berbeda<br /><br />Dengarlah suara<br />Mengajak kita<br />Berbagi duka<br /><br />Mereka yang pernah kalah<br />Belum tentu menyerah<br />Memang jangan menyerah<br />Masih banyak lagi yang bisa dikerjakan<br /><br />Orang kalah<br />Jangan dihina<br />Dengan cinta<br />Kita bangunkan<br /><br />Dikamar aku berkaca<br />Tampak wajah yang asing<br />Mentertawakanku<br /><br />Aku terdiam<br />Aku merasa<br />Aku terdiam<br />Aku terdiam<br />Aku terdiam<br />Aku terdiam<br />Aku merasa<br />Pernah juga kalah<br /><br />Rajawali<br /><br />Satu sangkar dari besi<br />Rantai kasar pada hati<br />Tidak merubah rajawali<br />Menjadi burung nuri<br /><br />Rajawali<br />Rajawali<br /><br />Satu luka perasaan<br />Maki puji dan hinaan<br />Tidak merubah sang jagoan<br />Menjadi makhluk picisan<br /><br />Rajawali<br />Rajawali<br />Rajawali<br />Rajawali<br /><br />Burung sakti diangkasa<br />Lambang jiwa yang merdeka<br />Pembela kaum yang papa<br />Penggugah jiwa lara<br /><br />Rajawali<br />Rajawali<br />Rajawali<br />Rajawali<br /><br />Jiwa anggun teman sepi<br />Jiwa gagah pasti diri<br />Sejati<br /><br />Bertahan pada godaan<br />Prahara atau topan<br />Keberanian<br /><br />Setia kepada budi<br />Setia pada janji<br />Kegagahan<br /><br />Menembus kabut malam<br />Menguak cadar fajar<br />Mendatangi matahari<br />Memberi inspirasi<br /><br />Mendaki… Mendaki<br />Meninggi…. Meninggi<br />Bersemi…..Bersemi<br />Mendaki…..Mendaki<br /><br />Untuk Bram<br /><br />Panji panji putih putih<br />Berkibar setengah tiang<br />Burung burung merpati<br />Menebarkan melati<br />Lampu suci dinyalakan<br />Dalang tua berdoa<br /><br />Wayang kayon diletakkan<br />Lakon mulai dilakukan<br />Rahasia dibeberkan<br />Peristiwa dijelaskan<br />Bayangan dihidupi<br />Cermin hati dibagi<br /><br />Alam semesta<br />Menerima perlakuan sia sia<br />Diracun jalan napasnya<br />Diperkosa kesuburannya<br /><br />Rayat menilai<br />Menerima penderitaan curang<br />Digusur jalan hidupnya<br />Digoda kemakmurannya<br /><br />Lakon selesai<br />Penonton pulang kerumahnya<br />Membawa hati yang bertanya tanya tanya<br />Siapa tadi yang menjadi korban<br />Dijawabnya tanya tanya<br /><br />Pertanyaan abadi ditanyakan lagi<br />Tanyakan tanyakan tanyakan tanyakan<br />Pertanyaan abadi ditanyakan lagi<br />Ditanyakan ditanyakan ditanyakan<br /><br />Air Mata<br /><br />Disini kita bicara<br />Dengan hati telanjang<br />Lepaslah belenggu<br />Sesungguhnya lepaslah<br /><br />Sesuatu yang hilang<br />Sudah kita temukan<br />Walau mimpi ternyata<br />Kata hati nyatanya<br /><br />Bagaimanapun aku harus kembali<br />Walau berat aku rasa kau mengerti<br />Simpanlah rindumu jadikan telaga<br />Agar tak usai mimpi panjang ini<br />Air mata nyatanya<br /><br />Sampai berapa lama<br />Kita akan bertahan<br />Bukan soal untuk dibicarakan<br />Mengalirlah<br />Mengalirlah<br />Mengalirlah<br />[+/-] <br />Balada Pengangguran<br /><br />Balada Pengangguran<br />Iwan Fals, Jockie, Jabo & WS Rendra (Album Kantata Takwa 1990)<br /><br />O, apa jadinya?<br />E, ini apa?<br />O, apa jadinya?<br />E, aku lesu?<br /><br />Dibolak balik dinalar nalar<br />Tanpa logika oh ya!<br />Diraba raba diterka terka<br />Tidak terduga oh ya!<br /><br />Misteri ijazah tidak ada gunanya<br />Ketekunan tidak ada artinya<br /><br />Pembangunan oh!<br />Pengangguran ya!<br />Ya ha ha ha<br />Oh ya!<br /><br />Penerangan oh!<br />Kegelapan ya!<br />Putus asa oh ya<br />Oh ya o!<br /><br />Akan merampok takut penjara<br />Menyanyi tidak bisa<br />Bunuh diri ku takut neraka<br />Menangis tidak bisa<br /><br />Kaki lima oh!<br />Kaki lima ya!<br />Kaki lima oh!<br />Oh ya!<br /><br />Makan debu huh!<br />Makan debu iya!<br />Ya janji palsu<br />Oh ya!<br /><br />Dibolak balik dinalar nalar<br />Tanpa logika oh ya!<br />Diraba raba diterka terka<br />Tidak terduga oh ya!<br /><br />Menghutang lalu lagi menghutang<br />Tahu tahu menipu<br /><br />Pembangunan oh!<br />Pengangguran ya!<br />Pengangguran oh!<br />Oh ya!<br /><br />Penyuluhan oh!<br />Kegelapan ya!<br />Putus asa oh!<br />Oh ya!<br /><br />Menghutang lalu lagi menghutang<br />Tahu tahu menipu<br /><br />Pembangunan oh!<br />Pengangguran ya!<br />Pengangguran oh!<br />Oh ya!<br /><br />Menghutang lalu lagi menghutang<br />Tahu tahu menipu<br /><br />Penyuluhan oh!<br />Kegelapan ya!<br />Putus asa oh!<br />Oh ya!<br /><br />Menghutang lalu lagi menghutang<br />Tahu tahu menipu<br /><br />Pembangunan oh!<br />Pengangguran ya!<br />Pengangguran oh!<br />Oh ya!<br /><br />Menghutang lalu lagi menghutang<br />Tahu tahu menipu<br /><br /><br />Robot Bernyawa<br /><br />Lihatlah itu ya disana<br />Orang berkumpul bising suaranya<br />Wajahnya merah dibakar marah<br />Sang dewa nasib sedang berduka<br /><br />Didepan pabrik minta keadilan<br />Hanyalah janji membumbung tinggi<br />Tuntutan mereka membentur baja<br />Terus bekerja atau di PHK<br /><br />Inilah lagu orang tak berdaya<br />Mencoba mempertanyakan haknya<br />Dituduh pengacau kerja<br />Dianggap pahlawan kesiangan<br />Bisa berbahaya<br /><br />Jangan bertanya jangan bertingkah<br />Robot bernyawa teruslah bekerja<br />Sapi perahan dijaman moderen<br />Mulut dikunci tak boleh bicara<br /><br />Didepan pabrik minta keadilan<br />Hanyalah janji membumbung tinggi<br />Tuntutan mereka membentur baja<br />Terus bekerja atau di PHK<br /><br />Inilah lagu orang tak berdaya<br />Mencoba mempertanyakan haknya<br />Dituduh pengacau kerja<br />Dianggap pahlawan kesiangan<br />Bisa berbahaya<br /><br />Inilah nasib orang orang bawah<br />Tidur berjajar menciptakan mimpi indah<br />Bekerja terus bekerja<br />Mencoba membalik nasib<br />Ternyata susah<br /><br />Gelisah<br /><br />Anak muda diujung jalan<br />Petik gitar jilati malam<br />Mata merah hatinya berdarah<br />Sebab apa tiada yang mau tahu<br /><br />Pada kelelawar ia mengadu<br />Pada lampu lampu jalan sandarkan angan<br />Pada nada nada lontarkan marah<br />Pada alam raya ia berterus terang<br />Aku gelisah<br /><br />Orang tua diremang remang<br />Cari teman hamburkan uang<br />Senyum ramah tak ada dirumah<br />Sebab apa tiada yang mau tahu<br /><br />Pada kelelawar ia mengadu<br />Pada lampu lampu jalan sandarkan angan<br />Pada nada nada lontarkan marah<br />Pada alam raya ia berterus terang<br />Aku gelisah<br />Aku gelisah<br /><br />Gelisah jiwa bagai prahara<br />Orang muda orang tua<br />Penuh amarah membabi buta<br /><br />Gelisah hidup penjara dunia<br />Penjara dunia<br />Padang gelisah panas membara<br />Hutan gelisah memagar hidup<br />Gelisah langit muntahkan badai<br /><br />Kebimbangan lahirkan gelisah<br />Jiwa gelisah bagai halilintar<br />Aku gelisah<br />Aku gelisah<br /><br />Orang orang saling bertengkar<br />Untuk apa bukan soal lagi<br />Keserakahan sudah menjadi nabi<br />Kekuasaan adalah jalan keluar<br /><br />Pada kelelawar ia mengadu<br />Pada lampu lampu jalan sandarkan angan<br />Pada nada nada lontarkan marah<br />Pada alam raya ia berterus terang<br />Aku gelisah<br />Aku gelisah<br /><br />Orang muda penuh luka<br />Terkoyak nasib tertikam gelisah<br />Membalik hidup menerkam nasib<br /><br />Gelisah badan gelisah tidur<br />Lingkaran gelisah lingkaran setan<br />Menggelinding menggelinding<br />Datang dan pergi<br />Memagar hidup<br /><br />Adakah orang tidak gelisah<br />Gelisah gelisah dunia gelisah<br />Aku gelisah<br />Aku gelisah<br /><br />Aku gelisah<br /><br />Paman Doblang<br /><br />Paman Doblang paman Doblang<br />Mereka masukkan kamu kedalam sel yang gelap<br />Tanpa lampu tanpa lubang cahaya<br />Oh pengap<br /><br />Ada hawa tak ada angkasa ( terkucil )<br />Temanmu beratus ratus nyamuk semata ( terkunci )<br />Tak tahu kapan pintu akan terbuka<br />Kamu tak tahu dimana berada<br /><br />Paman Doblang paman Doblang<br />Apa katamu?<br /><br />( ...Ketika haus aku minum air dari kaleng karatan<br />Sambil bersila aku mengarungi waktu<br />Lepas dari jam, hari dan bulan Aku dipeluk oleh wibawa... )<br /><br />Tidak berbentuk, tidak berupa, tidak bernama<br />Aku istirahat disini<br />Tenaga gaib memupuk jiwaku<br /><br />Paman Doblang paman Doblang<br />Di setiap jalan menghadang mastodon dan srigala<br />Kamu terkurung dalam lingkaran<br />Para pangeran meludahi kamu dari kereta kencana<br /><br />Kaki kamu dirantai kebatang karang<br />Kamu dikutuk dan disalahkan tanpa pengadilan<br />Paman Doblang paman Doblang<br />Bubur di piring timah didorong dengan kaki kedepanmu<br /><br />Paman Doblang paman Doblang<br />Apa katamu?<br /><br />Kesadaran adalah matahari<br />Adalah matahari adalah matahari<br /><br />Kesabaran adalah bumi<br />Adalah bumi adalah bumi<br /><br />Keberanian menjadi cakrawala<br />Menjadi cakrawala menjadi cakrawala<br /><br />Dan perjuangan<br />Adalah pelaksanaan kata kata<br />Adalah pelaksanaan kata kata<br /><br />Kesadaran adalah matahari<br />Adalah matahari adalah matahari<br /><br />Paman Doblang paman Doblang<br />Apa katamu?<br />Sangkala<br /><br />Apa yang kan terjadi?<br />Ketika sosok sangkala<br />Diberi ruang tuk berkuasa<br /><br />Kebanggaan nan semu<br />Kemegahan dalam penantian<br />Rusaknya tata kehidupan bumi<br /><br />Bayi bayi menjerit<br />Menerawang maki kerakusan<br />Akal tanpa nurani<br /><br />Apa yang kan terjadi?<br />Apa yang terjadi nanti?<br /><br />Waktu kian meranggas<br />Arus berbalik menghantam<br />Awan hitam kematian<br /><br />Mata saling memandang<br />Semua bertanya tanya<br />Berkata kata tanpa suara<br /><br />Apa yang kan terjadi?<br />Apa yang terjadi kini?<br /><br />Sangkala menyeringai<br />Menelan bumi ini<br /><br />CENDRAWASIH<br />Sayap sayap cinta bagaikan cendrawasih<br />Kabarkan berita duka alam raya<br />Hati bumi luka anak durhaka<br />Terjungkal merintih menghiba<br /><br />Rindu tergoda oleh tembok<br />Dendam menampakkan wajah gelap<br />Tetes air mata para malaikat<br />Berjatuhan kelahan berdebu<br /><br />Tak hirau akan kesuburan<br />Kering menindas nurani<br /><br />Ha ha…Ha ha….Ha ha….Ha ha<br /><br />Sayap sayap cinta bagaikan cendrawasih<br />Kabarkan cerita menyayat<br />Bulan berdengung didalam bayangan<br />Menghadirkan rupa yang tajam<br /><br />Dibibir tebing kelam tinggi<br />Lirih terdengar angin berdoa<br />Gairah harum lembut kebebasannya<br />Laksana aroma bunga hutan<br /><br />Tercium dari puncak gunung<br />Gemetar sadar terancam<br /><br />Sayap sayap cinta bagaikan cendrawasih<br />Di buru luka karena keindahannya<br />Kesadaran bersinar dengan merdeka<br />Nyanyi jiwa melebihi tanya<br /><br />Ada apa gerangan wahai cendrawasih ?<br />Lingkar matamu hitam letih batinmu<br />Beratkah deritamu wahai cendrawasih ?<br />Murung paruhmu kicaukan keluh<br /><br />Ada apa gerangan ?<br /><br />Sayap sayap cinta membela bianglala<br />Sayap sayap cinta membela cakrawala<br />Sayap sayap cinta membela nuraninya<br /><br />Pulang Kerja<br /><br />Kucing hutan ibu dan anak berang berang<br />Tikus salju dan harimau kumbang berwarna coklat<br />Mereka berkelahi untuk kehidupan<br />Yang aku rasakan adalah keseimbangan<br /><br />Kucing hutan lari karena kalah berkelahi<br />Ibu berang berang pulang kerumah<br />Kucing hutan bertemu tikus salju<br />Ibu berang berang bercanda dengan anak anaknya<br /><br />Karena lapar kucing hutan menerkam tikus salju<br />Tikus salju malah mendapatkan teman<br />Kucing hutan yang gagal gagal lagi<br />Tikus salju biasa saja sudah nasibnya selamat<br /><br />Dari balik bukit dikaki cemara<br />Aku melihat mulut harimau berlumuran darah<br />Kucing hutan yang gagal ia terkapar<br />Akhirnya mati<br /><br />Sudah takdir harimau mendatangi berang berang<br />Tetapi berang berang sudah pulang<br />Sementara tikus salju entah pergi kemana<br />Harimau itu kesepian<br /><br />Aku terkesima<br />Aku terkesima<br />Aku terkesima terkesima<br /><br />Duhai langit<br />Duhai bumi<br />Duhai alam raya<br />Kuserahkan ragaku padamu<br /><br />Duhai ada<br />Duhai tiada<br />Duhai cinta<br />Ku percaya<br />Ada<br /><br />Ada yang ada<br />Ada yang tak ada<br />Nyatanya ada<br />Nyatanya tak ada<br /><br />Antara ada<br />Antara tak ada<br />Ada antara<br />Diantara ada dan tak ada<br /><br />Ada yang ada<br />Ada yang tak ada<br />Nyatanya ada<br />Nyatanya tak ada<br /><br />Antara ada<br />Antara tak ada<br />Ada antara<br />Diantara ada dan tak ada<br /><br />Hanya tak terasa ada disana<br />Hanya tak terasa ada disini<br />Hanya tak terasa apa yang dirasa<br />Ada dan tak ada mungkin tak berbeda<br /><br />Ada yang ada<br />Ada yang tak ada<br />Nyatanya ada<br />Nyatanya tak ada<br /><br />Antara ada<br />Antara tak ada<br />Ada antara<br />Diantara ada dan tak ada<br /><br />Antara ada disini<br />Rasa disini<br />Ada antara disana<br />Dimana rasa?<br /><br />Antara ada disini<br />Nalar disini<br />Ada antara disana<br />Dimana nalar?<br /><br />Ada dan tak ada<br />Nyatanya ada<br />Menari dan bernyanyilah<br />Langit dan bumi nyatanya ada<br />Tapi tersimpan di cakrawala<br /><br />Mencetak Sawah<br /><br />Kubaca koran pagi sambil ngopi<br />Ada kabar menarik hati<br />Konglomerat akan mencetak sawah<br />Diatas tanah milik siapa?<br /><br />Aku jadi berpikir<br />Untuk apa berupaya membuat sawah?<br />Sebab tanah ini tak lagi berkah<br />Tak lagi ramah<br /><br />Semua akan sia sia<br />Karena kami tak lagi makan nasi<br />Dari bumi pertiwi ini<br />Dari keringat pak tani<br /><br />Tanah tanah suburmu<br />Sudah menjadi ranjang industri<br />Menjadi ayunan ambisi ambisi<br />Demi gengsi demi aksi<br /><br />Untuk apa sawah sawah<br />Pak taniku sudah pergi<br />Menjadi pejalan kaki yang sepi<br /><br />Untuk Yani<br /><br />Rembulan tenang dan bisu<br />Anak bangsa berjalan<br />Berdesakan bagai tikus di jalan yang licin<br />Berdesakan bertanya pada masa silam<br />Apa nasib buni pertiwi?<br /><br />Angin subuh memupuri<br />Tubuh tubuh hitam dengan kabut<br />Rembulan bisu napasnya mengalir tenang<br /><br />Wahai kenyataan alam<br />Wahai kenyataan diri<br />Wahai kenyataan zaman<br />Apa nasib bumi pertiwi?<br /><br />Rembulan tenang dan bisu<br />Anak bangsa bergerak<br />Berdesakan didalam kereta malam<br />Berdesakan dari desa desa ke kota<br />Apa nasib bumi pertiwi?<br /><br />Wahai kenyataan alam<br />Wahai kenyataan diri<br />Wahai kenyataan zaman<br />Apa nasib bumi pertiwi?<br /><br />Wahai kenyataan alam<br />Wahai kenyataan diri<br />Wahai kenyataan zaman<br />Apa nasib bumi pertiwi?<br /><br />Rembulan tenang dan bisu<br />Anak bangsa berbaris<br />Berharapan didepan gerbang pendidikan<br />Berharapan bermimpi tentang masa depan<br />Apa nasib bumi pertiwi?<br /><br />Wahai kenyataan alam<br />Wahai kenyataan diri<br />Wahai kenyataan zaman<br />Apa nasib bumi pertiwi?<br /><br />Wahai kenyataan alam<br />Wahai kenyataan diri<br />Wahai kenyataan zaman<br />Apa nasib bumi pertiwi?<br /><br />Koran - Koranku<br /><br />Aku baca koran ada dalang mainkan wayang<br />Didalam koran banyak wayang ingin jadi bintang<br />Ku baca koran belum juga selesai persoalan<br />Didalam koran semakin jernih kaca kehidupan<br />Engkau koranku<br /><br />Sementara kehidupan masih harus berputar<br />Sementara masih banyak orang terpaksa bertahan<br />Menunggu mendengar melihat apa yang kan terjadi<br />Koran koran berikanlah kami jawaban yang pasti<br />Engkau koranku<br /><br />Seharusnya kau buka pintu pintu dunia<br />Menceritakan apa saja yang sebenarnya<br />Jadilah engkau api penyadaran<br />Kehidupan<br />Jadilah engkau api penyadaran<br />Sang kebenaran haruslah dijaga dan dikabarkan<br /><br />Jangan putar balikkan cerita<br />Jangan jungkir balikkan berita<br /><br />Jangan putar balikkan cerita<br />Jangan jungkir balikkan berita<br /><br />Jangan putar balikkan cerita<br />Jangan jungkir balikkan berita<br /><br />Jangan putar balikkan cerita<br />Jangan jungkir balikkan berita<br /><br />Alam Malam<br /><br />Malam malam terjebak didalam keraguan<br />Mana utara mana selatan?<br />Melihat ketegangan melihat kegelapan<br />Melihat banyak pertanyaan<br /><br />Apa? Siapa? Mengapa? Orang orang bingung<br />Apa? Siapa? Mengapa? Jangan bingung bingung<br /><br />Biar saja suka suka<br />Jangan hiraukan mereka biar saja<br />Biar saja suka suka<br />Jangan hiraukan mereka biar saja<br /><br />Alam malam Alam malam Alam maya da da<br />Alam malam<br />Alam malam Alam malam Alam maya da da<br />Alam malam<br /><br />Menjadi anak alam lahir diujung malam<br />Bumi bunda bapak angkasa<br />Merasakan udara membawa peristiwa<br />Merenungkan pengalaman<br /><br />Apa? Siapa? Mengapa? Orang orang bingung<br />Apa? Siapa? Mengapa? Jangan bingung bingung<br /><br />Biar saja suka suka<br />Jangan hiraukan mereka biar saja<br />Biar saja suka suka<br />Jangan hiraukan mereka biar saja<br />Biar saja suka suka<br />Jangan hiraukan mereka biar saja<br /><br />Mendengar lagu baru nyanyikan lagu lama<br />Bermain bersama sama<br />Menemu kebebasan membebaskan temuan<br />Mengalami kekosongan<br /><br />Apa? Siapa? Mengapa? Orang orang bingung<br />Apa? Siapa? Mengapa? Jangan bingung bingung<br /><br />Biar saja suka suka<br />Jangan hiraukan mereka biar saja<br />Biar saja suka suka<br />Jangan hiraukan mereka biar saja<br /><br />Alam malam Alam malam Alam maya da da<br />Alam malam<br />Alam malam Alam malam Alam maya da da<br />Alam malam<br /><br />Hei apa yang dicari? Tak usah cari cari<br />Semuanya ada disini<br />Dimana kehidupan disitulah jawaban<br />Jawabannya nyanyikanlah<br /><br />Nyanyi Menyanyi Nyanyikan<br />Indonesia Raya<br /><br />Bingung Merenung Merenung<br />Menjadi gunung<br />Bingung Mengalir Mengalir<br />Menjadi air<br /><br />Bingung Merenung Merenung<br />Menjadi gunung<br />Mengalir Mengalir Mengalir<br />Menjadi air<br /><br />Biar saja suka suka<br />Jangan hiraukan mereka biar saja<br /><br />Bingung Merenung Merenung<br />Menjadi gunung<br />Mengalir Mengalir Mengalir<br />Menjadi air<br />Mengalir Mengalir Merenung<br />Menjadi gunung<br /><br />Alam malam Alam malam Alam maya da da<br />Alam malam<br />Alam malam Alam malam Alam maya da da<br />Alam malam<br />Alam malam Alam malam Alam maya da da<br />Alam malam<br />Alam malam Alam malam Alam maya da da<br />Alam malam<br /><br /><br />Proyek 13<br /><br />Meskipun kurang paham tentang radiasi<br />Meskipun kurang paham tentang uranium<br />Meskipun kurang paham tentang plutonium<br />Ku tahu radioaktif panjang usia<br /><br />Aku tak tahu sampahnya ada dimana<br />Aku tak tahu pula cara menyimpannya<br />Aku tak yakin tentang pengamanannya<br />Karena kebocoran pun ada disana<br /><br />Oh apa yang sesungguhnya sedang terjadi<br />Oh apa yang sesungguhnya sedang terjadi<br />Oh apa yang sesungguhnya sedang terjadi<br />Oh apa yang sesungguhnya sedang terjadi<br /><br />Aku menolak akal yang tanpa hati<br />Aku menolak teknologi tanpa kendali<br />Aku tak mau mengijonkan masa depan<br />Demi listrik sedikit banyak keruwetan<br /><br />Sama sekali ku tak anti teknologi<br />Tapi aku lebih percaya pada hati<br />Aku tahu listrik penting buat industri<br />Tapi industri jangan ancam masa depan<br /><br />Oh apa yang sesungguhnya sedang terjadi<br />Oh apa yang sesungguhnya sedang terjadi<br />Oh apa yang sesungguhnya sedang terjadi<br />Oh apa yang sesungguhnya sedang terjadi<br /><br />Daripada susah payah beli reaktor<br />Daripada pusing karena sampah nuklir<br />Daripada malu kepada anak cucu<br />Aku bergerak menyanyikan kehidupan<br /><br />Informasi tentang ini harus diberikan<br />Bahaya dunia maju harus disingkirkan<br />Rasa gengsi tak perlu diteruskan<br />Pembangunan PLTN harap hentikan<br /><br />Oh apa yang sesungguhnya sedang terjadi<br />Oh apa yang sesungguhnya sedang terjadi<br />Oh apa yang sesungguhnya sedang terjadi<br />Oh apa yang sesungguhnya sedang terjadi<br /><br />Apa yang akan terjadi nanti<br /><br />Untuk listrik banyak memerlukan sumber energi<br />Pilihanmu pun tentu jadi dicurigai<br />Sebab di negeri maju reaktor ditutupi<br />Bukan alasan agar republik ini beli<br /><br />Aku lebih suka tenaga matahari<br />Aku lebih suka tenaga panas bumi<br />Aku lebih suka dengan tenaga angin<br />Aku lebih suka tenaga arus laut<br /><br />Rog-Rog Asem<br /><br />Malam kusam tanpa rembulan<br />Hanya janji pupus harapan<br /><br />Gerombolan burung terbang rendah<br />Tinggalkan tanah yang hitam<br /><br />Serang<br />Terkam<br />Maut turun tanpa darah<br /><br />Sumpah<br />Serapah<br />Ini semua salah siapa ?<br /><br />Hari hari semakin letih<br />Nilai moral entah dimana<br /><br />Geram<br />Seram<br />Tangan tangan melempar kembang<br /><br />Sunyi<br />Bisu<br />Raut wajah berbaris keluh<br /><br />Siapa menang semua kalah<br />Semua benar siapa yang salah ?<br /><br />Cikal<br /><br />Kerbau dikepalaku ada yang suci<br />Kerbau dikepalamu senang bekerja<br />Kerbau disini teman petani<br /><br />Ular dinegara maju menjadi sampah nuklir<br />Ular didalam buku menjadi hiasan tatto<br />Ular disini memakan tikus<br /><br />Kerbauku kerbau petani<br />Ularku ular sanca<br />Kerbauku teman petani<br />Ularku memakan tikus<br /><br />Kerbauku besar kerbauku seram<br />Tetapi ia bukan pemalas<br />Hidupnya sederhana<br /><br />Sancaku besar sancaku seram<br />Mengganti kulit keluar sarang makan dan bertapa<br />Hidupnya sederhana<br /><br />Ularku ular sanca<br />Kerbauku kerbau petani<br />Ularku memakan tikus<br />Kerbauku teman petani<br /><br />Walau kerbauku bukan harimau<br />Tetapi ia bisa seperti harimau<br />Kerbauku tetap kerbau<br />Kerbau petani yang senang bekerja<br /><br />Sancaku melilitnya<br />Kerbauku tidak terganggu<br />Karena sancaku dan kerbau<br />Temannya petani<br /><br />Lalu dimana anak anak sang tikus?<br /><br />Bayi bayi bayi<br />Murni dan kosong<br /><br />Bayi bayi bayi<br />Bayi ya bayi<br /><br />Kalau kita sedang tidur dan tiba tiba saja kita terbangun<br />Karena lubang hidung kita terkena kumis harimau<br />Mungkin kita akan lari ya lari<br />Tetapi bayiku tidak<br /><br />Bukan karena bayiku belum bisa berlari<br />Aku percaya<br />Aku percaya<br /><br />Bayiku tidak akan pernah berfikir<br />Bahwa harimau itu jahat<br />Bayiku menarik narik kumis<br />Dan memukul mukul mulut harimau<br />Harimau malah memberikan bayiku mainan<br /><br />Bayiku menjadi bayi harimau<br />Bayi harimau anak petani<br />Seperti sanca melilit kerbau<br />Ia ada di gorong gorong kota<br /><br />Lantas apa agamanya?<br /><br />Kerbauku kerbau petani<br />Ularku ular sanca<br />Bayiku murni dan kosong<br />Ia ada di gorong gorong kota<br /><br />Kerbauku kerbau petani<br />Ularku ular sanca<br />Bayiku bayi harimau<br />Ia ada di gorong gorong kota<br /><br />Bayi bayi bayi<br />Murni dan kosong<br /><br />Bayi bayi bayi<br />Bayi harimau<br /><br />Bayi bayi bayi<br />Yang berkalung sanca<br /><br />Bayi bayi bayi<br />Yang di susui kerbau<br />Kuda Lumping<br /><br />Kuda lumping nasibnya nungging<br />Mencari makan terpontang panting<br />Aku juga dianggap sinting<br />Sebenarnya siapa yang sinting?<br /><br />Berputar putar dalam lingkaran<br />Menari tak sadarkan diri<br />Mata terpejam mengunyah beling<br />Mempertahankan hidup yang sulit<br /><br />Kuda lumping nasibnya nungging<br />Mencari makan terpontang panting<br />Aku juga dianggap sinting<br />Sebenarnya siapa yang sinting?<br /><br />Mulutnya berbusa<br />Nasibnya berbusa<br />Tradisi berbusa<br />Tradisi amblas<br /><br />Nyanyi<br />Penari bernyanyi<br />Sebelum<br />Tergilas mati<br />Sunyi<br />Hati sang penari<br />Sebab<br />Hidup mereka telah tersisih<br /><br />Berbaju sutra pandai menipu<br />Membabi buta cari mangsa<br />Mulut penipu berbau busuk<br />Mempertahankan hidup yang busuk<br /><br />Para penipu berkeliaran<br />Makan tanah memperkosa fakta<br />Saling menipu sesama penipu<br />Tidak menipu jadinya tertipu<br /><br />Mulutnya berbusa<br />Nasibnya berbusa<br />Tradisi berbusa<br />Tradisi amblas<br /><br />Nyanyi<br />Penipu menyanyi<br />Sebelum<br />Mereka mati<br />Sunyi<br />Hati sang penipu<br />Sebab<br />Tak bisa menipu diri sendiri<br /><br />Kuda lumping megap megap<br />Pelan pelan ditelan jaman<br />Para penipu tunggu saatmu<br />Kuda lumping menginjak mulutmu<br /><br />Kuda lumping nasibnya nungging<br />Mencari makan terpontang panting<br />Aku juga dianggap sinting<br />Sebenarnya siapa yang sinting?<br /><br />Para penipu berkeliaran<br />Makan tanah memperkosa fakta<br />Saling menipu sesama penipu<br />Tidak menipu jadinya tertipu<br /><br />Kuda lumping megap megap<br />Pelan pelan ditelan jaman<br />Para penipu tunggu saatmu<br />Kuda lumping menginjak mulutmu<br /><br />Hio<br /><br />Aku tak mau terlibat segala macam tipu menipu<br />Aku tak mau terlibat segala macam omong kosong<br />Aku wajar wajar saja<br />Aku mau apa adanya<br />Aku tak mau mengingkari hati nurani<br /><br />Aku tak mau terlibat persekutuan manipulasi<br />Aku tak mau terlibat pengingkaran keadilan<br />Aku mau jujur jujur saja<br />Bicara apa adanya<br />Aku tak mau mengingkari hati nurani<br /><br />Hio hio hio hio hio<br />Hio hio hio hio hio<br />Hoo hoo hoo<br />Hoo hoo hoo<br />Hoo hoo hoo<br />Hoo hoo hoo<br /><br />“Mulane dulur ayo dijogo<br />Omongane lan kelakuane”<br /><br />Aku tak mau bicara yang tentang aku sendiri tidak tahu<br />Aku tak mau mengerti kenapa orang saling mencaci<br />Aku mau sederhana<br />Mau baik baik saja<br />Aku tak mau mengingkari hati nurani<br /><br />Aku tak mau kehilangan akal sehat dipikiranku<br />Aku tak mau menyaksikan ada orang yang dihinakan<br />Aku hanya tahu<br />Bahwa orang hidup<br />Agar jangan mengingkari hati nurani<br /><br />Hio hio hio hio hio<br />Hio hio hio hio hio<br />Hoo hoo hoo<br />Hoo hoo hoo<br />Hoo hoo hoo<br />Hoo hoo hoo<br /><br />Aku mau wajar wajar saja<br />Aku mau apa adanya<br />Aku mau jujur jujur saja<br />Bicara apa adanya<br />Aku mau sederhana<br />Mau baik baik saja<br />Aku hanya tahu<br />Bahwa orang hidup<br />Agar jangan mengingkari hati nurani<br /><br />Hio hio hio hio hio<br />Hio hio hio hio hio<br />Hio hio hio hio hio<br />Hio hio hio hio hio<br /><br />Aku tak mau mengingkari hati nurani<br />Aku tak mau mengingkari hati nurani<br />Aku tak mau mengingkari hati nurani<br />Aku tak mau mengingkari hati nurani<br /><br />Kebaya Merah<br /><br />Kebaya merah kau kenakan<br />Anggun walau nampak kusam<br />Kerudung putih terurai<br />Ujung yang koyak tak kurangi cintaku<br /><br />Wajahmu seperti menyimpan duka<br />Padahal kursimu dilapisi beludru<br />Ada apakah?<br />Ibu<br /><br />Ceritalah seperti dulu<br />Duka suka yang terasa<br />Percaya pada anakmu<br />Tak terfikir tuk tinggalkan dirimu<br /><br />Ibuku, darahku, tanah airku<br />Tak rela kulihat kau seperti itu<br />Ada apakah?<br />Ibu<br />Na Na Na Na<br /><br />Desaku<br />Kampungku<br />Telah lama menghilang<br />Tenggelam dalam air<br />Telah lama terkubur<br />Tergusur kemajuan<br /><br />Dengarlah<br />Belalang nyanyi bersahutan<br />Menari dibalik alang alang<br />Terdengar sangat menyedihkan<br />Rumah merekapun terancam<br /><br />Nyanyian<br />Harapan<br />Anak anak didesa<br />Bermain dengan alam<br />Bermain bayang bayang<br />Dibawah sinar bulan<br /><br />Lihatlah<br />Dilorong perkampungan kota<br />Anak anak kecil bermain<br />Imajinasi dikebiri<br />Surga mereka telah pergi<br /><br />Saat senja perlahan mendekati<br />Mereka duduk didalam ruangan<br />Televisi gantikan dongengan<br />Tidak pernah tahu masa lalu<br /><br />Oh ya oh ya<br />Nyanyian desa<br /><br />Oh ya oh ya<br />Nyanyian kota<br /><br />Oh ya oh ya<br />Jauh berbeda<br /><br />Oh ya oh ya<br />Memang berbeda<br /><br />Na na na na<br />Na na na<br />Na na na na<br /><br />Na na na na<br />Na na na<br />Na na na na<br /><br />Panggilan Dari Gunung<br /><br />Panggilan dari gunung<br />Turun ke lembah lembah<br />Kenapa nadamu murung<br />Langkah kaki gelisah<br /><br />Matamu separuh katup<br />Lihat kolam seperti danau<br />Kau bawa persoalan<br />Cerita duka melulu<br /><br />Disini menunggu<br />Cerita yang lain<br />Disini menunggu<br />Cerita yang lain<br />Menunggu<br /><br />Berapa lama diam<br />Cermin katakan bangkit<br />Pohon pohon terkurung<br />Kura kura terbius<br /><br />Disini menunggu<br />Cerita yang lain<br />Disini menunggu<br />Cerita yang lain<br />Menunggu<br /><br />Nyanyian Jiwa<br /><br />Nyanyian jiwa<br />Bersayap menembus awan jingga<br />Mega mega<br />Terburai diterjang halilintar<br /><br />Mata hati<br />Bagai pisau merobek sangsi<br />Hari ini<br />Kutelan semua masa lalu<br /><br />Biru biru biru biruku<br />Hitam hitam hitam hitamku<br /><br />Aku sering ditikam cinta<br />Pernah dilemparkan badai<br />Tapi aku tetap berdiri oh<br /><br />Nyanyian jiwa haruslah dijaga<br />Mata hari haruslah diasah<br />Nyanyian jiwa haruslah dijaga<br />Mata hari haruslah diasah<br /><br />Menjeritlah<br />Menjeritlah selagi bisa<br />Menangislah<br />Jika itu dianggap penyelesaian<br /><br />Biru biru biru biruku<br />Hitam hitam hitam hitamku<br /><br />Aku sering ditikam cinta<br />Pernah dilemparkan badai<br />Tapi aku tetap berdiri ohoh<br /><br />Nyanyian jiwa haruslah dijaga<br />Mata hari haruslah diasah<br />Nyanyian jiwa haruslah dijaga<br />Mata hari haruslah diasah<br /><br />Besar dan kecil<br /><br />Kau seperti bis kota atau truk gandengan<br />Mentang mentang paling besar klakson sembarangan<br />Aku seperti bemo atau sandal jepit<br />Tubuhku kecil mungil biasa terjepit<br /><br />Pada siapa kumengadu?<br />Pada siapa kubertanya?<br /><br />Kau seperti buaya atau dinosaurus<br />Mentang mentang menakutkan makan sembarangan<br />Aku seperti cicak atau kadal buntung<br />Tubuhku kecil merengit sulit dapat untung<br /><br />Pada siapa kumengadu?<br />Pada siapa kubertanya?<br /><br />Mengapa besar selalu menang?<br />Bebas berbuat sewenang wenang<br />Mengapa kecil selalu tersingkir?<br />Harus mengalah dan menyingkir<br /><br />Apa bedanya besar dan kecil?<br />Semua itu hanya sebutan<br />Ya walau didalam kehidupan<br />Kenyataannya harus ada besar dan kecil<br /><br />Kau seperti bis kota atau truk gandengan<br />Mentang mentang paling besar klakson sembarangan<br />Aku seperti bemo atau sandal jepit<br />Tubuhku kecil mungil biasa terjepit<br /><br />Pada siapa kumengadu?<br />Pada siapa kubertanya?<br />Pada siapa kumengadu?<br />Pada siapa kubertanya?<br />Pada siapa kumengadu?<br />Pada siapa kubertanya?<br /><br />Ya Atau Tidak<br /><br /><br />Bicaralah nona<br />Jangan membisu<br />Walau sepatah kata<br />Tentu kudengar<br /><br />Tambah senyum sedikit<br />Apa sih susahnya?<br />Malah semakin manis<br />Semanis tebu<br /><br />Engkau tahu isi hatiku<br />Semuanya sudah aku katakan<br />Ganti kamu jawab tanyaku<br />Ya atau tidak itu saja<br /><br />Bila hanya diam<br />Aku tak tahu<br />Batu juga diam<br />Kamu kan bukan batu<br /><br />Aku tak cinta pada batu<br />Yang aku cinta hanya kamu<br />Jawab nona dengan bibirmu<br />Ya atau tidak itu saja<br /><br />Tak aku pungkiri<br />Aku suka wanita<br />Sebab aku laki laki<br />Masa suka pria<br /><br />Ah kuraslah isi dadaku<br />Aku yakin ada kamu disitu<br />Jangan diam bicaralah<br />Ya atau tidak itu saja<br /><br />Mereka Ada Di Jalan<br /><br />Pukul tiga sore hari<br />Di jalan yang belum jadi<br />Aku melihat anak anak kecil<br />Telanjang dada telanjang kaki<br />Asik mengejar bola<br /><br />Kuhampiri kudekati<br />Lalu duduk di tanah yang lebih tinggi<br />Agar lebih jelas lihat dan rasakan<br />Semangat mereka keringat mereka<br />Dalam memenangkan permainan<br /><br />Ramang kecil Kadir kecil<br />Menggiring bola di jalanan<br />Ruli kecil Riki kecil<br />Lika liku jebolkan gawang<br /><br />Tiang gawang puing puing<br />Sisa bangunan yang tergusur<br />Tanah lapang hanya tinggal cerita<br />Yang nampak mata hanya<br />Para pembual saja<br /><br />Anak kota tak mampu beli sepatu<br />Anak kota tak punya tanah lapang<br />Sepak bola menjadi barang yang mahal<br />Milik mereka yang punya uang saja<br />Dan sementara kita disini di jalan ini<br /><br />Bola kaki dari plastik<br />Ditendang mampir ke langit<br />Pecahlah sudah kaca jendela hati<br />Sebab terkena bola<br />Tentu bukan salah mereka<br /><br />Roni kecil Heri kecil<br />Gaya samba sodorkan bola<br />Nobon kecil Juki kecil<br />Jegal lawan amankan gawang<br />Cipto kecil Suwadi kecil<br />Tak tik tik tak terinjak paku<br />Yudo kecil Paslah kecil<br />Terkam bola jatuh menangis<br />Coretan Dinding<br /><br />Coretan di dinding<br />Membuat resah<br />Resah hati pencoret<br />Mungkin ingin tampil<br /><br />Tapi lebih resah<br />Pembaca coretannya<br />Sebab coretan dinding<br />Adalah pemberontakan kucing hitam<br />Yang terpojok di tiap tempat sampah<br /><br />Ditiap kota<br />Cakarnya siap dengan kuku kuku tajam<br />Matanya menyala mengawasi gerak musuhnya<br />Musuhnya adalah penindas<br />Yang menganggap remeh<br />Coretan dinding kota<br /><br />Coretan dinding<br />Terpojok ditempat sampah<br />Kucing hitam dan penindas<br />Sama sama resah<br /><br />Belum Ada Judul<br /><br />Pernah kita sama sama susah<br />Terperangkap didingin malam<br />Terjerumus dalam lubang jalanan<br />Digilas kaki sang waktu yang sombong<br />Terjerat mimpi yang indah<br />Lelah<br /><br />Pernah kita sama sama rasakan<br />Panasnya mentari hanguskan hati<br />Sampai saat kita nyaris tak percaya<br />Bahwa roda nasib memang berputar<br />Sahabat masih ingatkah<br />Kau<br /><br />Sementara hari terus berganti<br />Engkau pergi dengan dendam membara<br />Dihati<br /><br />Cukup lama aku jalan sendiri<br />Tanpa teman yang sanggup mengerti<br />Hingga saat kita jumpa hari ini<br />Tajamnya matamu tikam jiwaku<br />Kau tampar bangkitkan aku<br />Sobat<br /><br />Sementara hari terus berganti<br />Engkau pergi dengan dendam membara<br />Dihati<br /><br />Aku Disini<br /><br />Mengantuk perempuan setengah baya<br />Di bak terbuka mobil sayuran<br />Jam tiga pagi itu<br />Tangannya terangkat saat sorot lampu mobilku<br />Menyilaukan matanya<br />Aku ingat ibuku<br />Aku ingat istri dan anak perempuanku<br /><br />Separuh jalan menuju rumah<br />Saat lampu menyala merah<br />Didepan terminal bis kota yang masih sepi<br />Aku melihat seorang pelacur tertidur<br />Mungkin letih atau mabuk<br />Aku ingat ibuku<br />Aku ingat istri dan anak perempuanku<br /><br />Dibawah temaram sinar merkuri<br />Bocah telanjang dada bermain bola<br />Oh pagi yang gelap<br />Kau sudutkan aku<br /><br />Suara kaset dalam mobil<br />Aku matikan<br />Jendela kubuka<br />Angin pagi dan nyanyian sekelompok anak muda<br />Mengusik ingatanku<br />Aku ingat mimpiku<br />Aku ingat harapan<br />Yang semakin hari semakin panjang tak berujung<br /><br />Perempuan setengah baya<br />Pelacur yang tertidur<br />Bocah bocah bermain bola<br />Anak muda yang bernyanyi<br /><br />Sebentar lagi ayam jantan<br />Kabarkan pagi<br />Hari harimu menagih janji<br />Aku disini<br />Ya aku disini<br />Ingat ibuku<br />Istri dan anak anakku<br /><br />Ikrar<br /><br />Meniti hari<br />Meniti waktu<br />Membelah langit<br />Belah samudra<br /><br />Ikhlaslah sayang<br />Kukirim kembang<br />Tunggu aku<br />Tunggu aku<br /><br />Rinduku dalam<br />Semakin dalam<br />Perjalanan<br />Pasti kan sampai<br /><br />Penantianmu<br />Semangat hidupku<br />Kau cintaku<br />Kau intanku<br /><br />Doakanlah sayang<br />Harapkanlah manis<br />Suamimu segera kembali<br /><br />Doakanlah sayang<br />Harapkanlah manis<br />Suamimu suami yang baik<br /><br />Ku titipkan<br />Semua yang kutinggalkan<br /><br />Kau jagalah<br />Semua yang mesti kau jaga<br /><br />Permataku<br />Aku percaya padamu<br /><br />Permataku<br />Aku percaya padamu<br /><br /><br />Di Mata Air Tidak Ada Air Mata<br /><br />Memetik gitar dan bernyanyi<br />Pada waktu tak bertepi<br />Di atas langit di bawah tanah<br />Dihembus angin terseret arus<br /><br />Untuk saudara tercinta<br />Untuk jiwa yang terluka<br /><br />Tengah lagu suaraku hilang<br />Sebab hari semakin bising<br />Hanya bunyi peluru di udara<br />Gantikan denting gitarku<br /><br />Mengoyak paksa nurani<br />Jauhkan jarak pandangku<br /><br />Bibirku bergerak tetap nyanyikan cinta<br />Walau aku tahu tak terdengar<br />Jariku menari tetap tak akan berhenti<br />Sampai wajah tak murung lagi<br /><br />Bibirku bergerak tetap nyanyikan cinta<br />Walau aku tahu tak terdengar<br />Jariku menari tetap tak akan berhenti<br />Sampai wajah tak murung lagi<br /><br />Amarah sempat dalam dada<br />Namun akalku menerkam<br />Kubernyayi dimatahari<br />Kupetik gitar di rembulan<br /><br />Dibalik bening mata air<br />Tak pernah ada air mata<br /><br />Dibalik bening mata air<br />Tak pernah ada air mata<br />Lagu Enam<br /><br />Kemana perginya mainanku ?<br />Mobil mobilan dari kulit jeruk<br />Kuda kudaan dari pelepah pisang<br />Entah kemana perginya<br /><br />Sekarang sulit membedakan<br />Mana mainan mana sungguhan<br />Semua mahal<br />Semua harus dibeli di toko toko penggoda hati<br /><br />Minta ampun harga mainan kini<br />Ada yang seharga gaji menteri<br />Terbuat dari plastik maupun besi<br />Hanya untuk gengsi anak bayi<br /><br />Tak ada lagi bocah berkreasi<br />Semua sudah tersedia<br />Mereka menjadi cengeng dan manja<br />Kejernihan otaknya pun sirna<br /><br />Mana mainanku yang dulu ?<br />Aku ingin melihat bentuknya<br />Aku ingin mengingat nama namanya<br />Yang pernah akrab dengan kehidupan ini<br /><br />Lagu Lima<br /><br />Anjing hitam kepala dan kakinya kuning<br />Sendiri tertidur<br />Luka luka di punggungnya<br />Melebam menunggu lalat<br /><br />Anjing hitam kepala dan kakinya kuning<br />Kawini ibunya dan beranak lagi<br />Seperti sebagian manusia<br />Seperti sebagian manusia<br /><br />Anjing hitam anaknya hitam<br />Menunggu seperti kita<br />Lukanya yang melebam<br />Memberi kesaksian bagi kehidupan<br /><br />Kaki depan kanannya pincang<br />Ditabrak tank ketika latihan didepan<br />Kaki depan kanannya pincang<br />Ditabrak tank ketika latihan didepan<br /><br />Kaki depan kanannya pincang<br />Ditabrak tank ketika latihan didepan<br />Kaki depan kanannya pincang<br />Ditabrak tank ketika latihan didepan<br /><br />Anjingku menggonggong<br />Protes pada situasi<br />Hatiku melolong<br />Protes pada kamu<br /><br />Anjingku menggonggong<br />Protes pada situasi<br />Hatiku melolong<br />Protes pada kamu<br /><br />Anjingku menggonggong<br />Hatiku melolong<br /><br />Anjingku menggonggong<br /><br />Anjingku menggonggong<br />Anjingku menggonggong<br />Anjingku menggonggong<br />Anjingku menggonggong<br />Anjingku menggonggong<br /><br />Lagu Empat<br /><br />Kenapa banyak orang ingin menang ?<br />Apakah itu hasil akhir kehidupan ?<br />Kenapa kekalahan menjadi aib ?<br />Apakah itu kesalahan manusia ?<br /><br />Demi kemenangan rela membunuh<br />Demi kemenangan rela memperkosa<br />Apa saja akan kamu tempuh<br />Agar kemenangan dapat diraihnya<br /><br />Kenapa kebenaran tak lagi dicari ?<br />Sudah tak pentingkah bagi manusia ?<br />Apakah kebenaran tinggal kata kata ?<br />Dari bibir pemenang pemenang semu<br /><br />Aku menjadi lelah dan sangsi<br />Terhadap kemenangan kemenangan itu<br />Biarlah aku kalah asal tak memperkosa<br />Biar saja aku tak menang<br />Asalkan tak menginjak nuraninya<br /><br />Aku tidak ingin menang<br />Aku hanya ingin benar<br />Walau harus menggali sukma bumi<br />Merenangi gelombang samudera<br /><br />Aku tidak ingin menang<br />Aku hanya ingin benar<br />Walau harus menggali sukma bumi<br />Merenangi gelombang samudera<br /><br />Lagu Tiga<br /><br />Aku tunggu kamu di tempat ini<br />Di puncak bukit yang sepi dan dingin<br />Aku percaya kamu pasti sampai<br />Rasa dan akal sehatku mengatakan itu<br />Saudaraku<br /><br />Singkatnya hari yang kita punya<br />Begitu banyak memberi makna<br />Sudah saatnya aku kembali<br />Sudah waktunya kamu mulai<br />Saudaraku<br /><br />Disini<br />Aku sendiri<br />Datanglah<br /><br />Bukit yang sepi<br />Bukit yang dingin<br />Tak kan membuatmu tersiksa<br />Saudaraku<br />Aku percaya<br /><br />Kita harus mulai bekerja<br />Persoalan begitu menantang<br />Satu niat satulah darah kita<br />Kamu adalah kamu<br />Aku adalah aku<br /><br />Kita harus mulai bekerja<br />Persoalan begitu menantang<br />Satu niat satulah darah kita<br />Kamu adalah kamu<br />Aku adalah aku<br /><br />Hijau<br /><br />Hutanku,<br />Rusak !<br /><br />Langitku,<br />Bocor !<br /><br />Udara yang aku hisap,<br />Tercemar !<br /><br />Makanan yang aku makan,<br />Racun !<br /><br />Hijau Hijauku Hijau<br />Hijau Hijau Dunia<br /><br />Hijau Hijauku Hijau<br />Hijau Dunia<br /><br />Hijau Hijauku Hijau<br />Hijau Dunia<br /><br />Hijau Hijauku Hijau<br />Hijau Dunia<br /><br />Hijau<br /><br />Lagu Dua<br /><br />Jakarta sudah habis<br />Musim kemarau api<br />Musim penghujan banjir<br /><br />Jakarta tidak bersahabat<br />Api dan airnya bencana<br />Entah karena kebodohan kecerobohan<br />Atau keserakahan<br /><br />Jakarta sudah habis<br />Diatasnya berdiri bangunan bangunan industri<br />Disekitar bangunan bangunan itu<br />Bangunin bangunin memproduksi belatung<br /><br />Jakarta sudah habis<br />Warna tanahnya merah kecoklat coklatan<br />Mirip dengan darah<br />Mirip dengan api<br />Mirip dengan air mata<br /><br />Tanah Jakarta sedang gelisah<br />Jangan lagi dibuat marah<br />Tanah Jakarta sedang gelisah<br />Jangan lagi dibuat marah<br /><br />Jakarta sudah habis<br />Dijalan jalan marah ( Dijalan )<br />Dijalan marah marah<br />Dirumah rumah marah ( Dirumah )<br />Dirumah marah marah<br />Apa enaknya ?<br /><br />Jakarta sudah habis<br />Empat puluh persen rakyatnya<br />Beli air dari PAM<br />Sisanya gali sendiri<br /><br />Persoalannya gali pakai apa ?<br />Tentu saja gali pakai duit<br />Duitnya terbuat dari air mata asli<br /><br />Jakarta sudah habis<br /><br />Sebentar lagi kita akan menjual<br />Air mata kita sendiri<br />Karena air mata kita<br />Adalah air kehidupan<br /><br />Jakarta sudah habis<br />Tetapi Indonesia bukan hanya Jakarta<br /><br />Jakarta<br />Jakarta<br /><br />Cuma enak buat cari duit<br />Nah kalau duit sudah punya<br />Hijrah saja<br />Hijrah saja<br />Hijrah saja<br />Hijrah saja<br /><br />Tanah Jakarta sedang gelisah<br />Jangan lagi dibuat marah<br />Tanah Jakarta sedang gelisah<br />Jangan lagi dibuat marah<br /><br />Jakarta<br />Jakarta<br />Jakarta<br />Hijrah saja<br /><br />Jakarta sudah habis<br />Musim kemarau api<br />Musim penghujan banjir<br /><br />Jakarta tidak bersahabat<br />Api dan airnya bencana<br />Entah karena kebodohan kecerobohan<br />Atau keserakahan<br /><br />Jakarta sudah habis<br />Jakarta sudah habis<br /><br /><br />Lagu Satu<br /><br />Jalani hidup<br />Tenang tenang tenanglah seperti karang<br />Sebab persoalan bagai gelombang<br />Tenanglang tenang tenanglah sayang<br /><br />Tek pernah malas<br />Persoalan yang datang hantam kita<br />Dan kita tak mungkin untuk menghindar<br />Semuanya sudah suratan<br /><br />Oh matahari<br />Masih setia<br />Menyinari rumah kita<br /><br />Tak kan berhenti<br />Tak kan berhenti<br />Menghangati hati kita<br /><br />Sampai tanah ini inginkan kita kembali<br />Sampai kejenuhan mampu merobek robek hati ini<br /><br />Sebentar saja<br />Aku pergi meninggalkan<br />Membelah langit punguti bintang<br />Untuk kita jadikan hiasan<br /><br />Tenang tenang tenanglah sayang<br />Semuanya sudah suratan<br />Tenang tenang seperti karang<br />Bintang bintang jadikan hiasan<br /><br />Berlomba kita dengan sang waktu<br />Jenuhkah kita jawab sang waktu<br />Bangkitlah kita tunggu sang waktu<br />Tenanglah kita menjawab waktu<br /><br />Seperti karang<br />Tenanglah<br />Seperti karang<br />Tenanglah<br /><br />Karena Kau Bunda Kami<br /><br />Kami berdiri disini<br />Mencoba menjaga hidupmu<br />Bukan hanya sekedar mencintai<br />Bukan sekedar melindungi<br />Karena kau bunda kami<br /><br />Kami minum air susumu<br />Dihidupi tanahmu<br />Dimandikan oleh airmu<br />Kami berdoa<br />Karena kau bunda kami<br /><br />Lihatlah fajar pagi telah menyingsing<br />Dengarkan doa kami<br />Karena kau bunda kami<br /><br />Biar keadilan sulit terpenuhi<br />Biar kedamaian sulit terpenuhi<br />Kami berdiri menjaga dirimu<br /><br />Biar keadilan sulit terpenuhi<br />Biar kedamaian sulit terpenuhi<br />Kami berdiri menjaga dirimu<br />Karena kau bunda kami<br /><br />Dunia Binatang<br /><br />Ya ya ya ya<br />Mau makan tak punya uang<br />Ya ya ya ya<br />Mau tidur tak punya kasur<br /><br />Ya ya ya ya<br />Jawablah jangan diam saja<br />Kenapa orang susah makin susah saja ?<br /><br />Ya ya ya ya<br />Diamlah jangan ngoceh saja<br />Mereka sudah bosan tutup mulut saja<br /><br />Ada macan mencakar macan<br />Ular menggigit ular<br />Ada gajah membunuh gajah<br />Kita yang terinjak ya ho ho<br /><br />Mata liar dimana mana<br />Mencari mangsa yang lemah<br />Tangan tangan yang penuh darah<br />Menindas sambil tertawa<br /><br />Ada maling teriak maling<br />Ada musang berbulu domba<br />Monopoli menjadi jadi<br />Tangan besi merajalela<br /><br />Bidadari Senjakala<br /><br />Wajah langit senja hari<br />Ada kelelawar melayang<br />Laut yang bergolak didepanku<br /><br />Wajah itu datang lagi<br />Mendatangiku memanggilku<br />Wajah yang berduka<br />Aku memelukmu mencium keningmu<br /><br />Tatap matamu membara membakar hidupku<br />Suaramu bergairah menenangkanku<br /><br />Membara membara<br />Pandanganmu membara<br />Tubuhmu yang hangat<br />Menghangatkan tubuhku<br /><br />Lagu ini untukmu<br />Mimpi ini untukmu<br />Duka datang dan pergi<br />Datangnya silih berganti<br /><br />Sering aku tak mampu bicara<br />Terdiam seperti patung bernyawa<br />Sering aku tak mampu menjawab<br />Tak tahu harus bagaimana<br /><br />Bidadari senjakala<br />Menari untukku untukku<br />Masih ada cahaya di wajahmu<br />Di wajahmu<br /><br />Nyanyian di senja hari membuatku rindu<br />Jangan berhenti memandang jangan berpaling<br />Jangan berhenti mencintai jangan berhenti<br />Aku tahu apa artinya senyum dibibirmu<br /><br />Sudrun<br /><br />Angin panas otak panas<br />Orang waras jadi ganas<br />Hawa gerah hidup susah<br />Ngomongnya ngaco dianggap gila<br /><br />Rumah kontrakan belum terbayar<br />Uang habis hutang numpuk<br />Pemasukan belum jelas<br />Pengeluaran sudah jelas<br /><br />Oooh<br />Apakah ini ?<br />Siapa yang tahu ?<br />Tak ada yang tahu<br /><br />Sering kali kita terpaksa berfikir<br />Melihat orang yang menjadi gila<br />Sebab tak sanggup lagi menanggung<br />Beban hidup yang semakin berat<br /><br />Nasib baik belum datang<br />Angin surga sering datang<br />Kepala pusing kepanasan<br />Mau menangis tidak bisa<br /><br /><br />Hura-Hura Huru-Hara<br /><br />Apa jadinya jika mulut dilarang bicara ?<br />Apa jadinya jika mata dilarang melihat ?<br />Apa jadinya jika telinga dilarang mendengar ?<br /><br />Jadilah robot tanpa nyawa<br />Yang hanya mengabdi pada perintah<br /><br />Apa jadinya jika saran berubah menjadi ancaman ?<br />Apa jadinya jika lintah darat makin menghisap rakyat ?<br />Apa jadinya jika keserakahan makin semena-mena ?<br /><br />Jadilah kepincangan keadilan<br />Yang hanya melahirkan dendam<br /><br />Hura-hura huru-hara<br />Lingkaran setan semakin seram bentuknya<br />Hura-hura huru-hara<br />Gelombang mara bahaya makin terasa<br /><br />Apa jadinya jika petani tak lagi punya sawah ?<br />Apa jadinya jika cukong-cukong menguasai tanah ?<br />Apa jadinya jika hukum sekedar bendera-bendera pajangan ?<br /><br />Jadilah penghisapan sesama manusia<br />Yang hanya melahirkan drakula-drakula<br /><br />Hura-hura huru-hara<br />Lingkaran setan semakin seram bentuknya<br />Hura-hura huru-hara<br />Gelombang mara bahaya makin terasa<br /><br /><br />Kwek ... Kwek ... Kwek<br /><br />Kawan apa kabarmu ?<br />Kawan kemana kamu ?<br />Kawan apa kabarmu ?<br />Kawan dimana kamu ?<br /><br />Bingung bingung dia bingung<br />Kawanku bingung<br />Pusing pusing dia pusing<br />Kawanku pusing<br />Minggat minggat dia minggat<br />Kawanku minggat<br /><br />Ya ya ya ya ya ya ya ya ya ya<br /><br />Pacar apa kabarmu ?<br />Pacar kenapa kamu ?<br />Pacar apa kabarmu ?<br />Pacar apa maumu ?<br /><br />Senyum senyum tersenyum<br />Pacarku tersenyum<br />Manja manja sangat manja<br />Pacarku manja<br />Kwek kwek kwek kwek cerewet<br />Pacarku cerewet<br /><br />Ya ya ya ya ya ya ya ya ya ya<br /><br />Tuan apa kabarmu ?<br />Tuan siapa kamu ?<br />Tuan apa kabarmu ?<br />Tuan mana janjimu ?<br /><br />Tah tah tah tah merintah<br />Senang merintah<br />Cat cat cat cat memecat<br />Senang memecat<br />Si si si si korupsi<br />Senang korupsi<br /><br />Ya ya ya ya ya ya ya ya ya ya<br /><br />Kwek kwek<br />Kwek kwek kwek<br />Kwek kwek<br />Kwek kwek kwek kwek<br /><br /><br />Hua Ha Ha<br /><br />Hua ha ha ha ha<br />Hua ha ha ha ha<br />Hua ha ha ha ha ha ha ha ha<br />Hua ha ha<br /><br />Hua ha ha ha ha<br />Hua ha ha ha ha<br />Hua ha ha ha ha ha ha ha ha<br /><br />Bukalah mulut kamu<br />Lantangkan saja suaramu<br />Bebaskan jiwa kamu<br /><br />Tidak apa-apa dianggap gila<br />Dari pada tak bisa<br />Tertawa itu sehat<br />Menipu itu jahat<br /><br />Tertawa itu sehat<br />Menipu itu jahat<br /><br />Hua ha ha ha ha<br />Hua ha ha ha ha<br />Hua ha ha ha ha ha ha ha ha<br /><br /><br /><br />Dalbo<br /><br />Sejak dilahirkan aku tak tahu siapa orang tuaku<br />Aku berpindah dari satu kasih sayang<br />Ke satu kasih sayang yang lain<br /><br />Aku hisap air susu<br />Dari tetek banyak ibu<br /><br />Merpati terbang melintasi<br />Membawa ku pergi ke masa lalu<br />Merpati terbang melintasi<br />Membawa ku pergi ke masa lalu<br /><br />Aku tak pernah bertanya siapa orang tuaku<br />Walau memang merasakan<br />Ada sesuatu yang hilang<br />Sesuatu yang hilang<br /><br />Merpati terbang melintasi<br />Membawa ku pergi ke masa lalu<br />Merpati terbang melintasi<br />Membawa ku pergi ke masa lalu<br /><br />Aku bukan anak haram<br />Aku Dalbo anak alam<br /><br />Aku Bosan<br /><br />Papiku belum pulang<br />Mamiku belum pulang<br />Kakakku belum pulang<br />Katanya cari uang<br /><br />Hanya ada pembantu<br />Mengurusi hidupku<br />Hanya ada televisi<br />Menemani hariku<br /><br />Aku bosan<br />Aku bosan<br />Aku bosan Bosan bosan bosan bosan<br /><br />Aku bosan<br />Aku bosan<br />Aku bosan Bosan bosan bosan bosan<br /><br />Ketika papi pulang<br />Mukanya sangat tegang<br />Ketika mami pulang<br />Menyapa halo sayang<br /><br />Ketika kakak pulang<br />Jalannya sudah goyang<br />Katanya cari uang<br />Katanya cari uang<br /><br />Aku bosan<br />Aku bosan<br />Aku bosan Bosan bosan bosan bosan<br /><br />Aku bosan<br />Aku bosan<br />Aku bosan Bosan bosan bosan bosan<br /><br />Ini Si Trendy<br /><br />Ini si trendy menari memuja diri<br />Ini si trendy bergaya pasang aksi<br />Hidupnya penuh basa basi<br />Ingin dianggap paling seksi<br /><br />Tiap hari maunya dipuji<br />Hidup diperbudak gengsi<br /><br />Ini si trendy menari gaya babi ngepet<br />Ini si trendy menyanyi karaoke<br />Suaranya mirip bebek<br />Matanya merem melek<br /><br />Yang penting bisa di potret<br />Ngetren<br /><br />Trendy trendy trendy trendy trendy trendy trendy<br />Trendy trendy trendy trendy trendy trendy trendy<br /><br />Enggak ikut ikut gengsi<br />Kuno kuno kuno kuno<br />Enggak ikut ikut gengsi<br />Kuno kuno kuno kuno<br /><br />Enggak ikut ikut gengsi<br />Kuno kuno kuno kuno<br />Enggak ikut ikut gengsi<br />Kuno kuno kuno kuno<br /><br />Ini si trendy masih menari dan menyanyi<br />Ini si trendy genitnya semakin jadi<br />Orang orang dianggap tuli<br />Moderenisasi salah kaprah<br /><br />Lantas menjadi latah<br />Ngetren<br /><br />Trendy trendy trendy trendy trendy trendy trendy<br />Trendy trendy trendy trendy trendy trendy trendy<br /><br /><br /><span style="font-weight:bold;">Jogja</span><br /><br />Aku jalan sendiri<br />Dijalan yang sering aku lewati dulu<br />Aku masih melihat<br />Wajah wajah yang aku kenal dahulu<br /><br />Dikota ini<br />Dikota ini<br /><br />Aku bangun kembali<br />Setelah tidur yang panjang tanpa pernah kusadari<br />Ingin menyanyi<br />Untuk apa saja yang pernah terjadi dikota ini<br /><br />Dikota ini<br />Dikota ini<br /><br />Kupanggil Jogjakarta<br /><br />Malam semakin sunyi<br />Jalan semakin sepi<br />Malam semakin dingin<br />Oh dikota ini masih ada jejakku<br /><br />Malam semakin sunyi<br />Jalan semakin sepi<br />Malam semakin dingin<br />Oh dikota ini masih ada jejakku<br /><br />Na na na na na na na<br />Na na na na na na na<br /><br />Oh dikota ini masih ada jejakku<br /><br />Telaga Dan Bencana<br /><br />Aku sering menyesali<br />Sebab tak mampu memahami<br />Sulit membaca isyaratmu<br />Kata katamu penuh arti<br /><br />Lidahku bagai api<br />Menghanguskan harapanmu<br />Ada air jernih mengalir<br />Dari dua matamu<br /><br />Mengalirlah air hidup<br />Bawa aku ke samudera<br />Dihatimu ada telaga<br />Didiriku mengalir bencana<br /><br />Pertengkaran demi pertengkaran<br />Ketegangan demi ketegangan<br />Penyesalan demi penyesalan<br />Menyimpan prahara<br /><br />Mana mungkin aku bisa<br />Memberimu ketenangan<br />Aku masih mencari<br />Lembah ketenangan jiwa<br /><br />Mengalirlah air hidup<br />Bawa aku ke samudera<br />Dihatimu ada telaga<br />Didiriku mengalir bencana<br /><br />Pertengkaran demi pertengkaran<br />Ketegangan demi ketegangan<br />Penyesalan demi penyesalan<br />Menyimpan prahara<br /><br /><br /><span style="font-weight:bold;">Dihatimu Aku Berlindung</span><br /><br />Ketika matahari membakar lautan<br />Ketika matahari membakar dunia<br />Ketika matahari membakar diri sendiri<br /><br />Dihatimu aku berlindung<br />Dihatimu aku berlindung<br /><br />Ketika badai menghempaskan diriku<br />Ketika badai menutupi langkahku<br />Ketika badai mengguncang guncang hidupku<br /><br />Dihatimu aku berlindung<br />Dihatimu aku berlindung<br />Dihatimu aku berlindung<br />Dihatimu aku berlindung<br /><br />Ketika bumi ini tak berputar lagi<br />Ketika malaikat tak berdoa lagi<br />Ketika aku tak bisa bernyanyi lagi<br /><br />Dihatimu aku berlindung<br />Dihatimu aku berlindung<br />Dihatimu aku berlindung<br />Dihatimu aku berlindung<br /><br />Dihatimu aku berlindung<br />Dihatimu aku berlindung<br />Dihatimu aku berlindung<br />Dihatimu aku berlindung<br /><br /><br />Ketika matahari membakar diri sendiri<br />Ketika matahari membakar diri sendiri<br /><br />Dihatimu aku berlindung<br />Dihatimu aku berlindung<br /><br />Ketika aku tak bisa bernyanyi lagi<br />Ketika malaikat tak berdoa lagi<br /><span style="font-weight:bold;"><br />Nasib Nyamuk</span><br /><br />Aku bukan seperti nyamuk<br />Yang menghisap darahmu<br />Aku manusia yang berbuat<br />Sesuai aturan dan keinginan<br /><br />Kadang kadang aku melanggar<br />Kadang kadang aku seperti nyamuk<br />Tetapi aku bukan nyamuk<br />Aku punya akal budi nyamuk tidak<br /><br />Nyamuk nyamuk berputar putar<br />Di atas kepalaku<br />Suaranya berdengung mendengung<br /><br />Seperti suara ribuan helikopter<br />Seperti suara mesin perang<br /><br />Yang membantai Vietnam<br />Yang membantai timur tengah<br />Yang mengganyang Timor Timur<br />Yang membantai Kamboja<br />Yang membantai Bosnia<br /><br />Mula mula<br />Aku bisa mengerti<br />Lama lama<br />Aku ingin nyamuk nyamuk yang mengerti<br /><br />Mataku terganggu<br />Hidungku terganggu<br />Tangan dan kakiku terganggu<br />Kemaluanku terganggu<br /><br />Kehidupanku terganggu<br />Jasmani dan rohaniku terganggu<br />Kehidupanku terganggu<br />Jasmani dan rohaniku terganggu<br /><br />Lingkaran Aku Cinta Padamu<br /><br />Kini kami berkumpul<br />Esok kami berpencar<br /><br />Berbicara tentang kehidupan<br />Berbicara tentang kebudayaan<br />Berbicara tentang ombak lautan<br />Berbicara tentang bintang di langit<br />Kami berbicara tentang Tuhan<br />Berbicara tentang kesejatian<br />Tentang apa saja<br /><br />Malam boleh berlalu<br />Gelap boleh menghadang<br /><br />Disini kami tetap berdiri<br />Disini kami tetap berpikir<br />Disini kami tetap berjaga<br />Disini kami tetap waspada<br />Disini kami membuka mata<br />Disini kami selalu mencari<br />Kesejatian diri<br /><br />Alang alang bergerak<br />Mata kami berputar<br /><br />Seperti elang kami melayang<br />Seperti air kami mengalir<br />Seperti mentari kami berputar<br />Seperti gunung kami merenung<br />Di lingkaran kami berpandangan<br />Di lingkaran kami mengucapkan<br /><br />Aku cinta padamu<br />Aku cinta padamu<br />Aku cinta padamu<br />Aku cinta padamu<br /><br />Puisi Gelap<br /><br />Langit gelap<br />Jutaan gagak hitam memenuhi langit<br />Datang dari goa goa yang gelap dan lembab<br />Dari padang yang kering tandus<br />Merentang sayap berputar putar mengerikan<br /><br />Suaranya melengking menyayat<br />Amarah yang terpendam amarah tertahan<br />Gentayangan bagai mayat bangun dari kuburan<br />Karena mereka pun tak mau menerima<br /><br />Gerhana matahari gerhana hidup<br />Mereka menutupi cahaya matahari<br />Memakan bangkai dari apa saja yang tersisa<br />Hinggap diatas tanah diatap rumah<br />Di dahan dahan pohon yang mati kering<br />Mengintai mangsa<br />Menanti bangkai temannya sendiri yang mati kelaparan<br /><br />Bau bangkai menyengat dimana mana<br />Saling menerkam diantara mereka sendiri<br />Sekedar bertahan dari kematian yang segera datang menjemput<br /><br />Tak ada cahaya matahari<br />Tak ada cahaya kehidupan<br />Tak ada apa apa<br />Hanya ada ketegangan dan keganasan<br />Ketegangan yang mengandung bencana<br /><br />Gagak gagak terus berputar semakin banyak<br />Marah pada apa ?<br />Marah pada siapa ?<br />Marah pada marah yang tak terlampiaskan<br /><br />Sampai pada saatnya nanti<br />Mereka jatuh terkapar dan mati<br /><br />Tapi dimana cahaya kehidupan ?<br />Tak ada yang tahu<br /><br />Hanya ada jutaan bangkai gagak<br />Berserakan berbau amis dan busuk<br /><br />Ah<br />Bau busuk kehidupan<br />Menyusup menebar ke sudut sudut kota<br />Dan kita menghisapnya<br /><br /><br />Doa Dalam Sunyi<br /><br />Angin datang dari mana ?<br />Merayapi lembah gunung<br />Ada luka dalam duka<br />Dilempar kedalam kawah<br /><br />Memanjat tebing tebing sunyi<br />Memasuki pintu misteri<br />Menggores batu batu<br />Dengan kata sederhana<br />Dengan doa sederhana<br /><br />Merenung seperti gunung<br />Mengurai hidup dari langit<br />Jejak jejak yang tertinggal<br />Menyimpan rahasia hidup<br /><br />Selamat jalan saudaraku<br />Pergilah bersama nasibmu<br />Pertemuan dan perpisahan<br />Dimana awal akhirnya ?<br />Dimana bedanya ?<br />Dimana bedanya ?<br /><br />Doa doa terdengar dalam sunyi<br />Doa doa terdengar dalam sepi<br /><br />Doa doa terdengar dalam sunyi<br />Doa doa terdengar dalam sepi<br /><br />Doa doa terdengar dalam sunyi<br />Doa doa terdengar dalam sepi<br /><br />Doa doa terdengar dalam sunyi<br />Doa doa terdengar dalam sepi<br /><br />Awang-Awang<br /><br />Jika kata tak lagi bermakna<br />Lebih baik diam saja<br />Jika langkah tak lagi bermata<br />Langkah buta terjang saja<br /><br />Melayang terbang melayang<br />Melayang di awang-awang<br />Melayang terbang melayang<br />Di atas samudera terbentang<br /><br />Berlari aku berlari<br />Menembus hari<br />Berlari aku berlari<br />Menembus hari<br /><br />Bagaimana bisa berhenti ?<br />Sedang kita belum melangkah<br />Bagaimana bisa kembali ?<br />Sedang kita tak tahu sampai dimana<br /><br />Berlari aku berlari<br />Menembus hari<br />Berlari aku berlari<br />Menembus hari<br /><br />Bagaimana bisa mengerti ?<br />Sedang kita belum berpikir<br />Bagaimana bisa dianggap diam ?<br />Sedang kita belum bicara<br /><br />Melayang terbang melayang<br />Melayang melayang<br />Melayang melayang<br /><br />Bagaimana bisa mengerti ?<br />Sedang kita belum berpikir<br />Bagaimana bisa dianggap diam ?<br />Sedang kita belum bicara<br /><br />Melayang terbang melayang<br />Melayang di awang-awang<br />Melayang terbang melayang<br />Di atas samudera terbentang<br /><br />Orang Gila<br /><br />Waktu pulang<br />Malam malam<br />Sendiri<br />Sendiri<br /><br />Orang gila di lampu penyeberangan<br />Jam dua malam<br />Lewat pada saat lampu sedang merah<br />Tepat ditengah tengah zebra cross<br /><br />Irama langkahnya tidak berubah<br />Seperti lagu lama<br />Yang aku dengar menuju pulang<br />Sendirian<br /><br />Orang gila di lampu penyeberangan<br />Rambutnya gimbal<br />Kumis dan jenggotnya jarang jarang<br />Membawa gembolan<br />Entah gombalan<br />Atau makanan<br /><br />Melangkah terus lurus kedepan<br />Melangkah terus lurus kedepan<br /><br />Orang gila di lampu penyeberangan<br />Apa kabar?<br />Siapa yang menyapa kamu diam<br />Tersenyum tidak menangis tidak<br />Kamu sapa siapa saja<br />Selamat malam<br />Selamat malam<br /><br />Orang gila di lampu penyeberangan<br />Orang gila di lampu penyeberangan<br />Melangkah terus lurus kedepan<br />Melangkah terus lurus kedepan<br />Kamu sapa siapa saja<br />Selamat malam<br />Selamat malam<br /><br />Menunggu Ditimbang Malah Muntah<br /><br />Aku bernyanyi di dalam kamar mandi<br />Seorang diri<br />Disamping wastafel di samping kaca<br />Sambil menghisap kejenuhan<br /><br />Majalah mingguan tergeletak<br />Di keranjang cucian<br />Gambar dua orang menteri<br />Sedang jabat tangan sambil tersenyum<br /><br />Di atas kakus aku terus menulis<br />Menulis lagu lagu seimbang<br />Timbang menimbang ditimbang timbang<br />Timbang menimbang dibuang sayang<br /><br />Yang paling besar pulang sekolah<br />Si bapak asyik sendiri<br />Suara mesin buyarkan maksud<br />Maksud siapa aku tak tahu<br /><br />Adzan terdengar gemericik hujan<br />Mencari teman orang tertawa<br />Tunggu menunggu ditunggu tunggu<br />Tunggu menunggu dibuang sayang<br /><br />Pelan pelan sayang<br />Kalau mulai bosan<br />Jangan marah marah<br />Nanti cepat mati<br />Santai sajalah<br /><br />Pelan pelan sayang<br />Kalau mulai bosan<br />Jangan marah marah<br />Nanti cepat mati<br />Santai sajalah<br /><br />Seekor nyamuk terbang diatas majalah<br />Kadang hinggap lalu terbang lagi<br />Mengitari wajah politikus<br />Yang entah tersenyum atau sakit gigi<br /><br />Lampu empat puluh watt<br />Bertopi pendekar Cina<br />Tetap saja merendah tidak berubah<br />Kartu nama seorang teman terlindas asbak<br /><br />Yos tidur<br />Galang Cikal tidur<br /><br />Hari ini ada berita<br />Polisi mati<br />Hari ini ada berita<br />Pembantu dibantai majikannya<br />Hari ini ada berita<br />Anak anak membunuh orang tuanya<br />Hari ini ada berita<br />Orang tua memperkosa anak anaknya<br />Hari ini ada berita<br />Guru guru banyak yang sakit jiwa<br />Hari ini ada berita<br />Orang orang kaya takut bangkrut<br />Hari ini ada berita<br />Mahasiswa protes<br />Merah putih cemang cemong<br />Mau insaf susah<br />Desa sudah menjadi kota<br /><br />Burung hantu liar berbunyi terus<br />Yos bangun<br />Galang Cikal tidur<br />Yos tidur lagi<br /><br />Jangkrik tidak berhenti<br />Belalang masih bernyanyi<br />Detik jam belum berhenti<br />Suara mobil sewenang wenang<br />Suara pabrik sama saja<br /><br />Yos tidur<br />Galang Cikal tidur<br /><br />Pelan pelan sayang<br />Kalau mulai bosan<br />Jangan marah marah<br />Nanti cepat mati<br />Santai sajalah<br /><br /><br />Lagu Cinta<br /><br />Aku tak tahu harus mulai dari mana?<br />Aku tak tahu harus menulis apa?<br /><br />Ditanganku duka<br />Ditanganku suka<br />Lagu cinta ingin kunyanyikan<br />Namun lidahku kaku hatiku beku<br /><br />Aku rindu<br />Aku tak tahu<br />Lagu cinta dimana kamu?<br /><br />Mencari apa yang dicari<br />Menunggu apa yang ditunggu<br />Aku merasa dikejar waktu<br /><br />Mencari apa yang dicari<br />Menunggu apa yang ditunggu<br />Aku merasa dikejar waktu<br /><br />Dari mana kamu datang?<br />Aku tak mendengar langkahmu<br /><br />Lagu cinta<br />Pelan pelan bangunkan aku<br /><br />Mencari apa yang dicari<br />Menunggu apa yang ditunggu<br />Aku merasa dikejar waktu<br /><br />Mencari apa yang dicari<br />Menunggu apa yang ditunggu<br />Aku merasa dikejar waktu<br /><br />Mencari apa yang dicari<br />Menunggu apa yang ditunggu<br />Aku merasa dikejar waktu<br /><br />( Mencari apa yang dicari )<br /><br />Mencari apa yang dicari<br />Menunggu apa yang ditunggu<br />Aku merasa dikejar waktu<br /><br />Satu Satu<br /><br />Satu satu daun berguguran<br />Jatuh ke bumi dimakan usia<br />Tak terdengar tangis tak terdengar tawa<br />Redalah reda<br /><br />Satu satu tunas muda bersemi<br />Mengisi hidup gantikan yang tua<br />Tak terdengar tangis tak terdengar tawa<br />Redalah reda<br /><br />Waktu terus bergulir<br />Semuanya mesti terjadi<br />Daun daun berguguran<br />Tunas tunas muda bersemi<br /><br />Satu satu daun jatuh kebumi<br />Satu satu tunas muda bersemi<br />Tak guna menangis tak guna tertawa<br />Redalah reda<br /><br />Waktu terus bergulir<br />Kita akan pergi dan ditinggal pergi<br />Redalah tangis redalah tawa<br />Tunas tunas muda bersemi<br /><br />Waktu terus bergulir<br />Semuanya mesti terjadi<br />Daun daun berguguran<br />Tunas tunas muda bersemi<br />Samsara<br /><br />"Ooh Tentreming ati Tentreming donya Ooh"<br /><br />Bila ruang waktu berbenturan<br />Bila bintang diganti satelit<br />Manusia bunuh jarak<br />Evolusi kehidupan<br />Makin jelas<br /><br />Bila hidup butakan budaya<br />Bila anarki membara rakyat merana<br />Daulat daya hidup jadi semu<br />Demokrasi bibir jalanan<br />Bukan penyelesaian<br /><br />Keadilan<br />Kehidupan<br />Ditegakkan<br /><br />Kebersamaan<br />Kemakmuran<br />Dilautkan<br /><br />Apakah masih ada angin cinta kebersamaan ?<br />Gerhana meratap jiwa membara<br />Kesatuan berbangsa digemakan<br /><br />Samsara<br />Galileo<br />Samsara<br />Galileo<br />Samsara<br /><br />Angin berputar putar ditengah matahari<br />Bila anarki dan emosi bernyanyi<br />Kepalsuan membudaya<br />Merobohkan masa depan<br />Tergilas kehidupan melanium<br /><br />Emosi membara<br />Anarki menyala<br />Serakah membara<br />Membuahkan kesenjangan<br /><br />Oligarki<br />Monopoli<br />Daya mati<br /><br />Demokrasi<br />Ekonomi<br />Daya hidup<br /><br />"Singgah singgah kala singgah<br />Pan suminggah<br />Durga kala sumingkira<br />Singa sirah singa suku<br />Singa tan kasat mata<br />Singa tenggak singa<br />Wulu singa bahu<br />Kabeh pada sumingkira<br />Balia mring asal neki"<br /><br />Anak Zaman<br /><br />Aku tanamkan benih hidup<br />Aku sirami dengan doa<br />Tumbuh tumbuhlah pohon kehidupan<br />Mekar mekarlah bunga harapan<br /><br />Burung terbang menelan bintang<br />Dingin mencekam menakutkan<br />Bunga bunga api menari nari<br />Waspada waspadalah pancaroba<br /><br />Hari baru telah datang<br />Bunga bunga masa depan<br />Telah datang perubahan<br />Bintang bintang anak zaman<br /><br />For Green And Peace<br /><br />I am jealous of the moonshine<br />I am jealous of the sun's rays<br /><br />Oh sun the sun above<br />You are the soul of life<br />Moon full moon above<br />Your light in this darkening the world<br />In the eyes for peace and tranquility<br /><br />Water of love<br />You are the blood that ruin through my veins<br /><br />There are more and more conflicts<br />Even without the threat of nuclear games<br />Civilized economy and technology<br />Did not bear the green and peace movement<br /><br />Let us sing<br />For the world of green and peace<br />Let us sing<br />For the rejuvination of the universe constitution<br /><br />Let’s echo the word<br /><br />Let’s start our revolution for green and peace<br />Let’s start our revolution for green and peace<br />Let’s start our revolution for green and peace<br />Let’s start our revolution for green and peace<br /><br />Sing the song for the world of green and peace<br /><br />Human civilitation<br />Witness how greed ruins natures harmony<br />The earth shaltering the atmosphere is heating up<br />The stars would never shine<br /><br />The beginning of the millenium<br />Bring war criminals<br />Witness Bosnia, Somalia, Palestine<br />Watch the world crumbles plagued by terrorism<br /><br />Singing together<br /><br />Let’s start our revolution for green and peace<br />Let’s start our revolution for green and peace<br />Let’s start our revolution for green and peace<br />Let’s start our revolution for green and peace<br /><br />The sun, the earth, the moon and the stars<br />You are the witness for the universe constitution<br />Constitution and democracy made by the men<br />Could never solve problems world conflict<br /><br /><br />Nyanyian Preman<br /><br />Wajahku disabet angin jadi tembaga<br />Ketombe dirambut celana kusut<br />Umurku ditelan jalan dalam kembara<br />Impian dirumput ah cerita butut<br /><br />Addressku pojokan jalan tapi merdeka<br />Hidupku bersatu bersama rakyat<br />Jiwaku menolak menjadi kuku garuda<br />Hatiku setia meskipun cacat<br /><br />Ooh ooh<br />Ya ya ya ya ya ya ya<br /><br />T K W<br />Susu macan<br />Ijasah SD<br />Pengalaman<br /><br />T K W<br />Susu macan<br />Ijasah SD<br />Pengalaman<br /><br />Kugenggam nasibku mantap tanpa sesalan<br />Bapakku mentari bundaku jalan<br />Hidupku berlangsung tanpa buku harian<br />Berani konsekuen pertanda jantan<br /><br />( Minuman pun ditenggak... Glegek huah )<br /> <br />Bunga Matahari<br /><br />Embun selembut wajahmu<br />Fajar secerah senyummu<br />Merdu burung bernyanyi<br />Merdu janji janjimu<br />Kau tumpahkan cintamu<br />Bergelora jiwa jantanku<br /><br />Berjanji setubuhi indraku<br />Matahari seindah kasihmu<br />Kuberikan segalanya oh jantung hatiku<br />Kukorbankan kurelakan<br />Demi bunga matahariku<br /><br />Tetapi kini semua<br />Hampa karena kau terbang<br />Sebagai angin senja<br /><br />Bunga matahariku<br />Bunga mata hatiku<br />Sirnalah impian indahku<br /><br />Retaklah daya cinta<br />Kau sirnakan lautan<br />Kasih sayangku ini<br />Kau ratakan gunung cinta<br />Bunga bunga hatiku<br />Matahariku<br /><br />Halilintar getarkan jiwaku<br />Bergetar dibelah asmara<br />Kurelakan kukorbankan<br />Segala galanya<br />Aku masih tetap tegar<br />Diterjang badai asmara<br /><br />Bunga mata hatiku<br />Bunga matahariku<br /><br />Bunga mata hatiku<br />Bunga matahariku<br /><br /><br />Panji Panji Demokrasi<br /><br />Panji panji demokrasi<br />Apa sudah mati ?<br />Dewa dewa keadilan<br />Tinggal bayangan<br /><br />Mata mata kesadaran<br />Di nina bobok kan<br />Kenapa hukum tak pernah<br />Menyentuh yang diatas<br /><br />Pu tipu saling menipu<br />Kat sikat saling menyikat<br />Lah salah menjadi benar<br />Ngung bingung hidup menjadi bingung<br /><br />Celaka<br />Menangis panji panji demokrasi<br /><br />Panji panji demokrasi<br />Penuh luka berdarah<br />Jatuh menetes ke bumi<br />Membangunkan kesadaran<br /><br />Pu tipu saling menipu<br />Kat sikat saling menyikat<br />Lah salah menjadi benar<br />Ngung bingung hidup semakin bingung<br /><br />Celaka<br />Menangis panji panji demokrasi<br /><br />Panji panji demokrasi sedang menangis<br />Panji panji demokrasi sedang mengemis<br /><br /><br />Asmaragama<br /><br />Aku ingin menurunkan bulan<br />Lenganku pendek<br />Pertolongan apa yang bisa kuharapkan ?<br />Aku menari menghadang angin<br /><br />Mencari jala atau jaring<br />Asmaragama mengacaukan nafasku<br /><br />Mendam birahi gua siluman<br />Benda jaya ingin ku singgahkan<br />Bertapa sampai tuntas air kehidupan<br />Dan sang rembulan wajah kencana<br /><br />Yang penuh rahasia<br />Dengan tuntutan yang takkan terlaksanakan<br /><br />Oh bulan oh bara asmara<br />Tak tersisakah kenanganmu sedikit juga ?<br /><br />Gelepar ikan di peraduan<br />Kijang mengerang di alam mimpi<br />Gada perkasa dalam khayal bidadari<br /><br />Oh rembulan<br />Oh asmaragama<br />Mengapa kau belah hatiku ?<br /><br />Oh rembulan<br />Oh asmaragama<br />Aku tetap tegar dibelah asmara<br /><br />Songsonglah<br /><br />Lepaslah<br />Lepaslah belenggu ragu<br />Yang membelit hati<br /><br />Langkahlah<br />Melangkah dengan pasti<br />Menuju gerbang baru<br /><br />Songsonglah<br />Songsonglah gelombang waktu<br />Berenang dengan tenang<br /><br />Tangis bayi baru lahir<br />Memecah hari yang berat<br />Ibunya pasrah berdarah<br />Beban hidup kian bertambah<br />Namun harapan juga bertambah<br />Sang ayah tak mampu berkata<br /><br />Mendengar<br />Mendengar suara gaduh<br />Hatinya terluka<br /><br />Melihat<br />Melihat wajah murung<br />Air matanya berlinang<br /><br />Merasa<br />Merasa telah tiba<br />Saat yang ditunggu tunggu<br /><br /><br />Lagu Buat Penyaksi<br /><br />Matinya seorang penyaksi<br />Bukan matinya kesaksian<br />Tercatat direlung jiwa<br />Menjadi bara membara<br /><br />Duka cita terdalam<br /><br />Hari ini kisahmu abadi<br />Berbaringlah kawan<br />Berbaringlah dengan tenang<br /><br />Matinya seorang wartawan<br />Bukan matinya kebenaran<br />Tercatat dengan kata sakti<br />Menjadi benih yang murni<br /><br />Duka cita terdalam<br /><br />Hari ini kisahmu abadi<br />Berbaringlah kawan<br />Berbaringlah dengan tenang<br /><br /><br />Langgam Lawu<br /><br />Dengarlah suara bening dalam hatimu<br />Biarlah nuranimu berbicara<br />Lihatlah puncak gunung menjulang tinggi<br />Perkasa menghadapi badai hidup<br /><br />Dalang melenggang di pasar baru<br />Cari wayang yang mau jadi dalang<br />Main silat pakai sepatu<br />Sepatu bot buatan Jepang<br /><br />E walah gunung Lawu langite wungu<br />Golek wahyu endasku ngelu<br /><br />Kupu kupu terbang datang<br />Dikaki gunung Lawu<br />Dinaungi awan<br /><br />Dalang melenggang mencari pacar baru<br />Wayang pusing pakai topeng berwarna belang<br />Rokok menyan mengebul memanggil hantu<br />Pohon beringin dibonsai membayar hutang<br /><br />E walah bapak pucung menari nari<br />Bernyanyi kami akan terus bernyanyi<br /><br />Kupu kupu terus datang<br />Dikaki gunung Lawu<br />Satu warna satu tujuan<br /><br />Dengarlah suara bening dalam hatimu<br />Biarlah nuranimu berbicara<br />Lihatlah puncak gunung menjulang tinggi<br />Perkasa menghadapi badai hidup<br /><br />Pangeran Brengsek<br /><br />Pangeran brengsek gudel ngepet<br />Suka nyopet mati disantet<br />Pangeran brengsek gegar otak<br />Padahal jelas tak punya otak<br /><br />Aku seperti monyet botak<br />Monyet botak seperti aku<br />Monyet botak seperti gudel<br />Gudel ngepet seperti pangeran<br /><br />Oh ya<br />Ngaku dermawan suka nyopet<br />Oh ya<br />Ee ee ati ati disantet<br /><br />Sudah kubilang jangan protes<br />Pangeran brengsek<br />Sudah kubilang jangan nyopet<br />Pangeran brengsek sek sek sek sek<br /><br />Pangeran brengsek suka nggelek<br />Pingin jadi caleg tapi gebleg<br />Jual tampang dikoran koran<br />Ha ha ha pahlawan kesiangan<br /><br />Oh ya<br />Ngaku dermawan suka nyopet<br />Oh ya<br />Ee ee ati ati disantet<br /><br />Sudah kubilang jangan protes<br />Pangeran brengsek<br />Sudah kubilang jangan nyopet<br />Pangeran brengsek<br /><br />Senang bernyanyi kaya Sengkuni<br />Senang berkhotbah kaya Dorna<br />Ngomongnya ngaco co co co co co<br />Sek sek sek sek sek sek sek sek sek <br /> <br />Kemesraan<br /><br />Suatu hari<br />Dikala kita duduk ditepi pantai<br />Dan memandang<br />Ombak dilautan yang kian menepi<br /><br />Burung camar<br />Terbang bermain diderunya air<br />Suara alam ini<br />Hangatkan jiwa kita<br /><br />Sementara<br />Sinar surya perlahan mulai tenggelam<br />Suara gitarmu<br />Mengalunkan melodi tentang cinta<br /><br />Ada hati<br />Membara erat bersatu<br />Getar seluruh jiwa<br />Tercurah saat itu<br /><br />Kemesraan ini<br />Janganlah cepat berlalu<br />Kemesraan ini<br />Ingin kukenang selalu<br /><br />Hatiku damai<br />Jiwaku tentram disampingmu<br />Hatiku damai<br />Jiwaku tentram bersamamu<br />Bersamamu<br /><br />Orang Pinggiran<br /><br />Orang pinggiran<br />Ada di trotoar<br />Ada di bis kota<br />Ada di pabrik pabrik<br /><br />Orang pinggiran<br />Di terik mentari<br />Di jalan becek<br />Menyanyi dan menari<br /><br />Lagunya nyanyian hati<br />Tarinya tarian jiwa<br />Seperti tangis bayi dimalam hari<br /><br />Sepinya waktu kala sendiri<br />Sambil berbaring meraih mimpi<br />Menatap langit langit tak perduli<br />Sebab esok pagi kembali<br /><br />Orang pinggiran<br />Didalam lingkaran<br />Berputar putar<br />Kembali kepinggiran<br /><br />Lagunya nyanyian hati<br />Tarinya tarian jiwa<br />Seperti tangis bayi dimalam hari<br /><br />Sepinya waktu kala sendiri<br />Sambil berbaring meraih mimpi<br />Menatap langit langit tak perduli<br />Sebab esok pagi kembali<br /><br />Orang pinggiran<br />Bukan pemalas<br />Orang pinggiran<br />Pekerja keras<br /><br />Orang pinggiran<br />Tidak mengeluh<br />Orang pinggiran<br />Terus melenguh<br /><br />Mimpi yang Terbeli <br /><br />Berjalan di situ<br />Di pusat pertokoan<br />Melihat-lihat barang-barang<br />Yang jenisnya beraneka ragam<br /><br />Cari apa di sana<br />Pasti tersedia<br />Asal uang di kantong cukup<br />Tentu tak ada soal<br /><br />Aku ingin membeli<br />Kamu ingin membeli<br />Kita ingin membeli<br />Semua orang ingin membeli<br /><br />Apa yang dibeli ?<br />Mimpi yang terbeli<br />Sebab harga barang tinggi<br />Tiada pilihan selain mencuri<br /><br />Sampai kapan mimpi mimpi itu kita beli ?<br />Sampai nanti sampai habis terjual harga diri<br />Sampai kapan harga harga itu melambung tinggi ?<br />Sampai nanti sampai kita tak bisa bermimpi<br /><br />Segala produksi ada disini<br />Menggoda kita untuk memiliki<br />Hari hari kita berisi hasutan<br />Hingga kita tak tahu diri sendiri<br /><br />Melihat anak kecil<br />Mencuri mainan<br />Yang harganya tak terjangkau<br />Oleh bapaknya yang maling<br /> <br />Mata Indah Bola Ping Pong<br /><br />Pria mana yang tak suka<br />Senyummu juwita<br />Kalau ada yang tak suka<br />Mungkin sedang goblok<br /><br />Engkau baik<br />Engkau cantik<br />Kau wanita<br />Aku cinta<br /><br />Mata indah bola ping pong<br />Masihkah kau kosong<br />Bolehkah aku membelai<br />Hidungmu yang aduhai<br /><br />Engkau baik<br />Engkau cantik<br />Kau wanita<br />Aku puja<br /><br />Jangan marah kalau kugoda<br />Sebab pantas kau digoda<br />Salah sendiri kau manis<br />Punya wajah teramat manis<br /><br />Wajar saja kalau kuganggu<br />Sampai kapan pun kurindu<br />Lepaskan tawamu nona<br />Agar tak murung dunia<br /><br />Engkau baik<br />Engkau cantik<br />Kau wanita<br />Aku cinta<br /><br />Aku puja<br />Kau betina<br />Bukan gombal<br />Aku yang gila<br /><br />Jangan marah kalau kugoda<br />Sebab pantas kau digoda<br />Salah sendiri kau manis<br />Punya wajah teramat manis<br /><br />Wajar saja kalau kuganggu<br />Biar mampus aku rindu<br />Lepaskan tawamu nona<br />Agar tak murung dunia<br /><br />Mata indah bola ping pong<br />Masihkah kau kosong<br />Bolehkah aku membelai<br />Hidungmu yang aduhai<br /><br />Mata indah bola ping pong<br />Masihkah kau kosong<br />Bolehkah aku membelai<br />Bibirmu yang aduhai<br /><br />Mata indah bola ping pong<br />Masihkah kau kosong<br />Bolehkah aku membelai<br />Pipimu yang aduhai<br /><br />Mata indah bola ping pong<br />Masihkah kau kosong<br />Bolehkah aku membelai<br />Jidatmu yang aduhai<br /><br /><br />Ethiopia<br /><br />Dengar rintihan berjuta kepala<br />Waktu lapar menggila<br />Hamparan manusia tunggu mati<br />Nyawa tak ada arti<br /><br />Kering kerontang meradang<br />Entah sampai kapan<br />Datang tikam nurani<br /><br />Selaksa doa penjuru dunia<br />Mengapa tak rubah bencana<br />Menjerit Afrika mengerang Ethiopia<br /><br />Ethiopia Ethiopia<br />Ethiopia Ethiopia<br />Ethiopia Ethiopia<br />Ethiopia Ethiopia<br /><br />Derap langkah sang penggali kubur<br />Angkat yang mati dengan kelingking<br />Parade murka bocah petaka<br />Tak akan lenyap kian menggema<br /><br />Nafas orang-orang disana<br />Merobek telinga<br />Telanjangi kita<br /><br />Lalat-lalat berdansa cha cha cha<br />Berebut makan dengan mereka<br />Tangis bayi ditetek ibunya<br />Keringkan air mata dunia<br /><br />Obrolan kita dimeja makan<br />Tentang mereka yang kelaparan<br />Lihat sekarat dilayar TV<br />Antar kita pergi ke alam mimpi<br /><br />Ethiopia Ethiopia<br />Ethiopia Ethiopia<br />Ethiopia Ethiopia<br />Ethiopia Ethiopia<br /><br />” Disana terlihat ribuan burung nazar...<br />Terbang disisi iga iga yang keluar...<br />Jutaan orang memaki takdirnya...<br />Jutaan orang mengutuk nasibnya...<br />Jutaan orang marah...<br />Jutaan orang tak bisa berbuat apa apa... “<br /><br />” Setiap detik selalu saja ada yang merintih...<br />Setiap menit selalu saja ada yang mengerang...”<br /><br />Ethiopia Ethiopia<br />Ethiopia Ethiopia<br /><br />“ Aku dengar jeritmu dari sini...<br />Aku dengar...<br />Aku dengar tangismu dari sini...<br />Aku dengar... “<br /><br />” Namun aku hanya bisa mendengar...<br />Aku hanya bisa sedih...<br />Hitam kulitmu...<br />Sehitam nasibmu kawan... ”<br /><br />” Waktu kita asik makan...<br />Waktu kita asik minum...<br />Mereka haus...<br />Mereka lapar...<br />Mereka lapar...<br />Mereka lapar... “<br /><br /><br />Pesawat Tempurku<br /><br />Waktu kau lewat<br />Aku sedang mainkan gitar<br />Sebuah lagu yang kunyanyikan<br />Tentang dirimu<br /><br />Seperti kemarin<br />Kamu hanya lemparkan senyum<br />Lalu pergi begitu saja<br />Bagai pesawat tempur<br /><br />Hei kau yang manis<br />Singgahlah dan ikut bernyanyi<br />Sebentar saja nona<br />Sebentar saja hanya sebentar<br /><br />Rayuan mautku<br />Tak membuat kau jadi galak<br />Bagai seorang diplomat ulung<br />Engkau mengelak<br /><br />Kalau saja aku bukanlah penganggur<br />Sudah kupacari kau<br />Jangan bilang tidak bilang saja iya<br />Iya lebih baik daripada kau menangis<br /><br />Penguasa penguasa<br />Berilah hambamu uang<br />Beri hamba uang<br />Beri hamba uang<br /><br />Penguasa penguasa<br />Berilah hambamu uang<br />Beri hamba uang<br />Beri hamba uang<br />Beri hamba uang<br />Beri hamba uang<br /><br />Oh ya andaikata<br />Dunia tak punya tentara<br />Tentu tak ada perang<br />Yang banyak makan biaya<br /><br />Oh oh ya andaikata<br />Dana perang buat diriku<br />Tentu kau mau singgah<br />Bukan cuma tersenyum<br /><br />Kalau hanya senyum yang engkau berikan<br />Westerling pun tersenyum<br />Bersinggahlah sayang pesawat tempurku<br />Mendarat mulus didalam sanubariku<br /><br />Penguasa penguasa<br />Berilah hambamu uang<br />Beri hamba uang<br />Beri hamba uang<br /><br />Penguasa penguasa<br />Berilah hambamu uang<br />Beri hamba uang<br />Beri hamba uang<br />Beri hamba uang<br />Beri hamba uang<br /><br />Beri hamba uang<br />Beri hamba uang<br />Beri hamba uang<br />Beri hamba uang<br /><br />Beri hamba uang<br /><br />Beri hamba uang<br />Beri hamba uang<br />Beri hamba uang<br />Beri hamba uang<br /><br />Surat Buat Wakil Rakyat<br /><br />Untukmu yang duduk sambil diskusi<br />Untukmu yang biasa bersafari<br />Disana di gedung DPR<br /><br />Wakil rakyat kumpulan orang hebat<br />Bukan kumpulan teman teman dekat<br />Apalagi sanak famili<br /><br />Dihati dan lidahmu kami berharap<br />Suara kami tolong dengar lalu sampaikan<br />Jangan ragu jangan takut karang menghadang<br />Bicaralah yang lantang jangan hanya diam<br /><br />Dikantong safarimu kami titipkan<br />Masa depan kami dan negeri ini<br />Dari Sabang sampai Merauke<br /><br />Saudara dipilih bukan di lotere<br />Meski kami tak kenal siapa saudara<br />Kami tak sudi memilih para juara<br />Juara diam juara he eh juara hahaha<br /><br />Untukmu yang duduk sambil diskusi<br />Untukmu yang biasa bersafari<br />Disana di gedung DPR<br /><br />Dihati dan lidahmu kami berharap<br />Suara kami tolong dengar lalu sampaikan<br />Jangan ragu jangan takut karang menghadang<br />Bicaralah yang lantang jangan hanya diam<br /><br />Wakil rakyat seharusnya merakyat<br />Jangan tidur waktu sidang soal rakyat<br />Wakil rakyat bukan paduan suara<br />Hanya tahu nyanyian lagu “setuju”<br /><br />Wakil rakyat seharusnya merakyat<br />Jangan tidur waktu sidang soal rakyat<br />Wakil rakyat bukan paduan suara<br />Hanya tahu nyanyian lagu “setuju”<br /><br />Wakil rakyat seharusnya merakyat<br />Jangan tidur waktu sidang soal rakyat<br />Wakil rakyat bukan paduan suara<br />Hanya tahu nyanyian lagu “setuju”<br /><br />Wakil rakyat seharusnya merakyat<br />Jangan tidur waktu sidang soal rakyat<br />Wakil rakyat bukan paduan suara<br />Hanya tahu nyanyian lagu “setuju”<br /><br /><br />Lingkaran Hening<br /><br />Di lingkaran keheningan<br />Tak ada lagi batasan waktu<br />Nyala api dalam hening<br />Menyentuh dinding jiwa yang luka<br /><br />Satu satu wajah datang<br />Satu persatu menghilang lagi<br />Batas langit batas hidup<br />Kita melayang tak tentu arah<br /><br />Sayap sayap jiwa yang terluka<br />Darah menetes basahi senja<br />Untuk apa mengasingkan diri ?<br />Lingkaran hening<br /><br />Telah tumbuh pohon baru<br />Diatas tanah yang pernah kering<br />Air hujan air hidup<br />Mengalir dari jiwa yang hening<br /><br />Bayang bayang tarian jiwaku<br />Memenuhi ruangan dunia<br />Pintu langit makin terbuka<br />Lingkaran hening<br /><br />Lingkaran hening<br />Jiwa yang hening<br />Lingkaran hening<br /><br />Lingkaran hening<br />Jiwa yang hening<br />Lingkaran hening<br /><br />Lancar<br /><br />Sejak palapaku mengorbit ke angkasa<br />Kemajuan teknologiku semakin menggila<br />Komunikasipun bertambah mudah<br />Walau itu jauh di luar kota<br /><br />Disana sini dan dimana mana<br />Terlihat berita tentang pembangunan<br />Terciptalah kini pemerataan<br />Bangsaku kini telah dipintu kemajuan<br /><br />Tinggal semua perlu kesadaran<br />Jangan kita berpangku tangan<br />Teruskan hasil perjuangan<br />Dengan jalan apa saja yang pasti kita temukan<br /><br />Asal jangan pembangunan<br />Dijadikan korban<br />Asal jangan pembangunan<br />Hanya untuk si tuan Polan<br /><br />Disana sini dan dimana mana<br />Terlihat berita tentang pembangunan<br />Terciptalah kini pemerataan<br />Bangsaku kini sudah diambang kemajuan<br /><br />Tinggal semua perlu kesadaran<br />Jangan kita berpangku tangan<br />Teruskan hasil perjuangan<br />Dengan jalan apa saja yang pasti kita temukan<br /><br />Asal jangan pembangunan<br />Dibuat kesempatan<br />Asal jangan pembangunan<br />Dijadikan korban<br />Asal jangan pembangunan<br />Bikin resah kaum susah<br />Asal jangan pembangunan<br />Bikin mandul hutan gundul<br />Asal jangan pembangunan<br />Bikin gendut kulit perut<br />Asal jangan pembangunan<br />Bikin subur kaum makmur<br />Asal jangan pembangunan<br />Bikin kotor meja kantor<br />Asal jangan pembangunan<br />Buat senang cacing cacing<br /><br /><br />Aku Sayang Kamu<br /><br />Susah susah mudah kau kudekati<br />Kucari engkau lari kudiam kau hampiri<br />Jinak burung dara justru itu kusuka<br />Bila engkau tertawa hilang semua duka<br /><br />Gampang naik darah omong tak mau kalah<br />Kalau datang senang nona cukup ramah<br />Bila engkau bicara persetan logika<br />Sedikit keras kepala ah dasar betina<br /><br />Ku suka kamu<br />Sungguh suka kamu<br />Ku perlu kamu<br />Sungguh perlu kamu<br /><br />Engkau aku sayang sampai dalam tulang<br />Banyak orang bilang aku mabuk kepayang<br />Aku cinta kamu bukan cinta uangmu<br />Aku puja selalu setiap ada waktu<br /><br />Ku suka kamu<br />Sungguh suka kamu<br />Ku perlu kamu<br />Sungguh perlu kamu<br /><br />Langsat kuning cina warna kulit nona<br />(Rambut kepang dua kadang ekor kuda)<br />Bibir merah muda lesung pipit pun ada<br />Wajah cukup lumayan dapat poin enam<br />Kalau nona berjalan rembulan pun padam<br /><br />Tikus Tikus Kantor<br /><br /><br />Kisah usang tikus tikus kantor<br />Yang suka berenang di sungai yang kotor<br />Kisah usang tikus tikus berdasi<br />Yang suka ingkar janji lalu sembunyi<br /><br />Dibalik meja teman sekerja<br />Didalam lemari dari baja<br /><br />Kucing datang cepat ganti muka<br />Segera menjelma bagai tak tercela<br />Masa bodoh hilang harga diri<br />Asal tak terbukti ah tentu sikat lagi<br /><br />Tikus tikus tak kenal kenyang<br />Rakus rakus bukan kepalang<br />Otak tikus memang bukan otak udang<br />Kucing datang tikus menghilang<br /><br />Kucing kucing yang kerjanya molor<br />Tak ingat tikus kantor datang menteror<br />Cerdik licik tikus bertingkah tengik<br />Mungkin karena sang kucing pura pura mendelik<br /><br />Tikus tau sang kucing lapar<br />Kasih roti jalanpun lancar<br />Memang sial sang tikus teramat pintar<br />Atau mungkin si kucing yang kurang ditatar<br /><br />Sore Tugu Pancoran<br /><br />Si Budi kecil kuyup menggigil<br />Menahan dingin tanpa jas hujan<br />Di simpang jalan tugu pancoran<br />Tunggu pembeli jajakan koran<br /><br />Menjelang maghrib hujan tak reda<br />Si Budi murung menghitung laba<br />Surat kabar sore dijual malam<br />Selepas isya melangkah pulang<br /><br />Anak sekecil itu berkelahi dengan waktu<br />Demi satu impian yang kerap ganggu tidurmu<br />Anak sekecil itu sempat nikmati waktu<br />Dipaksa pecahkan karang lemah jarimu terkepang<br /><br />Cepat langkah waktu pagi menunggu<br />Si Budi sibuk siapkan buku<br />Tugas dari sekolah selesai setengah<br />Sanggupkah si Budi diam di dua sisi<br />Suara Hati<br /><br />Apa kabar suara hati?<br />Sudah lama baru terdengar lagi<br />Kemana saja suara hati?<br />Tanpa kau sepi rasanya hati<br /><br />Kabar buruk apa kabar baik?<br />Yang kau bawa mudah mudahan baik<br />Dengar dengar dunia lapar<br />Lapar sesuatu yang benar<br /><br />Suara hati<br />Kenapa pergi?<br />Suara hati<br />Jangan pergi lagi<br /><br />Suara hati<br />Kenapa pergi?<br />Suara hati<br />Jangan pergi lagi<br /><br />Ku dengarkah orang orang yang menangis?<br />Sebab hidupnya dipacu nafsu<br />Kau rasakah sakitnya orang yang terlindas?<br />Oleh derap sepatu pembangunan<br /><br />Kau lihatkah pembantaian?<br />Demi kekuasaan yang secuil<br />Kau tahukah alam yang kesakitan?<br />Lalu apa yang akan kau suarakan?<br /><br />Suara hati<br />Kenapa pergi?<br />Suara hati<br />Jangan pergi lagi<br /><br />Suara hati<br />Kenapa pergi?<br />Suara hati<br />Jangan pergi lagi<br /><br />Jangan pergi lagi<br /><br />Dendam Damai<br /><br />Tak habis pikir aku tak mengerti<br />Mengapa ada orang yang senang membunuh ?<br />Hanya karena uang semata<br />Atau demi kuasa dan nama<br />Bagi kita rakyat biasa<br />Tak berdaya ditodong senjata<br />Mencuri hidup yang hanya sekali<br />Hanya berdoa yang kita bisa<br /><br />Dendam dendam celaka<br />Menghasut kita tak jemu menggoda<br />Damai damai dimana<br />Bersembunyi tak ada wujudnya<br /><br />Kapan berakhirnya situasi seperti ini ?<br />Tidak bisakah kita saling berpelukan ?<br /><br />Bukankah indah hidup bersama<br />Saling berbagi saling menyinta<br />Terasa hangat sampai ke jiwa<br />Memancar ke penjuru dunia<br /><br />Jangan goyah percayalah teman<br />Perang itu melawan diri sendiri<br />Selamat datang kemerdekaan<br />Kalau kita mampu menahan diri<br /><br />Dendam dendam celaka<br />Menghasut kita tak jemu menggoda<br />Damai damai dimana<br />Bersembunyi tak ada wujudnya<br /><br />Kapan berakhirnya situasi seperti ini ?<br />Tidak bisakah kita saling berpelukan ?<br /><br />Tak habis pikir aku tak mengerti<br />Mengapa ada orang yang senang membunuh ?<br />Hanya karena uang semata<br />Atau demi kuasa dan nama<br /><br />Hanya karena itu semua<br />Rela hancurkan tanah tercinta<br />Rela hancurkan tanah tercinta<br /><br />Untukmu Negeri<br /><br />Perihnya masih terasa<br />Sakitnya tak terhingga<br />Nafsu ingin berkuasa<br />Sungguh mahal ongkosnya<br /><br />Apapun yang kan terjadi<br />Aku tak akan lari<br />Apalagi bersembunyi<br />Tak kan pernah terjadi<br /><br />Air mata darah telah tumpah<br />Demi ambisi membangun negeri<br />Kalaulah ini pengorbanan<br />Tentu bukan milik segelintir orang<br /><br />Belum cukupkah semua ini<br />Apakah tidak berarti<br />Lihatlah wajah ibu pertiwi<br />Pucat letih dan sedihnya berkarat<br />Berdoa terus berdoa<br /><br />Hingga mulutnya berbusa busa<br />Ludahnya muncrat saking kecewa<br />Ibu pertiwi hilang tawanya<br />Tak percaya masih ada cinta<br /><br />Seluruh hidupku jadi siaga<br />Pagar berduri kutancapkan dihati<br /><br />Untukmu negeri<br />Yang telah memberi arti<br />Untukmu negeri<br />Yang telah melukai ibu kami<br />Untukmu negeri<br />Yang telah merampas anak kami<br />Untukmu negeri<br />Yang telah memperkosa saudara kami<br />Untukmu negeri<br />Waspadalah<br />Untukmu negeri<br />Bangkitlah<br />Untukmu negeri<br />Bersatulah<br />Untukmu negeri<br />Sejahteralah kamu negeriku<br />Sejahteralah kamu<br /><br />Perihnya masih terasa<br />Sakitnya tak terhingga<br /><br /><br /> Untuk Para Pengabdi<br /><br />Kesetiaan masih ada<br />Setidaknya menjadi cita cita<br />Itu sebabnya aku disini<br />Menemanimu<br /><br />Siang malam kuberjaga<br />Di relung hatimu di dalam benakmu<br />Di setiap langkahmu<br />Mudah mudahan begitu<br /><br />Silahkan engkau tertawa<br />Sepuas hatimu<br />Ku takkan pernah berpaling<br />Karena hinaan itu<br /><br />Bahagia rasanya<br />Lihat engkau bahagia<br />Berduka rasanya<br />Kalau engkau berduka<br /><br />Untuk pengabdi lagu para pengabdi<br />Di puncak gunung di tengah tengah samudera<br />Di dalam rimba di kebingungan desa dan kota<br /><br />Untuk pengabdi lagu para pengabdi<br />Di puncak gunung di tengah tengah samudera<br />Di dalam rimba di kebingungan desa dan kota<br /><br />Kan ku temani kau<br />Kan ku temani kau<br /><br /><br />Kupu Kupu Hitam Putih<br /><br />Menunggu matahari terbit<br />Di musim hujan<br />Mendung menjadi teman<br />Ada juga keindahannya<br /><br />Butir embun yang ada didaun<br />Bagai intan berlian<br />Lebih riang ia berkilauan<br />Karena matahari tertutup awan<br /><br />Suara burung burung didahan<br />Nyanyian alam<br />Bekerja ia mencari makan<br />Ada juga yang membuat sarang<br /><br />Iri aku menyaksikan itu<br />Tapi kutekan aku harus bersyukur<br />Berguru pada kenyataan<br />Pada makhluk Tuhan yang katanya tak berakal<br /><br />Mendung datang lagi<br />Setelah hangat sebentar<br />Butir embun hilang<br />Aku jadi termenung<br /><br />Mencari pegangan<br />Mencoba untuk bersandar<br />Langit makin hitam<br />Aku jadi berharap pada hujan<br /><br />Kupu kupu hitam putih<br />Terbang di sekitarku<br />Melihat ia menari<br />Hatiku terpatri<br /><br />Sepasang merpati<br />Bercumbu dibalik awan<br />Kemudian ia turun menukik<br />Sujud syukur padanya<br /><br /><br />Hadapi Saja<br /><br />Relakan yang terjadi<br />Tak kan kembali<br />Ia sudah miliknya<br />Bukan milik kita lagi<br /><br />Tak perlu menangis<br />Tak perlu bersedih<br />Tak perlu tak perlu sedu sedan itu<br />Hadapi saja<br /><br />Pasrah pada Ilahi<br />Hanya itu yang kita bisa<br />Ambil hikmahnya<br />Ambil indahnya<br /><br />Cobalah menari<br />Cobalah bernyanyi<br />Cobalah cobalah mulai detik ini<br />Hadapi saja<br /><br />Hilang memang hilang<br />Wajahnya terus terbayang<br />Berjumpa dimimpi<br />Kau ajak aku<br />Tuk menari bernyanyi<br />Bersama bidadari, malaikat<br />Dan penghuni surga<br /><br /><br />Belalang Tua<br /><br />Belalang tua diujung daun<br />Warnanya kuning kecoklat coklatan<br />Badannya bergoyang ditiup angin<br />Mulutnya terus saja mengunyah<br />Tak kenyang kenyang<br /><br />Sudut mata kananku tak sengaja<br />Melihat belalang tua yang rakus<br />Sambil menghisap dalam rokokku<br />Kutulis syair<br />Tentang hati yang khawatir<br /><br />Sebab menyaksikan<br />Akhir dari kerakusan<br />Belalang tua<br />Yang tak kenyang kenyang<br /><br />Seperti sadar kuperhatikan<br />Ia berhenti mengunyah<br />Kepalanya mendongak keatas<br />Matanya melotot melihatku tak senang<br /><br />Kakinya mencengkram daun<br />Empat didepan dua dibelakang<br />Bergerigi tajam<br /><br />Sungutnya masih gagah menusuk langit<br />Berfungsi sebagai radar<br /><br />Belalang tua masih saja melihat marah kearahku<br />Aku menjadi grogi dibuatnya<br />Aku tak tahu apa yang dipikirkan<br />Tiba tiba angin berhenti mendesir<br />Daun pun berhenti bergoyang<br /><br />Walau hampir habis<br />Daun tak jadi patah<br />Belalang yang serakah<br />Berhenti mengunyah<br /><br />Kisah belalang tua diujung daun<br />Yang hampir jatuh tetapi tak jatuh<br />Kisah belalang tua yang berhenti mengunyah<br />Sebab kubilang tak kenyang kenyang<br /><br />Kisah belalang tua diujung daun<br />Yang kakinya berjumlah enam<br />Kisah belalang tua yang berhenti mengunyah<br />Sebab kubilang kamu serakah<br /><br />Belalang tua diujung daun<br />Dengan tenang meninggalkan harta karun<br />Warnanya hijau kehitam hitaman<br />Berserat berlendir<br />Bulat lonjong sebesar biji kapas<br /><br />Angin yang berhenti mendesir<br />Digantikan hujan rintik rintik<br /><br />Aku yang menulis syair<br />Tentang hati yang khawatir<br />Tak tahu kapan<br />Kisah ini akan berakhir<br /><br />Kisah belalang tua diujung daun<br />Yang hampir jatuh tetapi tak jatuh<br />Kisah belalang tua yang berhenti mengunyah<br />Sebab kubilang tak kenyang kenyang<br /><br />Kisah belalang tua diujung daun<br />Yang kakinya berjumlah enam<br />Kisah belalang tua yang berhenti mengunyah<br />Sebab kubilang kamu serakah<br /><br /><br />Seperti Matahari<br /><br />Keinginan adalah sumber penderitaan<br />Tempatnya didalam pikiran<br />Tujuan bukan utama<br />Yang utama adalah prosesnya<br /><br />Kita hidup mencari bahagia<br />Harta dunia kendaraannya<br />Bahan bakarnya budi pekerti<br />Itulah nasehat para nabi<br /><br />Ingin bahagia derita didapat<br />Karena ingin sumber derita<br />Harta dunia jadi penggoda<br />Membuat miskin jiwa kita<br /><br />Ada benarnya nasehat orang orang suci<br />Memberi itu terangkan hati<br />Seperti matahari<br />Yang menyinari bumi<br />Yang menyinari bumi<br /><br />Ingin bahagia derita didapat<br />Karena ingin sumber derita<br />Harta dunia jadi penggoda<br />Membuat miskin jiwa kita<br /><br />Keinginan adalah sumber penderitaan<br /><br /><br />15 Juli 1996<br /><br />Kalau kau datang<br />Hatiku senang<br />Berbunga bunga<br /><br />Bulan dan bintang<br />Terangi malam<br />Sehabis hujan<br /><br />Saling bicara<br />Tukar cerita<br />Berbagi rasa<br /><br />Aku disini<br />Tetap di tepi<br />Masih bernyanyi<br /><br />Dunia sedang dilanda kalut<br />Alam semesta seperti merintih<br />Kau dengarkah?<br /><br />Aku tak bisa<br />Untuk tak peduli<br />Hati tersiksa<br /><br />Aku bersumpah<br />Untuk berbuat<br />Yang aku bisa<br /><br />Harus ada yang dikerjakan<br />Agar kehidupan berjalan wajar<br />Hidup hanya sekali wahai kawan<br />Aku tak mau mati dalam keraguan<br /><br />Kalau kau datang<br /><br />Di Ujung Abad<br /><br />Cerita kuno tentang peperangan<br />Diujung abad menghantui<br />Setiap orang<br /><br />Peralihan banyak memakan korban<br />Sementara segelintir tuan tuan<br />Tertawa girang<br /><br />Kekuasaan sudah menjadi tuhan<br />Pengkhianatan adalah<br />Panglima perang<br /><br />Kesetiaan jadi janji murahan<br />Kisah inilah dongeng tidur<br />Bayi bayiku<br /><br />Bertahan hidup<br />Harus bisa bersikap lembut<br />Walau hati panas<br />Bahkan terbakar sekalipun<br /><br />Keluh kesah ini<br />Mungkin berguna<br />Jadikan teman sejati<br />Dimedan juang<br /><br />Bisa jadi kita bosan<br />Tapi kenyataan<br /><br />Badai datang<br />Tak bosan-bosan<br />Waspadalah kawan<br />Perjuangan masih panjang<br /><br />Cerita kuno tentang peperangan<br />Diujung abad menghantui<br />Setiap orang<br /><br />Kesetiaan jadi janji murahan<br />Kisah inilah dongeng tidur<br />Bayi bayiku<br /><br /><br />Doa<br /><br />Berjamaah<br />Menyebut asma ALLAH<br />Saling asah saling asih saling asuh<br /><br />Berdoalah<br />Sambil berusaha<br />Agar hidup jadi tak sia sia<br /><br />Badan sehat<br />Jiwa sehat<br />Hanya itu yang kami mau<br /><br />Hidup berkah<br />Penuh gairah<br />Mudah mudahan ALLAH setuju<br /><br />Inilah lagu pujian<br />Nasehat dan pengharapan<br /><br />Dari hati yang pernah mati<br />Kini hidup kembali<br /><br />Sudah Berlalu<br /><br />Mungkin sudah berlalu<br />Bersama redup senja<br />Kita bukanlah satu<br />Ku tak lagi kau puja<br /><br />Kini tak akan lagi<br />Kuharap indah mimpi<br /><br />Bila tak lagi kau resapi<br />Cinta hanya tuk dua hati<br />Jangan lagi kau ucap janji<br />Bila hanya kau ingkari<br /><br />Sesuatu Yang Tertunda<br /><br /><br />Disini aku sendiri<br />Menatap relung relung hidup<br />Aku merasa hidupku<br />Tak seperti yang ku inginkan<br /><br />Terhampar begitu banyak<br />Warna kelam sisi diriku<br />Seperti yang mereka tahu<br />Seperti yang mereka tahu<br /><br />Aku merasa disudutkan kenyataan<br />Menuntut diriku dan tak sanggup ku melawan<br />Butakan mataku semua tentang keindahan<br />Menggugah takutku menantang sendiriku<br /><br />Temui cinta<br />Lepaskan rasa<br />Temui cinta<br />Lepaskan rasa<br /><br />Disini aku sendiri<br />Masih seperti dulu yang takut<br />Aku merasa hidupku pun surut<br />Tuk tumpukan harap<br /><br />Tergambar begitu rupa samar<br />Seperti yang kurasakan<br />Kenyataan itu pahit<br />Kenyataan itu sangatlah pahit<br /><br />Aku merasa disudutkan kenyataan<br />Menuntut diriku dan tak sanggup ku melawan<br />Butakan mataku semua tentang keindahan<br />Menggugah takutku menantang sendiriku<br /><br />Temui cinta<br />Lepaskan rasa<br />Temui cinta<br />Lepaskan rasa<br /><br /><br />Politik Uang<br /><br />Boleh saja partai ribuan jumlahnya<br />Tapi yang menang yang punya uang<br />Seorang cepek ceng sudah bisa jadi presiden<br />Begitulah cerita yang berkembang<br /><br />Gontok gontokan sudah nggak musim<br />Adu doku ini yang ditunggu tunggu<br />Pemilu tempat berpestanya uang palsu<br />Habis kalau nggak gitu nggak lucu<br /><br />Program program berseliweran<br />Seperti dongeng jaman kecil dulu<br />Walau ternyata hanya kibul doang<br />Tapi kampanye bikin hati senang<br /><br />Bul kibul tak kibul kibul<br />Kibul diadu demi perkibulan<br />Ini sudah dari jaman baheula<br />Dari jaman raja raja sampai sekarang<br /><br />Uang adalah bahasa kalbu<br />Santapan rohani para birokrat<br />Tentu saja tidak semuanya<br />Tapi yang pasti banyak yang suka<br /><br />Jangan heran korupsi menjadi jadi<br />Habis itulah yang diajarkan<br />Ideologi jadi komoditi<br />Bisa diekspor ke luar negeri<br /><br />Uang adalah bahasa kalbu<br />Santapan rohani rakyat dan wakil rakyatnya<br />Tentu saja tidak semuanya<br />Tapi yang pasti banyak yang suka<br /><br />Jangan heran korupsi menjadi jadi<br />Habis itulah yang diajarkan<br />Ideologi jadi dagangan<br />Bisa diekspor ke luar negeri<br /><br /><br />Ancur<br /><br />Namamu selalu kubisiki<br />Dalam tidurku dalam mimpiku<br />Setiap malam<br /><br />Hangat tubuhmu melekat di kulitku<br />Beribu peluk beribu cium<br />Kita lalui<br /><br />Tapi kau kabur<br />Dengan duda anak tiga<br />Pilihan ibumu<br /><br />Hatiku hancur<br />Berserakan berhamburan<br />Kayak jeroannya binatang<br /><br />Ya sudah<br />Kumenangis seadanya<br />Sekuat tenaga<br /><br />Ya sudahlah<br /><br />Kau memang setan alas<br />Nggak punya perasaan<br /><br />ANCUUU UUUR<br /><br />Doaku di akad nikahmu<br />Semoga si duda diracun orang<br />Biar terus mampus<br />Tapi kau kabur<br />Dengan duda anak tiga<br />Pilihan ibumu<br /><br />Hatiku hancur<br />Berserakan berhamburan<br />Kayak jeroannya binatang<br /><br />Ya sudah<br />Kumenangis seadanya<br />Sekuat tenaga<br /><br />Ya sudahlah<br /><br />Ya sudah<br />Kumenangis seadanya<br />Sekuat tenaga<br /><br />Ya sudahlah<br /><br />Kau memang “syaiton” alas<br />Ndak punya perasaan<br /><br />ANCUUU UUUR<br /><br />Doaku di akad nikahmu<br />Semoga si duda diracun orang<br />Biar terus mampus<br />Semoga si duda diracun orang<br />Biar terus mampus<br /><br />Heh heh heh heh heh<br /><br />Anak Wayang<br />Karya : Iwan Fals & Sawung Jabo (Album Anak Wayang 1994)<br /><br />Mengembara memahami makna cinta<br />Mengurai kata di lautan jiwa<br />Dihadapanmu aku tak bisa berdusta<br />Mencintaimu adalah mencintai hidup<br /><br />Anak wayang di ambang gamang<br />Berlayar di samudera telanjang<br />Membawa api menjelajahi cakrawala<br />Dimana air mata bukan lagi duka<br /><br />Merindukanmu disaat hilang arah<br />Memelukmu lalu meninggalkanmu<br />Aku sudah basah aku pasrah<br />Mencintaimu adalah mencintai hidup<br /><br />Aku bukan sedang berduka<br />Aku sedang menghadapi cinta<br />Aku sedang menghadapi prahara<br />Dimana air mata bukan lagi duka<br />Desa<br /><br /><br />Desa harus jadi kekuatan ekonomi<br />Agar warganya tak hijrah ke kota<br />Sepinya desa adalah modal utama<br />Untuk bekerja dan mengembangkan diri<br /><br />Walau lahan sudah menjadi milik kota<br />Bukan berarti desa lemah tak berdaya<br />Desa adalah kekuatan sejati<br />Negara harus berpihak pada para petani<br /><br />Entah bagaimana caranya<br />Desalah masa depan kita<br />Keyakinan ini datang begitu saja<br />Karena aku tak mau celaka<br /><br />Desa adalah kenyataan<br />Kota adalah pertumbuhan<br />Desa dan kota tak terpisahkan<br />Tapi desa harus diutamakan<br /><br />Di lumbung kita menabung<br />Datang paceklik kita tak bingung<br />Masa panen masa berpesta<br />Itulah harapan kita semua<br /><br />Tapi tengkulak tengkulak bergentayangan<br />Tapi lintah darat pun bergentayangan<br />Untuk apa punya pemerintah<br />Kalau hidup terus terusan susah<br /><br />Di lumbung kita menabung<br />Datang paceklik kita tak bingung<br />Masa panen masa berpesta<br />Itulah harapan kita semua<br /><br />Desa harus jadi kekuatan ekonomi<br />Agar warganya tak hijrah ke kota<br />Sepinya desa adalah modal utama<br />Untuk bekerja dan mengembangkan diri<br /><br />Desa harus jadi kekuatan ekonomi<br /><br />Ngeriku<br /><br />Bersih bersih bersih bersihlah negeriku<br />Malu malu malu malulah hati<br />Kotornya teramat gawat ya kotornya sangat<br />Inilah amanat yang menjadi keramat<br /><br />Bersih bersih bersih bersihlah diri<br />Sebelum menyapu sampah dan debu debu<br />Nyanyian berkarat sampai ke liang lahat<br />Atas nama rakyat yang berwajah pucat<br /><br />Negeriku negeri para penipu<br />Terkenal kesegala penjuru<br />Tentu saja bagi yang tak tahu malu<br />Inilah sorga sorganya sorga<br />Negeriku ngeriku<br /><br />Busuk busuk busuk busuk bangkai tikus<br />Yang mati karena dihakimi rakyat<br />Adakah akhirat menerima dirinya<br />Adakah disana yang masih bisa bercanda dengan rakus<br /><br />Negeriku negeri para penipu<br />Terkenal kesegala penjuru<br />Tentu saja bagi yang tak tahu malu<br />Inilah sorga sorganya sorga<br />Negeriku ngeriku<br /><br />Bersih bersih bersih bersihlah negeriku<br /><br /><br /><br /> <br />Buktikan<br /><br />Kata kata berbisa<br />Mulut mulut berbusa<br />Janji janji bertebaran<br />Seperti biasa dari atas panggung<br />Atas nama bangsa<br /><br />Yang mendengar terpesona<br />Bahkan ada yang terkesima<br />Aku pun tergoda<br />Untuk mengikuti apa yang terjadi<br />Apakah memang janji hanya janji<br /><br />Buktikan buktikan<br />Itu yang di nanti nanti<br />Buktikan buktikan<br />Kalau hanya omong<br />Burung beo pun bisa<br /><br />Kita hidup sering terancam<br />Tak ada jaminan keselamatan<br />Kamu ngomong tentang keamanan<br />Tapi makin banyak penggusuran<br /><br />Kita hidup sering terancam<br />Tak ada jaminan keselamatan<br />Kamu ngomong tentang kemakmuran<br />Tapi makin banyak pengangguran<br /><br />Buktikan buktikan<br />Itu yang di nanti nanti<br />Buktikan buktikan<br />Kalau hanya omong<br />Burung beo pun bisa<br /><br />Kata kata berbisa<br />Mulut mulut berbusa<br />Janji janji berhamburan<br />Seolah olah kami ini bodoh<br />Tak mengerti apa apa<br />Seolah olah kami ini anak kecil<br />Yang bisa kau bohongi sesuka hatimu<br /><br />Buktikan buktikan<br />Itu yang di nanti nanti<br />Buktikan buktikan<br />Kalau hanya omong<br />Burung beo pun bisa<br /><br />Buktikan buktikan<br />Buktikan buktikan<br />Buktikan buktikan<br />Buktikan buktikan<br /><br />Selamat Tidur Sayang<br /><br />Sayang selamat malam<br />Sayang selamat tidur<br />Sayang mimpi indah<br />Tentang kau dan aku<br /><br />Panggil namaku sebelum tidur<br />Agar ku hadir dalam mimpimu<br />Kita kan terbang diatas awan<br />Berdua selalu berdua<br />Dan Orde Paling Baru<br /><br />KKN berkembang biak sampai kelurahan<br />Banyak orang yang kehilangan pegangan<br />Perlu pemimpin yang demokratis tapi bertangan besi<br />Kata seorang tokoh yang baru sembuh dari sakit<br /><br />Sementara rakyat tidak perduli siapa yang mimpin<br />Yang penting kebutuhan hidup yang wajar terpenuhi<br />Kelaparan kemiskinan dan pengangguran masih terjadi<br />Ya banyak orang yang hidup dibawah garis kemiskinan<br /><br />Kota besar menjadi magnit<br />Karena televisi mengiming imingi<br />Yang jelas rakyat butuh pendidikan<br />Tapi pendidikan yang didapat adalah rongsokan<br /><br />Soal kesehatan sulit didahulukan<br />Sebab bisa makan sehari sekali saja sudah hebat<br />Jangan tanya soal sandang dan papan<br />Loakan dan kontrakan lah jadi jawaban<br />Juga kolong jembatan<br /><br />Kapan ya bisa kembali normal<br />Karena memang keadaan ini tidak normal<br />Itu sebabnya bermunculan paranormal<br />Seperti jamur dimusim hujan<br /><br />Tutup lubang gali lubang<br />Falsafah hidup jaman sekarang<br />Sebenarnya sih dari jaman dulu<br />Dari jaman orde lama, orde baru<br />Dan sampai sekarang ini<br />Jaman orde paling baru<br /><br />KKN berkembang biak sampai kelurahan<br />Banyak orang yang kehilangan pegangan<br />Perlu pemimpin yang demokratis tapi bertangan besi<br />Kata seorang tokoh yang baru sembuh dari sakit<br /><br />KKN berkembang biak sampai kelurahan<br /><br />Para Tentara<br /><br /><br />Para tentara jangan pukul kami<br />Kami tak kuat menahan rasa sakit<br />Kami disini atas dasar nurani<br />Atas dasar akal sehat kami yang terus menjerit<br />Ingin berbuat<br /><br />Para tentara jangan siksa teman kami<br />Kami tak kuat untuk membayangkan semuanya<br />Kami disini karena kami tahu<br />Mana baik mana buruk benar dan salah<br />Percayalah<br /><br />Para tentara kamu kan manusia<br />Bukan robot apalagi boneka<br />Para tentara kamu kan beragama<br />Punya tuhan setidaknya punya cinta<br />Mengertilah<br /><br />Para tentara nasib kita sama<br />Sama sama keras sama sama cadas<br />Kami mengerti kalau kamu mau mengerti<br />Karena hati sudah terlanjur tersiksa<br />Bijaksanalah<br /><br />Para tentara tidakkah kau melihat<br />Media massa berlumuran darah<br />Para tentara tidakkah kau merasa<br />Kami muak dengan kekerasan<br />Oh ya berhentilah<br /><br />Yang kamu banggakan<br />Hancur sudah<br />Sia sia senjatamu yang menakutkan<br />Sia sia kemenangan yang kau raih<br /><br />Gelombang cinta gelombang kesadaran<br />Merobek langit yang mendung<br />Menyongsong hari esok yang lebih baik<br /><br />Gelombang cinta gelombang kesadaran<br />Merobek langit yang mendung<br />Menyongsong hari esok yang lebih baik<br /><br />Matahari Bulan Dan Bintang<br /><br />Aku sedang susah<br />Perang saudara didepan mata<br />Sana teman sini kawan<br />Korban sudah berjatuhan<br /><br />Dimana tempatkan diri?<br />Banyak orang yang kehilangan diri<br />Wakil rakyatnya malah dagelan<br />Sedangkan para pakar oleng dibentur kenyataan<br /><br />Penyiar TV bergetar suaranya<br />Rakyat yang lapar saling menerkam<br />Ahli agama kewalahan<br />Seiman kok perang?<br /><br />Burung bangkai mengintip dari balik awan<br />Sesekali terbang diatas kepala<br />Sekejap menukik kedalam hati<br /><br />Lalu bau kematian dihembus angin<br />Yang kibarkan bendera setengah tiang<br /><br />Ada apa ini?<br />Begitu mudahnya nyawa melayang<br />Padahal tanpa diundang pun<br />Kematian pasti datang<br /><br />Apakah ini karma?<br />Apakah ini dosa turunan?<br />Apakah ini upah dari kebodohan?<br /><br />Aku ingin meledak<br />Seperti bom waktu aku terkucil<br />Detaknya pun ditimbun sampah<br /><br />Kalau aku boleh mengeluh<br />Jalan masihlah jauh<br />Dunia kita satu<br />Kenapa kita tidak bersatu?<br /><br />Aku sedang susah<br />Rasanya ingin menjadi Hanoman atau Janggo<br />Aku sedang susah<br />Ya sedang susah<br /><br />Manusia Setengah Dewa<br /><br />Wahai presiden kami yang baru<br />Kamu harus dengar suara ini<br />Suara yang keluar dari dalam goa<br />Goa yang penuh lumut kebosanan<br /><br />Walau hidup adalah permainan<br />Walau hidup adalah hiburan<br />Tetapi kami tak mau dipermainkan<br />Dan kami juga bukan hiburan<br /><br />Turunkan harga secepatnya<br />Berikan kami pekerjaan<br />Pasti kuangkat engkau<br />Menjadi manusia setengah dewa<br /><br />Masalah moral masalah akhlak<br />Biar kami cari sendiri<br />Urus saja moralmu urus saja akhlakmu<br />Peraturan yang sehat yang kami mau<br /><br />Tegakkan hukum setegak tegaknya<br />Adil dan tegas tak pandang bulu<br />Pasti kuangkat engkau<br />Menjadi manusia setengah dewa<br /><br />Masalah moral masalah akhlak<br />Biar kami cari sendiri<br />Urus saja moralmu urus saja akhlakmu<br />Peraturan yang sehat yang kami mau<br /><br />Turunkan harga secepatnya<br />Berikan kami pekerjaan<br />Tegakkan hukum setegak tegaknya<br />Adil dan tegas tak pandang bulu<br />Pasti kuangkat engkau<br />Menjadi manusia setengah dewa<br /><br />Wahai presiden kami yang baru<br />Kamu harus dengar suara ini<br /><br /><br />17 Juli 1996<br /><br />Gonjang ganjing gonggongan anjing<br />Anjing herder sampai anjing peking<br />Dar der dor otak digedor<br />Dengan pelor hati di teror<br /><br />Ngeles !...<br /><br />Sas sis sus dengar desas desus<br />Banyak kasus bikin sakit usus<br />Hang heng hong berita bohong<br />Kongkalikong sindikat king kong<br /><br />Cuek aje !...<br /><br />Kwek kwek kwek suara bebek<br />Merem melek denger geledek<br />Dalam benteng diadu gambreng<br />Bandar judi tambah mentereng<br /><br />Untung banyak do’i !...<br /><br />Sengkuni kilik sana sini<br />Kurawa dan Pandawa rugi<br />Dewa dewa kerjanya berpesta<br />Sambil nyogok bangsa manusia<br /><br />Hancur !...<br /><br />Hak asasi hidup disini<br />Tinggal kata tinggal piagam<br />Bukan keki bukan bukan patah hati<br />Sebab hukum berwajah muram<br /><br />Busyet dah !...<br /><br />...Habis !...<br /><br />Mungkin<br /><br />Di negeri ini apa saja bisa terjadi<br />Untuk mendapatkan keadilan<br />Kalau perlu membeli<br /><br />Yang hitam bisa menjadi putih<br />Yang putih pun begitu<br />Terhadap yang benar saja sewenang wenang<br />Apalagi yang salah<br /><br />Sebenarnya ini cerita lama<br />Tapi nyatanya sampai kini<br />Masih sama<br /><br />Banyak pengacara berjaya karenanya<br />Pengangguran banyak acara itulah dia<br />Tekak tekuk hukum sudah menahun<br />Pengadilan bagai sarang para penyamun<br /><br />Hukum mudah dipermainkan<br />Pasal pasalnya mulur mungkrek<br />Sampai kapan ini berjalan<br />Kok semakin hari bertambah ruwet<br /><br />Kalau mau menang harus punya uang<br />Yang bokek tak masuk hitungan<br /><br />Ada hakim dilempar sepatu<br />Itu artinya tak mau dimadu<br /><br />Yang gila lagi<br />Orang gila masuk persidangan<br /><br />Punya pengacara yang juga gila<br /><br />Hakimnya gila<br />Jaksanya gila<br /><br />Jangan jangan semuanya sudah gila<br />Termasuk dokternya<br />Termasuk saya<br />Mungkin<br />16 Juli 1996<br /><br />Kukenal kamu dari jauh<br />Tergetar hati melihatmu<br /><br />Matamu bening<br />Suaramu bening<br />Semangatmu hening<br /><br />Wajahmu lembut<br />Senyummu lembut<br />Rambutmu lepas tergerai<br /><br />Terasa sejuk mengenalmu<br />Merdeka aku dibuaimu<br /><br />Jalan yang panjang<br />Sebatas pandang<br />Kau tempuh tanpa mengeluh<br /><br />Tangan terkepal<br />Berangkatlah kapal<br />Menuju dermaga sepi<br /><br />Kunyanyikan hanya untukmu<br />Puja puji ini karena rindu<br />Air mata terlanjur tumpah<br />Membasahi tanah menjadi darah<br /><br />Dipayungi mega kelabu<br /><br />Aku tak peduli<br />Apa yang terjadi<br />Jangan kau pergi dariku<br /><br />Akan kutemani<br />Ke dermaga sepi<br />Membelai ombak yang biru<br /><br />Kau bangkitkan aku<br />Kupanggil kau selalu<br />Bertahanlah dalam gelombang<br /><br />Kau buka mataku<br />Kau sadarkan aku<br />Janganlah bosan<br /><br />Kunyanyikan hanya untukmu<br />Puja puji ini karena rindu<br />Air mata terlanjur tumpah<br />Membasahi tanah menjadi darah<br /><br />Dipayungi mega kelabu<br /><br />Apakah Aku Benar - Benar Memiliki kamu<br /><br />Telah kuberikan semua yang ada didalam jiwa<br />Tak tersisa walau sekecil debu<br />Ku ikhlaskan goresan rasa namun kata yang indah<br />Selalu berlabuh di tempat yang salah<br /><br />Hari sepi menikam dalam<br />Tak adakah secercah harapan<br /><br />Biduk cinta yang hampir karam coba aku tahan<br />Sempat goyah sempat aku bosan<br />Hasrat hati yang kini terganggu oleh rasa ragu<br />Kemanakah rindu yang kemarin<br /><br />Ungkapkanlah isi hatimu<br />Jangan pernah berpaling dariku<br />Tunjukkanlah rasa cintamu<br />Jangan sampai aku bertanya<br /><br />Apakah aku benar-benar memiliki<br />Apakah aku benar-benar memiliki<br />Kamu<br /><br />Asik Nggak Asik<br /><br />Dunia politik penuh dengan intrik<br />Cubit sana cubit sini itu sudah lumrah<br />Seperti orang pacaran<br />Kalau nggak nyubit nggak asik<br /><br />Dunia politik penuh dengan intrik<br />Kilik sana kilik sini itu sudah wajar<br />Seperti orang adu jangkrik<br />Kalau nggak ngilik nggak asik<br /><br />Rakyat nonton jadi supporter<br />Kasih semangat jagoannya<br />Walau tau jagoannya ngibul<br />Walau tau dapur nggak ngebul<br /><br />Dunia politik dunia bintang<br />Dunia hura hura para binatang<br />Berjoget dengan asik<br /><br />Dunia politik punya hukum sendiri<br />Colong sana colong sini atau colong colongan<br />Seperti orang nyolong mangga<br />Kalau nggak nyolong nggak asik<br /><br />Rakyat lugu kena getahnya<br />Buah mangga entah kemana<br />Tinggal biji tinggal kulitnya<br />Tinggal mimpi ambil hikmahnya<br /><br />Dunia politik dunia bintang<br />Dunia pesta pora para binatang<br />Asik nggak asik<br /><br />Dunia politik memang asik nggak asik<br />Kadang asik kadang enggak disitu yang asik (katanya)<br />Seperti orang main catur<br />Kalau nggak ngatur nggak asik<br /><br />Pion bingung nggak bisa mundur<br />Pion pion nggak mungkin kabur<br />Menteri, luncur, kuda dan benteng<br />Galaknya melebihi raja<br /><br />Raja tenang gerak selangkah<br />Sambil menyematkan hadiah<br /><br />Asik nggak asik / Politik<br />Asik nggak asik / Politik<br />Asik nggak asik<br />Asik nggak asik<br /><br /><br />Rubah<br /><br />Jaman berubah perilaku tak berubah<br />Orang berubah tingkah laku tak berubah<br />Wajah berubah kok menjadi lebih susah<br />Manusia berubah berubah - rubah<br /><br />Gandhi yang dicari yang ada komedi<br />Revolusi dinanti yang datang Azahari<br />Lembaga berdiri berselimut korupsi<br />Wibawa menjadi alat melindungi diri<br /><br />Pendidikan adalah anak tiri yang kesepian<br />Agama sebagai topeng yang menjijikkan<br />Kemiskinan merajalela yang kaya makin rakus saja<br />Hukum dan kesehatan diperjual belikan<br /><br />Kesaksian tergusur oleh kepentingan ngawur<br />Pemerintah keasyikan berpolitik (ngawur)<br />Partai politik sibuk menuhankan uang (ngawur)<br />Ada rakyat yang lapar makan daun dan arang<br /><br />Televisi sibuk mencari iklan<br />Sementara banyak yang tunggu giliran<br />Rakyat dan sang jelata menatap dengan mata kosong<br />Dimana aku apa ditelan tsunami ?<br /><br />Negara<br /><br />Negara harus bebaskan biaya pendidikan<br />Negara harus bebaskan biaya kesehatan<br />Negara harus ciptakan pekerjaan<br />Negara harus adil tidak memihak<br /><br />Itulah tugas negara<br />Itulah gunanya negara<br />Itulah artinya negara<br />Tempat kita bersandar dan berharap<br /><br />Kenapa tidak ?<br />Orang kita kaya raya<br />Baik alamnya<br />Maupun manusianya<br /><br />Dan ini yang kita pelajari sejak bayi<br />Hanya saja kita tak pandai mengolahnya<br /><br />Oleh karena itu bebaskan biaya pendidikan<br />Biar kita pandai mengarungi samudera hidup<br />Biar kita tak mudah dibodohi dan ditipu<br />Oleh karena itu biarkan kami sehat<br />Agar mampu menjaga kedaulatan tanah air ini<br /><br />Negara negara<br />Negara harus seperti itu<br />Bukan hanya di surga di duniapun bisa<br /><br />Negara negara<br />Negara harus begitu<br />Kalau tidak bubarkan saja<br />Atau ku adukan pada sang sepi<br /><br />Negara harus berikan rasa aman<br />Negara harus hormati setiap keyakinan<br />Negara harus bersahabat dengan alam<br />Negara harus menghargai kebebasan<br /><br />Itulah tugas negara<br />Itulah gunanya negara<br />Itulah artinya negara<br />Tempat kita bersandar dan berharap<br />Selain Tuhan<br /><br />Cemburu<br /><br />Setiap orang berharap hidupnya lebih baik<br />Dari hari ke hari dari waktu ke waktu<br />Setiap orang tak ingin hidupnya menderita<br />Tentu saja ingin bahagia tak ingin terhina<br /><br />Tapi mengapa<br />Begitu banyak yang tak baik<br />Hidupnya susah<br />Terlunta lunta jiwa dan raganya<br /><br />Ada kamu yang mengatur ini semua<br />Tapi rasanya percuma<br />Ada juga yang janjikan indahnya surga<br />Tapi neraka terasa<br /><br />Ingin bersyukur<br />Tapi tak semudah tutur<br />Canggung jalani hidup<br />Yang terasa hanya kewajiban saja<br /><br />Cemburu pada samudera<br />Yang menampung segala<br />Cemburu pada sang ombak<br />Yang selalu bergerak<br /><br />Di meja judi mempertaruhkan sepenggal waktu<br />Setengah mabuk mencoba mencuri nasib<br />Sebentar menang sebentar kalah itulah gelombang hidup<br />Di sisa hidup agar tetap hidup<br /><br />Tapi mengapa<br />Semua seperti mimpi<br />Tak ada yang abadi<br />Kapal inipun akhirnya berhenti di dermaga sepi<br /><br />Cemburu pada samudera<br />Yang menampung segala<br />Cemburu pada sang ombak<br />Yang selalu bergerak<br /><br />Yang tercinta<br /><br />Tidurlah dalam pelukanku<br />Lelaplah dalam mimpi indah<br />Biarkanlah sejenak saja<br />Berlalu semua luka luka<br /><br />Tenanglah tenanglah<br />Hapuskan semua duka derita<br />Tenanglah sayangku<br />Pasti kan ada hari yang indah<br /><br />Andaikan masih ada resah<br />Eratkan lagi dekapanmu<br />Dan sekali lagi kau cobalah<br />Meski lelah hati yang ada<br /><br />Tenanglah sabarlah<br />Pasti kan ada hari yang indah<br />Dekatlah sayangku<br />Hapuskan semua duka derita<br /><br />Biar<br />Kita menipu diri dengan hangatnya cinta<br />Oh biar<br />Lupakan sementara semua duka terasa<br /><br />Tidurlah<br />Tenanglah<br /><br />Tidurlah<br />Tenanglah<br /><br /><br />Ini Bukan Mimpi<br /><br />Simaklah laguku ini<br />Tentang sebuah bencana<br />Tragedi umat manusia<br />Terjadi lagi<br />Terjadi lagi<br /><br />Alampun telah bersaksi<br />Atas tingkah laku kita<br />Tuhanpun telah menyapa<br />Memperingati<br />Memperingati<br /><br />Ini bukan sandiwara<br />Ini bukan dalam mimpi<br />Ini bukan sandiwara<br />Ini bukan dalam mimpi<br /><br />Ini kenyataan mari renungi<br />Ini bukan sandiwara<br />Ini bukan dalam mimpi<br />Ini kenyataan yang ada mari renungi<br /><br />Demi keselamatan kita bersama<br />Mari kita berdoa<br />Pada Yang Kuasa<br />Berjanji kembali kejalan Illahi<br />Berjanji kembali kejalan Illahi<br />Kejalan Illahi<br /><br /><br />Pulanglah<br /><br />Padi menguning tinggal di panen<br />Bening air dari gunung<br />Ada juga yang kekeringan karena kemarau<br /><br />Semilir angin perubahan<br />Langit mendung kemerahan<br />Pulanglah kitari lembah persawahan<br /><br />Selamat jalan pahlawanku<br />Pejuang yang dermawan<br />Kau pergi saat dibutuhkan saat dibutuhkan<br /><br />Keberanianmu mengilhami jutaan hati<br />Kecerdasan dan kesederhanaanmu<br />Jadi impian<br /><br />Pergilah pergi dengan ceria<br />Sebab kau tak sia sia<br />Tak sia sia<br />Tak sia sia<br />Pergilah kawan<br />Pendekar<br /><br />Satu hilang seribu terbilang<br />Patah tumbuh hilang berganti<br />Terimalah sekedar kembang<br />Dan doa doa<br /><br />Suci sejati<br />Suci sejati<br /><br />Masih Bisa Cinta<br /><br />Hari ini kau patahkan hatiku<br />Kau patahkan niatku<br />Kau patahkan semangatku<br /><br />Entah mengapa ku masih bisa cinta<br />Bisa cinta padamu<br />Kumaafkan salahmu<br /><br />Berjanjilah berjanjilah untukku<br /><br />Datang padaku<br />Lihat mataku<br />Akan kucoba perhatikan kamu<br /><br />Datang padaku<br />Rasa hatiku<br />Akan kucoba terus cinta kamu<br /><br />Air mata tak akan ku uraikan<br />Hanya mengelus dada<br />Kumaafkan salahmu<br /><br />Tak Pernah Terbayangkan<br /><br />Tak pernah terbayangkan<br />Bila harus berjalan tanpa dirimu<br />Tak pernah terpikirkan<br />Bila aku bernafas tanpa nafasmu<br />Nafasmu<br /><br />Takdir sudah pertemukan kita<br />Tuk berdua dan saling menjaga<br />Dan tak mau aku melewati<br />Semua ini tanpamu<br /><br />Kau hangatkan genggaman tanganku<br />Dan berkata akulah milikmu<br />Dan tak mau aku menjalani<br />Dunia ini tanpamu<br /><br />Takdir sudah pertemukan kita<br /><br /> <br />Ikan - Ikan<br /><br />Ikan ikan kecil<br />Jadi santapan ikan ikan besar<br />Agar warna kulitnya berkilau<br />Di dalam akuarium kehidupan<br /><br />Gelembung gelembung udara<br />Jadi syarat hidup sejahtera<br />Jikalau tidak mau celaka<br />Bikin senang hati pemiliknya<br /><br />Ikan ikan kecil<br />Di sudut kiri peti televisi<br />Menjadi hiasan tersendiri<br />Walau tak lama mereka pergi<br /><br />Ini kisah menahun<br />Juga tragedi bertahun tahun<br />Dibungkus merdu gemericik air<br />Jadi hiburan keluarga rukun<br /><br />Ikan ikan kecil mati<br />Dimakan ikan ikan besar<br />Walau begitu adanya<br />Kuakui hatiku tergetar<br /><br />Ikan ikan besar mati<br />Segala yang hidup pasti mati<br />Begitupun pemiliknya<br />Penjual dan penikmatnya<br /><br />Tak ada yang lepas dari kematian<br />Tak ada yang bisa sembunyi dari kematian<br />Pasti<br /><br />KaSaCiMa<br /><br />Yang aku mau kau tunggu<br />Janganlah terburu nafsu<br />Pasti kudatangi kamu<br />Tak mungkin kau ku kibuli<br /><br />Kasihku kasih terkasih<br />Sayangku sayang tersayang<br />Cintaku cinta tercinta<br />Manisku manis termanis<br /><br />Rinduku setengah mati<br />Kalbuku menggebu-gebu<br />Mari sini dekat padaku<br />Kucium kau berulang kali<br /><br />Hidup ini indah<br />Berdua semua mudah<br />Yakinlah melangkah<br />Jangan lagi gelisah<br /><br />Kalau kau tak mau menunggu<br />Aku tak pandai merayu<br />Percayalah kau padaku<br />Percaya ya percayalah<br /><br />Suka dan duka biasa<br />Cemburu jangan membuta<br />Senyumlah engkau kekasih<br />Problema jadi tak perih<br /><br /><br />LONTEKU<br />Hembusan angin malam waktu itu<br />Bawa lari ku dalam dekapanmu<br />Kau usap luka di sekujur tubuh ini<br />Sembunyilah-sembunyi ucapmu... <br />Nampak jelas rasa takut di wajahmu<br />Saat petugas datang mencariku<br /><br />Reff.<br />Lonteku... terima kasih<br />Atas pertolonganmu di malam itu<br />Lonteku... dekat padaku<br />Mari kita lanjutkan cerita hari esok<br /><br />Walau kita berjalan dalam dunia hitam<br />Benih cinta tak pandang siapa<br />Meski semua orang singkirkan kita<br />Genggam tangan erat-erat kita melangkah<br /><br />Aku Milikmu <br /><br />Kupikir kau sudah<br />Melupakan aku<br />Ternyata hatimu<br />Masih membara untukku<br /><br />Waktu kan berlalu<br />Tapi tidak cintaku<br />Ia mau menunggu<br />Untukmu untukmu<br /><br />Aku milikmu malam ini<br />Kan memelukmu sampai pagi<br />Tapi nanti bila ku pergi<br />Tunggu aku disini<br />1910<br />Apa kabar kereta yang terkapar di Senin pagi<br />Di gerbongmu ratusa orang yang mati<br />Hancurkan mimpi bawa kisah<br />Air mata...air mata....<br /><br />Belum usai....peluit belum habis putaran roda<br />Aku dengar jerit dari Bintaro<br />Satu lagi cacat dalam sejarah<br />Air mata...air mata<br /><br />Berdarahkah tuan yang duduk di belakang meja<br />Atau cukup hanya ucapan bela sungkawa <br />Aku bosan....<br /><br />Lalu terangkat semua beban di pundak<br />Semudah itukah luka-luka terobati<br />Nusantara...tangismu terdengar lagi<br />Nusantara....derita bial berhenti<br />Bilakah...bilakah.....<br /><br />Sembilan belas Oktober...tanah Jakarta berwarna merah<br /><br />Meninggalkan tanya yang tak terjawab<br />Bangkai kereta lemparkan amarah<br />Air mata...air mata<br /><br />Nusantara....langitmu saksi kelabu<br />Nusantara....terdengar lagi tangismu<br />Nusantara....kau simpan kisah kereta<br />Nusantara....kabarkan marah sang duka<br /><br />Saudaraku pergilah dengan tenang<br />Sebab luka sudah tak lagi panjang<br />Saudaraku pergilah dengan tenang<br />Balada Orang-orang Pedalaman lyrics<br /><br />He . . ya y a ya he ya ho . . . . . .<br />He . . . . . ya y a ya ho ya he . . . . . .<br />Balada orang-orang pedalaman<br />He . . . . . ya y a ya he ya ho . . . . . .<br />He . . . . . ya y a ya ho ya he . . . . . .<br />Di hutan di gunung dan di pesisir<br />He . . . . . ya y a ya he ya ho . . . . . .<br />Manusia yang datang dari kota<br />Tega bodohi mereka<br />Lihat tatapannya yang kosong<br />Tak mengerti apa yang terjadi<br />He . . . . . ya y a ya he ya ho . . . . . .<br />Tak tajam lagi tombak panah dan parang<br />He . . . . . ya y a ya he ya ho . . . . . .<br />He . . . . . ya y a ya ho ya he . . . . . .<br />Tak ampuh lagi mata dari sang pawang<br />Dimana lagi cari hewan buruan<br />Yang pergi karena senapan<br />Dimana mencari ranting pohon<br />Kalau sang pohon tak ada lagi . . . . . .<br />Pada siapa mereka tanyakan hewannya<br />Ya . . . . . pada siapa tanyakan pohonnya<br />Saudaraku di pedalaman menanti<br />Sebuah jawaban yang tersimpan dihati<br />Lewatmu . . . . . . . . . pembeli<br />Pada orang-orang pedalaman<br />Yang menari dan menyanyi<br />Dihalau bising ribuan deru gergaji<br /><br /><br />TIMUR TENGAH I<br />Ada tanya dalam kepala<br />Waktu lihat muak yang hingar<br />Disetiap sudut<br />Ada mati dibalik tembok<br />Waktu timah panas mencabik<br />Hati nurani............<br /><br />Merah...Merah...Merah...Merah<br />Dilangit<br />Merah...Merah...Merah...Merah<br />Ditanah <br />Derap langkah bakar amarah<br />Kepal tangan hadirkan darah<br />Dibungkam diam....<br /><br />Khabar angin didekat jantung<br />Bahwa hari sedang menangis<br />Tergores pedih hati<br />Merah...Merah...Merah...Merah<br /><br />Dimata<br />Merah...Merah...Merah...Merah<br />Dilidah<br />Dengar...nyanyi anak kemarin<br />Tentang sedih tanah terkasih<br />Yang tak pernah habis<br /><br />Doa...ibu sambil menangis<br />Antar....bocah agar tak sedih<br />Pergi ke pintu mati<br />Merah...dilangit<br />Merah...dimata<br />Merah...ditangan<br />Merah...dilidah<br /><br />ADA LAGI YANG MATI<br />Aku lihat orang yang mati<br />Diantara tumpukan sampah<br />Lehernya berdarah membeku<br />Bekas pisau lawannya tadi malam<br />Belakang pasar dekat terminal<br /><br />Pagi itu orang berkerumun<br />Melihat mayat yang membusuk<br />Tutup hidung sesekali meludah<br />Aku lihat orang menangis<br />Disela gaduhnya suasana <br />Segera aku menghampiri<br /><br />Dengan bimbang<br />Kubertanya padanya<br />Rupanya yang mati sang teman<br />Teman hidam hidup sepaham<br />Hanya kisah yang dilewati<br />Ia berdua ikat tali saudara<br /><br />Sementara surya mulai tinggi<br />Panas terasa bakar kepala<br />Sisa darah orang yang mati<br />Disimpannya di dalam hati<br />Lalu dia seperti batu<br />Sampai...malam<br /><br />Sampai semuanya pergi<br />Belakang pasar dekat terminal<br />Adalagi orang yang mati<br />Lehernya berdarah membeku<br /><br />Bekas pisau lawannya tadi malam<br />Sementara surya mulai tinggi<br />Panas terasa bakar kepala<br /><br />Dendam ada dimana-mana<br />Dijantungku di jantungmu<br />Dijantung hari-hari<br />Dendam ada dimana-mana<br />TIMUR TENGAH ITULAH…Tolong Dengarkan…???<br />Tuhan....tolong dengarkan<br />Nyanyian pinggir jalan<br />Malam di bawah bulan<br />Dalam waktu yang rawan<br />Marah di bawah tanah<br />Dilangit ada merah<br />Menuju satu arah...bakar....<br />bakar.....<br /><br />Di sana ada bohong<br />Di sana ada mayat <br />Di sana ada suara.....bum....<br />bum....<br />Raut muka resah<br />Orang-orang susah<br />Ada banyak mata...buta....<br /><br />Resah luka kaki<br />S'makin...menjadi...ada<br />banyak kuping.....tuli<br /><br />Malam hampir malam<br />Debu jalan datang lagi<br />Malam hampir pagi<br />Usir mesin bunyi lagi<br />Malam hampir pagi<br />Kelicikan mulai lagi<br />Malam hampir pagi<br />Teriakku hilang lagi<br />Engkau Tetap Sahabatku<br />Dia adalah sahabatku bahkan lebih<br />Dia adalah yang diburu...datang padaku<br />Sekedar lepas lelah dan sembunyi<br />Untuk berlari lagi<br /><br />Dia adalah yang terbuang...mengetuk pintuku<br />Penuh luka dipunggungnya...merah hitam<br />Dia menjadi terbuang....setelah harapannya....<br />dibuang.....<br /><br />Bapaknya pegawai kecil....sandal jepit<br />yang kini di dalam penjara...sedang bela anaknya <br />Untuk darah daging yang tercinta<br />Selesaikan sekolah<br /><br />Sahabatku...coba mencari kerja<br />Namun yang didapat cemooh<br />Harga dirinya berontak<br />Lalu dia tetapkan hati<br /><br />Hancurkan sang pembuang<br />Air putih aku hidangkan...aku dipersimpangan<br />Seribu bahkan lebih..sejuta lebih<br />Pagi buta dia berangkat...diam-diam<br /><br />Masih sempat selimuti aku....yang tertidur<br />Aku terharu...doaku untukmu<br />Sebutir peluru yang tinggal dibawah bantalnya<br />Bertali jadikan kalung lalu kukenakan<br />yang terus berlalu<br />Selamat jalan kawan...<br />Selamat menari air mata<br />Hei...sahabat yang terbuang<br /><br />Engkau sahabatku....tetap sahabatku<br /><br />KOTA<br />Kota adalah rimba<br />belantara buas<br />Dari yang terbuas.....<br /><br />Setiap jengkal lorong<br />dan pecik darah<br />Darah dari iri...<br />darah dari benci<br /><br />Bahkan darah dari sesuatu<br />yang tak pasti....<br />Kota adalah rimba belantara <br />liar dari yang terliar....<br /><br />Setiap detik lidah-lidah liar<br />rakus menjulur lapar...<br /><br />Tangis bayi adalah lolong<br />srigala...di bawah bulan....<br /><br />Lengking tinggi merobek<br />batu-batu tebing keras dan kejam<br /><br />Bernafas diantara sikut<br />licik dan garang<br /><br />Bergerak diantara ganasnya<br />selaksa karat.....<br /><br />Kota adalah hutan belantara akal<br />Kuat dan berakar....menjurai....<br />Di depan mata...siap menjerat...<br />di depan mata....siap menjerat....leher kita.....<br /> 8,8 mm Dalam KuasaMu <br /><br />Usai sudah kata kataku<br />Sendiri terkunci disini<br />Menatap belukar karang terjal<br />Arang semua mimpiku<br /><br />Coba singkirkan gamang hati<br />Menjadi belati sendiri<br />Menembus dinding kelam langit hitam<br />Bersama geram di nadiku<br /><br />Tanah oh tanah tanahku<br />Beri baja ragaku<br />Kan ku terjang semua yang menghadang<br />Ke batas takdir yang kupunya<br /><br />Koyak sudah semua yang ada<br />Terkoyak ke dasar sukmaku<br />Sendiri tergantung di gelap malam<br />Berakhirkah ku disini ?<br /><br />Sirna kini kesombonganku<br />Terhempas berkali dan luka<br />Diterkam beku digerus badai<br />Tawarkan ku tuk menyerah<br /><br />Api oh api apiku<br />Beri bara darahku<br />Kan kuterjang semua yang menghadang<br />Ke batas takdir yang kupunya<br /><br />Tuhan oh Tuhan Tuhanku<br />Beri mata hatiku<br />Tetap kusadarkan Kau pelindung diriku<br />PadaMu ku berserah diri <br /><br /><br />Di Bawah Tiang Bendera <br /><br />Kita adalah saudara<br />Dari rahim ibu pertiwi<br />Ditempa oleh gelombang<br />Dibesarkan jaman<br />Di bawah tiang bendera<br /><br />Dulu kita bisa bersama<br />Dari cerita yang ada<br />Kita bisa saling percaya<br />Yakin dalam melangkah<br />Lewati badai sejarah<br /><br />Pada tanah yang sama<br />Kita berdiri<br />Pada air yang sama<br />Kita berjanji<br />Karena darah yang sama<br />Jangan bertengkar<br />Karena tulang yang sama<br />Usah berpencar<br /><br />Indonesia…Indonesia…Indonesia<br /><br />Mari kita renungkan<br />Lalu kita bertanya<br />Benarkah kita manusia<br />Benarkah ber Tuhan<br />Katakan aku cinta kau<br /><br />Pada tanah yang sama<br />Kita berdiri<br />Pada air yang sama<br />Kita berjanji<br />Karena darah yang sama<br />Jangan bertengkar<br />Karena tulang yang sama<br />Usah berpencar<br />Indonesia..Indonesia…Indonesia <br /><br />Balada Pengangguran <br /><br />O, apa jadinya?<br />E, ini apa?<br />O, apa jadinya?<br />E, aku lesu?<br /><br />Dibolak balik dinalar nalar<br />Tanpa logika oh ya!<br />Diraba raba diterka terka<br />Tidak terduga oh ya!<br /><br />Misteri ijazah tidak ada gunanya<br />Ketekunan tidak ada artinya<br /><br />Pembangunan oh!<br />Pengangguran ya!<br />Ya ha ha ha…Oh ya!<br /><br />Penerangan oh!<br />Kegelapan ya!<br />Putus asa oh ya….Oh ya o!<br /><br />Akan merampok takut penjara<br />Menyanyi tidak bisa<br />Bunuh diri ku takut neraka<br />Menangis tidak bisa<br /><br />Kaki lima oh!<br />Kaki lima ya!<br />Kaki lima oh! …Oh ya!<br /><br />Makan debu huh!<br />Makan debu iya!<br />Ya janji palsu…Oh ya!<br /><br />Dibolak balik dinalar nalar<br />Tanpa logika oh ya!<br />Diraba raba diterka terka<br />Tidak terduga oh ya!<br /><br />Menghutang lalu lagi menghutang<br />Tahu tahu menipu<br /><br />Pembangunan oh!<br />Pengangguran ya!<br />Pengangguran oh!...Oh ya!<br /><br />Penyuluhan oh!<br />Kegelapan ya!<br />Putus asa oh!...Oh ya!<br /><br />Menghutang lalu lagi menghutang<br />Tahu tahu menipu<br /><br />Pembangunan oh!<br />Pengangguran ya!<br />Pengangguran oh!...Oh ya!<br /><br />Menghutang lalu lagi menghutang<br />Tahu tahu menipu<br /><br />Penyuluhan oh!<br />Kegelapan ya!<br />Putus asa oh!...Oh ya!<br /><br />Menghutang lalu lagi menghutang<br />Tahu tahu menipu<br /><br />Pembangunan oh!<br />Pengangguran ya!<br />Pengangguran oh!...Oh ya!<br /><br />Menghutang lalu lagi menghutang<br />Tahu tahu menipu <br /><br />Berandal Malam Di Bangku Terminal<br /><br />Sebentar lagi pagi kan datang<br />Walau sang bulan malas untuk pulang<br />Di bangku terminal benakmu bertanda<br />Gelisah seorang merasa terbuang<br /><br />Sedetik ingatnya seribu angannya<br />Dambakan malam terus berbintang<br />Di bawah sadarnya nasib bercerita<br />Hangatnya surya bara neraka<br /><br />Sampai kapan kau akan bertahan<br />Dicaci langit tak sanggup menjerit<br />Hitam awan pasrah kau jilati<br />Kusam kau dekap dengan muak kau lelap<br />Pagi yang hingar dengan sadar engkau gentar<br /><br />Jangan jangan pagi kau hadirkan<br />Biarkan malam terus berjalan<br />Jangan jangan mentari kau terbitkan<br /><br />Jangan jangan pagi kau datangkan<br />Kumohon dan aku harapkan<br />Jangan jangan mentari kau terbitkan<br /><br />Dengarlah tuhan apa yang dibisikkan<br />Berandal malam di bangku terminal <br /><br /><br />Damai Kami Sepanjang Hari<br /><br />Hangat mentari pagi ini<br />Antar ku pulang dari bermimpi<br />Ramah tersenyum matahari<br />Inginkan aku tuk bernyanyi<br /><br />Indah pagi ini<br />Nada sumbang enyahlah kau<br />Biarkan kami<br /><br />Perlahan kau bangunkan aku<br />Antarkan segelas kopi ( kopi susu )<br />Dengar canda adik adikmu<br />Inginkan aku segera bersatu<br /><br />Indah pagi ini<br />Nada sumbang enyahlah kau<br />Biarkan kami<br /><br />Semoga akan tetap abadi<br />Pagi ini<br />Pagi esok<br />Esok hari<br />Hari nanti<br /><br />Semoga tak kan pernah berhenti<br />Canda hari ( pagi )<br />Canda pagi ( hari )<br />Damai kami Sepanjang hari <br /><br /><br />Bunga Bunga Kumbang Kumbang<br /><br />Apa memang harus layu<br />Bunga bunga<br />Setelah sang kumbang<br />Menghisap manisnya madumu<br /><br />Apa memang harus ingkar<br />Kumbang kumbang<br />Setelah sang bunga<br />Terkulai layu tak berbunga<br /><br />Bunga bunga dilahirkan<br />Untuk dihisap sang kumbang<br />Kumbang kumbang dilahirkan<br />Untuk menghisap sang bunga<br /><br />Bunga bunga dimekarkan<br />Untuk digoda sang kumbang<br />Kumbang kumbang diterbangkan<br />Untuk menggoda sang bunga<br /><br />Mengapa bunga harus layu?<br />Setelah kumbang dapatkan madu<br />Mengapa kumbang harus ingkar?<br />Setelah bunga tak lagi mekar<br /><br />Mungkin tuhan telah takdirkan<br />Kumbang kumbang<br />Campakkan sang bunga<br />Setelah layu tak berguna<br /><br />Bunga bunga dilahirkan<br />Untuk dihisap sang kumbang<br />Kumbang kumbang dilahirkan<br />Untuk menghisap sang bunga<br /><br />Bunga bunga dimekarkan<br />Untuk dicampakkan kumbang<br />Kumbang kumbang diterbangkan<br />Untuk mencampakkan bunga<br /><br />Mengapa bunga harus layu?<br />Setelah kumbang dapatkan madu<br />Mengapa kumbang harus ingkar?<br />Setelah bunga tak lagi mekar <br /><br />Diet <br /><br />Susahnya menghadapi godaan<br />Mencium harum lezat makanan<br />Rasanya lidah ingin cicipi<br />Melihat balado kacang dan teri<br /><br />Kau lupakan semua aturan<br />Ahli gizi yang tampan<br />Resiko soal belakang<br />Asalkan sang perut kenyang<br /><br />Delapan puluh dua kilogram<br />Mengundang mata untuk memandang<br />Menyesal benci pada sang perut<br />Sedangkan lapar terus menuntut<br /><br />Jikalau engkau sadar<br />Nafsu makan dilawan<br />Bangun tidur pagi buta<br />Lincahnya senam irama<br /><br />Seminggu engkau jalani<br />Nasehat sang ahli gizi<br />Namun tak lama berselang<br />Godaan goyahkan iman<br /><br />Majalah yang sedang engkau baca<br />Tawarkan resep gulai buaya<br />Nikmatnya engkau lama berhayal<br />Tak tahan kau makan tanpa sesal <br /><br />Cik<br /><br />Cepat kemari calon istriku<br />Ajarkan aku setiap pagi<br />Kucium mesra bibirmu<br /><br />Larilah dekap tubuhku erat<br />Otakku buntu aku tak tahu<br />Hadapi soal serupa itu<br />Nona cantik calon istriku tolonglah aku<br /><br />Pikat hatiku dengan tingkahmu<br />Sebelum kita siap arungi<br />Lautan luas penuh tantangan<br />Tampak perahu kecil kita menunggu di dermaga<br /><br />Riak gelombang suatu rintangan<br />Ingat itu pasti kan datang<br />Karang tajam sepintas seram<br />Usah gentar bersatu terjang<br /><br />Ulurkan tanganmu<br />Pasti kugenggam jarimu<br />Kecup mesra hatiku<br />Rintangan kuyakin pasti berlalu<br /><br />Ulurkan tanganmu<br />Pasti kugenggam jarimu<br />Kecup mesra hatiku<br />Rintangan kuyakin pasti berlalu<br /><br />Riak gelombang suatu rintangan<br />Ingat itu pasti kan datang<br />Karang tajam sepintas seram<br />Usah gentar bersatu terjang<br /><br />Cepat kemari calon istriku<br />Ajarkan aku setiap pagi<br />Kucium mesra jidatmu<br /><br />Larilah dekap tubuhku erat<br />Otakku buntu aku tak tahu<br />Hadapi soal serupa itu<br />Nona cantik calon istriku tolonglah aku<br /><br />Pikat hatiku dengan tingkahmu<br />Sebelum kita siap arungi<br />Lautan luas penuh tantangan<br />Tampak perahu kecil kita menunggu di dermaga <br /><br /><br />14 – 04 – 84<br /><br />Tahukah kau<br />Kurindu dirimu<br />Tahukah kau<br /><br />Rasakah kasih<br />Cintaku putih<br />Rasakah kasih<br /><br />Saat gelisah begitu buas hancurkan jiwa<br />Saat tak kuat lagi memendam marah<br /><br />Sungguh aku cinta (sayang) kau<br /><br />Jangan didik anak kita penakut<br />Jangan ajar anak kita pengecut<br />Tolong kabarkan tinjuku untuknya<br />Demi kebenaran yang nyata<br /><br />Istriku manis senyum yang manis<br />Anakku jantan tertawalah lantang<br />Istriku manis jangan menangis<br />Anakku jantan murkalah jantan <br /><br />Cantik Munafik<br /><br />Dia adalah gadis jelita<br />Tak pernah banyak tingkah<br />Didalam kelas dialah ratu<br />Tak ada bandingannya<br /><br />Hingga semua murid pria<br />Banyak yang menggodanya<br />Sampai pak guru Umar tertarik<br />Oleh goyang pinggulnya<br /><br />Aku pun juga malu tak malu<br />Jatuh cinta padanya<br />Sembunyi sembunyi kukirim surat<br />Lewat teman baiknya<br /><br />Tapi ternyata setelah kuterima<br />Balasan suratnya<br />Tak aku duga dari semula<br />Cintaku ditolak dia<br /><br />Hei hei hei<br />Apa sih kekuranganku ?<br />Padahal<br />Banyak orang bilang aku ganteng<br /><br />Hei hei hei<br />Apa sih keinginannya ?<br />Rumahku megah<br />Mobilku banyak<br />Sayang milik orang tua<br /><br />Ku tak mengerti dia begitu<br />Membuatku penasaran<br />Korban yang lain juga berkata<br />Sama seperti aku<br /><br />Tapi ternyata ketika kuintip<br />Tepat di malam minggu<br />Dia gandengan sama bapakku<br />Yang kepala tak berbulu<br /><br />Hei hei hei<br />Dialah gadis panggilan<br />Yang masih<br />Duduk dibangku sekolah<br /><br />Hei hei hei<br />Pantesan sedikit susah<br />Karena dia tahu<br />Anak sekolah<br />Tak pernah berkantong basah<br /><br />Dasar bapakku<br />Tak tahu malu<br />Punya hobi meneguk madu <br /><br />Sebelum Kau Bosan<br /><br />Sebelum kau bosan sebelum aku menjemukan<br />Tolonglah ucapkan dan tolong engkau ceritakan<br />Semua yang indah semua yang cantik<br />Berjanjilah<br /><br />Ciptakanlah lagu yang kau anggap merdu dik<br />Nyanyikan untukku sungguh aku perlu itu<br />Bila kau tak suka bilang saja suka<br />Berjanjilah<br /><br />Pergilah kau pergi<br />Dan janganlah kembali<br />Bila itu kau ingini<br />Kumohon jangan katakan pergi<br /><br />Jarak telah jauh yang sudah kita tempuh dik<br />Coba pikir itu sebelum tinggalkan aku<br />Teruslah berdusta sampai engkau muak<br />Berjanjilah<br /><br />Dimana <br /><br />Sempat aku goyah<br />Sekejap terjatuh<br />Didalam arungi perjalanan<br /><br />Pada kelam hari<br />Akupun bersujud<br />Nikmati semuanya tanpa tanya<br /><br />Kucoba selami<br />Dalamnya samudera<br />Ikuti gelombang terjang karang<br /><br />Tetap tak kudapat<br />Apa yang ku mau<br />Hanya bimbang yang singgah dera jiwa<br />Cakar hati<br />Penat semakin selimuti<br /><br />Dimana senyummu ?<br />Yang sanggup memberi rasa damai<br />Dimana belaimu ?<br />Yang hangatkan nadiku yang beku<br /><br />Hampir ku tak kuat<br />Hampir ku tak mampu<br />Lewati jalan keringb erdebu<br /><br />Dahaga meronta<br />Letihku menggila<br />Namun jarak masihlah<br />Teramat jauh<br /><br />Batinku terapung<br />Bosan ku melangkah<br />Engkau tetap saja tak bergeming<br /><br />Otakku berderak<br />Lontarkan kecewa<br />Tak mau percaya yang kau janjikan<br />Pada waktu<br />Detak jantung semakin melemah<br /><br />Dimana senyummu ?<br />Yang sanggup memberi rasa damai<br />Dimana belaimu ?<br />Yang hangatkan nadiku yang beku<br /><br />Setetes air<br />Yang kau beri<br />Kan berarti bagiku<br /><br />Seulas senyum<br />Di sisa hari<br />Kan berarti bagiku <br /><br />Lho<br /><br />Kuberlari bersama hati<br />Memandang sejuta pilihan<br />Kuikuti kehendak hati<br />Bersama tawa antara kita<br />Yang seakan lupa diri<br />Kumemilih kaupun pilih...<br />sendiri...<br />Tanpa kompromi dan kita<br />ingin.....<br /><br />Aku dapati yang 'kan kucari<br />Dan sore s'galanya mimpi<br />Sejuta selera yang tak<br />berbeda<br />Tak akan juga berbunga nyata<br />Pikirlah lagi sebelum<br />kau jadi<br />Banyak hari yang 'kan pasti<br />Dan hari terus berganti<br />silakan cari....<br /><br />Frustasi<br /><br />Generasiku banyak yang frustasi<br />Broken home istilah bule bule luar negeri<br />Mereka muak lihat papi mami bertengkar<br />Mereka jijik lihat papi mami slalu keluar<br /><br />Ada urusan yang tak masuk di akal<br />Mami sibuk cari bujangan<br />Papi sibuk cari perawan<br />Timbang kesal lebih baik aku berhayal<br /><br />Jadi orang besar<br />Seperti Hitler yang tenar<br />Jadi orang tenar<br />Persis Carter juragan kacang<br /><br />Mata cekung badan persis capung<br />Tingkah sedikit bingung<br />Pikiran mirip mirip orang linglung<br />Rambut selalu kusut<br /><br />Disuruh selalu manggut-manggut<br />Duduk di sudut hei kasihan itu tubuh <br />Tinggal tulang sama kentut<br /><br /><br />Hei Mr. Gelek loe tega<br />Mata gua kok nggak bisa melek<br />Hei Mr. Gelek<br />Duit gopek gua kira cepek<br />Hei Mr. Gelek perut laper ada tape <br />Pas gua sikat asem-asem nggak tahunya telek<br /><br /><br /><br /><br />Iya Memang Kamu <br /><br />Bukan lagi cermin<br />Bedak gincupun tak perlu<br /><br />Kamu memang masih kamu<br />Dari dulu memang itu kamu<br /><br />Waktu jiwamu lelah<br />Tanganku tak mampu tengadah<br />Seberang bumi sana<br />Keluh semakin membara<br /><br />Beri ramahmu<br />Sementara tempatku teduh disini<br /><br />Bukakan aku pintu<br />Agar bisa memuji dirimu<br /><br />Cerita tentang merdeka<br />Lewat mantera sang pujangga<br /><br />Kamu memang masih kamu<br />Dari dulu masih tetap kamu<br /><br />Kata hati bertanya<br />Masih tegarkah jiwamu ?<br /><br />Kini kunyanyikan rasa<br />Lewat suasana yang ada<br /><br />Kamu memang tetap kamu<br />Kamu dari dulu kamu<br />Kamu memang masih kamu<br />Dari dulu kamu tetap kamu<br /><br /> Haruskah Pergi <br /><br />Sering aku merasa<br />Tak mengerti dengan apa yang ada<br />Melihat dari kegelapan<br />Mencoba mengurai makna<br /><br />Begitu banyak yang terjadi<br />Begitu banyak yang tak kupahami<br />Orang saling membenci<br />Membunuh dan melukai<br /><br />Perang masih terjadi<br />Bencana bertubi tubi<br />Kerinduan tercampak<br />Kesepian merajai<br /><br />Aku ingin pergi<br />Meninggalkan ini semua<br />Menemani senja<br />Yang sedang berduka<br /><br />Aku harus pergi<br />Meninggalkan semua ini<br />Menemui kamu<br />Yang mengajak bercinta<br /><br />Air mata nyaris jatuh<br />Di pelataran rumah yang teduh<br />Ayat-MU terkapar<br />Di lemari lemari berdebu<br /><br />Ada apa gerangan<br />Mengapa mesti tergesa gesa<br />Tak bisakah tenang<br />Menikmati bulan penuh dan bintang<br /><br />Lalu mengarungi waktu<br />Dengan lapar yang menyakitkan<br />Menyikapi semua<br />Dengan kesabaran<br /><br />Aku ingin pergi<br />Meninggalkan ini semua<br />Menemani senja<br />Yang sedang berduka<br /><br />Aku harus pergi<br />Meninggalkan semua ini<br />Menemui kamu<br />Yang mengajak bercinta<br />Oh oh oh<br /> <br />Angan Dan Ingin <br /><br />Sambil tersenyum dan tanpa beban<br />Sepanjang jalan menarik perhatian<br />Rambutnya panjang<br />Rampingnya pinggang<br />Celana blue jeans mengukir tubuhnya sempurna<br /><br />Tua muda berangan melihatnya<br />Seperti aku ingin bersamanya<br />Tapi sayangnya<br />Angan dan ingin<br />Seperti angin<br /><br />Tiada habisnya<br />Tiada hentinya<br />Melayang<br /><br />Tiada habisnya<br />Tiada hentinya<br />Menggoyang<br /><br />Tiada habisnya<br />Tiada hentinya<br />Menantang<br /><br />Tiada habisnya<br />Tiada hentinya<br />Sehingga hujan turun mengecewakan<br />Intermezo<br /><br />Katanya malam sepi<br />Ternyata malam tak sepi<br />Malam katanya sama<br />Ternyata malam tak sama<br /><br />Didesaku dikotamu<br />Memang ada malam<br />Dihatimu dihatiku<br />Malam memang ada<br /><br />Namun malammu tak sama malamku<br />Namun hatimu tak sama hatiku<br />Pahamkah kau ceritaku tantang malam<br /><br />Malam didesaku nyanyi jangkrik merdu<br />Malam dikotamu keluh kesah bertalu<br />Malam dihatiku tetap gelap tak terang<br />Malam dihatimu gelap jadi bumerang<br />Sukur...<br /><br />Oh ya, disini jurang kita<br />Dalam...dalam teramat dalam<br />Seperti gelapnya malam<br /><br />Di heningnya malam<br />Di redupnya sinar<br />Satu rembulan berjuta bintang<br /><br />Ayun kaki membelah sepi<br />Iring angan hidup punya arti<br />Seorang lelaki coba sembunyi<br /><br />Kala keseribu teguk<br />Hanguslah problema yang menghimpit dada<br />Berbisik seorang pemabuk<br />Kepada dunia yang remehkan dia<br />Kepada dunia yang remehkan dia<br /><br />Hembus angin lewat<br />Belai tubuh penat<br />Seorang lelaki bergumul pekat<br /><br />Bosan kadang singgah<br />Di jiwa yang lelah<br />Kadang ada jemu<br />Sekejap berlalu<br /><br />Kala keseribu teguk<br />Hanguslah problema yang menghimpit dada<br />Berbisik seorang pemabuk<br />Kepada dunia yang remehkan dia<br />Kepada dunia yang remehkan dia <br /><br />Kereta Tua<br /><br />Hitam warnamu seperti malam<br />Kekar roda roda melingkar<br />Kau kereta lama parkir di stasiun tua<br /><br />Dulu kakekku pernah cerita<br />Dia banyak berikan jasa<br />Saat gejolak perang melanda negeri kita<br /><br />Kau kereta tua penuh sembunyikan misteri<br />Waktu pun berlalu orde pun berganti<br />Oh kereta tua kau nampak semakin asing<br /><br />Kini dia tak lagi berlaga<br />Namun masih bisa tertawa<br />Semoga tidurmu nanti mimpikan masa lalu<br />Semoga tidurmu nanti mimpikan masa lalu <br /><br />Kota II<br /><br />Kota yang kutinggali<br />Kini tak ramah lagi<br />Orang orang yang lewat<br />Beri senyumpun enggan<br /><br />Disini aku lahir<br />Disini aku besar<br />Disini aku merasa<br />Bodoh<br /><br />Kota yang kudambakan<br />Tawarkan kekerasan<br />Nyeri merobek hati<br />Tak dapat aku hindari<br /><br />Sombongnya engkau berjanji<br />Kau lambungkan anganku<br />Mimpiku singgah di langit<br />Kau bohong<br /><br />Hari ke hari<br />Waktu ke waktu<br />Semakin muak<br />Dengar celotehmu<br />Durjana<br /><br />Namun aku tak kuasa<br />Lepas dari rayuanmu<br />Roda roda berputar<br />Menggilas batin dan otakku<br /><br />Hari ke hari<br />Waktu ke waktu<br />Aku menggapai<br />Menjerit lunglai<br /><br />Ingin aku lari pergi<br />Sembunyi tak bernyanyi<br />Namun kerasnya belenggu<br />Begitu kuat<br /><br />Hari ke hari<br />Waktu ke waktu<br />Aku terbuai<br />Oleh janjimu<br /><br />Otakku yang kini hingar<br />Akan dengki meraja<br />Bisakah aku tinggalkan ?<br />Entah<br /><br />Hari ke hari<br />Waktu ke waktu<br />Aku menggapai<br />Menjerit lunglai<br /><br />Otakku yang kini bising<br />Akan sirik menggila<br />Bisakah aku tinggalkan ?<br />Entah<br /><br /><br />Kontrasmu Bisu<br /><br />Tinggi pohon tinggi berderet setia lindungi<br />Hijau rumput hijau tersebar indah sekali<br />Terasa damai kehidupan di kampungku<br />Kokok ayam bangunkan ku tidur setiap pagi<br /><br />Tinggi gedung tinggi mewah angkuh bikin iri<br />Gubuk gubuk liar yang resah di pinggir kali<br />Terlihat jelas kepincangan kota ini<br />Tangis bocah lapar bangunkan ku dari mimpi malam<br /><br />Lihat dan dengarlah riuh lagu dalam pesta<br />Diatas derita mereka masih bisa tertawa<br />Memang ku akui kejamnya kota Jakarta<br />Namun yang kusaksikan lebih parah dari yang kusangka<br /><br />Jakarta oh Jakarta<br />Si kaya bertambah gila dengan harta kekayaannya<br />Luka si miskin semakin menganga<br /><br />Jakarta oh Jakarta<br />Terimalah suaraku dalam kebisinganmu<br />Kencang teriakku semakin menghilang<br /><br />Jakarta oh Jakarta<br />Kau tampar siapa saja saudaraku yang lemah<br />Manjakan mereka yang hidup dalam kemewahan<br /><br />Jakarta oh Jakarta<br />Angkuhmu buahkan tanya<br />Bisu dalam kekontrasannya<br /><br />Jakarta oh Jakarta<br />Jakarta oh Jakarta<br />Jakarta oh Jakarta<br />Jakarta oh Jakarta<br />Jakarta oh Jakarta <br /><br />Gali Gongli<br /><br />Lelaki kecil usia belasan<br />Rokok ditangan depan kedai tuak<br />Disela gurau tiga temannya<br />Di atas koran asyik main domino<br /><br />Di lokalisasi pinggiran kota<br />Yang nama dosa mungkin tak bicara<br />Neraka poster indah<br />kamar remang<br />Engkau lahir lelaki<br />kecil malang<br /><br />Reff:<br />Gali gongli bocah karbitan<br />Besar dari belaian<br />Ribuan bapak<br />Gali gongli anak rembulan<br />HIdup dari bibir yang<br />Iklankan tubuh mulus<br />Ibunya.......<br /><br />Lelaki kecil usia belasan<br />Usai berjudi pagi habis subuh<br />Kembali....ia ditelan sepi<br />Entah esok apalagi<br />Hari depan........<br />Hari depan.......<br /><br />Nenekku Okem<br /><br />Nenekku manis umur setengah abad<br />Masih lincah bagai bola bekel<br />Rambutnya panjang hitam ikal dipikok<br />Di salon lisa asal Rangkasdengklok<br /><br />Paling tak suka pakai kain kebaya<br />Atau rambut digulung konde<br />Sebab katanya tak bebas dia bergerak<br />Gerah sebuah alasan<br /><br />Nenekku orang hebat<br />Sanggup koprol bagaikan atlet<br />Napasnya panjang bak napas kuda<br />Lari Jakarta - Bandung setiap pagi pulang pergi<br /><br />Main bola sehari tiga kali<br />Tari kejang menambah energi<br /><br />Kalau kubilangin jangan terlalu agresif<br />Namun malah ngeledek kuno<br />Nenekku makin hot menari sambil salto<br />Hampir hampir setiap menit<br /><br />Di rumah atau di jalan<br />Di pasar atau di trotoar<br />Hi hi hi hi hi hi hi hi<br /><br />Habis ambil pensiun mampir ke toko kaset<br />Cari lagu baru yang ‘up to date’<br />Kuping pakai headphone badan tak bisa diam<br />Ikuti tempo ‘break dance’ tersayang<br /><br />Persetan orang lihat masa bodo nyengir<br />Konsentrasi dia tak goyah<br />Setelah selesai dengar lagu sekaset<br />Lalu dia menuju kasir<br /><br />Bayar satu bawa tiga<br />Yang dua mampir di jaket<br />Yang dua mampir di jaket<br /><br />Nenekku okem<br />Nenekku okem<br />Nenekku okem<br />Nenekku okem <br /><br />O Ea Eo<br /><br />Orang pinggiran...o ea eo...o ea eo...<br />Ada di trotoar...o ea eo...o ea eo...<br />Ada di bis kota...o ea eo...o ea eo...<br />Ada di pabrik-pabrik...o ea eo...o ea eo...<br /><br />Orang pinggiran...o ea eo...o ea eo...<br />Di terik mentari...o ea eo...o ea eo...<br />Di jalan becek...o ea eo...o ea eo...<br />Menyanyi dan mentari...o ea eo...o ea eo...<br /><br />Lagunya nyanyian hati<br />Tarinya tarian jiwa<br />Seperti tangis bayi dimalam hari<br /><br />Sepinya waktu kala sendiri<br />Sambil berbaring meraih mimpi<br />Menatap langit-langit tak perduli<br />Sebab esok pagi kembali<br /><br />Orang pinggiran...o ea eo...o ea eo...<br />Didalam lingkaran...o ea eo...o ea eo...<br />Berputar-putar...o ea eo...o ea eo...<br />Kembali ke pinggiran...o ea eo...o ea eo...<br /><br />Orang pinggiran buakan pemalas<br />Orang pinggiran pekerja keras<br />Orang pinggiran tidak mengeluh<br />Orang pinggiran terus melangkah <br /><br />Nelayan<br /><br />Bocah telanjang dada di pesisir<br />Tunggu kembalinya bapak tercinta<br />Yang pergi tebarkan jala disana<br />Berjuang diatas perahu tunggakan KUD<br /><br />Ibu dengan kebaya yang kemarin<br />Setia dari balik dapur menanti<br />Suaminya telah seminggu pergi<br />Tinggalkan rumah tinggalkan sejengkal harapan<br /><br />Langkah waktu lamban<br />Bagai kura kura<br />Ikan ikan datang mimpi<br /><br />Siang ganti malam<br />Tetap sabar<br />Suamipun pulang lelah<br /><br />Sambil berlari sang bocah hampiri bapak<br />Tagih janji yang dipesan ketika pergi<br />Sementara istrinya<br />Hanya memandang dengan senyum pasti<br /><br />Sekilas terlintas hutang hutang yang membelit<br /><br />Sang bocah tak peduli<br />Menangis keras tetap tagih janji<br /><br />Perahu tunggakan KUD belum terbayar<br />Belum lagi tagihan rentenir seberang jalan<br />Nelayan kecil hasil kecil nasibpun kecil<br />Menjerat jala dihantam kerasnya gelombang<br />Perahu tunggakan KUD belum terbayar<br /><br />Libur Kecil Kaum Kusam<br /><br />Nikmat kau hisap asap tembakau<br />Di bangku rumah kontrakan<br />Sore selesai kerja sehari<br />Tunggu istri berdandan<br />Janji pergi berkencan<br /><br />Tak kalah dengan orang gedean<br />Dalam rasakan senang<br />Walau lembaran gaji sebulan<br />Hanya cukup untuk kakus<br />Soal rekreasi sih harus<br /><br />Setianya anak istri<br />Menantikan bahagia<br />Sehari bagaikan sang raja<br /><br />Selesai anak istri berdandan<br />Tembakau kau matikan<br />Jendela pintu lalu kau kunci<br />Tentu tak sabar mereka pergi<br />Stop bis kota dengan pasti<br /><br />Libur kecil kaum kusam<br />Yang teramat manis begitu romantis<br />Walau sekali setahun<br /><br />Tuhan rangkullah<br />Jangan kau tinggalkan<br />Waktu mereka<br /><br />Pergilah derita ini hari<br /><br />Berilah tawa yang terkeras<br />Untuk obati tangis lalu<br />Limpahkan senang paling indah<br />Agar luka tak nyeri<br />Agar duka tak menari<br /> <br />Merdeka<br /><br />Merdeka …Merdeka …Merdeka <br />Merdeka …Merdeka…Merdeka <br /><br />Hatiku Merdeka<br />Pikiranku Merdeka<br />Hati Dan Pikiranku Merdeka<br /><br />Merdeka…Merdeka …Merdeka <br /><br />Dari Kebodohan<br />Dari Kemiskinan<br />Dari Ketakutan<br /><br />Merdeka…Merdeka …Merdeka <br />Merdeka …Merdeka …Merdeka <br /><br />Usiamu tak lagi muda<br />Untuk terus-terusan terjaga<br />Jangan lagi membungkuk-bungkuk<br />Agar dunia mengakuimu<br />Kami tak butuh Itu<br /><br />Berdirilah di kaki sendiri<br />Kami pasti menyertaimu<br />Merdekalah kamu<br />Merdeka yang sesungguh-sungguhnya<br /><br />Merdeka…Merdeka …Merdeka <br />Merdeka …Merdeka …Merdeka <br /><br />Selamat Ulang tahun<br />Kami Doakan<br />Selamat Kurang umur<br />Sejahterahlah<br />Selamat Kurang tahun<br />Tumpah darahku<br />Selamat Kurang umur<br />Sejahterahlah<br />Selamat Ulang tahun<br />Bahagialah<br />Selamat Kurang Umur<br />Sejahterahlah<br /><br />Merdeka…Merdeka…Merdeka<br />Merdeka…Merdeka…Merdeka<br /><br />Mata Hati<br /><br />Dalam ku sendiri<br />Coba mengerti<br />Perjalanan ini<br />Tak terasa disini<br /><br />Aku disampingmu<br />Begitu pasti<br />Yang tak kumengerti<br />Masih saja terasa sepi<br /><br />Matahari yang berangkat pulang<br />Tinggal jingga tersisa di jiwa<br />Bintang bintang menyimpan kenangan<br />Kita diam tak bisa bicara<br /><br />Hanya mata<br />Hanya hati<br />Hanya kamu<br />Hanya aku <br /><br />Lagu Pemanjat<br /><br />Antara hidup dan mati<br />Tak kan pernah aku kembali<br />Niatku sudah terpatri<br />Antara hidup dan mati<br /><br />Darah keringat di batu<br />Terikat tali kehidupan<br />Rasa takut dan ragu-ragu<br />Mengundang dewa kematian<br /><br />Berada di ketinggian<br />Menjawab segala tekanan<br />Angin kencang sebagai godaan<br />Kita harus mampu bertahan<br /><br />Lagu pemanjat<br />Bukan lagu orang sekarat<br />Lagu pemanjat<br />Lagu orang yang kuat<br /><br />Lagu pemanjat<br />Bukan hanya sekedar kuat<br />Lagu pemanjat<br />Lagu jiwa yang liat<br /><br />Dinding dingin tebing terjal<br />Terus melambai lambaikan tangannya<br />Memanggil aku untuk tetap memanjati<br />Kehidupan yang penuh dengan misteri<br /><br />Sang jari menari<br />Jangan berhenti<br />Kupasrahkan diriku<br />DigenggamanMu<br /><br />Sang nyali bernyanyi<br />Di ujung kaki<br />Kuikhlaskan hidupku<br />Ya kuikhlaskan <br /><br />Pada Batu Dalam Diam <br /><br />Ketamakan membius jalan hatiku<br />Ribuan tegak batu bangkitkan geram<br />Kurasakan betapa angkuh diriku<br /><br />Dari beku cengkeramku<br />Getar ujung pijakku<br />Hampir tak ku kenali diriku<br /><br />Keberanian terasa sangat menyiksa<br />Dasar jurang mengusik mata langkahku<br />Kusaksikan betapa rapuh jiwaku<br /><br />Dari beku cengkeramku<br />Getar ujung pijakku<br />Hampir tak ku kenali diriku<br /><br />Ya aku di puncak ini<br />Terikat pada batu<br />Hampir tak kulihat apa-apa<br /><br />Kesabaran membasuh hari-hariku<br />Hitamnya batu hitam dasar sukmaku<br />Kurasakan kuasaMu dalam diam<br /><br />Dari beku cengkeramku<br />Getar ujung pijakku<br />Hampir tak ku kenali diriku <br /><br />Lagu Lama Gaungnya Rata <br /><br />Dari arah mana aku menyapa<br />Terhalang bukit dinding berbatu<br />Irama lama membawa berita<br />Ceritanya tak semerdu dulu<br /><br />Tetabuhan gendangmu bertalu<br />Merayapi tebing gaungnya bergema<br />Menangkap keluhmu kisahnya rindu<br />Dendangmu biru rindukan kerja<br /><br />Berbondong-bondong awan berarak<br />Mengusik langitku rautnya kelabu<br />Orang berarak tebarkan berita<br />Mengajak sadar ku mencari tahu<br /><br />Lagunya bukan lagu yang baru<br />Nyanyiannya masih yang dulu<br />Lagunya bukan lagu yang baru<br />Cerita lama rindu kerja memang telah sampai di hulu<br /><br />Nyanyian rindumu nyanyian duka<br />Semakin merdu makin menyiksa<br /><br />Merantau tak mereka duga<br />Menyeberang tak mereka suka<br />Menganggur tak mereka pinta<br />Suara biru gaungnya rata<br /><br />Nyanyian rindumu nyanyian duka<br />Semakin merdu makin menyiksa<br /><br />Lagunya bukan lagu yang baru<br />Nyanyiannya masih yang dulu<br />Lagunya bukan lagu yang baru<br />Cerita lama rindu kerja memang telah sampai di hulu<br /><br />Irama lamaku bawa berita<br />Ceritanya tak semerdu dulu<br />Menangkap keluhmu kisahnya rindu<br />Dendangmu biru rindukan kerja<br /><br />Lagunya bukan lagu yang baru<br />Nyanyianmu masih yang dulu<br />Lagunya bukan lagu yang baru<br />Cerita lama rindu kerja memang merata<br /><br />Lagunya bukan lagu yang baru<br />Nyanyianmu masih yang dulu<br />Lagunya bukan lagu yang baru<br />Nyanyian cinta rindu kerja kini sudah sampai di hulu <br /><br />Yang Tersendiri<br /><br />Terhempas ku terjaga<br />Dari lingkar mimpi<br />Pada titik sepi<br /><br />Suaramu terngiang<br />Menembus khayalku<br />Yang juga tentangmu<br /><br />Dan ku akui tanpa kemunafikan<br />Ku cinta kau<br />Bahwasannya keakuanku bersumpah<br />Ku cinta kau<br /><br />Bayangmu menghantui<br />Setiap gerakku<br />Dan kemauanku<br /><br />Dahagaku akanmu<br />Matikan emosi<br />Juga ambisiku<br /><br /><br />Peniti Benang <br /><br />Lagu anak rimba yang dibawa teman sejalan<br />Sampai hatiku terdalam<br />Ia titipkan salam<br />Ia doakan kesehatan dan keselamatan<br />Ia harapkan kebebasan saling hormat saling membantu<br /><br />Lagu anak rimba yang kebingungan<br />Karena hutannya di jarah orang<br />Bagaimana kok bisa begini ?<br />Bagaimana mengatasi masalah ini ?<br />Taman-tamannya banyak yang pergi<br /><br />Lagu anak rimba yang haus akan pendidikan<br />Kalau pandai ia bisa atasi permasalahan<br />Begitu banyak yang ingin ia ketahui<br />Agar hutannya terjaga dan tidak dijarah orang<br /><br />Lagu anak rimba yang pergi ke kota<br />Melihat begitu banyak ketidakadilan<br />Orang miskin berkubang sampah dan penyakitan<br />Karena tidak bebas dan tak punya hutan<br /><br />Lantas ia cerita tantang masa lalunya<br />Saat di hutan masih utuh<br />Ia merasa hanya ia manusia di bumi<br />Walau ternyata tidak<br /><br />Dan satu persoalan lagi<br />Adalah dengan orang desa<br />Karena lahan mereka lebih banyak daripada orang rimba<br /><br />Orang tuanya cerita<br />Orang luar banyak yang jahat<br />Sering tidak bertanggung jawab terhadap perempuan<br />Itu sebabnya perempuan rimba jarang yang keluar hutan<br /><br />Lagu orang rimba yang tak mau di rumahkan<br />Karena hidupnya lebih bebas<br />Banyak air dan makanan<br />Lagi pula ia tak rugikan orang lain<br />Berburu binatang yang diizinkan<br /><br />Lagu orang rimba bicara tentang Tuhan<br />Tuhan itu milik kita semua bagi yang baik<br />Saling hormat sopan santun<br />Dan bukan untuk yang tidak baik<br />Yang terpenting baik budi sabar dan saling memaafkan<br />Bagi yang muda janganlah mudah terpengaruh<br />Sadarlah<br /><br />Nasihat orang rimba<br />Jangan melawan orang tua<br />Terutama ibu kandung<br />Yang membuat kita lahir ke dunia<br />Meskipun mereka galak dan pemarah<br />Tapi sebenarnya marahnya itu karena ulah kita sendiri<br /><br />Lagu orang rimba tentang TV dan berita-berita<br />Ia sedih melihat pelacur dan orang-orang miskin<br />Mengamen hanya untuk dapat uang buat makan<br /><br />Kolong jembatan rumah kardus untuk tempat tinggal<br />Dan banyak orang buang sampah sembarangan<br />Hingga penyakit datang<br />Ia sedih rumah-rumah penuh sampah<br /><br />Lagu orang rimba yang mengkritik pemerintah<br />Karena kebodohanlah<br />Kemiskinanlah dan kejahatan muncul<br />Pemerintah juga harus memberantas narkoba<br />Dan kenapa yang jadi pejabat hanya orang kaya dan pintar saja ?<br />Tapi tak pikirkan orang kecil<br /><br />Peniti Benang namamu<br />Ia ingin menangis<br />Diluar begitu banyak ketidakadilan<br /><br />Kenapa manusia berlomba-lomba mencari uang ?<br />Kenapa manusia merasa dirinya paling adil dan benar ?<br />Kenapa selalu membeda-bedakan berdasarkan harta ?<br />Bukankah semua itu sama ?<br />Semua yang milik kita adalah milik Tuhan juga<br /><br />Tak lama ia dikota<br />Tak betah karena bising<br />Begitu banyak suara mesin merasa seperti di neraka<br /><br />Ia rindu hutannya<br />Ia rindu teman-temannya<br />Ia pun khawatir hutannya habis<br /><br />Ia mengadu pada Tuhan agar menjaga hutannya<br />Ia tak mau hidup di luar<br />Ia mau hidup di alam bebas<br /><br />Sang pohon memberikan nyawa padanya<br />Teman-temannya yang baik tak bisa ia lupakan<br /><br />Peniti Benang minta di ajari komputer<br />Karena malu pada pemipinnya<br />Dan orang-orang mulai mempertanyakannya<br />Apa yang bisa ia lakukan untuk menjaga hutan dan melindungi ?<br /><br />Ia sekolah dan belajar baca tulis dan berhitung<br />Agar tak di tipu<br />Soal surat perjanjian tanah misalnya<br /><br />Menjaga hutan memang sulit sekali<br />Orang pemerintah saja tak bisa<br />Apalagi saya yang baru bisa baca tulis dan hitung <br /><br />Percayalah Kasih <br /><br />Engkau datang saat bintang-bintang ramah tersenyum<br />Malampun terasa hangat, kurasakan ini didalam hati<br />Percayalah<br /><br />Engkau datang saat sinar rembulan menyentuh tubuhku<br />Belaian lembut angin malam membawa sejuta kisah cinta<br />Percayalah kasih<br /><br />Hadirlah kau saat diriku tak mampu berpikir<br />Senyummu membawa damai<br />Segala rasa gundah dihati<br />Menghilang pergi<br /><br />Buang segala keraguan itu, dan lupakan saja<br />Dengarkan bisik hati terdalam, demi kepastian<br /><br />Tak terasa begitu cepat waktu berlalu<br />Buahkan cerita indahJangan kita hancurkan<br />Mimpi-mimpi yang hampir menjelma nyata<br /><br />Tak kusangka<br />Engkau yang biasanya diam pasrah<br />Ternyata mampu berkata:<br />"Pergilah kau pergi dari sisiku, lupakan aku"<br /><br />Maaf kasih<br />Sudah terlalu lama kita saling dusta<br />Maaf kasih<br />Tak mungkin kubertahan, semoga kau mengerti<br /><br />Apapun yang telah kau katakan<br />Tak mudah bagiku<br />Untuk begitu saja percaya<br />Akan semua katamu<br /><br />Bila itu maumu, tak mungkin kuhalangi<br />Apa yang kau kan ingini<br />Hanya satu pintaku, sudahkah kau sadari<br />Betapa sia-sia nya waktu<br />Yang selama ini telah kita lalui<br />Penuh rasa........cinta<br /><br />Sentuhan<br /><br />Lonceng menandakan pukul satu malam tiba<br />Bisingnya jalan dimuka rumahku tampak semakin reda<br />Lengking suara kota satu persatu pulas<br />Dibelai udara malam yang semakin dingin<br /><br />Kantuk yang kuharap menyergapku tak kunjung datang<br />Sedangkan malam semakin larut<br />Sementara dari jauh jelas kudengar<br />Suara roda kereta menggilas rel semakin keras<br /><br />Kini aku teringat<br />Pada desaku yang masih terpencil<br />Dengan mayoritas petani yang ramah tamah<br />Bila menyambutku datang dari kota<br /><br />Sementara saja timbul dibenakku<br />Aku buat rencana pergi kesana<br />Dengan kereta kan kujumpa desaku<br /><br />Sebab aku telah rindu<br />Bau lumpur sawah<br />Dan aroma pepohonan <br /><br />Pohon Untuk Kehidupan<br /><br />Hari baru telah datang menjelang<br />Kehidupan terus berjalan<br />Pohon-pohon jadikan teman<br />Kehidupan agar tak terhenti<br /><br />Bukalah hati<br />Rentangkan tanganmu<br />Bumi luas terbentang<br /><br />Satukan hati<br />Tanam tak henti<br />Pohon untuk kehidupan<br /><br />Di hatiku ada pohon<br />Di hatimu ada pohon<br />Pohon untuk kehidupan<br /><br />Tentram damai<br />Hidup rukun saling percaya<br />Hijau rindang sekitar kita<br /><br />Andai esok kiamat tiba<br />Tanam pohon jangan di tunda<br />Terus tanam jangan berhenti<br /><br />Alam lestari<br />Hidup tak bakal berhenti <br /><br />Kudatangkan TubuhMu <br /><br />Langkahku semakin karam<br />Diantara basah humus<br />Arungi belukar paya<br />Belantara surutkan hatiku<br /><br />Hari demi hariku<br />Sibakkan jalan<br />Kuterjang kegelapan<br />Turuti berkas sinar<br />Temukan wajahMu<br /><br />Terjerat sudah tubuhku<br />Diantara duri rotan<br />Turuni jeram berkabut<br />Kerinduan merampas pikiranku<br /><br />Aku harus jalani<br />Paruh lakon ini<br />Ditengah bias angan<br />Dan kenyataan hidup<br />Kugenggam parangku<br /><br />Di sini<br />Di belantara<br />Di lingkar garis bumi<br />Kudatangkan tubuhmu<br />Lewat bara api unggun <br /><br />Yayaya Oh Ya<br /><br />Lagi sebuah kenyataan<br />Telah kutemui<br />Dan kini...kuhadapi<br />Di malam gelap ini<br />Kebencian....dalam hatiku<br />Yang akrab denganmu<br />Akhirnya menipuku<br />Hingga lahirkan rindu<br />Yayaya....oh ya<br /><br />Nafsuku....yang membunuh<br />Dendamku<br />Gerakku...akalku<br />Ternyata banyak hal<br />Yang tak selesai<br />Hanya...dengan amarah....<br />Bagaikan senyummu yang<br />Sanggup menahan<br />Gemuruh hatiku....<br /><br />Kehangatan damai kasihmu<br />Terbukti t'lah mampu<br />Tundukkan...gangguan....<br />Diriku....selama-lamanya<br />Yayaya.....oh ya.....<br /><br />Serutu.....kesadaran diriku<br />Cintaku....untukmu <br /><br />Yang Mana Jalan Kesitu <br /><br />Saat dipersimpangan melangkah ku terhenti<br />Sementara di situ jalan untuk mencari<br />Kenyataannya ada kadang harus berbeda<br />Agar sampai disana aku harus mengalami<br /><br />Sementara yang kurasa<br />Persoalan ada memang terjadi<br /><br />Suara kecil disini mengajak ku mencari<br /><br />Detak waktu memacu tak pernah mau berhenti<br />Mengiringi langkahku membawaku bernyanyi<br /><br />Nyanyian keraguan kadang memang terjadi<br />Kenyataannya ada tak semerdu disini<br />Detak waktu berlalu tak lelah mau berhenti<br />Diiringi napasku yang melangkah mencari<br /><br />Sementara yang kurasa<br />Persoalan ada memang terjaga<br /><br />Nyanyian persoalan memang harus terjaga<br />Nyanyian keraguan kadang memang terjadi <br /><br /><br />Yakinlah<br /><br />Nyanyikanlah lagu indah<br />Hanyalah untukku<br />Saat temaram datang ketuk hati<br /><br />Tolong kau dendangkan<br />Usaplah nurani<br />Agar tak kelam<br /><br />Sekali lagi kuminta<br />Coba kau nyanyikan<br />Semoga dapat kurasa ikhlasmu<br /><br />Pasti kan kudengar<br />Pasti kuresapi<br />Kasih yakinlah<br /><br />Bukan ku tak mau mengalunkan laguku<br />Kutakut menyakiti telingamu<br />Bukan aku enggan memainkan gitarku<br />Sebab cinta bukan hanya nada<br /><br />Kalau kita saling percaya<br />Tak perlu nada tak perlu irama<br />Berjalanlah hanya dengan diam<br /><br />Sekali lagi kuminta<br />Coba kau nyanyikan<br />Semoga dapat kurasa ikhlasmu<br /><br />Pasti kan kudengar<br />Pasti kuresapi<br />Kasih yakinlah<br /><br />Bukan ku tak mau mengalunkan laguku<br />Kutakut menyakiti telingamu<br />Bukan aku enggan memainkan gitarku<br />Sebab cinta bukan hanya nada<br /><br />Kalau kita saling percaya<br />Tak perlu nada tak perlu irama<br />Berjalanlah hanya dengan diam<br />Melangkahlah hanya dengan diam <br /><br />Ya Hui Ha He Ha<br /><br />Ringkik kuda betina tak<br />Melihat lawan jenisnya<br />Menari di depan kaca<br />Bandingkan cantik wajahnya<br />Oleskan gincu di bibir cibir<br />Dan senyum menyindir....<br />Ya hui....ha he ha ya ha hui<br /><br />Sepintas terdengar samar<br />Lengking suara biola<br />Ringkik kuda betina melirik<br />Rayu telinga<br />Meluncur s'gala rayuan<br />Dari mulut kuda jantan<br />Ya hui ha he ya ha hui<br /><br />Betina pura bodoh...<br />Betina pura-pura pikun<br />Nyanyikan jampi-jampi<br />Menjala jantan jadilah jodoh<br />Uu...hui....<br /><br />Ringkik kuda betina<br />Membuat sang jantan gila...<br />Tak sadar kalau dirinya<br />Hanya seperti sebuah bola<br />Oleskan gincu di bibir cibir<br />Dan senyum menyindir....<br />Ya hui ha he ha ya ha hui....<br /><br />Willy<br /><br />Si anjing liar dari Jogjakarta<br />Apa kabarmu ?<br />Kurindu gonggongmu<br />Yang keras hantam cadas<br /><br />Si kuda binal dari Jogjakarta<br />Sehatkah dirimu ?<br />Kurindu ringkikmu<br />Yang genit memaki onar<br /><br />Dimana kini kau berada ?<br />Tetapkah nyaring suaramu ?<br /><br />Si mata elang dari Jogjakarta<br />Resahkah kamu ?<br />Kurindu sorot matamu<br />Yang tajam belah malam<br /><br />Dimana runcing kokoh paruhmu ?<br />Tetapkah angkuhmu hadang keruh ?<br /><br />Masih sukakah kau mendengar ?<br />Dengus nafas saudara kita yang terkapar<br />Masih sukakah kau melihat ?<br />Butir keringat kaum (orang) kecil yang terjerat<br />Oleh slogan slogan manis sang hati laknat<br />Oleh janji janji muluk tanpa bukti<br /><br />Dimana kini kau berada ?<br />Tetapkah nyaring suaramu ?<br />Dimana runcing kokoh paruhmu ?<br />Tetapkah angkuhmu hadang keruh ? <br /><br /><br />Tince Sukarti Binti Mahmud<br /><br />Tince sukarti binti mahmud<br />Kembang desa yang berwajah lembut<br />Kuning langsat warna kulitnya maklum<br />Ayah arab ibunda cina<br /><br />Tince sukarti binti mahmud<br />Ikal mayang engkau punya rambut<br />Para jejaka takkan lupa<br />Kerling nakal karti memang menggoda<br /><br />Jangankan lelaki muda terpesona yang<br />Tua jompopun gila<br />Sejuta cinta antri dimeja berada<br />Sukarti hanya tertawa<br /><br />Bibirmu hidungmu indah menyatu<br />Tawamu suaramu terdengar merdu<br />Tince sukarti hooby memang dia <br />Bernyanyi<br />Qasidah rock & roll<br />Dangdut keroncong ia kuasai...<br /><br />Tince sukarti ingin menjadi<br />Seorang penyanyi<br />Primadona beken neng karti selalu<br />Bermimpi<br /><br />Ibu bapaknya enggan memberi restu<br />Walau sang anak merayu<br />Tince sukarti dasar kepala batu<br />Kemas barang dan berlalu<br /><br />Tince sukarti berlari mengejar mimpi<br />Janji makelar penyanyi orbitkan sukarti<br />Jani sukarti hati persetan harga diri<br />Kembang desa layu tak lagi wangi<br />Seperti dulu<br /><br />Untukmu Terkasih<br /><br />Kasih<br />Ketika hati<br />Rasa dan jiwa<br />Serta apa saja yang tersembunyi<br />Di dada ini mulai tergetar<br />Karena keindahan matamu<br />Karena kelembutan senyummu<br />Karena taburan kasihmu<br />Justru bayang hatimu sulit kurenggut<br />Sementara gelombang rindu<br />Gelombang kasih sayang terus mengalir<br />Bagai air di musim penghujan<br />Bagai gelombang samudra<br />Yang mengguncang pantai kehidupan<br /><br />Kasih ini nyanyian cinta untukmu<br />Yang entah ada di mana kini<br />Biar engkau mengerti apa yang terjadi<br />Dalam hidupku<br />Kabut sunyi mulai merayap di hati<br />Bayangmu semakin sulit ku cari<br />Aku tak tahu harus berbuat apa<br />Angin dan burung-burung pun membisu<br />Ketika ku tanya tentang<br />Tentang getaran hatimu<br />Tentang apa saja yang bertalian dengan jiwamu<br /><br />Kasih ini nyanyian cinta untukmu<br />Yang entah ada di mana kini<br />Biar engkau mengerti apa yang terjadi<br />Dalam hidupku<br />Kabut sunyi mulai merayap di hati<br />Bayangmu semakin sulit ku cari<br />Aku tak tahu harus berbuat apa<br />Angin dan burung-burung pun membisu<br />Ketika ku tanya tentang<br />Tentang getaran hatimu<br />Tentang apa saja yang bertalian dengan jiwamu<br /><br />Kabut sunyi mulai merayap di hati<br />Bayangmu semakin sulit ku cari<br />Aku tak tahu harus berbuat apa<br />Angin dan burung-burung pun membisu<br />Ketika ku tanya tentang<br />Tentang getaran hatimu<br />Tentang apa saja yang bertalian dengan jiwamu<br /><br />Kuli Jalan<br /><br />Derap langkah dan reringat kuli pembuat jalan<br />Dengan pengki ditangan kiri, pacul di pundak kanan<br />Dengus nafasnya, terdengar bagai suara kereta<br />Keringat mereka menyengat aroma penderitaan<br /><br />Berjalan gontai perlahan<br /><br />Berbaris bagai tentara yang kalah perang<br />Kerja keras kau lakukan<br />Walau upah tak berimbang<br />Bak sapi perahan<br /><br /><br />Kuli jalan kerja siang dan malam<br />Kuli jalan peduli curah hujan<br />Kuli jalan panas tak dihiraukan<br />Kuli jalan upah jauh berimbang<br />Kuli jalan pahlawan terlupakan<br />Kuli jalan menangis di lubang galian<br />Kuli jalan resah di kaki tuan<br />Kuli jalan anak isteri menunggu bimbang <br /><br />Terminal<br /><br />Hangatnya matahari<br />Membakar tapak kaki<br />Siang itu disebuah terminal<br />Yang tak rapi<br /><br />Wajah pejalan kaki<br />Kusut mengutuk hari<br />Jari jari kekar kondektur<br />Genit goda daki<br /><br />Dari sebelah warung<br />Sebuah WC umum<br />Irama melayu terdengar<br />Akrab mengalun<br /><br />Iringi deru mesin mesin<br />Iringi tangis yang kemarin<br /><br />Bocah kurus tak berbaju<br />Yang tak kenal bapaknya<br />Tajam matamu<br />Liar mencari mangsa<br /><br />Ramai para pedagang<br />Datang tawarkan barang<br />Ratap pengemis<br />Bak meriam dalam perang<br /><br />Iringi deru mesin mesin<br />Iringi tangis yang kemarin<br />Iringi deru mesin mesin<br />Iringi tangis yang kemarin<br /><br />Aku datangi kamu lewat lagu<br />(Kudatangi lewat lagu)<br />Kudatangi kamu<br />Langitku masih biru<br /><br />Nyanyian duka nyanyian suka<br />Tarian duka tarian suka<br />Apakah ada bedanya? <br /><br />Tanam Tanam Siram Siram<br /><br />Tanam tanam tanam kita menanam<br />Tanam pohon kehidupan<br />Kita tanam masa depan<br /><br />Tanam tanam tanam kita menanam<br />Jangan lupa disiram<br />Yang sudah kita tanam<br /><br />Siram siram siram yo kita siram<br />Apa yang kita tanam<br />Ya mesti kita siram<br /><br />Tanam tanam pohon kehidupan<br />Siram siram sirami dengan sayang<br />Tanam tanam tanam masa depan<br />Benalu benalu kita bersihkan<br /><br />Biarkan anak cucu kita belajar dibawah pohon<br />Biarkan anak cucu kita menghirup udara segar<br />Biarkan mereka tumbuh bersama hijaunya daun<br />Jangan biarkan mereka mati dimakan hama kehidupan<br /><br />Tanam tanam tanam ... siram<br />Tanam tanam tanam ... oi<br />Tanam tanam tanam ... siram<br />Tanam tanam tanam<br /><br />Tengkulak<br /><br />Tengkulak<br />Disebut apa orang yang semacam dia<br />Menawarkan jasa lalu meminta sumbangan<br />Perlakuan orang kaya mungkin juga<br />Tengkulak namanya itu pun hanya kataan<br /><br />Kapankah engkau kan menjadi pahlawan<br />Menolong umat manusia tak minta imbalan<br />Mungkin dahulu jaman perang keluargamu<br />Pernah tertolong oleh orang yang engkau tekan<br /><br />Didunia ini katanya<br />Tak pernah ada yang abadi<br />Semuanya akan berganti<br />Apa engkau tak menyesal<br /><br />Bila dia nanti<br />Kaya dan dermawan<br />Sadarlah<br />Tengkulak<br />Sekarang<br /><br />Sesaat memang engkau mendapat pujian<br />Selangit dari orang yang baru engkau kenal<br />Karena mulut manismu yang selalu didepan<br />Memang lidah tak bertulang kau praktekan itu<br /><br />Pasti semua orang nantinya kan tau<br />Dan maafkan saja kalau dia membalasmu<br />Tinggalkan gelar yang kau dapat dari mangsa<br />Kalau kau masih mau kumpul dengan manusia<br /><br />Didunia ini katanya<br />Tak pernah ada yang abadi<br />Semuanya akan berganti<br />Apa engkau tak menyesal<br /><br />Bila dia nanti<br />Kaya dan dermawan<br />Sadarlah<br />Tengkulak<br />Sekarang………!<br /><br />Semoga Saja Kau Benar<br /><br />Berbondong-bondong orang cumbui angan<br />dibibir pelabuhan....<br />Tinggalkan tanah lahirdesa tercinta<br />Menuju pulau sura...<br />Selamat tinggal semua bukan aku tak cinta<br />Tiada lagi tersisa...bahkan mimpi kubawa<br />(Isak tangisan bayi dalam gendongan<br />Tak goyahkan lamunan)<br /><br />(Kaum suri) kapal jangkar diangkat<br />Segeralah berlayar....<br />Selamat tinggal semua bukan aku tak cinta<br />Tiada lagi tersisa...bahkan mimpi kubawa<br /><br />Perlahan-lahan kapal jauhi tepi<br />Malas mengangkut mimpi<br />Mercusuar dermaga dan burung camar<br /><br />Selamat jalan kawan....bukan aku tak cinta<br />Mungkin saja kau benar.....s'moga saja kau benar <br /><br />Selamat Tinggal Malam<br /><br />S'lamat tinggal malam.......<br />Yang hitam<br />Antara kupergi ikhlaskan<br />Rumah memang....<br />Kita berteman<br />Tempuh jalan yang kelam<br />Terima kasih malam....<br />Yang hitam<br />Banyak kauajarkan....padaku<br />S'gala dosa....s'gala cela...<br />S'gala.....galanya<br /><br /><br />Pernah kau kecewa padaku<br />Sebab kutak percaya padamu<br />Bahwa hari ada malam<br />Hari ada siang<br />Hari...ada pagi...hari adalah<br />Hari<br /><br /><br />Engkau hanya diam<br />Dengarkan<br />Bahwa 'ku yang keras cemooh<br />Dengar ucapmu....<br /><br />Dengar katamu...dengar....<br />Khotbahmu.....<br />Dengar bohongmu<br /><br />Oh malam maafkan aku...<br />Yang lupa saat itu<br />Oh malam maafkan aku<br />Tak percaya padamu<br /><br /><br />Hari ada pagi...<br />Hari ada malam<br />Hari ada siang...<br />Dalam hati s'lalu ada<br />Kemungkinan<br /><br />Teman Kawanku Punya Teman<br /><br />Kawanku punya teman temannya punya kawan<br />Mahasiswa terakhir fakultas dodol<br />Lagaknya bak professor pemikir jempolan<br />Selintas seperti sibuk mencari bahan skripsi<br /><br />Kacamata tebal maklum kutu buku<br />Ngoceh paling jago banyak baca Kho Ping Hoo<br />Bercerita temanku tentang kawan temannya<br />Nyatanya skripsi beli oh di sana<br /><br />Buat apa susah susah bikin skripsi sendiri<br />Sebab ijazah bagai lampu kristal yang mewah<br />Ada di ruang tamu hiasan lambang gengsi<br />Tinggal membeli tenang sajalah<br /><br />Saat wisuda datang<br />Dia tersenyum tenang<br />Tak nampak dosa di pundaknya<br /><br />Sarjana begini<br />Banyakkah di negeri ini<br />Tiada bedanya dengan roti<br /><br />Menangis orang tua<br />Lihat anaknya bangga<br />Lahirlah sudah si jantung bangsa<br /><br />Aku hanya terdiam<br />Sambil kencing diam diam<br />Dengar kisah temanku punya kawan <br /><br />Selancar <br /><br />Persoalan hidup kalau diikuti tak ada habisnya<br />Soal lama pergi soal baru datang<br />Bagai ombak bergulung sepanjang waktu<br />Kita mesti berselancar diatasnya atau tenggelam<br /><br />Tak bisakah kita menerimanya<br />Sebagai satu kenyataan yang harus dihadapi<br />Tak bisakah kita bergembira karenanya<br />Agar hidup yang singkat ini jadi berarti<br /><br />Selancari hidup sepanjang hari<br />Tarian maut bermahkota matahari<br /><br />Menuju pantai kebahagiaan<br />Bersama hati yang suci<br /><br />Kita rindukan ini semua<br />Lantas kenapa kita mesti bersedih<br /><br />Bukankah ini yang kita cari<br />Semenjak purba hingga kini<br /><br />Persoalan hidup kalau diikuti tak ada habisnya<br />Persoalan hidup kalau diikuti tak ada habisnya<br /><br />Oh oh oh<br />Oh oh oh oh<br />Oh oh oh<br /><br />Oh oh oh<br />Oh oh oh oh<br />Oh oh oh<br /><br />Persoalan hidup kalau diikuti tak ada habisnya<br />Soal lama pergi soal baru datang<br />Bagai ombak bergulung sepanjang waktu<br />Kita mesti berselancar diatasnya atau tenggelam<br /><br />Oh oh oh<br />Oh oh oh oh<br />Oh oh oh<br /><br />Oh oh oh<br />Oh oh oh oh<br />Oh oh oh <br /><br />Potret Panen + Mimpi <br /><br />Panen tiba petani desa<br />Memetik harapan<br />Bocah bocah berlari lincah<br />Dipematang sawah<br /><br />Padi menguning lambai menjuntai<br />Ramai dituai<br />Riuh berlagu lesung bertalu<br />Irama merdu<br /><br />Senja datang mereka pulang<br />Membawa harapan<br />Pesta pora hama dilumbung<br />Nyanyikan tralala<br /><br />Balai reot bambu rapuh<br />Menyambut tubuh<br />Penat raga<br />Sarat peluh luruh<br /><br />Mata belum sempat pejam<br />Terbayang cemas<br />Gaung hama<br />Semakin mengganasTOPANhttp://www.blogger.com/profile/06335848741466992625noreply@blogger.com